Anda di halaman 1dari 3

Kelompok D2

Lakukan identifikasi cemaran Salmonella sp. serta identifikasi obat penurun tekanan
darah (furosemid dan hidroklortiazid) dalam obat tradisional sediaan padat secara KL
T-densitometri

JAWABAN:

Pengujian: Uji BKO (Bahan Kimia Obat) dalam obat tradisional penurun tekanan
darah menggunakan KLT-densitometri

Tujuan: Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan furosemid/hidroklortiazid


dalam sampel obat tradisional penurun tekanan darah.

Alat: Oven, bejana kromatografi, pipa kapiler 5µl, timbangan analitik, cawan uap
100 ml, vial 10 ml, lampu UV254 nm, alat-alat gelas, kertas saring, alumunium foil,
batang pengaduk, pipet tetes, spatel logam, seperangkat KLT-densitometri.

Bahan: Sampel obat tradisonal, baku pembanding Furosemid, Etanol 96%, Metanol
p.a, Etil asetat p.a, Amonia Pekat, Aquadest, Lempeng silika GF25

Prosedur kerja:

1. Uji Kualitatif (menggunakan lempeng KLT. Metode KLT digunakan karena


KLT merupakan metode yang sederhana dan cepat. KLT digunakan secara luas
untuk analisis obat).
- Pembuatan larutan baku 1000 ppm
Ditimbang furosemid sebanyak 25 mg, lalu dilarutkan kedalam etanol 96%
dalam labu ukur 25 ml.
- Pembuatan larutan sampel
Sampel ditimbang sebanyak 2,1 g, dimasukan ke dalam labu erlenmeyer,
kemudian di maserasi dengan etanol 96%, hasil maserasi di saring dan di
upakan hingga kental. Hasil filtrat di encerkan dengan etanol ad 10 ml.
- Pembuatan Eluen
Larutan etil asetat 6 ml dicampur dengan larutan metanol 4ml hingga diperoleh
fase gerak KLT 10 ml.
- Pengerjeaan Kromatogafi Lapis Tipis Larutan A dan B di totolkan terpisah dan
dilakukan KLT sbb:
- Fase Diam : Silika GF 254
- Fase Gerak : Etil asetat : metanol (6:4)
- Penjenuhan : dengan kertas saring
- Vol. Penotolan : 10 µl
- Jarak Rambat : 8 cm
- Penampak bercak: Sinar UV 254 nm
- Penentuan kadar pada sampel
- masing-masing sampel jamu antihipertensi (dengan kandungan
furosemid dan hidroclorotiazid) dan baku pembanding ditotol pada
lempeng dengan ukuran 4 x 7 cm.
- Setelah itu, dielusi dengan menggunakan eluen;
Furosemid ; (etil asetat – metanol (6:4) / Etil Asetat - Air (98,5 : 1,5) /
air – tetrahidrofuran p – asam asetat glasial p (70:30:1) ).
Hidrochlorotiazid ; (Larutan A – Larutan B (1:1)
- Larutan A ; asetonitril p – methanol p (3:1)
- Larutan B ; asam format anhidrat p dalam air (5 dalam 1000)
- Diamati kromatogram berdasarkan perbandingan nilai Rf dari masing-
masing sampel dengan nilai Rf baku pembanding.
- Nilai Rf didapat dari perbandingan antara jarak titik pusat bercak dari
titik awal dengan jarak garis depan dari titik awal. Warna bercak dari
masing-masing sampel dan baku pembanding dapat dilihat di bawah
lampu UV 254 nm.
2. Uji Kuantitatif (uji kuantitatifnya yaitu dengan menggunakan alat KLT-
Densitometri. Kromatografi lapis tipis (KLT)-Densitometri merupakan metode
analisis yang dapat menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam
campuran dengan waktu singkat, dan dapat digunakan pada kadar kecil)
- Peenentuan Panjang Gelombang maksimum
Larutan 900 ppm di ukur serapannya pada panjang gelombang 221-321
nm. Panjang gelombang maksimum tersebut digunakab untuk
menentukan kurva baku dan pengukuran serapan larutan uji. 2.
- Pembuatan Kurva Baku
Seluruh laurtan baku 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, 800 ppm dan 900
ppm di ukur serapannya pada panjang gelombang maksimum dan dibuat
persamaan regresi linier.
- Pengukuran Larutan Uji
Larutan uji dari masing- masing sampel yang ditimbang kemudian di
larutkan dalam 10 ml etanol 96% dan di ambil 1 ml kemudian di
lakukan pengenceran dengan 10ml etanol 96%. Larutan uji di ukur
serapannya pada panjang gelombang maksimum untuk menghitung
kadar Furosemid alam sampel.

Rumus perhitungan:
- Membuat larutan baku ; N = gram/BM x 1000ml/volume (untuk bobot
yang belum diketahui, namun karena dalam literature sudah diketahui
jadi tidak menggunakan rumus ini)
- Pengenceran kurva baku ; M1. V1 = M2. V2
jarak yang ditempuh solut ( A)
- perhitungan Rf ;
Jarak yang ditempuh fase gerak (B)

Kriteria keberterimaan: nilai keberterimaan Rf adalah jika nilai Rf sampel


mendekati nilai Rf baku pembanding. Dari data yang diperoleh disimpulkan bahwa
sampel penurun tekanan darah positive mengandung furosemid (Rf baku
pembanding 0,19, Rf sampel 0,19) dan tidak mengandung hidroklortiazid (Rf baku
pembanding 0,6 dan tidak ditemukan bercak totolan pada sampel).

 Referensi: Wirastuti, et al. 2016. Pemeriksaan Kandungan Bahan Kimia


Obat (Bko) Prednison Pada Beberapa Sediaan Jamu Rematik. Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, Vol. 3 No.1
 Herdini dan Paryati. 2016. Analisis Furosemid Dalam Obat Cina Pelangsing
Yang Beredar di Jakarta Timur. Sainstech Vol. 26 No. 1. ISSN : 1410 –
7104.
 Nofita, et al. 2017. Identifikasi Furosemid Pada Jamu Pelangsing Yang
Beredar Di Pasar Tengah Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (Klt).
Jurnal Analis Farmasi. Volume 2, No. 2.
 Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai