MODUL 2
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Industri yang diampu
oleh Ibu Arie Susetio Utami, S.Si, MT
Ditulis Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH
CIREBON
2022/2023
BAB III
Metode/Pengumpulan Data
1. Metode
A. Langkah Percobaan Binomial
Pada percobaan kali ini terdapat tiga percobaan binomial, yaitu binomial satu, dua, dan
tiga. Di mana pada setiap percobaan terdapat jumlah populasi sebanyak 25 kelereng,
tetapi kuantitas kelereng putih yang berbeda pada setiap percoba. Pada percobaan bino-
mial satu diperlukan kelereng putih sebanyak 10 butir kelereng dan 15 butir kelereng bi-
asa (selain warna putih). Sedangkan, pada percobaan binomial yang kedua dan ketiga
memerlukan kelereng putih sebanyak 15 butir dan 10 butir kelereng biasa (selain warna
putih).
Pada setiap percobaan binomial terdapat 20 kali pengulangan. Di mana pada setiap pen-
gulangan pengamat akan mengambil banyak kelereng yang telah ditentukan, di mana
pada setiap percobaan jumlah kelereng yang di ambil berbeda. Pada percobaan binomial
kesatu dan kedua pengamat mengambil 5 butir kelereng di setiap pengulangannya.
Sedangkan, untuk pengulangan ketiga pengamat mengambil 6 butir kelereng di setiap
pengulangannya.
Pada percobaan binomial terdapat peluang tetap. Peuang tetap terbagi menjadi dua, yaitu
peluang tetap sukses dan peluang tetap gagal. Di mana pada percobaan kesatu memiliki
peluang tetap sukses sebesar 0.4 dan peluang tetap gagal sebesar 0.6, sedangkan untuk
percobaan binomial kedua dan ketiga memiliki peluang tetap sukses sebesar 0.6 dan pelu-
ang tetap gagal sebesar 0.4.
Pengamat diperuntukan untuk membuat lembar kerja untuk mencatat hasil percobaan bi-
nomial di setiap pengulangan. Di mana lembar kerjanya seperti di bawah ini.
Binomial 1 Binomial 2 Binomial 3 Hipergeometrik
N = 25 N = 25 N = 25 N = 100
K = 10 K = 15 K = 15 K = 40
n=5 n=5 n=6 n=5
P = 10/25 P = 15/25 P = 15/25
PENGULANGAN X P X P X P X
1 1 4 4 1 3 3 2
2 3 2 5 0 6 0 4
3 2 3 2 3 4 2 0
4 3 2 2 3 2 4 1
5 2 3 4 1 4 2 3
6 3 2 2 3 5 1 1
7 2 3 1 4 2 4 3
8 3 2 3 2 4 2 3
9 2 3 3 2 4 2 2
10 2 3 4 1 4 2 2
11 2 3 4 1 3 3 3
12 1 4 2 3 3 3 3
13 2 3 4 1 2 4 2
14 4 1 4 1 3 3 1
15 2 3 3 2 5 1 3
16 3 2 3 2 3 3 1
17 3 2 3 2 3 3 3
18 4 1 2 3 6 0 0
19 1 4 4 1 4 2 2
20 2 3 3 2 3 3 1
Rata - Rata =
Pada setiap pengambilan kelereng di sebuah kantong, kemudian dilihat lalu dihitung berapa
munculnya kelereng putih dan kelereng biasa, setelah itu dicatat di lembar kerja tersebut. Kemu-
dian, barulah kelereng tersebut dikembalikan kembali ke kantong kresek.
Gambar di atas merupakan tampilan percobaan binomial satu di software minitab, dimana
pada tampilan tersebut terdapat X, peluang sukses, P(X) Binom PDF, P(X) Binom CDF.
Untuk mencari P(X) Binom PDF adalah dengan cara Calc > Probability ditributions > Bi-
nomial lalu klik. Setelah itu, klik probability, isi number of trials dengan angka 5, lalu untuk
event probability sebesar 0.4. Untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output storage
adalah C3.
Untuk mencari P(X) Binom CDF adalah dengan cara Calc > Probability ditributions > Bino-
mial lalu klik. Setelah itu, klik cumulative probability, isi number of trials dengan angka 5, lalu
untuk event probability sebesar 0.4. Untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output
storage adalah C4.
F. Langkah Analisis Binomial Menggunakan Software Minitab
Gambar di atas merupakan tampilan percobaan binomial dua di software minitab, di mana
pada tampilan tersebut terdapat X, peluang sukses, P(X) Binom PDF, P(X) Binom CDF.
Untuk mencari P(X) Binom PDF adalah dengan cara Calc > Probability ditributions > Bi-
nomial lalu klik. Setelah itu, klik probability, isi number of trials dengan angka 5, lalu untuk
event probability sebesar 0.6. Untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output storage
adalah C3.
Untuk mencari P(X) Binom CDF adalah dengan cara Calc > Probability ditributions > Bino-
mial lalu klik. Setelah itu, klik cumulative probability, isi number of trials dengan angka 5, lalu
untuk event probability sebesar 0.6. Untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output
storage adalah C4.
