biji plastik (pellet) yang dapat digunakan menjadi bahan benang. Selain itu
perusahaan juga melakukan perkerasan lahan pabrik untuk menampung
persediaan plastik sebagai antisipasi meningkatnya persediaan.
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan susunan
organisasi seperti pada Gambar 4. Kepemilikan saham dipegang oleh tiga
orang yaitu Djumo Matini (65%), Karliman Danihardja (25%), Drs. William
Tampubolon (10%). Direksi dengan persetujuan Komisaris berwenang
mengajukan kredit kepada bank. Perusahaan memiliki 398 orang pegawai
yang terdiri dari 48 karyawan dan staf tetap, 100 buruh kontrak dan 250 buruh
sortir.
1. Teknis Produksi
PT. MBC menempati kantor sekaligus pabrik milik sendiri di daerah
Tangerang. Lokasi ini pada umumnya adalah untuk industri dan
pemukiman, sesuai dengan peruntukan (zoning) yang telah ditentukan oleh
Pemda setempat. Kantor dan pabrik dilengkapi dengan sarana kerja berupa
pos pengamanan, inventaris kantor, peralatan komunikasi, komputer dan
sebagainya.
Peralatan pabrik sudah ditata berdasarkan alur produksi dan prinsip
kerja yang efisien. Deskripsi bangunan dan sarana pelengkap pabrik
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Mesin yang dimiliki berjumlah
tujuh buah, terdiri dari (a) lima line mesin produksi penggilingan PET
botol (tiga line mesin lama dan dua line mesin baru), (b) satu line mesin
pop corn dan (c) satu line mesin pellet. Tenaga listrik yang tersedia saat
ini bersumber dari PLN sebesar 414 Kva. Untuk menjaga risiko mati
listrik secara mendadak, maka perusahaan melengkapi sarana usaha
dengan unit generator set (genset). Kendaraan operasional yang dimiliki
saat ini sebanyak empat unit, serta dua unit forklift truck. Seluruh kegiatan
produksi dilaksanakan di kantor dan pabrik di Tangerang.
29
Tabel 4. Deskripsi bangunan dan sarana pelengkap pabrik lama dan baru
1. Bangunan Kantor Luas bangunan 102 m2
Pabrik Lama Konstruksi beton bertulang
Fasilitas :
a. Penerangan listrik dari PLN
b. Jaringan telepon dari PT. TELKOM
c. Instalasi air bersih
d. Air conditioner
2. Bangunan Kantor Luas bangunan 60 m2 + 297 m2
Pabrik Baru Konstruksi beton bertulang
Fasilitas :
a. Penerangan listrik dari PLN
b. Jaringan telepon dari PT. TELKOM
c. Instalasi air bersih
d. Air conditioner
3. Bangunan Pabrik Luas bangunan 684 m2 +850 m2
Lama Konstruksi struktur baja
Fasilitas :
a. Penerangan listrik dari PLN
b. Instalasi air bersih
4. Bangunan Pabrik Luas bangunan 3.312 m2
Baru Konstruksi struktur baja
Fasilitas :
a. Penerangan listrik dari PLN
b. Instalasi air bersih
5. Bangunan Luas bangunan 850 m2 + 6.000 m2
Gudang Konstruksi struktur baja
Pabrik Lama
Fasilitas :
a. Penerangan listrik dari PLN
b. Jaringan telepon dari PT. TELKOM
c. Instalasi air bersih
6. Bangunan Luas bangunan 2.650 m2
Gudang Konstruksi struktur baja
Pabrik Baru Fasilitas : Penerangan listrik dari PLN
7. Bangunan Pos Luas bangunan 6 m2 dan 12 m2
Jaga Konstruksi beton bertulang
Sumber : PT. MBC (2009)
Penjualan perusahaan berasal dari tiga kegiatan usaha, yaitu :
1. Trading, dimana perusahaan berperan sebagai agen/supplier untuk
produk flakes dan benang polyester. Perusahaan membeli bahan baku
dari pabrik tekstil kemudian langsung dijual kepada pelanggan.
2. Maklon, dimana perusahaan berperan sebagai jasa manufacturer untuk
perusahaan lain dimana bahan baku adalah milik perusahaan lain.
31
Dryer
2. Pemasaran
Jenis usaha daur ulang sampah plastik merupakan salah satu usaha
yang handal dan fleksibel karena permintaan pasar terus meningkat.
Hampir semua perusahaan biji plastik daur ulang maupun produk jadi (end
product) membutuhkan bahan baku plastik untuk diolah kembali, terutama
menjadi benang poliester. Pasar hasil daur ulang plastik ini bukan hanya
berasal dari dalam negeri, tetapi pasar mancanegara juga banyak mencari
bahan baku ini.
