Dibuat di : Yogayakarta
Pada tanggal : Mei 2020
Yang menyatakan
Materai 6000
(……………………………….)
KAJIAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA
Abstrak
Latar belakang: Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat
dihindari oleh setiap manusia. Pertambahan jumlah lanjut usia akan menimbulkan
berbagai permasalahan kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat
meliputi fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Seiring dengan
permasalahan tersebut, akan mempengaruhi asupan makannya yang pada akhirnya
dapat berpengaruh terhadap status gizi. Posyandu lansia adalah pos pelayanan
terpadu untuk masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati dan digerakkan oleh masyarakat, disana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Tujuan: Diketahui keaktifan lansia di posyandu lansia, jenis pemeriksaan
kesehatan di posyandu, literatur review kaitan pemeriksaan status gizi lansia dengan
keaktifan lansia di posyandu.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi literature yaitu penelitian dengan
cara mengumpulkan data dari jurnal, skripsi, atau tesis yang berkaitan dengan topik
keaktifan lansia di posyandu lansia.
Hasil: Lansia yang aktif mengikuti kegiatan posyandu memiliki status gizi normal,
karena lansia memanfaatkan posyandu dengan sering mengkonsultasikan keluhan
penyakit pada bidan yang bertugas pada saat posyandu berlangsung. Terdapat
perbedaan antara status gizi lansia yang mengikuti posyandu dengan lansia yang
tidak mengikuti posyandu. Pada saat posyandu pengukuran berat badan yang dicatat
setiap bulannya sehingga lansia lebih memahami kurang atau bertambahnya berat
badan yang akan mempengaruhi status gizi lansia. Lansia dengan status gizi yang
baik memiliki kualitas hidup yang lebih baik, status gizi berpengaruh terhadap
kualitas hidup lansia meliputi kesehatan, problem atau penyakit yang disandang dan
fungsi tubuh.
Kesimpulan: Lansia yang aktif mengikuti kegiatan posyandu memiliki status gizi
normal. Terdapat perbedaan antara status gizi lansia yang mengikuti posyandu
dengan lansia yang tidak mengikuti posyandu. Lansia dengan status gizi yang baik
memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Abstract
Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat dihindari
oleh setiap manusia. Lansia (lanjut usia) merupakan subjek dalam pembangunan
kesehatan. Pengalaman hidup yang lebih banyak, menempatkan lansia bukan hanya
orang yang dihormati, tetapi juga dapat berperan sebagai (agent of change) di
keluarga sehat yaitu dengan memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki dan
kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi fisik, biologis, mental
asupan makannya yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap status gizi
masyarakat dalam bentuk tenaga, dana, tempat dan fasilitas. Kehadiran lansia di
posyandu merupakan suatu bentuk keaktifan dalam kegiatan posyandu lansia. Lansia
akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan keterampilan yang diajarkan oleh kader
posyandu.
posyandu dan diketahui review kaitan pemeriksaan status gizi lansia dengan keaktifan
lansia di posyandu.
Manfaat teoritis menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai hasil
literatur review keaktifan lansia di posyandu. Manfaat praktis yaitu hasil literatur
B. Metode
Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan atau studi literatur yang merupakan
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku, majalah dan
sumber lain yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian (Warsiah, 2009).
engine guna menelusuri keaktifan lansia di posyandu, search engine yang digunakan
adalah Google. Pemilihan judul artikel menetapkan limit maupun filter termasuk
batasan tahun yaitu dimulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2019.
diperoleh, peneliti hanya mengambil penelitian yang sesuai dengan tema peneliti,
dan status gizi lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia. Jenis penelitian ini
adalah penelitian survei analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian
Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember pada bulan Agustus 2016. Sampel
tahun, hidup dan tinggal bersama keluarga, bisa berkomunikasi dengan baik dan
Berat badan menggunakan timbangan digital elektrik one med dan tinggi badan
Tubuh (IMT). Status gizi dikategorikan menjadi tiga yaitu: “gizi normal” untuk
skor IMT antara 18,5-25 kg/m2 dan “gizi kurang” untuk skor IMT 18,5 kg/m2.