G. Langkah Analisis Binomial Menggunakan Software Minitab
Untuk mencari P(X) Binom PDF adalah dengan cara Calc > Probability ditributions > Bi-
nomial lalu klik. Setelah itu, klik probability, isi number of trials dengan angka 6, lalu untuk
event probability sebesar 0.6. Untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output storage
adalah C3.
Untuk mencari P(X) Binom CDF adalah dengan cara Calc > Probability ditributions > Bino-
mial lalu klik. Setelah itu, klik cumulative probability, isi number of trials dengan angka 5, lalu
untuk event probability sebesar 0.6. Untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output
storage adalah C4.
H. Langkah-Langkah Analisis Hypergeometrik di Software Minitab
Untuk mencari CDF HYPERGEOMETRIK adalah dengan cara Calc > Probability ditri-
butions > Hypergeometrik lalu klik. Setelah itu, klik cumulative probability, isi population size
(N) dengan angka 100, lalu untuk event count in population size (M) sebesar 40. Untuk sample
size adalah 5. Dan untuk input column adalah C1 X. Kemudian, untuk output storage adalah C3.
Untuk mencari INVERS HYPERGEOMETRIK adalah dengan cara Calc > Probability
ditributions > Hypergeometrik lalu klik. Setelah itu, klik invers cumulative probability, isi popu-
lation size (N) dengan angka 100, lalu untuk event count in population size (M) sebesar 40. Un-
tuk sample size adalah 5. Dan untuk input column adalah C3 CDF HYPERGEOMETRIK. Ke-
mudian, untuk output storage adalah C4.
Untuk mencari INVERS BINOMIAL KESATU adalah dengan cara Calc > Probability
ditributions > Binomial lalu klik. Setelah itu, klik invers cumulative probability, number of trials
sebesar 5, event probability 0.4. Dan untuk input column adalah C3 CDF HYPERGEOMETRIK.
Kemudian, untuk output storage adalah C5.
Untuk mencari INVERS BINOMIAL KEDUA adalah dengan cara Calc > Probability
ditributions > Binomial lalu klik. Setelah itu, klik invers cumulative probability, number of trials
sebesar 5, event probability 0.6. Dan untuk input column adalah C3 CDF HYPERGEOMETRIK.
Kemudian, untuk output storage adalah C6.
Untuk mencari INVERS BINOMIAL KETIGA adalah dengan cara Calc > Probability ditri-
butions > Binomial lalu klik. Setelah itu, klik invers cumulative probability, number of trials
sebesar 6, event probability 0.6. Dan untuk input column adalah C3 CDF HYPERGEOMETRIK.
Kemudian, untuk output storage adalah C7.
I. Langkah-Langkah Poisson (EXP)
Pertama-tama adalah menentukkan nilai N, K, n, p. Di mana pada poisson kali ini menggu-
nakan N sebesar 1000, K sebesar 10, n sebesar 5, p sebesar 0,01.
Setelah itu, pada poison (EXP) menggunkan lamda mulai dari 0,1 s.d. 5 dan X yang digu-
nakan mulai dari 1 s.d. 270.
Untuk mencari nilainya, menggunakan rumus “=(EXP(-$B$16)*$B$16^A17/FACT(A17))”.
Di mana B16 merupakan nilai lamda dan A17 merupakan nilai X. Jangan lupa untuk men-
gunci nilai tersebut menggunakan F4. Setelah itu, barulah Anda enter. Lalu, Anda drugs sam-
pai ke X terakhir (atau X yang sudah ditemukan nilai 0).
Begitupun dengan seterusnya, Anda hanya perlu mengcopy rumus lalu mengganti nilai-ni-
lainya. Hal tersebut terus dilakukan sampai lamda ke-5.
Berikut adalah gambar poisson (exp)
Pertama, copy paste nilai X dan lamda (0.1 s.d. 5) dari excel.
Setelah itu, untuk mencari lamda (0.1) dengan X=0 dengan cara Calc > Probability Distribu-
tions > Poisson lalu klik.
Kemudian, akan muncul tampilan seperti yang di atas. Di mana, Anda harus mengklik proba-
bility, isi meannya dengan lamda (exp 0.1), lalu isi input column dengan C1 X, kemudian un-
tuk ouput storage adalah C2. Begitupun dengan seterusnya, Anda hanya perlu mengganti
lamda dan ouput storage.