Penjualan perusahaan saat ini 80% ditujukan untuk pasar ekspor ke
China, sedangkan sisanya diserap pasar lokal. Kebijakan penjualan yang
diberlakukan PT. MBC pada tiap departemen berbeda, yaitu :
1. Departemen trading, penjualan dilakukan secara kredit dan pembayaran
piutang paling cepat satu bulan dan paling lama dua bulan setelah
customer mendapat tagihan dari PT. MBC.
2. Departemen popcorn, penjualan dilakukan secara kredit dan
pembayaran piutang paling cepat satu bulan dan paling lama dua bulan
setelah customer mendapat tagihan dari PT. MBC.
3. Departemen PET, penjualan terdiri dari ekspor dan lokal. Untuk
penjualan ekspor dilakukan secara L/C 120 hari. Untuk penjualan lokal
dilakukan secara kredit dan pelunasan piutang paling cepat satu bulan
sampai dua bulan setelah customer menerima tagihan dari PT. MBC.
Perusahaan sejenis yang merupakan pesaing terdekat adalah PT. Sky
Harvest yang berlokasi di Pasar Kemis Tangerang. Kendala dalam pasokan
bahan baku terkait dengan persaingan perusahaan, diatasi dengan
memberikan mesin press ke beberapa supplier di Pekanbaru, Surabaya dan
kota besar lainnya, sehingga supplier memiliki keterikatan dengan PT
MBC. Biaya untuk mesin press tersebut, dipotong dari bonus yang
diperoleh supplier dari setiap jumlah tertentu yang dikirim ke PT. MBC.
3. Keuangan
Realisasi penjualan untuk PET botol dari tahun 2006 hingga 2009
terus mengalami peningkatan (Tabel 6), sedangkan untuk produk popcorn
34
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa penjualan produk dari tahun 2006
mengalami peningkatan sampai tahun 2008 sebesar 29,03% seiring dengan
penambahan kapasitas produksi yang dilakukan pada tahun 2007. Namun
pada tahun 2009 penjualan mengalami penurunan sebesar 1,57% dari
tahun sebelumnya. Penyebab penurunan adalah akibat dari terjadinya
krisis ekonomi global, dimana China mengurangi pemesanan. Komponen
HPP terdiri atas material plastik, benang, biaya upah buruh dan overhead
pabrik lain. Untuk posisi per Desember 2009, HPP mengalami penurunan
menjadi 85,33%, terjadi karena perusahaan melakukan efisiensi sebagai
strategi dalam menghadapi krisis ekonomi.
Walaupun realisasi penjualan pada tahun 2009 mengalami
penurunan (Tabel 7), namun kenyataannya profit margin meningkat
sebesar 2,72%, sedangkan pada tahun 2008 hanya sebesar 0,51%.
Peningkatan ini terjadi karena efisiensi yang dilakukan perusahaan cukup
berhasil terutama dalam kegiatan operasionalnya.
saldo per 30 September 2009 sebesar USD 160.501,41 dan mutasi rata-
rata per bulan sebesar USD 670,000; (3) Bank Permata dengan saldo
per 30 September 2009 Rp 6.213.828. Disamping ada rekening a/n
pemilik sebagai rekening operasional PT. MBC yang berada di Bank
BCA.
Dari gambaran dana keuangan PT. MBC di atas, dapat
disimpulkan bahwa keuangan perusahaan cukup kuat untuk mendanai
operasional perusahaan.
5) Loyalitas karyawan tinggi
Faktor manusia merupakan faktor yang berperan penting dalam
melaksanakan proses pencapaian tujuan perusahaan, oleh karena itu
penting bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) baik secara individu maupun sebagai tim kerja
dalam perusahaan. Prestasi kerja adalah salah satu tolak ukur kualitas
SDM, namun perusahaan sering dihadapkan masalah yaitu rendahnya
prestasi kerja karyawan, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
kerja karyawan dan salah satunya adalah loyalitas karyawan. Loyalitas
merupakan suatu sikap yang timbul sebagai akibat keinginan untuk
setia dan berbakti baik itu pada pekerjaannya, kelompok, atasan
maupun pada perusahaannya, hal ini menyebabkan seseorang rela
berkorban demi memuaskan pihak lain atau masyarakat. Keinginan
seseorang untuk berbakti inilah yang membuat seseorang bekerja tanpa
menghiraukan besarnya imbalan tetapi yang lebih penting lagi ialah
hasil kerja yang menjadi prestasi kerjanya.
b. Kelemahan
1) Mesin-mesin yang sudah lama
Mesin-mesin yang sudah lama menyebabkan produktivitas
rendah. Hal ini dapat menyebabkan daya saing terhadap perusahaan
lain menurun. Perusahaan harus melakukan program restrukturisasi
mesin/peralatan industri untuk meningkatkan daya saing industri
dengan produktivitas dan peremajaan peralatan.
