2014-2-00528-MN Bab2003
2014-2-00528-MN Bab2003
LANDASAN TEORI
15
16
1. Manajemen operasi adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasidan
berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi
memasarkan (menjual), membiayai (mencatat laba rugi), dan memproduksi
(mengoperasikan), maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas
manajemen operasi berjalan. Karena itu pula, dengan mempelajari manajemen
operasi dapat mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka
bagi perusahaan yang produktif.
2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi.
3. Untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi.
Karena manajemen operasi merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya
dalam sebuah organisasi.
2.2 Pengendalian
2.2.1 Pengertian Pengendalian
Menurut Koontz dan O’donell dalam Fattah (2007: 175) “controlling is the measuring
and correcting of activities of subordinates to assure that events conform to plants”atau
pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan tujuan-
tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang tercapai.
Sedangkan menurut Siagian dalam Fattah (2007: 176) “pengendalian adalah proses
pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan”.
Menurut Evans dan Lindsay (2007;236) pengendalian diperlukan karena adanya 2
alasan yaitu :
1. Pengendalian merupakan dasar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi
semua tingkatan.
2. Perbaikan jangka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses
tersebut terkendali dengan baik.
Suatu system pengendalian mempunyai 3 komponen Evans dan Lindsay (2007: 236)
yaitu :
1. Standart atau tujuan
2. Cara untuk mengukur keberhasilan
3. Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar, serta umpan balik guna
membentuk dasar untuk tindakan korektif.
17
Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan pengendalian adalah pengamatan, pengukuran,
dan koreksi kinerja agar semua pekerjaan berjalan dengan baik dan tujuan perusahaan
tercapai.
2.3 Kualitas
2.3.1 Definisi Kualitas
Menurut Tampubolon (2014:96), Definisi dari kualitas adalah kemampuan suatu
produk, baik itu barang maupun jasa/layanan untuk memenuhi keinginan pelanggannya.
Sehingga setiap barang atau jasa selalu diacu untuk memenuhi keinginan pelanggannya.
Menurut Heizer dan Render (2014:244) Kualitas (quality) adalah “keseluruhan fitur
dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau
tersamar”. Menurut Prawirosentono (2007:5) pengertian kualitas suatu produk adalah
“keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk yang bersangkutan yang dapat memenuhi selera
dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan”.
Persamaan dari beberapa ahli diatas ada tiga yaitu memuaskan atau memenuhi selera
dan kebutuhan konsumen baik barang maupun jasa. Jadi, pengertian kualitas itu sendiri bisa
disimpulkan sebagai keseluruhan barang ataupun jasa yang diharapkan dapat memberikan
kepuasan orang yang menggunakannya.
dapat dipenuhi. Pencapaian target mutu akan bermanfaat bagi perusahaan di dalam
menempatkan posisinya di pasaran(market position).
Dengan demikian mutu bermanfaat bagi perusahaan dalam penentuan :
1. Reputasi perusahaan (company Reputation); apabila posisi perusahaan dapat sebagai
pemimpin pasar (market leader), keadaan ini menunjukan bahwa mutu perusahaan
dibandingkan pesaing lainnya. Sebaliknya apabila perusahaan hanya pengikut
pasar(market follower) maka perusahaan harus berusaha mengendalikan mutu
produknya untuk lebih baik lagi (market reposition). Dengan demikian mutu sangat
bermanfaat di dalam membentuk reputasi perusahaan, melalui mutu hasil
produksinya.
2. Pertanggungjawaban produk (product liability), merupakan suatu tantangan bagi
perusahaan di dalam memasarkan suatu produk, apabila produk menimbulkan
permasalahan bagi pelanggan atau pasar, adalah merupakan tanggung jawab dari
perusahaan secara material maupun secara moral.
3. Aspek global (Global Implikasi), dalam era globalisasi yang diatikan bahwa setiap
barang atau jasa yang dipasarkan secara internasional harus mampu bersaing di dalam
mutu, dan dari segi harga yang lebih murah, serta desain yang sesuai dengan
permintaan pasar internasional, akibatnya adalah bahwa aspek global akan
berpengaruh secara langsung terhadap mutu suatu hasil dari proses operasional.
