Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem integument/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun
tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat di luar jaringan yang terdapat
pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ
yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh misalnya menjadi pucat, kekuning-
kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat. Ganguan psikis juga dapat
mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan
keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa defisini dari sistem integumen?
2. Bagaimana anatomi sistem integumen?
3. Apa defisini dari kulit?
4. Apa saja lapisan dari kulit?
5. Apa saja organ aksesoris kulit?
6. Bagaimana pembentukan warna kulit?
7. Bagaimana fisiologis dari sistem integumen?
8. Bagaimana intregrasi dengan sistem lain?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defisini dari sistem integumen.
2. Untuk mengetahui bagaimana anatomi sistem integumen.
3. Untuk mengetahui defisini dari kulit.
4. Untuk mengetahui lapisan dari kulit.
5. Untuk mengetahui organ aksesoris kulit.

1
6. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan warna kulit.
7. Untuk mengetahui fisiologis dari sistem integumen.
8. Untuk mengetahui bagaimana intregrasi dengan sistem lain.
1.4. Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode penulisan dari sumber-sumber yang
diperoleh dari buku maupun media lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Integumen berasal dari bahasa Yunani yaitu integumentum yan
artinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit, rambut, kuku dan kelenjar. Sistem
integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya
termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous) dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi
tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh yang terberat dan
2
terluas ukurannya, yaitu kira- kira 15% dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m .
Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur,
seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut,
tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak
tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ
yang vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Djuanda, 2007).
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat
dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik.

Warna kulit terutama ditentukan oleh :


1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan


warna kulit adalah pigmen melanin. Pigmen melanin dalam kulit ditentukan oleh faktor
ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan
dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat. Untuk
proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin
berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet.
Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna
kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin
kulit terjadi pada butir- butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
2. Kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan
3. Jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau
subkutis)
2.2. Anatomi Sistem Integumen

2.2.1. Epidermis

Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisanteratas
pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm untuk kulit tebal
(kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulitselain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis jugatersusun atas lapisan :

a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.


Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesisdan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis
anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH).
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,

4
semakin gelap warnanya. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet
dengandemikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultravioletdalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yangmerangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit. Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk
ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans
mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis,
yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stress dapat memengaruhi fungsi sel
Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut :
1. Stratum Korneum / lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa
inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan
terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur
sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat
erat.
2. Stratum Lucidum tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri
dari protein eleidin. Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah
sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi
jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan
dan telapak kaki.
3. Stratum Granulosum / lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal
gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel
terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang

5
bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Stratum Spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer, tersusun dari beberapa
lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris
dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling
berhubungan dan didalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge. Sel-
sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi.
Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang
berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis (berbatasan dengan dermis), tersusun dari selapis sel-sel pigmen
basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada
lapisan basal initerdapat sel-sel mitosis.

Ket:
A. Melanosit
B. Sel Langerhans
C. Sel Merkel
D. Nervanda
Stratum Korneum
Stratum Lucidum
Stratum Garnulosum
Stratum Spinosum
Basal membran

2.2.2 Dermis

Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang jauh
lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2
bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah
subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin

6
dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin
sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung
hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur
menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin
biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis
(Djuanda, 2003).

Dermis terdiri atas 2 lapisan dengan batas yang tidak nyata, stratum papilare di
sebelah luar dan stratum retikular yang lebih dalam.
a. Stratum papilar, terdiri atas jaringan ikat longgar, fibroblas dan sel jaringan ikat
lainnya terdapat di stratum ini seperti sel mast dan makrofag. Dari lapisan ini, serabut
lapisan kolagen khusus menyelip ke dalam lamina basalis dan meluas ke dalam
dermis. Serabut kolagen tersebut mengikat dermis pada epidermis dan disebut serabut
penambat,
b. Stratum retikular, terdiri atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I),
dan oleh karena itu memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada stratum
papilar (Junqueira, 2007). Komponen dari lapisan retikular berisi banyak
struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :
1) Kelenjar sebaceous / sebasea

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar holokrin dan sekresinya terjadi akibat


desintegrasi komplit dari kelenjar glandular. Fungsi utama dari kelenjar sebasea adalah
memproduksi sebum yang berfungsi sebagai pelumas kulit dan rambut mamalia dan
peningkatan ekskresi sebum merupakan salah satu keadaan yang terjadi pada akne vulgaris.

