DI SUSUN OLEH :
1. Anggun Veronika (1911090012)
2. Deska Mayang Sari (1911090252)
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
a. Khauf dan Raja?
b. Muhabbah ?
c. Ma’rifat ?
3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian, dan pandanga al-muhasibi tentang Khauf dan
Raja’.
b. Mengetahui tentang pengertian, pandangan al-muhasibi, tokoh, hadis
muhabbah.
c. Mengetahui tentang pengertian,pandangan, tokoh, hadis ma’rifat.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ibnu qayyim al-jauziyah,2003:132
pengetahuan tentang janji dan ancaman Allah; sedangkan pangkal
pengetahuan keduanya adalah perenungan.
Khauf dan raja’ menurut Al-muhasibi, dapat dilakukan dengan
sempurna hanya dengan berpegang teguh kepada al-qur’an dan as-
sunnah. Dalam hal ini, ia terksan mengaitkan kedua sifat itu dengan
ibadah dan dengan janji serta ancaman Allah. Oleh karena itu, ia
menganggap ungkapan ibnu sina dan rabbi’ah al-adawiyyah sebagai
jenis fana atau kecintaan kepada Allah yang berlebih-lebihan dan
keluar dari yang telah dijelaskan Islam sendiri serta bertentangan
dengan yang diyakini para sufi dari kalangan ahlussunnnah. Al-
muhasibi lebih lanjut mengatakan bahwa al-quran jelas berbicara
tentang pembalasan (pahala) dan siksaan. Ajakan-ajakan Al-quran pun
sesungguhnya dibangun atas dasar targhib (sugesti). Dan tarhib
(ancaman).
2. Mahabbah
2
DR. M.Solihin. M.Ag. Tokoh-tokoh sufi lintas zaman,2003:52-55
a. Pengertian, Tujuan, dan Kedudukan Mahabbah
Pengertian Mahabbah
Kata mahabbah berasal dari kata ”ahabba”, ”yuhubbu”,
”mahabbatan”, yang secara harfiah berarti mencintai secara
mendalam, atau kecintaan atau cinta yang mendalam. Dalam
mu’jam al-falsafi, jamil shaliba mengatakan mahabba adalah
lawan dari al-baghad, yakni cinta adalah lawan dari benci. Al-
mahabba dapat pula berarti al-wadud, yakni yang sangat kasih
atau penyayang. Selain itu al-mahabba dapat pula brarti
kecenderungan kepada sesuatu yang sedang berjalan, dengan
tujuan untuk memperoleh kebutuhan yang bersifat material
maupun spiritual, seperti cintanya seseorang yang kasmaran
pada sesuatu yang dicintainya, orang tua kepada anaknya,
seseorang pada sahabatnya, suatu bangsa terhadap tanah airnya,
atau seorang pekerja kepada pekerjaanya .
Kata mahabbah tersebut digunakan untuk menunjukan untuk
suatu faham atau aliran dalam tasawuf. Dalam hubungan ini
mahabbah objeknya lebih ditujukan pada tuhan. Jadi arti
mahabbah yaitu kecintaan yang mendalam kepada tuhan.
Pengertian mahabbah Harun nasution:
1. Memeluk kepatuhan pada Tuhan dan membenci sikap
melawan kepada-Nya.
2. Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasih.
3. Mengosongkan hati dari segala-galannya dari yang dikasih,
yaitu tuhan.
Tujuan
Tujuan mahabbah untuk memperoleh kesenangan batiniah
yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, tetapi hanya dapat
dirasakan oleh jiwa.