Wignjosoebroto (2006:256), Dengan melaksanakan manajemen kualitas sebaik-
baiknya, maka banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan, antara lain:
1. Meningkatkan efesiensi dan produktivitas kerja.
2. Mengurangi kehilangan-kehilangan (losses) dalam proses kerja yang dilakukan,
seperti mengurangi waste product atau menghilangkan waktu-waktu yang tidak
produktif.
3. Menekan biaya dan save money
4. Menjaga agar penjualan (sales) akan tetap meningkat, sehingga profit tetap diperoleh
(meningkatkan potensi daya saing).
5. Meningkatkan realibilitas produk yang dihasilkan.
6. Memperbaiki moral pekerja agar tetap tinggi.
Berdasarkan pengertian diatas tujuan dari pengendalian kualitas adalah untuk
mengembangkan perusahaan itu sendiri agar mendapatkan kepuasan oleh konsumen dan
meningkatkan profit yang didapat melalui hasil dari pengendalian kualitas tersebut.
22
2.5 Produk
Menurut Alma (2007:139), produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun
tidak berwujud. Termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik
took yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima
oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Menurut Kotler dan Keller dalam buku benyamin molan (2007:4), produk adalah
segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan..
Pengertian produk menurut Kotler dan Armstrong (2010:253) adalah “segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendaptkan perhatian , dibeli, digunakan atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik, jasa,
orang , tempat , organisasi, dan ide”.
Persamaan dari definisi diatas adalah produk adalah sesuatu yang ditawarkan ke pasar
untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar tersebut..
Terdapat 3 aspek dari produk yang perlu diperhatikan Kotler dan Amstrong
(2010:253):
1. Produk inti
Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilan oleh suatu produk kepada
konsuomen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
2. Produk yang diperluas (Augmented Product)
Produk yang diperluas merupakan manfaat tambahan diluar produk inti disebut
produk yang diperluas. Tambahan manfaat itu berupa pemasangan instalasi,
pemeliharaan, pemberian garansi serta pengirimannya.
3. Produk formal
Produk formal adalah produk yang merupakan “penampilan atau perwujudan” dari
produk inti maupun perluasan produk. Produk formal inilah yang dikenal
pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangible offer dimata
konsumen. Terdapat 5 komponen yang terdapat pada produk formal yaitu :
- Desain/bentuk/coraknya
- Daya tahan/mutunya
- Daya tarik/keistimewaan
- Pengemasan/bungkus
- Nama merek/brand name
Kebanyakan produk di produksi untuk melayani konsumen yang dapat
diklasifikasikan sebagai:
23
1. Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang tersedia secara luas bagi konsumen,
sering dibeli oleh konsumen, dan sangat mudah didapat.
2. Produk Belanja
Produk belanja berbeda dengan produk konsumen karena produk belanja
tidak sering dibeli. Ketika konsumen bersiap untuk membeli produk belanja,
pertama mereka akan berkeliling melihat perbandingan kualitas dan harga
dari produk pesaing.
3. Produk Spesial
Produk spesial adalah produk yang dimaksudkan untuk konsumen tertentu
yang spesial dan oleh karenanya memerlukan upaya khusus untuk membelinya.
a. Meminimalisir atau menekan biaya produksi. Hal ini dapat tercapai dengan program
memperbaiki proses produksi dari awal. Dengan program ini dapat mengurangi
biaya berhubungan dengan pembuatan penemuan dan memperbaiki proses produksi.
b. Mendapatkan kestabilan dari produk dan jasa yang sesuai dengan spesifikasi produk
dan harapan konsumen. Mengurangi variabelitas produk kepada level cukup sesuai
dengan spesifikasi sehingga barang jadi sesuai seperti yang diharapakan. Kestabilan
ini mengarah kepada proses prediktabilitas, yang mana merupakan keuntungan bagi
perusahaan dengan membantu manajemen mencapai target kuantitas.
c. Menciptakan kesempatan untuk semua anggota organisasi untuk berkontribusi
terhadap peningkatan kualitas.
d. Membantu manajemen dan karyawan produksi membuat keputusan ekonomi tentang
hal-hal yang berpengaruh terhadap proses produksi.
SPC dapat digunakan manajemen maupun pekerja produksi karena SPC mengandung
metode statistik yang memudahkan para ahli dari perusahaan terkait dalam hal pemecahan
masalah. Manajemen dapat menggunakan SPC sebagai alat yang efektif untuk mengurangi
biaya oprasional dan meningkatkna kualitas dengan menggunakan metodenya untuk
mengorganisir dan menerapkan upaya kualitas. Seluruh proses menjadi jelas sehingga
manajer dapat mencapai strategi yang lebih baik untuk target kuantitas. SPC menciptakan
filosifi baru mengenai manajemen, komunikasi lebih terbuka diantara para karyawan demi
kebaikan perusahaan dan produk baru.
SPC juga berguna untuk produktifitas karyawan. Karyawan dapat menggunakan SPC
untuk mengembangkan alat yang efektif demi bekerja lebih efisien. Saat para karyawan
mempelajari SPC, mereka bekerja lebih pintar. Dari kontrol chart, mereka dapat mengetahui
pekerjaan mereka bagus atau tidak. SPC memberikan kesempatan mereka untuk
mempengaruhi proses produksi dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. SPC dapat
meningkatkan kebanggan karyawan dengan cara memperbolehkan mereka untuk masuk
dalam proses produksi. Pekerja produksi biasanya adalah karyawan yang memenuhi
kualifikasi untuk menentukan baik atau buruk pada setiap proses produksinya.
Saat SPC membantu menciptakan sebuah produk yang variabelitasnya sangat rendah
tetapi masih dalam batasan spesifikasi, hasil akhir menjadi lebih seragam dan lebih
berkualitas. Yang artinya lebih sedikit barang cacat yang diperbaiki dan lebih sedikit barang
cacat yang diaur ulang, jadi hasil akhir dan keuntungan keduanya meningkat. Penggunaan
SPC oleh karyawan produksi dapat menunjukan kearah proses produksi yang lebih
berkualitas dan memperkecil kesalahan. Pengalaman bekerja dan berpengalaman dengan
menggunakan mesin dapat mengarah kepada pembuatan produk berkualitas, daripada
memperbaiki barang cacat, jadi biaya dapat ditekan. Hal ini dapat mengarah kepada
pengurangan biaya rata-rata, dan hal ini dapat meningkatkan minat pada suatu posisi, dan
banyak lapangan pekerjaan terbuka karena permintaan pelanggan naik.
SPC harus diadopsi sebagai bagian penting dari kebijakan jangka panjang untuk
pengembangan berkelanjutan dalam kualitas sebuah produk dan produktifitas. Jika SPC
terbatas hanya dalam pengguan control chart saja, hasil yang positif akan menjadi tebatas.
Tidak ada cara cepat atau jalan pintas dalam masalah kualitas. Diagram dan teknik SPC akan
menunjukan dimana masalah berada dan menyediakan bantuan dalam hal menemukan
penyebab masalah. Manajemen harus membentuk rangkaian tindakan yang responsif. SPC
dapat diaplikasikan pada area dimana pekerjaan sudah selesai., biasanya digunakan untuk
memecahkan masalah dalam teknik mesin, produksi, inspeksi, manajemen, service, dan
pembukuan. Agar efektif, SPC harus menjadi bagian penting dari perusahaan seperti bagian
dari program pengendalian kualitas. Ini adalah bagian yang penting dalam filosifi baru
menjalankan sebuah bisnis. Manajemen harus merubah pendekatan atasan dan bawahan dan
menciptakan melalui pelatihan yang baik. Sebuah struktur yang dapat bekerjasama pada
setiap tingkatannya.sebuah tingkatan komunikasi baru harus dibentuk, setiap bagian
bertanggung jawab atas bagiannya pada saat produk, dan semangat untuk bekerjasama demi
kebaikan perusahaan tidak boleh dilupakan.