7
Gambar 1. Kelenjar sebasea

Telah diketahui luas bahwa kelenjar sebasea manusia mengekspresikan beberapa


macam reseptor neuropeptida biologis. Neuropeptida merupakan suatu kelompok peptida
aktif biologis yang muncul secara alami di sistem saraf baik sistem saraf pusat atau sistem
saraf perifer. Reseptor neuropeptida yang diekspresikan sebasea antara lain adalah
Corticotropin Releasing Hormone (CRH), melanocortin, β endorphine, vasoaktif intestinal
polipeptida, Neuropeptide Y (NPY) dan calcitonin gene-related peptide. Reseptor-reseptor
ini memodulasi produksi berbagai sitokin inflamasi, proliferasi, diferensiasi, lipogenesis, dan
metabolisme androgen pada sebosit.
Kelenjar sebasea terdiri dari dua sel penting yaitu keratinosit dan sebosit. Keratinosit
adalah jenis sel yang paling melimpah di epidermis. Seperti namanya, keratinosit
mengkhususkan diri dalam produksi keratin dan keratinosit mati akhirnya menghasilkan
lapisan keratin membentuk rambut dan kuku. Sebosit adalah sel sebosea yang mengeluarkan
sebum. Kedua jenis sel ini mempunyai peranan dalam sistem imun. Propionibacterium
acnes dapat merubah ekspresi keratinosit dan sebosit melalui Toll Like Receptor-3 (TLR3),
Cluster of Differentiation-14 (CD14) dan molekul CD1, serta dapat mengenali produksi
sebum/lipid yang berlebih oleh kelenjar sebasea dan diikuti dengan produksi sitokin-sitokin
inflamasi ke daerah tersebut.
Pada manusia, kelenjar sebasea banyak ditemukan pada wajah dan kulit
kepala, meskipun demikian kelenjar sebasea terdistribusi diseluruh permukaan kulit,
kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar sebasea biasanya ditemukan pada
kulit yang berambut, dimana kelenjar ini terhubung ke folikel rambut. Struktur yang
terdiri atas rambut, folikel rambut, otot arektor pili (arrector pili muscle), dan kelenjar
sebasea dikenal dengan sebutan unit pilosebasea. Aktivitas utama kelenjar sebasea yang

8
matur adalah memproduksi dan mensekresi sebum, campuran lipid yang kompleks.
Sekresi holokrin ini dibentuk oleh disintegrasi komplit sel kelenjar ke dalam duktus
folikular unit pilosebasea. Pelepasan sebum menunjukan tahap akhir diferensiasi sel
khusus sebasesa, yaitu sebosit. Komposisi sebum tiap spesies berbeda bergantung pada
fungsi yang harus dijalankan oleh sebum itu sendiri.

Sebum manusia terdiri atas skualen, gliserol ester, wax, dan kolesterol (kolesterol
bebas dan asam lemak bebas). Sebum dikeluarkan ketika muskulus erektor pili berkontraksi
menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut dan ke permukaan
kulit.

Salah satu materi penyusun sebum yaitu trigliserida yang akan mengalami konversi
menjadi asam lemak bebas oleh P.acnes di dalam unit kelenjar sebasea. Asam lemak bebas
ini akan mengakibatkan peningkatan kolonisasi P.acnes, memperberat inflamasi dan bersifat
komedogenik.
Sebum yang disekresikan adalah campuran kompleks lipid yang terdiri dari 57,5
persen trigliserida dan asam lemak, 26 persen ester lilin, 12 persen squalene, dan 4,5 persen
kolesterol dan ester. kualitas berminyak sebum dapat menyebabkan folikel rambut menjadi
tersumbat jika diproduksi secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan jerawat, whiteheads,
atau komedo, dalam skenario terburuk, dinding folikel dapat pecah, memungkinkan sebum
bocor ke dalam jaringan dan membentuk pustula.
2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat 
Ada dua macam yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis
dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan

9
sekretnya lebih kental. Fungsi dari kelenjar keringat meliputi mengatur suhu. Kelenjar ekrin
terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat di selaput lendir. Sedangkan kelenjar
apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut.
a) Kelenjar Keringat Ekrin (merokrin)
Tersebar luas di integumen. Kelenjar ini merupakan kelenjar tubuler bergelung 
dengan dengan bagian sekresi terletak di dalam dermis atau hipoermis. Kelenjar ini 
mempunyai saluran yang langsung menembus dermis dan epidermis untuk bermuara  pada
pori-pori keringat di permukaan kulit.