2. Data
Data Binomial dan Hypergeometrik
Binomial 1 Binomial 2 Binomial 3 Hipergeometrik
N = 25 N = 25 N = 25 N = 100
K = 10 K = 15 K = 15 K = 40
n=5 n=5 n=6 n=5
P = 10/25 P = 15/25 P = 15/25
PENGULANGAN X P X P X P X
1 1 4 4 1 3 3 2
2 3 2 5 0 6 0 4
3 2 3 2 3 4 2 0
4 3 2 2 3 2 4 1
5 2 3 4 1 4 2 3
6 3 2 2 3 5 1 1
7 2 3 1 4 2 4 3
8 3 2 3 2 4 2 3
9 2 3 3 2 4 2 2
10 2 3 4 1 4 2 2
11 2 3 4 1 3 3 3
12 1 4 2 3 3 3 3
13 2 3 4 1 2 4 2
14 4 1 4 1 3 3 1
15 2 3 3 2 5 1 3
16 3 2 3 2 3 3 1
17 3 2 3 2 3 3 3
18 4 1 2 3 6 0 0
19 1 4 4 1 4 2 2
20 2 3 3 2 3 3 1
Rata - Rata =
Data Poisson
BAB IV
Rumus di atas merupakan rumus peluang. Rumus peluang adalah banyaknya kejadian A
yang muncul pada saat percobaan dibagi dengan banyaknya ruang sampel pada percobaan terse-
but. Pada percobaan binomial satu peluang sukses tetapnya adalah hasil pembagian antara
banyaknya jumlah kelereng putih (X) dengan banyaknya populasi (N) pada percobaan binomial
satu yang mana formula matematisnya sebagai berikut. P = X/N. Kemudian, untuk peluang gagal
pada percobaan binomial satu secara matematis adalah Q = 1-P. Di mana Q adalah huruf yang
ditetapkan sebagai symbol peluang gagal dan angka satu (1) diartikan sebagai kejadian atau per-
cobaan pasti terjadi. Sehingga, untuk mencari Q (peluang gagal binomial 1) adalah satu diku-
rangi dengan nilai P (peluang sukses biasanya bentuk decimal <1).
Pada tabel di atas, terdapat dua puluh (20) pengulangan yang digunakan di percobaan bino-
mial satu. X merupakan banyakya jumlah kelereng putih yang muncul pada setiap pengulangan.
Di mana pada pengulangan ke-1 terdapat (1) kelereng putih yang muncul, pada pengulangan ke-
10 terdapat (2) kelereng putih yang muncul, dan pada pengulangan ke-20 terdapat (2) kelereng
putih yang muncul. Kejadian pada percobaan binomial pertama diambil sebanyak lima kelereng
di mana pada pengulangan ke-1 diperoleh kelereng putih sebanyak (1) yang disimbolkan dengan
huruf capital P dan (4) kelereng selain warna putih yang dismbolkan denga huruf capital Q. Ke -
jadian pada pengulangan ke-10 diperoleh (2) kelereng putih (P) dan (3) kelereng selain warna
putih (Q), dan pada pengulangan ke-20 diperoleh (2) kelereng putih (P) dan (3) kelereng selain
warna putih (Q).
Pada tabel di atas, terdapat peluang yang kita perinci dari setiap kejadian. Di mana P (pelu -
ang sukses/munculnya kelereng putih) sebesar 0.4 dan Q (peluang gagal/munculnya kelereng se-
lain warna putih) sebesar 0.6. Pada pengulangan ke-1 dikarenakan munculnya (1) kelereng putih
sehingga didapatkan satu peluang sukses (0.4) dan empat peluang gagal (0.6). Selain itu, Pada
pengulangan ke-10 dikarenakan munculnya (2) kelereng putih sehingga didapatkan dua peluang
sukses (0.4) dan tiga peluang gagal (0.6). Dan pada pengulangan ke-20 dikarenakan munculnya
(2) kelereng putih sehingga didapatkan dua peluang sukses (0.4) dan tiga peluang gagal (0.6).
Untuk peluang X pada tabel di atas diperoleh dari mengalikan semua peluang pada lima keja-
dian. Seperti pada pengulangan ke-1 terdapat (1) peluang sukses di mana nilai peluang tetap
(sukses) sebesar 0.4 dan (4) peluang gagal dengan nilai peluang tetap (gagal) sebesar 0.6. Se-
hingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.05184 . Pada pengulangan ke-10 terdapat (2) peluang
sukses di mana nilai peluang tetap (sukses) sebesar 0.4 dan (3) peluang gagal dengan nilai pelu -
ang tetap (gagal) sebesar 0.6. Sehingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.03456. Dan pada
pengulangan ke-20 terdapat (2) peluang sukses di mana nilai peluang tetap (sukses) sebesar 0.4
dan (3) peluang gagal dengan nilai peluang tetap (gagal) sebesar 0.6. Sehingga, diperoleh hasil
perkalian sebesar 0.03456. Secara matematis sebagai berikut:
Peluang (X) pengulangan ke-1
Peluang (X) = 0.4 x 0.6 x 0.6 x 0.6 x 0.6
= (0.4) 1 x (0.6) 4
= 0.4 x 0.1296
= 0.045184
Peluang (X) pengulangan ke-10
Peluang (X) = 0.4 x 0.4 x 0.6 x 0.6 x 0.6
= (0.4) 2 x (0.6) 3
= 0.16 x 0.216
= 0.03456
Peluang (X) pengulangan ke-20
Peluang (X) = 0.4 x 0.4 x 0.6 x 0.6 x 0.6
= (0.4) 2 x (0.6) 3
= 0.16 x 0.216
= 0.03456
Pada rumus matematis tersebut terdapat beberapa symbol yang mana n merupakan frekuensi
dari pengulangan pada percobaan binomial satu, r merupakan kategori “X” seperti pada resume
di atas, dan Cr merupakan symbol dari kombinasi. Jika, menggunakan excel dapat menggunakan
rumus “=COMBIN (n,value1)” di mana value di sini adalah data kategori “X”. Pada resume
tersebut diperoleh kombinasi satu 1 untuk frekuensi (0), kombinasi 5 untuk frekuensi (3), kombi-
nasi 10 untuk frekuensi (9), kombinasi 10 untuk frekuensi (6), kombinasi 5 untuk frekuensi (2),
dan kombinasi 1 untuk frekuensi (0).