26
2. Tentukan periode waktu yang diperlukan untuk mempelajari dan buat lembar isian
(Check Sheet) yang mencakup periode waktu dari semua klasifikasi data yang
mungkin, kemudian kumpulkan datanya.
3. Untuk tiap kelompok hitunglah data untuk seluruh periode waktu dan catatlah jumlah
totalnya.
4. Gambarlah sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik. Bagilah sumbu
horizontal ke dalam bagian yang sama, satu bagian untuk tiap kelompok. Skala sumbu
vertikal dibuat sedemikian rupa sehingga titik puncak sumbu vertikal tersebut
menggambarkan suatu jumlah yang sama dengan jumlah total dari semua kelompok.
5. Gambar data ke dalam bentuk kolom. Mulailah dari sisi sebelah kiri dari grafik
tersebut dengan kelompok yang semakin kecil. Bilamana ada kelompok yang disebut
“lain-lain” gamabarkanlah kelompok itu pada bagian yang paling akhir setelah
kelompok yang paling kecil.
6. Gambarlah garis kumulatif. Mulailah dengan menggambar garis diagonal memotong
kolom yang pertama, dengan dimulai dari dasar pada sudut kiri (titik nol). Dari bagian
atas sudut kanan pada kolom pertama, lanjutkan garis ini ke arah yang baru dengan
menggerakkannya ke arah kanan yang jaraknya sama tinggi kolom kedua, dari titik
tersebut tariklah garis lurus untuk ruas berikutnya, teruskan ke arah kanan dengan
jarak yang sama dengan lebar kolom dan menuju ke atas denga jarak yang sama
dengan tingginya kolom ketiga. Ulangi terus samapai ujung sudut kanan paling atas
dari grafik tercapai. Tingginya garis komulatif pada titik ini menggambarkan jumlah
data yang telah di kumpulkan.
7. Buat sumbu vertikal yang lain di sebelah kanan grafik dan buat skala dari 0 sampai
100%. Akhir dari garis kumulatif adalah pada titik yang bertuliskan 100%.
8. Tambahkan keterangan pada diagram pareto tersebut. Jelaskan siapa yang telah
mengumpulkan data tersebut, kapan dan di mana, serta tambahan informasi apa saja
yang penting untuk mengindentifikasi data.
Montgomery (2009:199), Check Sheet adalah suatu formulir dimana item-item yang
akan diperiksa telah dicetak dalam formulir dengan maksud agar data dapat dikumpulkan
secara mudah dan ringkas. Tujuan pembuatan Check Sheet adalah menjamin bahwa data
dikumpulkan secara teliti dan akurat untuk dilakukan pengendalian proses dan penyelesaian
masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisa
secara cepat dan mudah.
Ada beberapa jenis lembar periksa yang digunakan untuk keperluan pengumpulan data
(Wignjosoebroto, 2006:264), yaitu:
1. Production Process Distribution Check Sheet
Lembar periksa ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses
produksi atau proses kerja lainnya.
2. Defective Check Sheet
Lembar periksa ini digunakan untuk mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang
ada dalam suatu proses kerja, maka terlebih dulu kita harus mampu
mengidentifikasikan kesalahan-kesalahannya.
3. Defect Location Check Sheet
Lembar periksa ini adalah sejenis lembar pengecekan dimana gambar sketsa dari
benda kerja akan disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera
diidentifikasikan.
4. Defective Cause Check Sheet
Lembar periksa ini digunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya kesalahan
dari suatu output kerja.
5. Check Up Conformation Check Sheet
Lembar periksa ini lebih menitikberatkan pada karakteristik kualitas atau cacat-cacat
yang terjadi. Lembar periksa ini digunakan untuk melaksanakan semacam general
check up pada akhir proses kerja yang pada intinya untuk lebih meyakinkan apakah
output kerja sudah selesai dikerjakan dengan baik lengkap atau belum.
6. Work Sampling Check Sheet
Lembar periksa ini adalah suatu metode untuk menganalisa waktu kerja.
3. Menyusun data secara otomatis, sehingga data itu dapat dipergunakan dengan mudah.
4. Memisahkan antara opini dan fakta. Kita sering berpikir bahwa kita mengetahui suatu
masalah atau mengganggap bahwa suatu penyebab itu merupakan hal yang paling
penting. Dalam kaitan ini, lembar periksa akan membantu membuktikan opini kita itu,
apakah benar atau salah.
