Anda di halaman 1dari 18

NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

KHOFIFAH ERY NUR AEINI


P07131117020

PRODI DIPLOMA III GIZI


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2020
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TUIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Khofifah Ery Nur Aeini


NIM : P07131117020
Program Studi : Diploma III Gizi
Jurusan : Gizi

demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul :
Kajian Keaktifan Lansia di Posyandu Lansia
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogayakarta
Pada tanggal : Mei 2020
Yang menyatakan
Materai 6000

(……………………………….)
KAJIAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

Khofifah Ery Nur Aeini1, Irianton Aritonang2, Almira Sitasari3


Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden,
Gamping, Sleman, DI Yogyakarta 55293
Email: khofifahery@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat
dihindari oleh setiap manusia. Pertambahan jumlah lanjut usia akan menimbulkan
berbagai permasalahan kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat
meliputi fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Seiring dengan
permasalahan tersebut, akan mempengaruhi asupan makannya yang pada akhirnya
dapat berpengaruh terhadap status gizi. Posyandu lansia adalah pos pelayanan
terpadu untuk masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati dan digerakkan oleh masyarakat, disana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Tujuan: Diketahui keaktifan lansia di posyandu lansia, jenis pemeriksaan
kesehatan di posyandu, literatur review kaitan pemeriksaan status gizi lansia dengan
keaktifan lansia di posyandu.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi literature yaitu penelitian dengan
cara mengumpulkan data dari jurnal, skripsi, atau tesis yang berkaitan dengan topik
keaktifan lansia di posyandu lansia.
Hasil: Lansia yang aktif mengikuti kegiatan posyandu memiliki status gizi normal,
karena lansia memanfaatkan posyandu dengan sering mengkonsultasikan keluhan
penyakit pada bidan yang bertugas pada saat posyandu berlangsung. Terdapat
perbedaan antara status gizi lansia yang mengikuti posyandu dengan lansia yang
tidak mengikuti posyandu. Pada saat posyandu pengukuran berat badan yang dicatat
setiap bulannya sehingga lansia lebih memahami kurang atau bertambahnya berat
badan yang akan mempengaruhi status gizi lansia. Lansia dengan status gizi yang
baik memiliki kualitas hidup yang lebih baik, status gizi berpengaruh terhadap
kualitas hidup lansia meliputi kesehatan, problem atau penyakit yang disandang dan
fungsi tubuh.
Kesimpulan: Lansia yang aktif mengikuti kegiatan posyandu memiliki status gizi
normal. Terdapat perbedaan antara status gizi lansia yang mengikuti posyandu
dengan lansia yang tidak mengikuti posyandu. Lansia dengan status gizi yang baik
memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Kata Kunci: keaktifan, lansia, posyandu, status gizi


STUDY OF ACTIVITIES ELDERLY IN INTEGRATED HEALTHCARE
CENTER OF ELDERLY

Khofifah Ery Nur Aeini1, Irianton Aritonang2, Almira Sitasari3


Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden,
Gamping, Sleman, DI Yogyakarta 55293
Email: khofifahery@gmail.com

Abstract

Background: Elderly (elderly) is a life cycle that cannot be avoided by every


human being. Increasing the number of elderly will cause various complex
problems for the elderly, families and communities including physical, biological,
mental and socioeconomic. Along with these problems, it will affect food intake
which in turn can affect the nutritional status. The elderly integrated healthcare
center is an integrated service post for the elderly in a certain area that has been
agreed and driven by the community, where they can get health services.
Objective: To find out the activeness of the elderly in integrated healthcare center
for the elderly, the type of health examination in the integrated healthcare center,
literature review on the relationship between the examination of the nutritional
status of the elderly and the activeness of the elderly in the integrated healthcare
center.
Method: This research is a literature study research that is research by collecting
data from journals, theses, or theses related to the topic of activeness of the elderly
in the elderly integrated healthcare center.
Results: Elderly who actively participate in integrated healthcare center activities
have normal nutritional status, because the elderly use the integrated healthcare
center by frequently consulting disease complaints for midwives who are on duty
at the time the integrated healthcare center takes place. There is a difference
between the nutritional status of the elderly who attend the integrated healthcare
center and the elderly who do not attend the integrated healthcare center. At the
time of the integrated health measurement post integrated healthcare center every
month so that the elderly better understand less or gain weight which will affect the
nutritional status of the elderly. Elderly with a good nutritional status has a better
quality of life, nutritional status affects the quality of life of the elderly including
health, problems or diseases carried and bodily functions.
Conclusion: Elderly who actively participate in integrated healthcare center
activities have normal nutritional status. There is a difference between the
nutritional status of the elderly who attend the integrated healthcare center and the
elderly who do not attend the integrated healthcare center. Elderly with good
nutritional status have a better quality of life.

Keywords: activeness, elderly, integrated healthcare center, nutritional status


A. PENDAHULUAN

Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat dihindari

oleh setiap manusia. Lansia (lanjut usia) merupakan subjek dalam pembangunan

kesehatan. Pengalaman hidup yang lebih banyak, menempatkan lansia bukan hanya

orang yang dihormati, tetapi juga dapat berperan sebagai (agent of change) di

lingkungan keluarga dan masyarakat. Lansia dapat berperan dalam mewujudkan

keluarga sehat yaitu dengan memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki dan

pemberian pengetahuan kesehatan yang sesuai (Depkes RI, 2006).

Pertambahan jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan

kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi fisik, biologis, mental

maupun sosial ekonomi. Seiring dengan permasalahan tersebut, akan mempengaruhi

asupan makannya yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap status gizi

(Kemenkes RI, 2012).

Posyandu lansia merupakan bentuk dari suatu program pemberdayaan

masyarakat. Terlaksannya kegiatan posyandu lansia tidak terlepas dari peran

masyarakat dalam bentuk tenaga, dana, tempat dan fasilitas. Kehadiran lansia di

posyandu merupakan suatu bentuk keaktifan dalam kegiatan posyandu lansia. Lansia

akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan keterampilan yang diajarkan oleh kader

posyandu.

Tujuan umum penelitian adalah diketahui keaktifan lansia di posyandu lansia.

Tujuan khusus penelitian diketahui jenis pemeriksaan kesehatan pada lansia di

posyandu dan diketahui review kaitan pemeriksaan status gizi lansia dengan keaktifan

lansia di posyandu.
Manfaat teoritis menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai hasil

literatur review keaktifan lansia di posyandu. Manfaat praktis yaitu hasil literatur

review sebagai bahan masukan bagi kader posyandu.

B. Metode

Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan atau studi literatur yang merupakan

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan

mencatat, serta mengolah data peneilitian. Studi kepustakaan merupakan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku, majalah dan

sumber lain yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian (Warsiah, 2009).

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu menggunakan search

engine guna menelusuri keaktifan lansia di posyandu, search engine yang digunakan

adalah Google. Pemilihan judul artikel menetapkan limit maupun filter termasuk

batasan tahun yaitu dimulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2019.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut merupakan Tabel 4. Hasil Rekap Data Absensi Kegiatan Posyandu

Lansia Sejati tahun 2018.

Tabel 4. Hasil Data Absensi Posyandu Lansia Sejati Tahun 2018


Kategori Jumlah %
Aktif 25 33,8
Tidak aktif 49 66,2
Jumlah 74 100

Sebelum menguraikan analisis atau pembahasan dari hasil literature yang

diperoleh, peneliti hanya mengambil penelitian yang sesuai dengan tema peneliti,

berikut ini uraian hasil literature dari jurnal yang diperoleh.


1. Hubungan Aksesbilitas, Dukungan Keluarga dan Status Gizi Lansia dengan

Pemanfaatan Posyandu Lansia

Penelitian ini dilakukan oleh Andrianto, dkk tahun 2016. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aksesbilitas, dukungan keluarga

dan status gizi lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia. Jenis penelitian ini

adalah penelitian survei analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian

dilakukan di posyandu Alamanda 30 dan Posyandu Alamanda 44 di Kelurahan

Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember pada bulan Agustus 2016. Sampel

pada penelitian ini berjumlah 65 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara

proporsional random sampling dengan kriteria inkulsi lansia berumur 45 – 75

tahun, hidup dan tinggal bersama keluarga, bisa berkomunikasi dengan baik dan

telah bersedia mengikuti prosedur penelitian.

Data status gizi lansia dieroleh dengan cara pengukuran antropometri.

Berat badan menggunakan timbangan digital elektrik one med dan tinggi badan

menggunakan microtoise merk one med. Selanjutnya dihitung Indeks Massa

Tubuh (IMT). Status gizi dikategorikan menjadi tiga yaitu: “gizi normal” untuk

skor IMT antara 18,5-25 kg/m2 dan “gizi kurang” untuk skor IMT 18,5 kg/m2.

Data sekunder berupa jumlah lansia diperoleh dari data Kelurahan Gebang

Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

Hasilnya Sebagian besar responden yang memanfaatkan posyandu lansia

memiliki status gizi normal. Sebaliknya, sebagian besar responden yang tidak

memanfaatkan Posyandu Lansia memiliki status gizi kurang.


2. Perbedaan Status Gizi Pada Lansia yang Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia

Dengan yang Tidak Mengikuti Posyandu Lansia di RW 02 Serangan Ngampilan

Yogyakarta

Penelitian ini dilakukan oleh Raesta Mariana Sam pada tahun 2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan status gizi pada

lansia yang mengikuti posyandu dengan yang tidak mengikuti posyandu. Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif perbandingan dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan tanpa melakukan manipulasi

pada subyek penelitian yaitu lanjut usia. Pada subyek penelitian hanya dilakukan

pengukuran status gizi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang

berada di RW 02 serangan ngampilan Yogyakarta dengan usia 60 tahun keatas

yang berjumlah 110 orang lansia. Lansia yang mengikuti posyandu berjumlah 78

orang lansia dan 32 orang lansia yang tidak mengikuti posyandu, teknik

pengambilan sampel pada lansia yang mengikuti posyandu dan tidak mengikuti

posyandu dilakukan teknik purposive sampling yaitu responden atau subyek

penelitian berdasarkan pertimbangan peneliti yang memenuhi kriteria inklusi dan

ekslusi.

3. Status Gizi Lansia Berdasarkan Peta Pengaruh Faktor Determinan pada Peserta

dan Bukan Peserta Posyandu Lansia di Kota Tangerang Selatan

Penelitian ini dilakukan oleh Sutardi dan Fadila pada tahun 2014. Metode

penelitian ini adalah menggunakan analisis jalur (analythical model) dirancang

untuk menerangkan interelasi faktor-faktor determinan terhadap status gizi lansia

pada peserta posyandu lansia dan bukan peserta posyandu. Rancangan penelitian
ini merupakan penelitian cross-sectional dengan cara mendata pra lansia dan

lansia usia 45 – 90 tahun baik sebagai peserta maupun bukan peserta Posyandu

lansia di wilayah binaan Puskesmas kota Tangerang Selatan. Pemilihan

Puskesmas berdasarkan purposive sampling yang mewakili beberapa wilayah

seperti kecamatan Setu, Pamulang, Rawabuntu dan Ciputat Timur. Masing-

masing Puskesmas diambil 25 - 30 orang peserta posyandu lansia dan 25-30 orang

bukan peserta posyandu lansia sehingga jumlah seluruh sampel adalah 210 orang

lansia. Pengumpulan data dilakukan melalui pengambilan data primer dan

sekunder. Data Primer dari hasil wawancara yang dilakukan dengan

menggunakan kuesioner terstruktur, dan pengukuran berat badan (kg) dan tinggi

badan (cm). Data sekunder berisi tentang kondisi Kota Tangerang Selatan yang

tertuang pada website Kota Tangerang Selatan.

