Tabel 4.2 Data Cacat Produksi Kacang kulit (September 2018 – Januari 2019)
Produk Cacat (Kg) Poporsi
Total Sampel Total
Observasi Kontaminasi Cacat
(Kg) Busuk Kempes Gosong Cacat
Serangga (%)
1 100 3 5 4 4 16 0.16
2 100 3 6 4 3 16 0.16
3 100 4 5 4 3 16 0.16
4 100 3 5 2 2 12 0.12
5 100 2 4 3 3 12 0.12
6 100 4 5 3 4 16 0.16
7 100 3 4 3 2 12 0.12
8 100 2 4 3 3 12 0.12
9 100 2 5 2 3 12 0.12
10 100 3 5 4 4 16 0.16
11 100 4 6 3 3 16 0.16
12 100 3 4 3 2 12 0.12
13 100 4 5 1 2 12 0.12
14 100 4 4 2 2 12 0.12
15 100 3 5 2 2 12 0.12
16 100 3 5 4 4 16 0.16
17 100 4 5 4 3 16 0.16
18 100 3 5 2 2 12 0.12
19 100 4 5 3 4 16 0.16
20 100 3 6 3 4 16 0.16
JUMLAH 2000 64 98 59 59 280 14
CL = 𝑝̅ = 0,14 (IV.2)
= 0,246
= 0,034
0.3
0.25
0.2
Nilai R
CL
0.15
UCL
0.1 LCL
R
0.05
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Banyak Data
Manusia Ketrampilan pada proses Tdk ada standar skill Standardisasi skill PIC
Sortasi sortasi, pembuatan
work instruction,
pembuatan standar
proses
b) Kempes
Tabel 4.6 Proses perbaikan cacat Kempes
Variabel Penyebab Keterangan
Cacat Produk Cacat Sebelum Sesudah
Proses: Proses Ayak Belum 1 x ayak 2 kali ayak
Optimal
Proses Sortasi Belum Setting belum sesuai Penyesuaian ulang
Optimal setting
Manusia Ketrampilan pada proses Tdk ada standar skill Standardisasi skill PIC
Sortasi sortasi, pembuatan
work instruction,
pembuatan standar
proses
c) Gosong
Tabel 4.6 Proses perbaikan cacat Gosong
Variabel Penyebab Keterangan
Cacat Produk Cacat Sebelum Sesudah
Proses: Lama Proses Oven 18 jam, 75 der C 22 jam, 65 der C
Manusia Ketrampilan pada proses Tidak ada standar skill Standardisasi skill PIC
Sortasi sortasi, pembuatan
work instruction,
pembuatan standar
proses
d) Kontaminasi Serangga
Tabel 4.6 Proses perbaikan cacat Kontaminasi Serangga
Variabel Penyebab Keterangan
Cacat Produk Cacat Sebelum Sesudah
Proses: Proses sortasi belum Unstandar proses Pembuatan work
optimal instruction, pembuatan
standar proses
Material Musim Hujan Uncontrol Penyesuaian standar
incoming material
Manusia Ketrampilan pada proses Tidak ada standar skill Standarisasi skill PIC
Sortasi sortasi, pembuatan
work instruction,
pembuatan standar
proses
Bisa dilihat dari proses produksi sebelum perbaikan terdapat proses pemilahan
(sortasi) yang belum standard dan hasil belum optimal. Setelah melakukan
perbaikan, dilakukan standardisasi proses pemilahan (sortasi), pengulangan proses
jika diperlukan, pembuatan work instruction, & standardisasi spesifikasi bahan
baku maupun produk dengan penyesuaian pengecekan bahan baku & produk.
4.6.1 Pembuatan Peta Kontrol P Untuk Data Cacat Kacang Kulit Sesudah
Perbaikan
CL = 𝑝̅ = 0,062 (IV.2)
= 0,145
= -0,021
0.16
0.14
0.12
0.1
Proporsi Cacat
0.08 CL
0.06 UCL
0.04 LCL
0.02 R
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-0.02
-0.04
Banyaknya Data
Gambar 4.7 Peta Kontrol P Untuk Data Cacat Kacang kulit Sesudah Perbaikan
4.7 Diagram Pareto (Sesudah Perbaikan)
Dengan melihat klasifikasi cacat pada pengumpulan data cacat kacang
kulit sesudah perbaikan. Maka pengolahan data untuk diagram pareto adalah
sebagai berikut ;
Tabel 4.7 Data Awal Analisis Pareto Sesudah Perbaikan
No Jenis Cacat Jumlah Cacat
1 Busuk 26
2 Kempes 25
3 Gosong 39
4 Kontaminasi Serangga 34
4.8 Pembahasan
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan
dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan permintaan
konsumen. Oleh karena itu, maka perusahaan harus melaksanakan kegiatan
pengendalian kualitas secara terus menerus terhadap produk yang
dihasilkannya. Adapun pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan,
yaitu: Pengendalian terhadap bahan baku dan pengendalian terhadap proses
produksi, Dari hasil penelitian terdapat beberapa banyak tingkat kecacatan
yang terjadi dalam hasil produk kacang kulit, dan masih cukup tinggi yaitu
sebesar 14%. Pihak perusahaan harus berusaha untuk dapat menyelesaikan
masalah yang timbul dengan segera. Jenis-jenis kecacatan yang terjadi pada
produk kacang kulit, antara lain: busuk, kempes, gosong dan kontaminasi
serangga. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tingkat kecacatan
dapat dikurangi dengan membuat SOP di setiap departemen produksi dan
menambahkan proses sortasi dan re-sortasi pada proses produksi hal ini
sangat efisien dan dapat meminimalisir tingkat kecacatan menjadi 6,2%.