DISUSUN OLEH:
NAJMIATUN NAYIROH
A1C421019
UNIVERSITAS JAMBI
2022
A. Judul Praktikum : Imitasi Genetis I, II dan III.
B. Tujuan Praktikum
1. Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa
oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random).
2. Melakukan pengujian lewat tes X2 (Chi-Square test) untuk mengetahui
apakah hasil yang didapat dianggap baik atau tidak.
C. Dasar Teori
Hukum Mendel I (hukum pemisahan atau segregasi) menyatakan
bahwa: Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen
akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk (Effendi
2020). Pemisahan yang terjadi pada Hukum Mendel I akan diterima oleh
setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya. Hukum
Mendel I menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet
keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni terjadi pada
persilangan monohibrid.
Hukum Mendel II (hukum berpasangan secara bebas atau
independent assortment) Pada Hukum kedua, Mendel menyatakan bahwa :
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan
gen lainnya, sehingga di dalam gamet gamet yang terbentuk akan terjadi
pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas (Cahyono 2011).
Monohibrid adalah persilangan antar dua individu dengan spesies
yang sama tetapi memiliki satu sifat yang berbeda. Persilangan
monohobrid penuh terjadi karena persilangan antara 2 individu sejenis
dimana salah satu gen bersifat dominan terhadap gen lain yang resesif
(Wahyuningsih, 2019). Selain persilangan monohibrid, Mendel juga
melakukan persilangan dihibrid, yaitu persilangan yang melibatkan pola
perwarisan dua macam sifat seketika.
Chi-square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Uji Chi-square
adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada
dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal (Sutrisno,
2000). Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka
dilakukan uji Chi-square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada
derajat yang terendah.
D. Prosedur Kerja
1. Monohibrid dominansi penuh dan tidak penuh.
Disiapkan 12 kancing dan 2 buah kantong(kantong diibaratkan alat kelamin),
Kancing merah adalah gamet dominan dengan disimbolkan huruf R dan putih
adalah gamet resesif disimbolkan huruf r).
Diletakkan kantong di sebelah kanan dan kiri, lalu ambil 1 kancing dari tiap
kantong secara bersamaan dan tanpa melihat.
Diletakkan kantong di sebelah kanan dan kiri, lalu ambil 1 kancing dari tiap
kantong secara bersamaan dan tanpa melihat.
db = n – 1 (α= 5% = 0,05)
= 2 – 1 = 1 (α = 0,05) = 3,84
4.2 Monohibrid dominansi setengah penuh
Tabel 4.2.1
db = n – 1 (α= 5% = 0,05)
= 3 – 1 = 2 (α = 0,05) = 5,99
db = n – 1 (α= 5% = 0,05)
= 4 – 1 = 3 (α = 0,05) = 7,82
F. Pembahasan
Berdasarkan pada tabel 1.1 dan tabel Chi-Square test 4.1.1
percobaan monohybrid dominansi penuh, didapatkan rasio persentasenya
yaitu RR : Rr : rr = 28,3% : 42,5% : 29,1%. Dari hasil tersebut dapat
diperkecil lagi rasionya menjadi 1 : 2 : 1. Dengan menyilangkan
Tumbuhan berbunga Merah dengan Tumbuhan berbunga Putih, ternyata
dapat disimpulkan bahwa keturunannya memperlihatkan nisbah
(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3 Merah
: 1 Putih. Jadi, pada contoh persilangan monohibrid dominansi penuh ini
karakter yang diamati pewarisannya hanyalah warna bunga pada tanaman,
tanpa mempedulikan apakah tumbuhan itu tinggi atau pendek, dan
sebagainya (Susanto, A.H., et al., 2022:12). Inilah yang dimaksud dalam
Hukum Mendel I. Pada uji Chi-square yang telah di lakukan hasil yang di
dapatkan adalah X² hitung (1) < X² tabel (3,84) sehingga hasil dikatakan
baik.
