Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak
terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri,yakni: 1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,2) berak-berak meperet,
dan 3) tinja mengandung darah dan lendir1. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan
suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang
di bawahnya.ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para
ahli.Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitu disentri amuba dan
disentri basiler. Penyebab yang paling umum yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba
histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang
menjadi penyebab disentri basileR.
Shigellosis adalah endemik di seluruh dunia di mana dia bertanggung jawab untuk
sekitar 120 juta kasus disentri yang parah dengan darah dan lendir dalam tinja, mayoritas
terjadi di negara berkembang dan melibatkan anak-anak kurang dari lima tahun. Sekitar 1,1
juta orang diperkirakan meninggal akibat infeksi Shigella setiap tahun, dengan 60% dari
kematian yang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun3. Dengan tidak adanya vaksin yang
efektif yang tersedia, peningkatan frekuensi antimikroba-tahan strain Shigella di seluruh
dunia telah menjadi sumber utama keprihatinan3.Selama survei dari 600.000 orang dari
segala usia di Bangladesh, Cina, Pakistan, Indonesia, Vietnam dan Thailand, Shigellas
terisolasi di 5% dari episode diare 60 000 terdeteksi antara 2000 dan 2004 dan sebagian besar
isolat bakteri resisten terhadap amoksisilin dan kotrimoksazol3. Demikian pula, selama
penelitian surveilans 36-bulan di sebuah distrik pedesaan di Thailand, di mana kejadian
Shigellosis diukur untuk 4/1000/year dalam waktu kurang dari 5 tahun usia, 95% dari S
sonnei dan flexneri S isolat resisten terhadap tetrasiklin dan kotrimoksazol, dan 90% dari
isolat S flexneri juga resisten terhadap ampisilin dan kloramfenikol. Temuan serupa dibuat di
Jakarta Utara, Indonesia, dimana sebuah penelitian surveilans yang dilakukan antara Agustus
2001 dan Juli 2003 menemukan bahwa anak usia 1 sampai 2 tahun memiliki insiden tinggi
Shigellosis (32/1000/year) dengan 73% sampai 95% dari isolat resisten terhadap ampisilin,
trimetoprim-sulfametoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin3. Di Indonesia, amoebiasis
kolon banyak dijumpai dalam keadaan endemi. Prevalensi Entamoeba histolytica di berbagai
daerah di Indonesia berkisar antara 10 – 18 %.Amoebiasis juga tersebar luas diberbagai
negara diseluruh dunia.
Pada berbagai survei menunjukkan frekuensi diantara 0,2 – 50 % dan berhubungan
dengan sanitasi lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak dijumpai pada daerah tropik
dan subtropik yang sanitasinyajelek.Di RRC, Mesir, India dan negeri Belanda berkisar antara
10,1 – 11,5%, di Eropa Utara 5– 20%, di Eropa Selatan 20 – 51% dan di Amerika Serikat
20%4.Frekuensi infeksi Entamoeba histolytica diukur dengan jumlah pengandung
kista.Perbandingan berbagai macam amoebiasis di Indonesia adalah sebagai berikut,
amoebiasis kolon banyak ditemukan, amoebiasis hati hanya kadang-kadang amoebiasis otak
lebih jarang lagi dijumpai. Infeksi amuba (amubiasis) menempati urutan ke 3 penyebab

1
kematian karena infeksi parasit di dunia setelah malaria dan schistosomiasis.Amubiasis
terjadi pada sekitar 12% penduduk dunia atau 50% penduduk di daerah tropis dan subtropis.
Diperkirakan angka kematian 40.000-100.000 terjadi pada 40-50 juta pasien amubiasis tiap
tahun. Kejadian itu seperti fenomena gunung es karena hanya I0-20% pasien amubiasis
memberikan gejala klinis. Insidens amubiasis tinggi di negara berkembang antara lain
Meksiko, Afrika Selatan dan Barat, Amerika Selatan dan Tengah, Bangladesh, Thailand,India
serta Vietnam.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud disentri ?
2. Apa penyebab penyakit disentri ?
3. Ciri-ciri penyakit disentri ?
4. Cara penularan penyakit disentri ?
5. Cara pencegahan penyakit disentru ?

III. TUJUAN

1. Untuk mengetahui penyakit disentri


2. Untuk mengetahui penyebab penyakit disentri
3. Untuk mengetahui ciri-ciri penyakit disentri
4. Untuk mengetahui cara penularan penyakit disentri
5. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit disentri

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Disentri
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan
buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah
(Behrman 2004).
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah .
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak
terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri,
yakni:
1. Sakit di perut yang sering disertai dengan menerusm
2. berak-berak
3. Tinja mengandung darah dan lendir

2. Penyebab penyakit disentri

 Disentri Basiler
1.Triad Epidemiologi

1.1.Agent
Disentri basiler disebabkan oleh Shigella spp .Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram
negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan
laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak
menghasilkan gas. Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae,
Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S. flexneri, S.Boydii dan S. dysentriae
paling banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya S. sonnei
paling sering ditemukan dan S. dysentriae paling sedikit ditemukan di negara maju.

1.2.Host
Shigelloides terdapat di mana-rnana tapi yang terbanyak terdapat di negara dengan tingkat
kesehatan perorangan yang sangat buruk.Manusia sendiri merupakan surnber penularan dan
hospes alami dari penyakit ini, yang cara penularannya adalah secara oro- faeca.