Peluang atau probabilitas merupakan harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemu-
ngkinan suatu peristiwa atau kejadian akan terjadi. Nilai peluang di antara 0 dan 1. Peluang keja-
dian 0 artinya kejadian tersebut tidak mungkin terjadi. Sedangkan peluang kejadian 1 artinya ke-
jadian tersebut pasti terjadi.
Peluang distribusi binomial pada kategori “X=0” adalah sebesar 0 yang diperoleh dari hasil
perkalian antara peluang sukses dan gagal pada setiap pengulangan. Kategori “X=1” memiliki
peluang sebesar 0.05184, Kategori “X=2” memiliki peluang sebesar 0.03456, Kategori “X=3”
memiliki peluang sebesar 0.02304, Kategori “X=4” memiliki peluang sebesar 0.01536 dan Kate-
gori “X=5” memiliki peluang sebesar 0.
Selain itu, untuk Probability Ditribution Function kita peroleh dengan rumus
“=value1*value2” di mana value 1 merupakan nilai peluang pada resume tersebut dan value 2
merupakan kombinasi pada resume tersebut untuk setiap kategori “X”. Diperoleh P(X) PDF
sebesar 0.07776 untuk peluang sebesar 0.07776 dengan kombinasi 1, P(X) PDF sebesar 0.2592
untuk peluang sebesar 0.05184 dengan kombinasi 5, P(X) PDF sebesar 0.3456 untuk peluang
sebesar 0.03456 dengan kombinasi 10, P(X) PDF sebesar 0.2304 untuk peluang sebesar 0.02304
dengan kombinasi 10, P(X) PDF sebesar 0.1152 untuk peluang sebesar 0.02304 dengan kombi-
nasi 5, dan P(X) PDF sebesar 0.0768 untuk peluang sebesar “-“ dengan kombinasi 1. Begitupula
probability ditribution function bisa diperoleh dengan menggunakan software “minitab” dan
menghasilkan nilai yang sama.
Untuk probability distribution function (PDF) binomial distribution satu (False) dan cumula-
tive distribution function binomial distribution satu (True) memiliki nilai yang sama besar den-
gan P(X) PDF dan P(X) CDF. Di mana keduanya masih menggunakan bantuan Ms. Excel dan
software minitab. PDF Binomial Dist.1 (False) menggunakan Ms. Excel dengan rumus “=BI-
NOM DIST(number_s, trials, probability_s, cumulative false)” dan untuk CDF Binomial Dist.1
(True) menggunakan Ms. Excel dengan rumus “=BINOM DIST(number_s, trials, probability_s,
cumulative true)”.
Rumus di atas merupakan rumus peluang. Rumus peluang adalah banyaknya kejadian A
yang muncul pada saat percobaan dibagi dengan banyaknya ruang sampel pada percobaan terse-
but. Pada percobaan binomial dua peluang sukses tetapnya adalah hasil pembagian antara
banyaknya jumlah kelereng putih (X) dengan banyaknya populasi (N) pada percobaan binomial
dua yang mana formula matematisnya sebagai berikut. P = X/N. Kemudian, untuk peluang gagal
pada percobaan binomial dua secara matematis adalah Q = 1-P. Di mana Q adalah huruf yang
ditetapkan sebagai symbol peluang gagal dan angka satu (1) diartikan sebagai kejadian atau per-
cobaan pasti terjadi. Sehingga, untuk mencari Q (peluang gagal binomial 1) adalah satu diku-
rangi dengan nilai P (peluang sukses biasanya bentuk decimal <1).
Pada tabel di atas, terdapat dua puluh (20) pengulangan yang digunakan di percobaan bino-
mial kedua. X merupakan banyakya jumlah kelereng putih yang muncul pada setiap pengulan-
gan. Dimana pada pengulangan ke-1 terdapat empat (4) kelereng putih yang muncul, pada pen-
gulangan ke-10 terdapat (4) kelereng putih yang muncul, dan pada pengulangan ke-20 terdapat
(3) kelereng putih yang muncul. Kejadian pada percobaan binomial dua sebanyak lima kelereng
di mana pada pengulangan ke-1 diperoleh kelereng putih sebanyak (4) yang disimbolkan dengan
huruf capital P dan (1) kelereng selain warna putih yang dismbolkan denga huruf capital Q. Ke -
jadian pada pengulangan ke-10 diperoleh (4) kelereng putih (P) dan (1) kelereng selain warna
putih (Q), dan pada pengulangan ke-20 diperoleh (3) kelereng putih (P) dan (2) kelereng selain
warna putih (Q).