Data sekunder berupa jumlah lansia diperoleh dari data Kelurahan Gebang
memiliki status gizi normal. Sebaliknya, sebagian besar responden yang tidak
Yogyakarta
Penelitian ini dilakukan oleh Raesta Mariana Sam pada tahun 2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan status gizi pada
lansia yang mengikuti posyandu dengan yang tidak mengikuti posyandu. Metode
pada subyek penelitian yaitu lanjut usia. Pada subyek penelitian hanya dilakukan
pengukuran status gizi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang
yang berjumlah 110 orang lansia. Lansia yang mengikuti posyandu berjumlah 78
orang lansia dan 32 orang lansia yang tidak mengikuti posyandu, teknik
pengambilan sampel pada lansia yang mengikuti posyandu dan tidak mengikuti
ekslusi.
3. Status Gizi Lansia Berdasarkan Peta Pengaruh Faktor Determinan pada Peserta
Penelitian ini dilakukan oleh Sutardi dan Fadila pada tahun 2014. Metode
pada peserta posyandu lansia dan bukan peserta posyandu. Rancangan penelitian
ini merupakan penelitian cross-sectional dengan cara mendata pra lansia dan
lansia usia 45 – 90 tahun baik sebagai peserta maupun bukan peserta Posyandu
masing Puskesmas diambil 25 - 30 orang peserta posyandu lansia dan 25-30 orang
bukan peserta posyandu lansia sehingga jumlah seluruh sampel adalah 210 orang
menggunakan kuesioner terstruktur, dan pengukuran berat badan (kg) dan tinggi
badan (cm). Data sekunder berisi tentang kondisi Kota Tangerang Selatan yang
4. Hubungan Status Gizi Dengan Kualitas Hidup Geriatri Di Posyandu Lansia Ngudi
Penelitian ini dilakukan oleh Astuti, Fitri Andaru Adhi pada tahun 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi dengan kualitas hidup
geriatri di posyandu lansia ngudi sehat. Metode yang digunakan pada penelitian
ini adalah studi analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional.
menggunakan microtoise dan timbangan berat badan pada geriatri pada minggu
ke 4 bulan September 2012. Subyek berusia 60-74 tahun yang memenuhi kriteria
badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dan PMT (Pemberian
berat badan, tinggi, dan tensi oleh kader yang bertugas. Berdasarkan hasil data
diketahui bahwa terdapat 25 lansia yang aktif mengikuti kegiatan selama satu
tahun yang artinya kehadirannya >8 kali selama satu tahun, sedangkan 49 lansia
termasuk dalam kategori tidak aktif karena kehadirannya <8 kali selama satu
dan kategori tidak aktif 66,2%, sehingga dapat diketahui bahwa kesadaran lansia
beberapa faktor salah satunya adalah adanya pemeriksaan status gizi di posyandu.
Berdasarkan literatur yang ada dapat diketahui bahwa kegiatan pemeriksaan status
Uji Korelasi Spearman Rho (𝜌) diperoleh nilai p = 0,000 (p < α). Hal ini
hubungan sedang. Hal ini menujukkan bahwa lansia yang rutin mengikuti
kegiatan posyandu rata – rata status gizi mereka normal, karena lansia
dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu perubahan fisiologis, komposisi tubuh, asupan
nutrisi dan keadaan ekonomi merupakan hal – hal yang dapat memicu terjadinya
berbagai masalah gizi pada lansia. Semakin usia bertambah, maka kemungkinan
terjadinya penurunan anatomi dan fungsional atas organ tubuhnya semakin besar.
Fungsi organ – organ akan menurun sebanyak satu persen setiap 30 tahun.