4. Hubungan Status Gizi Dengan Kualitas Hidup Geriatri Di Posyandu Lansia Ngudi

Sehat Bibis Baru Nusukan Banjarsari Surakarta.

Penelitian ini dilakukan oleh Astuti, Fitri Andaru Adhi pada tahun 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi dengan kualitas hidup

geriatri di posyandu lansia ngudi sehat. Metode yang digunakan pada penelitian

ini adalah studi analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional.

Data penelitian diperoleh dengan kuesioner dan pengukuran langsung

menggunakan microtoise dan timbangan berat badan pada geriatri pada minggu

ke 4 bulan September 2012. Subyek berusia 60-74 tahun yang memenuhi kriteria

serta dipilih secara random sampling.


Berdasarkan hasil pengambilan data di Posyandu Lansia Sejati

menujukkan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan adalah penimbangan berat

badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dan PMT (Pemberian

Makanan Tambahan). Lansia yang datang ke posyandu dicatat kehadiran, alamat,

berat badan, tinggi, dan tensi oleh kader yang bertugas. Berdasarkan hasil data

diketahui bahwa terdapat 25 lansia yang aktif mengikuti kegiatan selama satu

tahun yang artinya kehadirannya >8 kali selama satu tahun, sedangkan 49 lansia

termasuk dalam kategori tidak aktif karena kehadirannya <8 kali selama satu

tahun. Keaktifan lansia di Posyandu Lansia Sejati menunjukkan sebesar 33,8%

dan kategori tidak aktif 66,2%, sehingga dapat diketahui bahwa kesadaran lansia

untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu masih kurang.

Kesadaran lansia untuk aktif kegiatan posyandu lansia dipengaruhi oleh

beberapa faktor salah satunya adalah adanya pemeriksaan status gizi di posyandu.

Berdasarkan literatur yang ada dapat diketahui bahwa kegiatan pemeriksaan status

gizi dapat mempengaruhi keaktifan lansia di posyandu sejalan dengan penelitian

(Andrianto. Dkk, 2016) menunjukkan hasil analisis statistik dengan menggunakan

Uji Korelasi Spearman Rho (𝜌) diperoleh nilai p = 0,000 (p < α). Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan pemanfaatan

Posyandu Lansia di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember

dengan keeratan hubungan sebesar 45,3% yang termasuk dalam kategori

hubungan sedang. Hal ini menujukkan bahwa lansia yang rutin mengikuti

kegiatan posyandu rata – rata status gizi mereka normal, karena lansia

memanfaatkan posyandu dengan sering mengkonsultasikan keluhan penyakit


pada bidan yang bertugas pada saat posyandu berlangsung. Status gizi lanjut usia

dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu perubahan fisiologis, komposisi tubuh, asupan

nutrisi dan keadaan ekonomi merupakan hal – hal yang dapat memicu terjadinya

berbagai masalah gizi pada lansia. Semakin usia bertambah, maka kemungkinan

terjadinya penurunan anatomi dan fungsional atas organ tubuhnya semakin besar.

Fungsi organ – organ akan menurun sebanyak satu persen setiap 30 tahun.

Penurunan fungsi dari organ – organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah

timbulnya masalah kesehatan. Masalah gizi yang seringkali terjadi pada lanjut

usia juga dipengaruhi oleh sejumlah perubahan fisiologis (Darmojo, 2010).

Beberapa jenis pelayanan di posyandu lansia juga mempengaruhi

perbedaan status gizi pada lansia, antara lain pengukuran berat badan yang dicatat

setiap bulannya sehingga lansia lebih memahami kurang atau bertambahnya berat

badan yang akan mempengaruhi status gizi lansia, sedangkan untuk yang tidak

mengikuti posyandu lansia sama sekali tidak mengetahui perkembangan status

gizi yang harus dicukupi untuk menghindari penyakit – penyakit yang bisa terjadi

akibat kurang atau lebihnya status gizi (Bandiyah, 2009).