Pada tabel di atas, terdapat peluang yang kita perinci dari setiap kejadian. Di mana P (pelu -
ang sukses/munculnya kelereng putih) sebesar 0.6 dan Q (peluang gagal/munculnya kelereng se-
lain warna putih) sebesar 0.4. Pada pengulangan ke-1 dikarenakan munculnya (4) kelereng putih
sehingga didapatkan empat peluang sukses (0.6) dan satu peluang gagal (0.4). Selain itu, pada
pengulangan ke-10 dikarenakan munculnya (4) kelereng putih sehingga didapatkan empat pelu-
ang sukses (0.6) dan satu peluang gagal (0.4). Dan pada pengulangan ke-20 dikarenakan muncul-
nya (3) kelereng putih sehingga didapatkan tiga peluang sukses (0.6) dan dua peluang gagal
(0.4).
Untuk peluang X pada tabel di atas diperoleh dari mengalikan semua peluang pada lima keja-
dian. Seperti pada pengulangan ke-1 terdapat (4) peluang sukses di mana nilai peluang tetap
(sukses) sebesar 0.6 dan satu peluang gagal dengan nilai peluang tetap (gagal) sebesar 0.4. Se-
hingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.05184. Pada pengulangan ke-10 terdapat (4) peluang
sukses di mana nilai peluang tetap (sukses) sebesar 0.6 dan satu peluang gagal dengan nilai pelu -
ang tetap (gagal) sebesar 0.4. Sehingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.05184. Dan pada
pengulangan ke-20 terdapat (3) peluang sukses di mana nilai peluang tetap (sukses) sebesar 0.6
dan dua peluang gagal dengan nilai peluang tetap (gagal) sebesar 0.4. Sehingga, diperoleh hasil
perkalian sebesar 0.03456. Secara matematis sebagai berikut:
Pada tabel resume percobaan binomial dua (2) terdapat “X” yang merupakan peluang sukses
atau munculnya kelereng putih. Di mana pada resume tersebut terdapat kisaran angka 0 sampai
dengan 5 yang diperoleh dari n=5. Untuk n=5 berarti X yang mungkin adalah 0, 1, 2, 3, 4, dan 5.
Di mana penjelasan dan penjabarannya sebagai berikut:
X=0, artinya tidak ada kelereng warna putih yang muncul pada pengulangan tersebut.
X=1, artinya terdapat satu butir kelereng warna putih yang muncul pada pengulangan terse-
but.
X=2, artinya terdapat dua butir kelereng warna putih yang muncul pada pengulangan terse-
but.
X=3, artinya terdapat tiga butir kelereng warna putih yang muncul pada pengulangan terse-
but.
X=4, artinya terdapat empat butir kelereng warna putih yang muncul pada pengulangan terse-
but.
X=5, artinya terdapat lima butir kelereng warna putih yang muncul pada pengulangan terse-
but.
Berdasarkan kategori “X” pada resume tersebut diperoleh frekuensi setiap kategori “X” den-
gan menggunakan rumus excel, yaitu “=COUNT (value1,value2,value3,...dst) yang mana valu-
enya itu adalah nilai “X” sesuai kategori misalkan kategori “0” maka inputkan data yang terma-
suk ke dalam X=0. Di mana pada kategori X=0 memiliki frekuensi sebanyak (0), kategori X=1
memiliki frekuensi sebanyak (1), kategori X=2 memiliki frekuensi sebanyak (5), kategori X=3
memiliki frekuensi sebanyak (6), kategori X=4 memiliki frekuensi sebanyak (7), dan kategori
X=5 memiliki frekuensi sebanyak (1).
Kombinasi adalah suatu susunan objek dari objek-objek yang tersedia di mana urutan tidak
diperhatikan.
Rumus kombinasi adalah sebagai berikut:
Pada rumus matematis tersebut terdapat beberapa symbol yang mana n merupakan frekuensi
dari pengulangan pada percobaan binomial dua, r merupakan kategori “X” seperti pada resume
di atas, dan Cr merupakan symbol dari kombinasi. Jika, menggunakan excel dapat menggunakan
rumus “=COMBIN (n,value1)” di mana value di sini adalah data kategori “X”. Pada resume
tersebut diperoleh kombinasi 1 untuk frekuensi 0, kombinasi 5 untuk frekuensi 1, kombinasi 10
untuk frekuensi 5, kombinasi 10 untuk frekuensi 6, kombinasi 5 untuk frekuensi 7, dan kombi-
nasi 1 untuk frekuensi 1.
Peluang atau probabilitas merupakan harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemu-
ngkinan suatu peristiwa atau kejadian akan terjadi. Nilai peluang di antara 0 dan 1. Peluang keja-
dian 0 artinya kejadian tersebut tidak mungkin terjadi. Sedangkan peluang kejadian 1 artinya ke-
jadian tersebut pasti terjadi.