39
c. Peluang
1) Diversifikasi produk
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis,
mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan
menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic
dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali
dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis
thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik
yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
dalam bentuk thermoplastic. Produk akhir merupakan bahan baku
benang polyester sehingga perusahaan dapat mengembangkan usaha ke
arah produksi benang.
42
meliputi kas dan bank, piutang bersih, persediaan, biaya dibayar di muka dan
harta tetap bersih.
Hasil perhitungan dari analisis kelayakan keuangan dapat dilihat pada
Tabel 9 dan secara lebih rinci di Lampiran 8.
a. PBP
PT. MBC dalam berproduksi mempunyai nilai PBP 3,12 tahun
(sekitar 37 bulan), artinya perusahaan tersebut mampu mengembalikan
investasinya dari modal awal selama 3 tahun 1 bulan.
b. NPV
Nilai NPV yang dihasilkan adalah Rp 23.900,52 juta, artinya
perusahaan selama menjalankan usahanya mendapatkan keuntungan Rp
23.900.52 juta setelah dikurangi modal awal. NPV PT. MBC lebih dari 0,
hal ini menunjukkan bahwa PT. MBC menguntungkan dan layak
dilaksanakan.
c. IRR
Untuk penilaian IRR, menghasilkan nilai 54,26%, nilai tersebut lebih
tinggi jika dibandingkan dengan suku bunga bank pada saat kajian
(14,25%), sehingga usaha ini layak untuk dilaksanakan.
D. Perumusan strategi
a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor
Evaluation (EFE)
Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap faktor –faktor
strategis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh
faktor-faktor kunci yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman perusahaan. Skor yang diperoleh dari matriks ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan
47
b. Matriks IE
Penentuan posisi perusahaan yang menjadi dasar dalam menentukan
strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang
diberi bobot pada sumbu x dan total nilai matriks EFE pada sumbu y
(David, 2006). Hasil analisa terhadap faktor kunci internal pada matriks
IFE didapatkan nilai sebesar 2,583 dan matriks EFE sebesar 2,972
(Gambar 6). Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa
strategi pemasaran terletak pada kuadran v, yaitu sel jaga dan pertahankan.
Alternatif strategi yang dapat diterapkan berupa penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk (David, 2006). Hasil
matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi
dengan menggunakan matriks SWOT.
Tinggi I II III
2,583
3,0 2,972
Menengah IV V VI
2,0
Rendah VII VIII IX
1,0
c. Matriks SWOT
Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil
matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Perpaduan
faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi
penetrasi pasar, pengembangan produk dan pasar. Berdasarkan hasil
analisis matriks IFE dan EFE maka dapat disusun matriks SWOT yang
akan menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi
S-O, W-O, S-T dan W-T. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel
12.
Tabel 13. Urutan prioritas strategi berdasarkan matriks QSP pada PT. MBC
Total nilai Urutan Formulasi
Alternatif strategi
daya tarik prioritas strategi
Manajemen
Meningkatkan kualitas SDM dan 5,272 3 WO 1
teknologi, serta kemampuan manajerial
untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar
Membina dan meningkatkan hubungan 5,244 5 ST 1
baik dengan para pelanggan
Menjaga hubungan baik dengan 4,922 7 WO 2
pemasok bahan baku, sumber bahan
baku, serta memperluas jangkauan
distribusi dan pemasaran
Pemasaran
Mempertahankan dan meningkatkan 5,374 2 SO 1
kualitas produksi untuk meningkatkan
daya saing produk
Meningkatkan citra produk dan promosi 5,256 4 WT 2
dalam mengantisipasi masuknya pesaing
baru
Menciptakan produk baru untuk 5,172 6 SO 2
memperpanjang daur hidup produk
sekaligus mengembangkan usaha
Produksi
Meningkatkan kemampuan produksi 5,800 1 ST 2
dengan dukungan teknologi modern
untuk merespon selera konsumen, serta
menekan tingkat polusi lingkungan
Menciptakan lingkungan kerja yang lebih 4,594 8 WT 1
kondusif agar dapat meningkatkan
produktivitas