Gambar 1 : Lokasi Kelenjar Keringat

Bagian sekresi kelenjar dilapisi epitel kuboid atau kolumner rendah, terdiri  dari dua
sel sekresi yaitu sel gelap dan sel terang. Diantara sel-sel ini dan lamina  basalis terletak
mioepitel.
Sel gelap memiliki bentuk piramid terbalik dengan ujung adluminal lebar dan 
abluminal lebih sempit yang menempati sela-sela sel terang yang berdekatan. Sel ini  disebut
sel gelap karena pada perwarnaan histokimia, sel ini memiliki kompleks golgi  jelas,
mitokondria panjang, beberapa sistema dari retikulum endoplasma kasar dan  banyak riboson
bebas serta sitoplasmanya mengandung banyak granul yang memberi kesan adanya
glikoprotein. Kedua sel tersebut diselubungi jaringan ikat tipis yang mengandung ujung-
ujung saraf kolinergik yang mengendalikan aktivitas sekresinya.
  Sel terang memiliki apikal lebar dengan bagian basal sempit yang terjulur ke lamina
basal. Sel terang tidak memiliki granul sekresi mengandung sedikit retikulum endopasma

10
namun mengandung akumulasi glikogen. Jalan keluar dari sel terang melalui kanalikuli
intersel.
Kelenjar keringat ekrin berkembang dari korda sel-sel selama kehidupan fetal, yang
tumbuh kebawah dari dermis. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur
temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing
dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida
kecil dengan sifat antibiotik.

b) Kelenjar Keringat Apokrin


Jenis kelenjar keringat kedua terdapat dalam ketiak, mons pubis dan
daerah sirkumunal. Kelenjar ini lebih besar dari kelenjar ekrin. Lokasinya di dermis
dan masing-masing saluran keluar bermuara di folikel rambut. Sel-sel sekresi
berbentuk kuboid atau kolumner rendah namun dapat gepeng bila kelenjar penuh sekret. Sel-
sel sekresi pada bagian dasar berhunbungan dengan mioepitel.
Kelenjar apokrin pada mikrograf elektron, sel-selnya tampak mengandung granul-
granul, yang biasanya terpisah dari membran apikal oleh terminal web. Hasil cairan keringat
tampak agak kental, tanpa bau bila disekresikan, namun bisa menjadi bau apabila ada
pengaruh bakteri kulit.
Pada wanita yang mengalami menstruasi, kelenjar keringat apokrin tampak terjadi
perubahan histologi berupa sel-selnya membesar begitu juga lumennya diikuti regrasi selama
haid.

11
Gambar: kelenjar keringat

3) Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi
nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting lainnya
untuk metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu
tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah. Aliran darah
untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk anyaman
yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat
di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi
vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel
rambut. Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabangke folikel
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str.

12
Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh
darah yang lebih kecil. Arteriole-arterioledari rete sub papillare berjalan ke arah
epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini
terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila folikel
rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di
stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris.
Pada keadaan temperatur udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di
stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperatur tubuh tidak banyak
yang hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler
dan venulae dilatasi penguapan keringat.
4) Serat elastin dan kolagen
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan ini
dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen. Kolagen
merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada berbagai
jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini dihasilkan
oleh sel-sel dalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi dalam
bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk memenuhi
berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan pola rata
yang saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang dinamakan elastin yang
memberikan elastisitas pada kulit. Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama
menentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit. Perbedaan serat Elastin dan
kolagen, adalah serat elastin yang membuat kulit menjadi elastin dan lentur sementara
kolagen yang memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin dan kolagen itu
sendiri akan berkurang produksinya karena penuaan sehingga kulit mengalami
kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit.
5) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf
motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan
saraf sensorik  berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit.
Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan
untuk menerima rangsangan.