Peluang distribusi binomial pada kategori “X=0” adalah sebesar 0 yang diperoleh dari hasil
perkalian antara peluang sukses dan gagal pada setiap pengulangan. Kategori “X=1” memiliki
peluang sebesar 0.01536, Kategori “X=2” memiliki peluang sebesar 0.02304, Kategori “X=3”
memiliki peluang sebesar 0.03456, Kategori “X=4” memiliki peluang sebesar 0.05184 dan Kat-
egori “X=5” memiliki peluang sebesar 0.07776 yang diperoleh dari hasil perkalian antara pelu-
ang sukses dan gagal pada setiap pengulangan.
Selain itu, untuk Probability Ditribution Function kita peroleh dengan rumus
(=value1*value2) dimana value 1 merupakan nilai peluang pada resume tersebut dan value 2
merupakan kombinasi pada resume tersebut untuk setiap kategori “X”. Diperoleh P(X) PDF
sebesar 0.01024 untuk peluang sebesar (0) dengan kombinasi 1, P(X) PDF sebesar 0.0768 untuk
peluang sebesar (0.01536) dengan kombinasi 5, P(X) PDF sebesar 0.2304 untuk peluang sebesar
(0.02304) dengan kombinasi 10, P(X) PDF sebesar 0.3456 untuk peluang sebesar (0.03456) den-
gan kombinasi 10, P(X) PDF sebesar 0.2592 untuk peluang sebesar (0.05184) dengan kombinasi
5, dan P(X) PDF sebesar 0.07776 untuk peluang sebesar (0.07776) dengan kombinasi 1. Begit-
upula probability ditribution function bisa diperoleh dengan menggunakan software “minitab”
dan menghasilkan nilai yang sama.
Untuk probability distribution function (PDF) binomial distribution dua (False) dan cumula-
tive distribution function binomial distribution dua (True) memiliki nilai yang sama besar dengan
P(X) PDF dan P(X) CDF. Dimana keduanya masih menggunakan bantuan Ms. Excel dan soft-
ware minitab. PDF Binomial Dist.2 (False) menggunakan Ms. Excel dengan rumus “=BINOM
DIST(number_s, trials, probability_s, cumulative false)” dan untuk CDF Binomial Dist.2 (True)
menggunakan Ms. Excel dengan rumus “=BINOM DIST(number_s, trials, probability_s, cumu-
lative true)”.
Rumus di atas merupakan rumus peluang. Rumus peluang adalah banyaknya kejadian A
yang muncul pada saat percobaan dibagi dengan banyaknya ruang sampel pada percobaan terse-
but. Pada percobaan binomial tiga peluang sukses tetapnya adalah hasil pembagian antara
banyaknya jumlah kelereng putih (X) dengan banyaknya populasi (N) pada percobaan binomial
tiga yang mana formula matematisnya sebagai berikut. P = X/N. Kemudian, untuk peluang gagal
pada percobaan binomial tiga secara matematis adalah Q = 1-P. Dimana Q adalah huruf yang
ditetapkan sebagai symbol peluang gagal dan angka satu (1) diartikan sebagai kejadian atau per-
cobaan pasti terjadi. Sehingga, untuk mencari Q (peluang gagal binomial 1) adalah satu diku-
rangi dengan nilai P (peluang sukses biasanya bentuk decimal <1).
Pada tabel di atas, terdapat dua puluh (20) pengulangan yang digunakan di percobaan bino-
mial tiga. X merupakan banyakya jumlah kelereng putih yang muncul pada setiap pengulangan.
Dimana pada pengulangan pertama terdapat (3) kelereng putih yang muncul, pada pengulangan
ke-10 terdapat (4) kelereng putih yang muncul, dan pada pengulangan ke-20 terdapat (3) kel-
ereng putih yang muncul. Kejadian pada percobaan binomial pertama sebanyak enam kelereng di
mana pada pengulangan pertama diperoleh kelereng putih sebanyak (3) yang disimbolkan den-
gan huruf capital P dan tiga kelereng selain warna putih yang disimbolkan dengan huruf capital
Q. Kejadian pada pengulangan ke-10 diperoleh (4) kelereng putih (P) dan dua kelereng selain
warna putih (Q), dan pada pengulangan ke-20 diperoleh (3) kelereng putih (P) dan tiga kelereng
selain warna putih (Q).
Pada tabel di atas, terdapat peluang yang kita perinci dari setiap kejadian. Dimana P (peluang
sukses/munculnya kelereng putih) sebesar 0.6 dan Q (peluang gagal/munculnya kelereng selain
warna putih) sebesar 0.4. Pada pengulangan ke-1 dikarenakan munculnya (3) kelereng putih se-
hingga didapatkan tiga peluang sukses (0.6) dan tiga peluang gagal (0.4). Selain itu, pada pengu-
langan ke-10 dikarenakan munculnya (4) kelereng putih sehingga didapatkan empat peluang suk-
ses (0.6) dan dua peluang gagal (0.4). Dan pada pengulangan ke-20 dikarenakan munculnya (3)
kelereng putih sehingga didapatkan tiga peluang sukses (0.6) dan tiga peluang gagal (0.4).