Berdasarkan pada tabel hasil 2.1 dan tabel Chi-Square test 4.2.1
percobaan monohybrid dominansi setengah penuh, didapatkan rasio
persentasenya yaitu 25% : 50% : 25%. Dari rasio persetase tersebut dapat
di perkecil lagi menjadi 1 : 2 : 1. Persilangan dominansi setengah penuh
menghasilkan anakan yang berfenotipe 1/4 merah, 1/2 merah muda, dan
1/4 putih atau 1 : 2: 1 (Effendi, 2020:59). Pada persilangan monohybrid
dominansi setengah penuh ini, sifat dari gen yang membawa sifat bunga
berwarna Merah sama kuat dengan gen yang membawa sifat Bunga
berwarna Putih, sehingga tidak ada gen yang bersifat dominan atau resesif,
sehingga muncullah sifat bunga berwarna Merah Muda. Pada uji Chi-
Square yang telah di lakukan, hasil yang didapatkan adalah X² hitung (0) <
X² tabel (5,99) sehingga hasil dikatakan baik.
Berdasarkan tabel hasil 3.1 dan tabel Chi-Square test 4.3.1
percobaan dihibrid dominansi penuh, didapatkan rasio persentasenya yaitu
37% : 25,6% : 24,4% : 12,5%. Dari hasil percobaan dihibrid dominansi
penuh tersebut di atas dapat dilihat bahwa fenotipe F2 memiliki nisbah 9 :
3 : 3 : 1 akibat terjadinya segregasi gen R dan B secara independen atau
tidak saling mempengaruhi. Dengan demikian, gamet-gamet yang
terbentuk dapat mengandung kombinasi gen dominan dengan gen
dominan, gen dominan dengan gen resesif, serta gen resesif dengan gen
resesif. Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum pemilihan bebas
(the law of independent assortment) atau hukum Mendel II (Susanto, A.H.,
et al., 2022:14).
Pada uji Chi-Square yang telah di lakukan, hasil yang didapatkan
adalah X² hitung (26,7) > X² tabel (7,82) sehingga hasil dikatakan tidak
baik sebab hasil yang didapat X2 hitung lebih besar dari X2 tabel, hal ini
tidak memenuhi nisbah Mendel karena hasil pengujian tidak signifikan
(pengujian tidak sesuai dengan perbandingan). Dapat disimpulkan dari
hipotesis H0 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel dan H1
= Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel. Faktor yang menyebabkan
pengujian bersifat signifikan dan tidak signifikan dalam kegiatan
praktikum ini adalah ketelitian, kecermatan dan dan terlalu tergesa-gesa
dalam melakukan percobaan (pengacak dan pengambilan kancing).
Tindakan yang tidak teliti, tidak cermat dan terlalu tergesa-gesa membuat
data yang dihasilkan menjadi tidak akurat dan percobaan akan berpeluang
besar mengarah kepada sifat yang tidak signifikan (tidak sesuai dengan
perbandingan) (Setiadi, 2016).
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan
dukungan literatur yang jelas, dapat disimpulkan bahwa gen-gen yang
dibawa oleh gamet-gamet bertemu secara acak (random), hal ini telah di
buktikan melalui percobaan yang telah dilakukan. Hasil yang didapat pada
percobaan kali ini menunjukkan persilangan Monohibrid memiliki
probabilitas nilai antara 75%-90%. Sedangkan pada persilangan dihibrid
menunjukkan pada probabilitas antara 10%-20%.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square Test pada persilangan
monohybrid dominansi penuh dan setengah penuh, hasilnya masih
memenuhi nisbah Mendel, karena X2 hitung lebih kecil daripada X2 tabel.
Namun pada percobaan dihibrid dominansi penuh, didapatkan hasil yang
tidak memenuhi nisbah Mendel (tidak baik) karena hasil X2 hitung lebih
besar daripada X2 tabel.
H. Lampiran
Gambar Laporan Sementara:
Gambar Pelaksanaan Praktikum
J. Daftar Pustaka
Alfandianto, A., Nugroho, Y. A., Setiafindari, W. 2017. Penjadwalan
Produksi Menggunakan Pendekatan Algoritma Genetika di PT
Pertani (PERSERO) Cabang I Yogyakarta. Jurnal Disprotek 8(2):
1-7.
Cahyono B. 2011. Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Mendel.
Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi 12(1):32-39
Effendi, Y. (2020). Bahan Ajar Genetika Dasar. Magelang: Pustaka
Rumah C1nta.
Hadi, S., Statistik. ANDI, Yogyakarta, 2000.
Susanto, Agus, H. dkk. 2022. Buku Ajar Genetika. Purwokerto:
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Gd. BPU Percetakan
dan Penerbitan (UNSOED Press).
Wahyuningsih, T. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Proses
Persilangan Dengan Metode Tutor Sebaya Di Smp Negeri 3
Trenggalek. Education Journal : Journal Educational Research and
Development, 3(1), 1–12.