13
2.2.3. Subkutan/Hipodermis

Jaringan subkutan adalah merupakan lapisan lemak dan jaringan ikat yang banyak
terdapat pembuluh darah dan saraf. Pada lapisan ini penting untuk pengaturan tempertur pada
kulit. Lapisan ini dibuat dari kelompok jaringan adiposa (sel lemak) yang dipisahkan oleh sel
fibrous septa. Sebagai bantalan jaringan yang lebih dalam dan pada lapisan ini berfungsi
sebagai pelindung tubuh terhadap dingin serta tempat penyimpanan bahan bakar (Suriadi,
2004).

Lapisan subkutan atau hipodermis terdapat di antara dermis dan jaringan serta organ
di bawahnya. Lapisan ini terdiri dari sebagian besar jaringan adiposa dan merupakan
tempat penyimpanan lemak tubuh. Lapisan ini juga memiliki fungsi sebagai pengikat
kulit dengan permukaan di bawahnya, menyerap guncangan dari benturan kulit, dan
menyediakan penyekatan suhu (Pack, 2003)

Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, sel-sel
lemak didalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu membantu melindungi tubuh
dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Jumlah lemak pada lapisan ini
akan meningkat apabila makan berlebihan. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka
lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya.

Makan yang berlebih akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan
subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu
tubuh (Smeltzer & Bare, 2002

Subkutan terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara gerombolan ini
berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis. Sel–sel lemak ini bentuknya bulat dengan
intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut
penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap–tiap tempat dan juga pembagian antar
laki–laki dan perempuan tidak sama (berlainan).Guna penikulus adiposus adalah sebagai
shock braker atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator
panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan
tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot

Jaringan subkutan manusia mengandung banyak unsur, termasuk serat elastis, saraf,
dan akar folikel rambut. Hal ini sering dikatakan, bahwa hipodermis yang sebagian besar
terdiri dari jaringan adiposa. Sebuah adiposa adalah sel lemak, jaringan ini terutama terbuat

14
dari lemak. Ada juga pembuluh darah besar didistribusikan ke seluruh jaringan. Bersama-
sama, komponen ini membuat lapisan kulit yang bertindak sebagai jenis isolasi untuk tubuh

Ketika berpikir isolasi, orang cenderung berpikir mempertahankan panas. Jaringan ini
adalah layanan lengkap mekanisme pengatur suhu, dan membantu mencegah seseorang tidak
mendapatkan terlalu panas atau terlalu dingin. Selain itu dalam lapisan ini juga tempat
kelenjar keringat berada sehingga, ketika tubuh seseorang mulai panas, itu adalah sinyal dari
jaringan yang menghasilkan keringat untuk membantu menenangkan diri.

Isolasi yang disediakan oleh lapisan terdalam kulit ini juga berguna dalam membantu
mencegah cedera. Ketika seseorang jatuh atau menabrak sesuatu, itu adalah lapisan kulit ini
yang bertindak sebagai bantal. Dengan demikian, hipodermis membantu melindungi organ
dalam tubuh yang halus dan tulang. Jaringan subkutan menjadi tipis ketika seseorang menjadi
tua, yang memainkan peran dalam banyak perubahan yang dapat dicatat dalam suhu tubuh
orang tua itu, dan kecenderungan mereka untuk jatuh lebih sering dan terluka lebih parah
karena mereka jatuh.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dikatakan diberikan pada jaringan subkutan, yang
biasanya mengacu pada suntikan ke dalam hipodermis tersebut. Hal ini diyakini sebagai cara
yang paling efektif untuk mengelola beberapa obat, seperti hormon pertumbuhan manusia.
Sama seperti jaringan subkutan dapat menyimpan lemak, juga dapat memberikan ruang
penyimpanan yang baik untuk obat yang perlu dibebaskan secara bertahap karena ada aliran
darah terbatas.

15
2.3. Skin Appendages/adexa/Struktur Aksesoris Kulit

Skin Appendages/adexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit dari
epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut,
serta kuku.