Untuk peluang X pada tabel diatas diperoleh dari mengalikan semua peluang pada enam ke-
jadian. Seperti pada pengulangan ke-1 terdapat (3) peluang sukses dimana nilai peluang tetap
(sukses) sebesar 0.6 dan tiga peluang gagal dengan nilai peluang tetap (gagal) sebesar 0.4. Se-
hingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.013824. Pada pengulangan ke-10 terdapat (4) peluang
sukses di mana nilai peluang tetap (sukses) sebesar 0.6 dan dua peluang gagal dengan nilai pelu-
ang tetap (gagal) sebesar 0.4. Sehingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.020736. Dan pada
pengulangan ke-20 terdapat (3) peluang sukses dimana nilai peluang tetap (sukses) sebesar 0.6
dan tiga peluang gagal dengan nilai peluang tetap (gagal) sebesar 0.4. Sehingga, diperoleh hasil
perkalian sebesar 0.013824. Secara matematis sebagai berikut:
Berdasarkan kategori “X” pada resume tersebut diperoleh frekuensi setiap kategori “X” den-
gan menggunakan rumus excel, yaitu “=COUNT( value1,value2,value3,...dst) yang mana valu-
enya itu adalah nilai “X” sesuai kategori misalkan kategori “0” maka inputkan data yang terma-
suk ke dalam X=0. Di mana pada kategori X=0 memiliki frekuensi sebanyak 0, kategori X=1
memiliki frekuensi sebanyak 0, kategori X=2 memiliki frekuensi sebanyak 2, kategori X=3
memiliki frekuensi sebanyak 9, kategori X=4 memiliki frekuensi sebanyak 7, kategori X=5
memiliki frekuensi sebanyak 2, dan kategori X=6 memiliki frekuensi sebanyak 0.
Kombinasi adalah suatu suunan objek dari objek-objek yang tersedia di mana urutan tidak
diperhatikan.
Rumus kombinasi adalah sebagai berikut:
Pada rumus matematis tersebut terdapat beberapa symbol yang mana n merupakan frekuensi
dari pengulangan pada percobaan binomial dua, r merupakan kategori “X” seperti pada resume
di atas, dan Cr merupakan symbol dari kombinasi. Jika, menggunakan excel dapat menggunakan
rumus “=COMBIN (n,value1)” di mana value di sini adalah data kategori “X”. Pada resume
tersebut diperoleh kombinasi satu 1 untuk frekuensi (0), kombinasi 6 untuk frekuensi (0), kombi-
nasi 15 untuk frekuensi (3), kombinasi 20 untuk frekuensi (7), kombinasi 15 untuk frekuensi (3),
kombinasi 6 untuk frekuensi (2), dan kombinasi 1 untuk frekuensi (2).
Peluang atau probabilitas merupakan harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemu-
ngkinan suatu peristiwa atau kejadian akan terjadi. Nilai peluang di antara 0 dan 1. Peluang keja-
dian 0 artinya kejadian tersebut tidak mungkin terjadi. Sedangkan peluang kejadian 1 artinya ke-
jadian tersebut pasti terjadi.
Peluang distribusi binomial pada kategori “X=0” adalah sebesar (0) yang diperoleh dari hasil
perkalian antara peluang sukses dan gagal pada setiap pengulangan. Kategori “X=1” memiliki
peluang sebesar (0), Kategori “X=2” memiliki peluang sebesar 0.009216, Kategori “X=3”
memiliki peluang sebesar (0.013824), Kategori “X=4” memiliki peluang sebesar (0.020736),
Kategori “X=5” memiliki peluang sebesar (0.031104), dan Kategori “X=6” memiliki peluang
sebesar (0.046656).
Selain itu, untuk Probability Ditribution Function kita peroleh dengan rumus
“=value1*value2” di mana value 1 merupakan nilai peluang pada resume tersebut dan value 2
merupakan kombinasi pada resume tersebut untuk setiap kategori “X”. Diperoleh P(X) PDF
sebesar 0.004096 untuk peluang sebesar (0) dengan kombinasi 1, P(X) PDF sebesar 0.036864
untuk peluang sebesar (0) dengan kombinasi 6, P(X) PDF sebesar 0.13824 untuk peluang sebesar
0.009216 dengan kombinasi 15, P(X) PDF sebesar 0.27648 untuk peluang sebesar 0.013824 den-
gan kombinasi 20, P(X) PDF sebesar 0.31104 untuk peluang sebesar 0.020736 dengan kombi-
nasi 15, P(X) PDF sebesar 0.186624 untuk peluang sebesar 0.031104 dengan kombinasi 6, dan
P(X) PDF sebesar 0.046656 untuk peluang sebesar 0.046656 dengan kombinasi 1 Begitu pula
probability ditribution function bisa diperoleh dengan menggunakan software “minitab” dan
menghasilkan nilai yang sama.
