3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau
bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama
dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di
keluarga
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga
dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
1) Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara
hidup sehat.
2) Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya
pencegahan sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan.
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan
perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran
perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining,
melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3) Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara
fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi
pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan luka,
sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara
fisik, sosial, emosional.
3. Relevan
Data yang dikumpulkan harus relevan dengan kondisi klien dan keluarga.
Oleh karenanya, perawat perlu memahami penyakit yang diderita klien
sebelum melakukan pengkajian data. Perawat dapat membuat catatan-catatan
tentang data yang akan dikaji apabila tidak disediakan format pengkajian.
D. SUMBER DATA
1. Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari klien
dan keluarga, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang
masalah kesehatan yang dihadapinya.
2. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku serta keadaan klien dan keluarga untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan yang dialami. Observasi
dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indera lainnya, melalui
perabaan, sentuhan, dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah
mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan
alat indera.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah berikut ini.
a. Pemeriksaan yang akan dilakukan tidak selalu harus dijelaskan secara rinci
kepada klien, karena dapat berisiko meningkatkan kecemasan klien dan
keluarga serta mengaburkan data. Contoh, pemeriksaan tanda-tanda vital
menghitung pernafasan, jika perawat memberikan informasi akan
dilakukan penghitungan pernafasan, kemungkinan data yang diperoleh
menjadi tidak valid, karena klien akan berusaha untuk mengatur napasnya.
b. Observasi dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi fisik, mental, sosial,
dan spiritual klien.
c. Hasil observasi harus selalu didokumentasikan dengan baik, sehingga
datanya dapat digunakan oleh tim kesehatan lain sebagai data pendukung
yang penting.
3. Konsultasi Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah kesehatan
yang ditemukan. Hasil konsultasi dapat digunakan sebagai data pendukung
dan validasi data.
3. Data lingkungan
Data ketiga yang perlu Anda kaji adalah data lingkungan. Data yang perlu
dikaji adalah karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas. Data
Komunitas terdiri atas tipe penduduk, apakah termasuk penduduk pedesaan
atau perkotaan, tipe hunian rumah, apakah sebagian besar tetangga, sanitasi
jalan, dan pengangkutan sampah. Karakteristik demografi tetangga dan
komunitas meliputi kelas sosial, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-hari.
Data berikutnya yang dikaji adalah struktur kekuatan keluarga, yang terdiri
atas data siapa yang membuat keputusan dalam keluarga, seberapa penting
keputusan yang diambil. Selanjutnya, adalah data struktur peran, meliputi
data peran formal dan peran informal dalam keluarga yang meliputi peran dan
posisi setiap anggota keluarga, tidak ada konflik dalam peran, bagaimana
perasaan dalam menjalankan perannya, apakah peran dapat berlaku fleksibel.
Daftar Pustaka
Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. 2003. Family nursing: Research, Theory &
Departemen Kesehatan RI. 2003. Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.