Kedudukan Mahabbah
Kedudukan mahabbah sebagai penggambaran keadaan
dekatnya hubungan seorang sufi dengan tuhan. Dengan kata
lain mahabbah menggambarkan dua aspek rapat yang ada
antara seorang sufi dengan tuhan.3
3
Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Ahlak Tasawuf dan Karakter Mulia,2014:179-182
4
DR. M.Solihin. M.Ag. Tokoh-tokoh sufi lintas zaman,2003:55
d. Mahabbah Dalam Al-qur’an dan Hadist
Paham mahabbah sebagaimana disebutkan diatas mendapatkan
tempat di dalam al-quran. Banyak ayat-ayat al-quran yang
menggambarkan bahwa antara manusia dengan tuhan dapat saling
bercinta misalnya ayat yang berbunyi
3. Ma’rifah
a. Pengertian, tujuan, kedudukan Ma’rifah
Pngertian Ma’rifat
Dari segi bahasa ma’rifah berasal dari kata arafa, ya’rifu,
irfan,ma’rifah yang artinya pengetahuan atau pengalaman. Dan
dapat pula diartikan sebagai pengetahuan tentang rahasia
hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu
yang biasa didapati oleh orang-orang pada umumnya. Ma’rifah
adalah pngetahuan yang objeknya bukan pada hal-hal yang
bersifat zahir, tetapi lebih mendalam terhadap batinnya dengan
mengetahui rahasianya. Hal ini di dasarkan pada pandangan
5
Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Ahlak Tasawuf dan Karakter Mulia,2014:185-188
bahwa akal manusia sanggup mengetahui hakikat ketuhanan,
dan hakikat itu satu, dan segala yang maujud berasal dari yang
satu. Dalam arti sufistik ini, ma’rifah diartikan sebagai
pengetahuan mengenai tuhan melalui hati sanubari. Menurut
Harun Nasution mengatakan bahwa ma’rifah menggambarkan
hubungan rapat dalam bentuk gnosis, pengetahuan dengan hati
sanubari.
Tujuan Ma’rifah
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bawa
ma’rifah adalah mengetahu rahasia-rahasia tuhan dengan
menggunakan hati sanubari. Dengan demikian tujuan yang
ingin dicapai oleh ma’rifah ini adalah mngetahui rahasia-
rahasia yang terdapat dalam diri tuhan.
Kedudukan Ma’rifah
Kedudukan ma’rifah disini adalah maqam(tingkatan) dari
tasawuf. Ma’rifah ini adalah maqam sesudah mahabbah
(kecintaan pada Allah SWT) yang dikemukakan oleh al-
kalabazi. Karena pada mahabbah menggaambarkan kecintaan
kepada Allah baru mengetahui atau mengenal Allah.6
6
Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Ahlak Tasawuf dan Karakter Mulia,2014:189-190
menyebutkan, ”pikirkanlah mahluk-mahluk Allah dan jangan
coba-coba memikirkan dzat Allah, sebab kaalian akan tersesat
karenanya”.
Berdasarkan hadist diatas Al-muhasibi mengatakan bahwa
ma’rifah harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang didasarkan
pada kitab dan sunnah. 7
7
Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Ahlak Tasawuf dan Karakter Mulia,2014:194
dan sebagian besar dihubungkan dengan tuhan. Misalnya ayat yang
berbunyi,
e. Syarat-Syarat Ma’rifat
1. Harus memiliki niat dan tekad serta keyakinan ingin bertemu
dengan Allah.
2. Harus memiliki kemerdekaan berpikir dengan membebaskan diri
dari segala macam fanatisme beragama (toleransi beragama).
3. Mencari dan mendapatkan seorang guru mar-syid yang benar-
benar sudah ma’rifat.
4. Pembersihan jiwa melalui takhalli, tahalli, dan tazalli.
5. Di dalam situasi adapun selalu mengingat-ingat (berfikir) kepada-
Nya
8
Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Ahlak Tasawuf dan Karakter Mulia,2014:197-198
6. Senantiasa mensyukuri nikmat Allah.
7. Melihat segala sesuatu baik itu kejadian, peristiwa, kesulitan
maupun musibah, dihadapinya dengan tenang, tabah, tawakal.
8. Menyukai tafakur (tahanuts).
9. Harus dapat mengenal diri pribadi.
10. Mengenal segala sesuatu di dunia ini, senantiasa dikembalikan
kepada sumbernya, yaitu sang pencipta.
11. Harus mengenal sifat-sifat Allah.9
BAB III
KESIMPULAN
9
Drs.K.Permadi,S.H. pengantar ilmu tasawuf,2004:18-19
1. Pengertian Al-khauf menurut ahli sufi adalah suatu sikap mental merasa
takut kepada Allah karena kurang sempurna pengabdiannya. Takut dan
khawatr kalau Allah tidak senang padanya.
7. Tujuan yang ingin dicapai oleh ma’rifah ini adalah mngetahui rahasia-
rahasia yang terdapat dalam diri tuhan.
8. dua orang tokoh yang mengenalkan paham ma’rifah ini, yaitu Al-ghazali
dan Zun al-nun al-misri.
DAFTAR PUSTAKA
Solihin,M.2003.Tokoh-Tokoh Sufi Lintasan Zaman.Bandung: CV Pustaka Setia.
Nata,Abuddin.20014.Ahlak Tasawuf Dan Karakter Mulia.
Jakarta: PT Raja Gravindo Persada