5 Series 1
Series 2
4
0
Category 1 Category 2 Category 3
32
Untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh berkorelasi maka digunakan analisis
SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Menurut Husein Umar (2011:25), penelitian yang dirancang guna menentukan
tingkatan antara hubungan beberapa variabel yang berbeda dalam suatu populasi yang
disebut penelitian korelasi. Penelitian korelasi pearson ini menggunakan teknik korelasi
pearson produt moment yang berarti dapat digunakan untuk menentukan suatu besaran yang
menyatakan bagaimana hubungan kuat antara suatu variabel dengan variabel lainnya.
Data variabel bersifat continyu (continuous distribution). Data ini diukur dalam
satuan-satuan kuantitatif, sebagai contoh:
a. Cycle time yang dibutuhkan untuk melakukan satu proses.
b. Diameter poros,
c. Tinggi badan 100 orang operator, dan lain-lain.
Sifat continuous distribution pada data variable menggambarkan data
berbentuk selang bilangan yang bisa terjadi dalam digit di belakang koma
hingga n digit, tidak dapat dihitung, dan tidak terhingga. Bentuk distribusi
yang rapat seperti ini lebih sensitive terhadap perubahan, namun akan lebih
sulit baik dalam mengidentifikasi apa yang harus diukur juga dalam
pengukuran aktual.
Ada tiga jenis peta kendali yang dapat digunakan dalam data variable,
yaitu :
1. R-chart
R dalam R-chart adalah “range”, yang mengukur beda nilai
terendah dan tertinggi sampel produk yang diobservasi, dan memberi
gambaran mengenai variabilitas proses.
UCL = D4Ŕ
LCL = D3Ŕ
Ŕ=
Dimana : R = range
k = jumlah sampel inspeksi
2. X-chart.
X-chart atau mean chart, memvisualisasikan fluktuasi rata-rata
sampel dan rata-rata dari rata-rata sampel kemudian akan menunjukkan
bagaimana penyimpangan rata-rata sampel dari rata-ratanya.
Penyimpangan ini akan memberi gambaran bagaimana konsistensi proses.
Semakin dekat rata-rata sampel ke nilai rata-ratanya maka proses
cenderung stabil.
ẋ=
UCL = ẋ + A2Ŕ
LCL = ẋ - A2Ŕ
35
Dimana ẋ = rata-rata
n = jumlah sampel
3. S-chart.
S dalam S-chart adalah sigma atau Standard Deviation Chart,
yang digunakan untuk mendeteksi apakah karakteristik proses stabil. Oleh
karena itu, S-chart biasanya diplot bersama dengan X-chart sehingga
memberikan gambaran mengenai variasi proses lebih baik.
UCL = ẋ + z ẋ
LCL = ẋ - z ẋ
2. Data Atribut
Data atribut bersifat diskrit (discrete distribution). Data ini umumnya
diukur dengan cara dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk
keperluan pencatatan dan analisis, sebagai contoh:
a. Jumlah cacat dalam satu batch produk,
b. Jenis kelamin (laki-laki/perempuan),
c. Jenis warna (merah,hijau,biru,hitam), dan lain-lain.
Sifat discrete distribution memberi gambaran data atribut berbentuk
bilangan cacah dimana nilai data harus interger atau tidak pecahan, dapat
dihitung, dan terhingga. Pengukuran data atribut akan jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan pengukuran data variabel karena data diklasifkasikan
sebagai cacat atau tidak cacat berdasarkan perbandingan dengan standar yang
telah ditetapkan. Pengklasifikasian ini tentunya menjadikan kegiatan inspeksi
lebih ekonomis dan sederhana.
Ada empat jenis peta kendali yang dapat digunakan dalam data atribut,
yaitu:
1. Proportion defective control chart (P-chart).
36
p±3 ( )
µi=
Bahan Baku
Proses
Produksi
Pengendalian Proses
Produksi dengan
pendekatan Statistical
Process Control
39