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sam,

2014) yang menunjukkan bahwa berdasarkan status gizi lansia dari 44 responden

baik yang mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak mengikuti posyandu

sebagian besar yaitu 23 orang (52,3%) memiliki status gizi normal, dan sebagian

kecil yaitu 5 orang (11,4%) responden memiliki status gizi kurang. Status gizi

seseorang bisa dikatakan baik atau status gizi normal apabila memperoleh cukup

zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan


fisik, perkembangan otak, kemampuan dan kesehatan secara umum berada pada

tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami

kekurangan satu atau lebih zat – zat gizi esensial. Status gizi lebih terjaadi apabila

tubuh mengalami kelebihan zat – zat gizi yang akan menimbulkan efek toksik atau

membahayakan (Almatsier, 2002).

Pada penelitian ini terdapat 23 responden (52,3%) memiliki status gizi

normal yang biasanya disebabkan karena lansia tidak memiliki penyakit kronis

misalnya jantung coroner, hipertensi, diabetes mellitus, gout (rematik), ginjal,

sirosis hati dan kanker. Penelitian ini juga disebutkan bahwa terdapat 16

responden (36,4%) memiliki gizi lebih. Lansia yang memiliki zat gizi lebih

biasanya disebabkan karena pola makan yang tidak benar. Saat pemilihan bahan

makanan yang lebih didasarkan pada pertimbangan selera pada gizinya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh (Sam, 2014) menunjukkan status gizi

lansia pada kelompok lansia yang mengikuti posyandu sebagian besar memiliki

status gizi normal yaitu 12 orang (54,5%), gizi lebih yaitu 10 orang (45,5%) dan

tidak ada (0%) lansia yang memiliki status gizi kurang. Hal ini menunjukkan

bahwa status gizi lansia yang mengikuti kegiatan posyandu cenderung lebih

banyak memiliki status gizi normal dibandingkan dengan lansia yang tidak

mengikuti posyandu, lansia yang mengikuti posyandu juga sama sekali tidak

memiliki gizi buruk, karena posyandu dapat membantu meningkatkan tingkat

status gizi pada lansia, dengan memberikan pengetahuan dalam memilih makanan

yang baik dan benar yang dapat memantau meningkatkan nutrisi dalam tubuh,

serta makanan yang sudah haru dihindari pada lansia.


Penelitian yang dilakukan oleh (Sutardi dan Fadila, 2014) menunjukkan

bahwa lansia yang mengikuti posyandu dengan status gizi kurang sebanyak 2

orang, gizi normal 70 orang, overweight 25 orang, dan obesitas 8 orang. Lansia

yang tidak mengikuti poyanyandu yang memiliki status gizi kurang sebanyak 1

orang, gizi normal 61 orang, overweight 48 orang, dan obesitas 5 orang. Jumlah

lansia kelebihan gizi pada kelompok lansia non posyandu sekitar dua kali lebih

banyak dibandingkan dari lansia dengan masalah serupa pada kelompok lansia

peserta posyandu. Seandainya, pengaruh posyandu efektif dan konsisten dalam

jangka panjang (steady state), diperkirakan risiko kelebihan gizi dua kali lebih

tinggi bagi lansia bukan peserta dibandingkan peserta posyandu (Odd ratio =

2.118, p. 0.008). Kondisi ini patut diduga karena sejauh ini bagi peserta posyandu

dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan periodik minimal sebulan

sekali.

Keadaan status kesehatan lansia Posyandu mempunyai ciri-ciri umum

yang cukup menonjol, yaitu memiliki keluhan satu atau lebih jenis penyakit

(umumnya jenis penyakit infeksi), ketika sakit dalam waktu yang lama (lebih dari

7 hari), frekuensi sakit lebih sering (seminggu sekali), menggunakan puskesmas

untuk berobat selain ke dokter, dan sebagian diantaranya rutin berolahraga.