2.3.1. Rambut dan Folikel Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan dalam bibir-bibir kemaluan
wanita, dan bibir.
Fungsi Rambut
a. Melindungi kepala dari benturan dan sinar matahari.
b. Sebagai mahkota.
c. Membentuk bingkai dari wajah.
d. Menambah keindahan dan garis warna pada wajah.
e. Melindungi matadari keringat.
f. Melindungi mata dari kotoran dan debu.
g. Membantu menguap kan keringat

Komposisi atau Susunan Rambut


1) Rambut terutama tersusun dari salah satu zat protein yang disebut keratin atau
horney.\
2) Susunan kimiawi rambut yaitu Carbon: 50,65% ; Hydrogen: 6,36% ; Nitrogen:
17,14% ; Belerang(sulfur): 5% ; Oksigen: 20,85%.
Jenis Rambut

16
Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di
kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi
oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis. Secara umum diameter
rambut > 0,03 mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di seluruh
tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat kecil yang ada
di lapisan dermis, diameternya < 0,03 mm. (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi,
dkk; Olsen, E. A. 1994)

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:


a. Folikel Rambut, Folikel rambut adalah suatu insersi sel-sel epidermal ke dalam
dermis yang membentuk selubung akar bagian sebelah luar dari sehelai rambut .
folikel rambut yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi:
1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.
2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut. Bagian
terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel
yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar
umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah
dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks rambut.
(Kusumadewi, dkk; Brown, Robin Graham dan Tony Burns)
Selain itu, folikel rambut juga menyelubungi akar rambut, mulai dari
permukaan kulit sampai di bagian terbawah umbi rambut. Pada selubung ini dapat
dibedakan 16drene yang berasal dari dermis dan 16drene yang berasal dari epidermis.
(Kusumadewi, dkk).
Unsur dari epidermis terdiri dari kandung akar luar dan kandung akar dalam.
Kandung akar luar terdiri atas sel bening, dan baru mulai berdiferensiasi pada daerah
ismus tanpa membentuk stratum granulosum. Kandung akar dalam terdiri atas 3
bagian yaitu: lapisan Henle, lapisan Huxley, dan kutikula kandung akar dalam.
(Kusumadewi, dkk; Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang
rambut keluar dari kulit secara miring. Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu
kutikula (selaput rambut), yang terdiri dari 6-10 lapis sel tanduk dan tersusun seperti

17
genteng atap; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang
dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), yang terdiri atas 3-4 lapis sel
kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. (Soepardiman, Lily.
2010; Kusumadewi, dkk; Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal
dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot
ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut
bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional. (Kusumadewi, dkk;
Brown, Robin Graham dan Tony Burns).
Fisiologi Rambut
1. Pengaturan Suhu Badan
Pada manusia fungsi ini hampir tidak ada lagi, sejalan dengan perkembangan
cara-cara lain untuk memelihara suhu tubuh yang konstan melalui kelenjar-kelenjar
keringat, peredaran darah kulit dan pengaruh susunan saraf terhadap struktur-strukur
tadi. Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas,
maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya. (Kusumadewi, dkk; Ridwan, Muhammad).
2. Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan
terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit
terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut. Maka
kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat peka terhadap
sentuhan. (Kusumadewi, dkk). Rambut meningkatkan kepekaan kulit terhadap
rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin
lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini. Peran
rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi
fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu.
(Sherwood, Lauralee. 2001)

Siklus Aktivitas Folikel Rambut


Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut
selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi memasuki
fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan akhirnya folikel memasuki
fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa papila dermis yang telah terbentuk

18
harus mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali.
(Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)
Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk
folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase
istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga
dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis.
Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa
telogen. (Soepardiman, Lily. 2010)
1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-
sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun. (Soepardiman,
Lily. 2010)
2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar
folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin. Papil rambut
lalu mengelisut dan tidak lagi berlangsung mitosis dalam matriks rambut. Bagian
tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami
pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Antara bekas papil dan bagian bawah
gada terbentang satu tiang sel epitel. Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu.
(Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily. 2010)
3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel mulai dari
bawah ke atas sampai hanya tersisa suatu puting epitel kecil, yaitu benih sekunder,
dan berbentuktunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan
terdorong keluar dan rontok. (Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily. 2010)

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari
sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut
pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari
rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada
bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya
permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah
menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio
rambut anagen terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus
dicabut dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen
pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-
laki 15%. (Soepardiman, Lily. 2010)

19
Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut

Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa sitokin


dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi ini memulai dan
mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi
dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan mengeluarkan sinyal spesifik yang
menginduksi berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain
interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan
androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh
lapisan spinosum sarung akar luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan
spinosum dan mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor
(bFGF), platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta (TGF-
beta). (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002).

Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut digolongkan
ke dalam 3 kelompok:

1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan faktor
mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.
2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi prliferasi
vaskularisasi dan proses diferensiasi.
3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa, TNF-beta,
merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan. (Pusponegoro, Erdina
H.D. 2002).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai berikut:
A. Keadaan Fisiologik
a. Hormon

20
Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid. Masa
pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria. Hormon
androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di
daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai laki-laki, serta rambut-rambut
kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen
bahkan memperkecil diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan
rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme,
sebaliknya hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi
memperpanjang anagen. (Suling, Pieter L; Kusumadewi, dkk; Soepardiman, Lily. 2010)
b. Nutrisi
Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan kalori.
Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat
sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam folat, asam
animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan
kerontokan rambut. (Soepardiman, Lily. 2010; Suling, Pieter L)
c. Kehamilan
Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih dalam batas
normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%. (Kusumadewi, dkk).

d. Masa balig

Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan rambut
ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok. (Kusumadewi, dkk)
e. Kelahiran
Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu dengan
cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai telogen 35%.
(Kusumadewi, dkk) Masa baru lahir
f. Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka beberapa
minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul dengan
pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya.
(Kusumadewi, dkk)
g. Masa menjadi tua
Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut. Kerontokan
dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di bagian-bagian ini
fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok dan rambut halus tumbuh

21
sebagai gantinya (Kusumadewi, dkk), folikel rambut mengalami atrofi, fase pertumbuhan
bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang.
(Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)
h. Vaskularisasi
Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan merupakan
penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi bagian 2/3 bawah
folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah mengalami perubahan.
(Suling, Pieter L)
B. Keadaan Patologik
a. Peradangan sistemik/setempat
Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan folikel
rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata (madarosis).
Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut menipis secara
rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut moth eaten appearance. Infeksi
jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan maupun kerusakan batang
rambut. Infeksi akut lainnya seperti demam tinggi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
rambut. Mekanisme terjadinya kerontokan setelah demam karena percepatan fase anagen
ke telogen.(Soepardiman, Lily. 2010; Suling, Pieter L)
b. Obat
Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan kerontokan,
umumnya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin, dan obat
antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat
mempercepat terjadinya perubahan folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah
besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup
sulfhidril dalam keratin antara lain talium, merkuri dan arsen juga bisa mempengaruhi
pertumbuhan rambut. (Soepardiman, Lily. 2010; Suling, Pieter L)
c. Mekanis
Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat terjadinya masa
anagen dengan mempersingkat masa telogen. (Kusumadewi)
d. Kelainan endokrin
Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah atau
mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan mengecilnya diameter
rambut dan meningkatkan kerontokan rambut. (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002; Suling,
Pieter L)

22
e. Penyakit kronis
Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat
kekurangan protein dalam jumlah besar. (Suling, Pieter L).

Warna Rambut
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit atau
kurang akan tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).
Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matriks
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong ke atas.
2.3.2. Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di
bawahnyamenjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan
kulityang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang
menyatuerat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan
kemerahankarena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku.Sel-sel stratum korneum
meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kukusebgai epikondrium atau kutikula.
Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawahlapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula.
Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjanghidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari.
Pembaruan total kuku jaringan tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki
sekitar 12 – 18 bulan.

Bagian kuku terdiri dari:

1. Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru


2. Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas
3. Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.

23
4. Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
5. Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku
6. Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
7. Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit
8. Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9. Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal

2.4 Fisiologi Sistem Integumen

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi,
persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
a.Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti
batu bata di permukaan kulit. 
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi;s
elain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri
di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
24
menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.
d.Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.
Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh
melanin, maka dapat timbul keganasan.
e.Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama
adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian
ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin
dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin
A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit
terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat
diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut
lemak, sepertikortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan
dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap
tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut
lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