Penurunan fungsi dari organ – organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah
timbulnya masalah kesehatan. Masalah gizi yang seringkali terjadi pada lanjut
perbedaan status gizi pada lansia, antara lain pengukuran berat badan yang dicatat
setiap bulannya sehingga lansia lebih memahami kurang atau bertambahnya berat
badan yang akan mempengaruhi status gizi lansia, sedangkan untuk yang tidak
gizi yang harus dicukupi untuk menghindari penyakit – penyakit yang bisa terjadi
2014) yang menunjukkan bahwa berdasarkan status gizi lansia dari 44 responden
baik yang mengikuti posyandu lansia dengan yang tidak mengikuti posyandu
sebagian besar yaitu 23 orang (52,3%) memiliki status gizi normal, dan sebagian
kecil yaitu 5 orang (11,4%) responden memiliki status gizi kurang. Status gizi
seseorang bisa dikatakan baik atau status gizi normal apabila memperoleh cukup
tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat – zat gizi esensial. Status gizi lebih terjaadi apabila
tubuh mengalami kelebihan zat – zat gizi yang akan menimbulkan efek toksik atau
normal yang biasanya disebabkan karena lansia tidak memiliki penyakit kronis
sirosis hati dan kanker. Penelitian ini juga disebutkan bahwa terdapat 16
responden (36,4%) memiliki gizi lebih. Lansia yang memiliki zat gizi lebih
biasanya disebabkan karena pola makan yang tidak benar. Saat pemilihan bahan
Penelitian yang telah dilakukan oleh (Sam, 2014) menunjukkan status gizi
lansia pada kelompok lansia yang mengikuti posyandu sebagian besar memiliki
status gizi normal yaitu 12 orang (54,5%), gizi lebih yaitu 10 orang (45,5%) dan
tidak ada (0%) lansia yang memiliki status gizi kurang. Hal ini menunjukkan
bahwa status gizi lansia yang mengikuti kegiatan posyandu cenderung lebih
banyak memiliki status gizi normal dibandingkan dengan lansia yang tidak
mengikuti posyandu, lansia yang mengikuti posyandu juga sama sekali tidak
status gizi pada lansia, dengan memberikan pengetahuan dalam memilih makanan
yang baik dan benar yang dapat memantau meningkatkan nutrisi dalam tubuh,
bahwa lansia yang mengikuti posyandu dengan status gizi kurang sebanyak 2
orang, gizi normal 70 orang, overweight 25 orang, dan obesitas 8 orang. Lansia
yang tidak mengikuti poyanyandu yang memiliki status gizi kurang sebanyak 1
orang, gizi normal 61 orang, overweight 48 orang, dan obesitas 5 orang. Jumlah
lansia kelebihan gizi pada kelompok lansia non posyandu sekitar dua kali lebih
banyak dibandingkan dari lansia dengan masalah serupa pada kelompok lansia
jangka panjang (steady state), diperkirakan risiko kelebihan gizi dua kali lebih
tinggi bagi lansia bukan peserta dibandingkan peserta posyandu (Odd ratio =
2.118, p. 0.008). Kondisi ini patut diduga karena sejauh ini bagi peserta posyandu
sekali.
yang cukup menonjol, yaitu memiliki keluhan satu atau lebih jenis penyakit
(umumnya jenis penyakit infeksi), ketika sakit dalam waktu yang lama (lebih dari
kemampuan fungsi tubuh dan kualitas hidup di usia tua, hal hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Astuti, 2012) dimana status gizi berpengaruh
terhadap kualitas hidup lansia meliputi kesehatan, problem atau penyakit yang
30 responden dapat diketahui bahwa responden dengan status gizi baik dengan
kualitas hidup yang baik sebanyak 14 reponden (82,4%) dan kualitas hidup yang
sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara
optimal. Lansia yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu mereka tidak
dapat terdeteksi dan bisa berakibat fatal hingga mengancam jiwa. Berbagai
Semakin banyak komplikasi, maka semakin banyak pula biaya ekonomi yang
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review literatur dari keempat jurnal dapat disimpulan bahwa
adanya keaktifan lansia di posyandu lansia yang dipengaruhi oleh faktor pemeriksaan
status gizi dengan keeratan hubungan sebesar 45,3%. Adanya pemeriksaan status gizi
terdapat perbedaan status gizi antara lansia yang mengikuti dan yang tidak mengikuti
posyandu yaitu lansia yang tidak mengikuti posyandu memiliki risiko 2,0 kali lebih
besar berisiko obesitas daripada lansia yang mengikuti posyandu dan pada penelitian
literatur yang berbeda lansia yang mengikuti posyandu memiliki status gizi normal
sebanyak 2,0 kali lebih banyak daripada yang tidak mengikuti posyandu. Status gizi
normal berpengaruh terhadap kualitas hidup, kualitas hidup yang baik pada lansia
yang memiliki status gizi normal yaitu 3,56 kali lebih banyak daripada lansia dengan
kualitas hidup baik yang mengalami malnutrisi. Jenis pemeriksaan kesehatan yaitu
E. Saran
Bagi Peneliti
Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir.Irianton Aritonang, M.Kes dan Ibu
Almira Sitasari S.Gz, MPH yang telah memberikan bimbingan atas penelitian studi
literatur ini.
G. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Data Jakarta. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astuti, Fitri Andaru Adhi. ‘Hubungan Status Gizi dengan Kualitas Hidup Geriatri di
Posyandu Lansia Ngudi Sehat Bibis Baru Nusukan Banjarsari Surakarta’. Naskah
Publikasi. Diunduh pada 5 Mei 2020 dari <https://scholar.google.co.id>
Badan Pusat Statistik. Data penduduk Indonesia tahun 2019. Diakses pada 5
September 2019 dari
<https://www.bps.go.id/publication/2019/07/04/daac1ba18cae1e90706ee58a/statisti
k-indonesia-2019.html >
Erpandi. 2016. Posyandu Lansia: Mewujudkan Lansia Sehat, Mandiri & Produktif.
Jakarta: EGC. Diunduh pada 3 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20lan
sia%202016.pdf>
Istiany, Ari dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Kecamatan Pleret Dalam Rangka Pleret Sub Disitrict in Figures. 2019. Bantul: BPS
Kabupaten Bantul. Diunduh pada 2 November 2019 dari
<https://bantulkab.bps.go.id>
Kementerian kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Diunduh
Pada 5 Mei 2020 dari <poltekkessby-books-399-
pedomanpelayanangizilanjutusia.PDF>Kementerian kesehatan RI. Analisis Lansia di
Indonesia. Diunduh pada 2 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/lain-
lain/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017.pdf >
Kementerian Kesehatan RI. Indonesia Memasuki Aging Population. Diakses pada 4
September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/article/view/19070500004/indonesia-masuki-periode-
aging-population.html>
Maryam, R. Siti dkk. 2018. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Ratnasari, Arum Dyah. 2014. Kajian Tingkat Partisipasi dan Pengetahuan Ibu tentang
Penimbangan di Posyandu dengan Status Gizi Baduta di Desa Tirtomulyo Kecamatan
Kretek Kabupaten Bantul. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. KTI.
Rokom. 2006. Lansia Sehat: Lansia Aktif, Mandiri dan Produktif. Kementerian
Kesehatan RI. Diakses pada 4 September 2019 dari
<https://www.depkes.go.id/article/view/16053000001/lansia-sehat-lansia-aktif-
mandiri-dan-produktif.html>
Sam, Raesta Mariana. 2014. ‘Perbedaan Status Gizi pada lansia yang Mengikuti
Posyandu Lansia dengan yang Tidak Mengikuti Posyandu Lansia di RW 02 Serangan
Ngampilan Yogyakarta’. Naskah Publikasi. Diunduh pada 5 Mei 2020 dari
https://scholar.google.co.id
Subekti, Fitri. 2013. ‘Analisis Karakteristik Usia Lanjut Berhubungan dengan Status
Gizi di Posyandu Lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo’. Naskah
Publikasi. Diunduh pada 5 Mei 2020 dari https://scholar.google.co.id
Sutardi dan Fadila. 2014. ‘Status Gizi Lansia Berdasarkan Peta Pengaruh Faktor
Determinan pada Peserta dan Bukan Peserta Posyandu Lansia’. Naskah Publikasi.
Diunduh pada 5 Mei 2020 dari https://scholar.google.co.id
Utomo, Agus Setyo. 2019. Status Kesehatan Lansia Berdayaguna. Surabaya. Media
Sahabat Cendekia. Diakses pada 10 September 2019 dari <books.google.co.id>
W, Pipit Festy. 2018. Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. Surabaya: UMSurabaya
Publishing. Diakses pada 4 September 2019 dari <books.google.co.id>