3
1.3.Environment
Disentri basiler ini umumnya terjadi ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah
sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat. Shigellosis endemis pada daerah iklim
tropis maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil saja dari
kasus, yang sebenarnya terjadi. .Transmisi Disentri basiler Penyebarannya dapat terjadi
melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector,
misalnya lalat. Namun factor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak
dicuci sehabis buang air besar.

 Disentri Amoeba

1.Triad Epidemiologi

1.1.Agent
Amubiasis ialah infeksi pada usus besar disebabkan oleh Entamoeba histolytica2. Pada
sebagian manusia, merupakan carrier asimtomatik, tetapi penyakitnya bervariasi dari diare
ringan yang kronis sampai disentri berat. Amebae berasal dari filum Sarcomastigophora,
order Amoebida,dan Famili Amoebidae8.Amebae memiliki karakteristik umum berupa gerak
ameboid yang ditimbulkan oleh adanya pseudopodia yang bertindak sebagai alat
lokomotornya8. Hampir semua amebae memiliki dua bentuk, yakni bentuk trofozoit dan
kista8. Bentuk trofozoit adalah bentuk yang aktif bergerak, makan dan bereproduksi, namun
tidak mampu bertahan di luar tubuh hospes8. Bentuk kista adalah bentuk yang dorman, tahan
tanpa makan, dan bertanggung jawab terhadap penularan penyakit8.Dari sekian banyak
amebae intestinal, hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, sedangkan yang
lainnya non patogen8.

1.2.Host
Manusia merupakan host dan reservoir utama dari Disentri amoeba.Adapun daur hidup dari
Entamoeba histolytica adalah Setelah tertelan, kista akan mengalami eksistasi di ileum bagian
bawah menjadi trofozoit kembali. Trofozoit kemudian memperbanyak diri dengan cara belah
pasang8.Trofozoit kerap mengalami enkistasi (merubah diri menjadi bentuk kista)8. Kista
akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk trofozoit dan kista dapat dijumpai di dalam tinja,
namun trofozoit biasanya dijumpai pada tinja yang cair8.Entamoeba histolytica bersifat
invasif, sehingga trofozoit dapat menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam
sirkulasi darah (hematogen)8.

1.3.Environment

4
Entamoeba histolytica tersebar sangat luas di dunia. Penularan umumnya terjadi karena
makanan atau minuman yang tercemar oleh kista ameba. Penularan tidak terjadi melalui
bentuk trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh asam lambung. Kista Entamoeba
histolytica mampu bertahan di tanah yang lembab selama 8-12 hari, di air 9-30 hari, dan di air
dingin (4ºC) dapat bertahan hingga 3 bulan. Kista akan cepat rusak oleh pengeringan dan
pemanasan 50ºC.

3. Ciri-ciri penyakit disentri


1. Masa inkubasi
Bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan atau tahun biasanya 2 – 4 minggu.
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah
12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
• Gejala-gejala disentri secara umum antara lain:
1. Buang air besar dengan tinja berdarah
2. Diare encer dengan volume sedikit
3. Buang air besar dengan tinja bercampur lendir/mukus
4. Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

2. Diagnosis
Agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama
(minimal 2 hari) Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja
bercampur darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi
melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui
2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris

4. Cara penularan penyakit disentri


Cara penularan dapat melalui beberapa cara yaitu melalui :
A. Langsung
Faecal – oral transmission dari penderita atau carrier. Bakteri masuk ke dalam organ
pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada
dinding usus besar. Inilah yang menyebabkan kotoran penderita sering kali tercampur nanah
dan darah. Penularan mungkin terjadi secara seksual melalui kontak oral-anal. Penderita
dengan disentri amoeba akut mungkin tidak akan membahayakan orang lain karena tidak
adanya kista dan trofosoit pada kotoran
B. Tidak Langsung

5
Melalui vektor lalat, seperti air,susu,makanan yang terkontaminasi oleh tinja
penderita. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga
bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi

5. Cara pencegahan penyakit disentru


Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan 10 cara :
1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur
dan teliti.
2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
3. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan.
4. Memasak makanan sampai matang.
5. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
6. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
7. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
8. Perbaikan lingkungan hidup
9. Penyediaan keperluan MCK yang memadai di Kamp pengungsian
10. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan berkala pada penghuni RS jiwa dan kamp
pengungsian

6
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai
dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur
lendir, nanah, dan darah.
1. Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan
disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica dan
disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
2. Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah
terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang
hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya
dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi.
3. Pencegahan yang harus dilakukan :
• Dengan mencegah kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat,
pemakaian tablet yang mengeluarkan yodium di dalam air minum (klor dalam bentuk halazon
tak efektif) merupakan cara yang berguna.
• Perbaikan sanitasi umum.
4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
5. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.

2. SARAN
Hendaknya menjaga kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air
hangat,membiasakan hidup dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
seperti menjaga kebersihan perorangan dengan selalu mencuci tangan memakai sabun setelah
memegang sesuatu dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.

7
DAPTAR PUSTAKA

https://adhienbinongko.wordpress.com/2012/12/01/disentri-epidemiologi-penyakit-menular/
http://epidemiologiunsri.blogspot.co.id/2011/11/disentri.html

Anda mungkin juga menyukai