25
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua
cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada
saatsuhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar  pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari
tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi
prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah
hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus
gastrointestinal kedalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi
vitamin D sendiri,namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan
sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit
dapat pulamengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat,
dan otot-ototdi bawah kulit.
2.5 Integrasi Sistem Integumen Dengan Sistem Lain
1. Sistem Rangka
 Sistem rangka memberi dukungan struktual
 Sistem integumen mensintesis vitamin D3 yang sangat penting untuk penyerapan
kalsium dan fosfor (pemeliharaan dan pertumbuhan tulang)
2. Sistem Otot
 Sistem muscular pada wajah berpengaruh terhadap kulit wajah dalam memproduksi
ekspresi q
 Sistem integumen mensintesis vitamin D3 untuk penyerapan kalsium (ion kalsium
berperan penting dalam kontraksi otot)
3. Sistem Syaraf
 Sistem syaraf otonom mengatur aliran darah perifer dan kelenjar keringat, serta
menghubungkan kontrol syaraf otot ke folikel rambut
 Reseptor pada sistem integumen memberikan sensasi sentuhan, tekanan, getaran, suhu
dan nyeri
 Rambut pada sistem integumen melindungi dari sesuatu yang masuk ke dalam rongga
hidung
26
4. Sistem Endokrin
 Hormon seks dalam sistem endokrin merangsang sebaceous dan aktivitas kelenjar
apokrin, mengembangkan karakteristik seksual sekunder, hormon suprarenal
mengubah aliran darah ke kulit dan memobilisasi lipid dari sel-sel lemak
 Sistem integumen mensintesis vitamin D3 , prekursor calcitriol, merupakan sebuah
hormon yang diproduksi oleh ginjal
5. Sistem Kardiovaskular
 Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk menjaga suhu normal kulit
 Sel mast pada sistem integumen menghasilkan terlokalisasi perubahan dalam aliran
darah dan kapiler permeabilitas
6. Sistem Limfatik
 Sistem limfoid membantu integumen dalam menyediakan tambahan makrofag dan
memobillisasi limfosit
 Sistem integumen menyediakan hambatan fisik yang mencegah masuknya patogen,
makrofag melawan infeksi, sel mati yang memicu peradangan dan memulai respon
7. Sistem Pernapasan
 Sistem penapasan menyediakan oksigen dan menghilangkan karbon dioksida
 Rambut pada sistem integumen melindungi dari sesuatu yang masuk ke dalam rongga
hidung
8. Sistem Pencernaan
 Sistem pencernaan menyediakan nutrisi untuk semua sel dan lipid dalam proses
penyimpanan oleh adipocytes
 Sistem pencernaan mensintesis vitamin D3 yang diperlukan dalam penyerapan
kalsium dan fosfor
9. Sistem Kemih
 Sistem saluran kemih mengeluarkan produk limbah, mempertahankan Ph cairan tubuh
normal dan komposisi ion
 Hormon seks dalam sistem endokrin merangsang sebaceous dan aktivitas kelenjar
apokrin, mengembangkan karakteristik seksual sekunder, hormon suprarenal
mengubah aliran darah ke kulit dan memobilisasi lipid dari sel-sel lemak
 Sistem integumen mensintesis vitamin D3, prekursor calcitriol, merupakan sebuah
hormon yang diproduksi oleh ginjal
10. Sistem Reproduksi

27
 Hormon seks pada sistem reproduksi mempengaruhi distribusi rambut pada kulit,
distribusi jaringan adiposa di lapisan subkutan dan perkembangan kelenjar mammae
 Sistem integumen meliputi genetalia eksternal : menyediakan sensasi yang
merangsang perilaku seksual, sekresi kelenjar mammae sebagai persediaan makanan
untuk bayi yang baru lahir

28
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Integumen berasal dari bahasa Yunani yaitu integumentum yan artinya penutup yang
terdiri sebagian besar adalah kulit, rambut, kuku dan kelenjar. Sistem integumen adalah
sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya termasuk kuku,
rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous) dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan
internal atau lingkungan eksternal).
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
2. Kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan
3. Jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau
subkutis)
Skin Appendages/adexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit dari
epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut,
serta kuku.

3.2. Saran

Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk selanjutnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Bloom William, Don W. Fawcett. 2002. Buku ajar histologi Edisi 12. Terjemahan Jan
Tambayong. Jakarta: EGC 

Eroschenko V. P. 2000. Di Fiore’s Atlas of Histology with Functional  Correlations. 9th ed.
Philadelphia: Lippincott William and Wilkins.
Pack, Phillip E. 2003. Anatomi Dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.

Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. GRAHA ILMU: Yogyakarta

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo...(dkk), EGC,
Jakarta

30

Anda mungkin juga menyukai