Malnutrisi adalah faktor yang penting dalam mencegah problem atau

masalah penyakit ataupun komplikasi penyakit yang berhubungan dengan

kemampuan fungsi tubuh dan kualitas hidup di usia tua, hal hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh (Astuti, 2012) dimana status gizi berpengaruh
terhadap kualitas hidup lansia meliputi kesehatan, problem atau penyakit yang

disandang dan fungsi tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Astuti, 2012) dengan

30 responden dapat diketahui bahwa responden dengan status gizi baik dengan

kualitas hidup yang baik sebanyak 14 reponden (82,4%) dan kualitas hidup yang

buruk sebanyak 3 responden (17,6%), sedangkan jumlah responden yang

mengalami malnutrisi dengan kualitas hidup yang baik sebanyak 3 reponden

(23,1%) dan kualitas hidup yang buruk sebanyak 10 responden (76,9%).

Lansia seharusnya berupaya untuk memanfaatkan adanya posyandu

sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara

optimal. Lansia yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu mereka tidak

dapat terpantau kesehatannya dengan baik, sehingga masalah kesehatan tidak

dapat terdeteksi dan bisa berakibat fatal hingga mengancam jiwa. Berbagai

komplikasi yang akhirnya mengakibatkan penurunan kualitas hidup lansia.

Semakin banyak komplikasi, maka semakin banyak pula biaya ekonomi yang

harus dikeluarkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil review literatur dari keempat jurnal dapat disimpulan bahwa

adanya keaktifan lansia di posyandu lansia yang dipengaruhi oleh faktor pemeriksaan

status gizi dengan keeratan hubungan sebesar 45,3%. Adanya pemeriksaan status gizi

terdapat perbedaan status gizi antara lansia yang mengikuti dan yang tidak mengikuti

posyandu yaitu lansia yang tidak mengikuti posyandu memiliki risiko 2,0 kali lebih

besar berisiko obesitas daripada lansia yang mengikuti posyandu dan pada penelitian
literatur yang berbeda lansia yang mengikuti posyandu memiliki status gizi normal

sebanyak 2,0 kali lebih banyak daripada yang tidak mengikuti posyandu. Status gizi

normal berpengaruh terhadap kualitas hidup, kualitas hidup yang baik pada lansia

yang memiliki status gizi normal yaitu 3,56 kali lebih banyak daripada lansia dengan

kualitas hidup baik yang mengalami malnutrisi. Jenis pemeriksaan kesehatan yaitu

cek status gizi dihitung dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

E. Saran

Bagi Peneliti

Rekomendasi penelitian lebih lanjut adalah untuk mengkaji penelitian

kuantitas keaktifan lansia di posyandu lansia.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir.Irianton Aritonang, M.Kes dan Ibu

Almira Sitasari S.Gz, MPH yang telah memberikan bimbingan atas penelitian studi

literatur ini.

G. DAFTAR PUSTAKA

Alhidayati. 2014. ‘Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kunjungan


Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kabupaten Kampar
tahun 2013’. Jurnal Kesehatan Komunitas, vol.5, hh.220-224. Diunduh pada tanggal
17 September 2019 dari <jurnal.htp.ac.id>

Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Data Jakarta. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astuti, Fitri Andaru Adhi. ‘Hubungan Status Gizi dengan Kualitas Hidup Geriatri di
Posyandu Lansia Ngudi Sehat Bibis Baru Nusukan Banjarsari Surakarta’. Naskah
Publikasi. Diunduh pada 5 Mei 2020 dari <https://scholar.google.co.id>

Badan Pusat Statistik. Data penduduk Indonesia tahun 2019. Diakses pada 5
September 2019 dari
<https://www.bps.go.id/publication/2019/07/04/daac1ba18cae1e90706ee58a/statisti
k-indonesia-2019.html >
Erpandi. 2016. Posyandu Lansia: Mewujudkan Lansia Sehat, Mandiri & Produktif.
Jakarta: EGC. Diunduh pada 3 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20lan
sia%202016.pdf>
Istiany, Ari dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Jumlah penduduk Indonesia tahun 2019.Central Intelligence Agency The World


Factbook. Diakses pada 12 November 2019 dari
<https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html>