Untuk Probability Distribution Function (PDF) binomial distribution dua (False) dan cumula-
tive distribution function binomial distribution dua (True) memiliki nilai yang sama besar dengan
P(X) PDF dan P(X) CDF. Di mana keduanya masih menggunakan bantuan Ms. Excel dan soft-
ware minitab. PDF Binomial Dist.2 (False) menggunakan Ms. Excel dengan rumus “=BINOM
DIST(number_s, trials, probability_s, cumulative false)” dan untuk CDF Binomial Dist.2 (True)
menggunakan Ms. Excel dengan rumus “=BINOM DIST(number_s, trials, probability_s, cumu-
lative true)”.
Rumus di atas merupakan rumus peluang. Rumus peluang adalah banyaknya kejadian A
yang muncul pada saat percobaan dibagi dengan banyaknya ruang sampel pada percobaan terse-
but. Pada percobaan hypergeometrik peluang sukses adalah hasil pembagian antara banyaknya
jumlah kelereng putih (X) dengan banyaknya populasi (N) pada percobaan hypergeometrik yang
mana formula matematisnya sebagai berikut. P = K/N. Kemudian, untuk peluang gagal pada per-
cobaan hypergeometrik secara matematis adalah Q = 1-P. Di mana Q adalah huruf yang ditetap-
kan sebagai symbol peluang gagal dan angka satu (1) diartikan sebagai kejadian atau percobaan
pasti terjadi. Sehingga, untuk mencari Q (peluang gagal hypergeometrik) adalah satu dikurangi
dengan nilai P (peluang sukses biasanya bentuk decimal <1).
Pada tabel di atas, terdapat dua puluh (20) pengulangan yang digunakan di percobaan hyper-
geometrik. X merupakan banyakya jumlah kelereng putih yang muncul pada setiap pengulangan.
Di mana pada pengulangan pertama terdapat (2) kelereng putih yang muncul, pada pengulangan
ke-10 terdapat (2) kelereng putih yang muncul, dan pada pengulangan ke-20 terdapat (1) kel-
ereng putih yang muncul. Kejadian pada percobaan hypergeometrik sebanyak lima kelereng di
mana pada pengulangan pertama diperoleh kelereng putih sebanyak (2) yang disimbolkan den-
gan huruf capital P dan tiga kelereng selain warna putih yang disimbolkan dengan huruf capital
Q. Kejadian pada pengulangan ke-10 diperoleh (2) kelereng putih (P) dan tiga kelereng selain
warna putih (Q), dan pada pengulangan ke-20 diperoleh (1) kelereng putih (P) dan empat kel-
ereng selain warna putih (Q). Dengan catatan tanpa pengembalian.
Pada pengulangan ke-1 didapatkan peluang suksesnya sebesar 0.4 diperoleh dari 40 dibagi
dengan 100 dan peluang gagalnya sebesar 0.6. Untuk pengulangan ke-10 diperoleh peluang suk-
sesnya sebesar 0.4 dari hasil pembagian antara bilangan 22 dan 55 dan peluang gagalnya sebesar
0.6. Dan untuk pengulangan ke-20 didapatkan peluang suksesnya sebesar 0.8 diperoleh dari
pembagian antara bilangan 4 dan 5 dan untuk peluang gagalnya sebesar 0.2.
Untuk peluang X pada tabel diatas diperoleh dari mengalikan semua peluang pada lima
kejadian. Seperti pada pengulangan ke-1 terdapat (2) peluang sukses di mana nilai peluang
sukses sebesar 0.4 dan tiga peluang gagal dengan nilai peluang gagal sebesar 0.6. Sehingga,
diperoleh hasil perkalian sebesar 0.03456. Pada pengulangan ke-10 terdapat (2) peluang sukses
di mana nilai peluang sukses sebesar 0.4 dan tiga peluang gagal dengan nilai peluang gagal
sebesar 0.6. Sehingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.04356. Dan pada pengulangan ke-20
terdapat (1) peluang sukses di mana nilai peluang sukses sebesar 0.8 dan empat peluang gagal
dengan nilai peluang gagal sebesar 0.2. Sehingga, diperoleh hasil perkalian sebesar 0.08192.
Secara matematis sebagai berikut:
BAB V
Kesimpulan
Distribusi binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan bilamana suatu
proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli. Distribusi hipergeometrik merupakan
distribusi diskrit yang setiap hasil (outcome) terdiri dari keberhasilan atau kegagalan. Pengambilan
sampel (sampling) dilakukan tanpa pengembalian.Sedangkan distribusi poisson adalah distribusi proba-
bilitas diskrit yang menyatakan peluang jumlah peristiwa yang terjadi pada periode waktu tertentu apabila
rata-rata kejadian tersebut diketahui dan dalam waktu yang saling bebas sejak kejadian terakhir.
Penggunaan Excel maupun Minitabdapat mempermudah menyelesaikan distribusi ini, baik untuk
distribusi binomial, distribusi hipergeometrik maupun distribusi poisson. Apalagi penggunaanya yang ter-
golong simple, yang dapat mempercepat penyelesaian suatu data.