Kecamatan Pleret Dalam Rangka Pleret Sub Disitrict in Figures. 2019. Bantul: BPS
Kabupaten Bantul. Diunduh pada 2 November 2019 dari
<https://bantulkab.bps.go.id>

Kementerian kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Diunduh
Pada 5 Mei 2020 dari <poltekkessby-books-399-
pedomanpelayanangizilanjutusia.PDF>Kementerian kesehatan RI. Analisis Lansia di
Indonesia. Diunduh pada 2 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/lain-
lain/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017.pdf >
Kementerian Kesehatan RI. Indonesia Memasuki Aging Population. Diakses pada 4
September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/article/view/19070500004/indonesia-masuki-periode-
aging-population.html>

Maryam, R. Siti dkk. 2018. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Noorkasiani, dkk. 2007. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC. Diakses pada 2


September 2019 dari <books.google.co.id>

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Profil Kependudukan Kabupaten Bantul 2018. 2019. Bantul: Dinas Kependudukan


dan Pencatatan Sipil. <https://disdukcapil.bantulkab.go.id>

Purnawati, N. 2014. Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Kehadiran Lansia dalam


Kegiatan Posyandu Lansia di Desa Plumbon Kecamatan Mojolaban Sukoharjo.
Naskah Publikasi. Diunduh pada 5 September 2019 dari
<http://eprints.ums.ac.id/30723/17/Naskah_Publikasi_Deal.pdf>

Ratnasari, Arum Dyah. 2014. Kajian Tingkat Partisipasi dan Pengetahuan Ibu tentang
Penimbangan di Posyandu dengan Status Gizi Baduta di Desa Tirtomulyo Kecamatan
Kretek Kabupaten Bantul. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. KTI.
Rokom. 2006. Lansia Sehat: Lansia Aktif, Mandiri dan Produktif. Kementerian
Kesehatan RI. Diakses pada 4 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/article/view/16053000001/lansia-sehat-lansia-aktif-
mandiri-dan-produktif.html>

Rusmin, Muhammad dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sombu Opu Kabupaten
Gowa. Al-Shihah: Public Health Science Journal. Diundah pada 4 Desember 2019
dari <journal.uin-alauddin.ac.id>

Sam, Raesta Mariana. 2014. ‘Perbedaan Status Gizi pada lansia yang Mengikuti
Posyandu Lansia dengan yang Tidak Mengikuti Posyandu Lansia di RW 02 Serangan
Ngampilan Yogyakarta’. Naskah Publikasi. Diunduh pada 5 Mei 2020 dari
https://scholar.google.co.id

Santika, Adhi dkk. 2013. Gambaran Kesehatan Lansia di Indonesia. Jakarta:


Kementerian kesehatan RI. Diundah pada 2 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20lan
sia%202016.pdf>

Subekti, Fitri. 2013. ‘Analisis Karakteristik Usia Lanjut Berhubungan dengan Status
Gizi di Posyandu Lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo’. Naskah
Publikasi. Diunduh pada 5 Mei 2020 dari https://scholar.google.co.id

Sutardi dan Fadila. 2014. ‘Status Gizi Lansia Berdasarkan Peta Pengaruh Faktor
Determinan pada Peserta dan Bukan Peserta Posyandu Lansia’. Naskah Publikasi.
Diunduh pada 5 Mei 2020 dari https://scholar.google.co.id

Utomo, Agus Setyo. 2019. Status Kesehatan Lansia Berdayaguna. Surabaya. Media
Sahabat Cendekia. Diakses pada 10 September 2019 dari <books.google.co.id>

W, Pipit Festy. 2018. Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. Surabaya: UMSurabaya
Publishing. Diakses pada 4 September 2019 dari <books.google.co.id>

Wahono, Hesthi. 2010. ‘Analisis Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Pemanfaatan


Posyandu Lansia di Gantung Makamhaji’. Skripsi. Diunduh pada 3 September 2019
dari <eprints.ums.ac.id>

Anda mungkin juga menyukai