Anda di halaman 1dari 25

BAB II

KONSEP DASAR

A Pengertian

Carsinoma servik adalah pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-

sel epithelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan

menimbulkan metastasis. (Dorland,1998)

Kanker servik adalah karsinoma pada leher rahim dan menempati

urutan pertama di dunia. (Sjamjuhidayat, 2005) Kanker servik adalah

keganasan nomor tiga paling sering dari alat kandungan dan manempati urutan

ke delapan dari keganasan pada perempuan di Amerika (Yatim F,2005)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kanker servik adalah kanker leher rahim yang paling ganas dari bebrapa

kanker pada wanita yang lain.


B. Anatomi Fisiologi

Adapun Anatomi Fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian

yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam dan alat reproduksi wanita bagian luar

1. Alat genitalia wanita bagian luar

Gambar 2.1 organ eksterna wanita

a. Mons veneris

disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol dibagian

depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat

setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.

b. Bibir besar (Labia mayora)

merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, kedua

bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum permukaan

terdiri dari:

1) Bagian luar

Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons

veneris

31
2) Bagian dalam

Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea

(lemak)

c. Bibir kecil (labia minora)

merupakan lipatan dibagian dalam bibir besar tanpa rambut, dibagian

atau klitoris bibir kecil bertemu membentuk prenulum klitoridis. bibir

kecil ini mengelilingi orifisium vagina.

d. Klitoris

1) merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat

erektil

2) mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris

sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki.

e. Vestibulum

1) Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh:

a. kedua bibir kecil

b.bagian atas klitoris

c.bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil

2) Kedua bibir kecil

a. uretra

b.dua lubang saluran kelenjar skene

f. Kelenjara Bartholin

1) Kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina bersifat

rapuh dan mudah robek

32
2) pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks

g. Himen (Selaput dara)

1) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat

rapuh dan mudah robek

2) himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir

yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi

3) bila hymen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah

mendapat menstruasi

4) setelah persalinan sisanya disebut karunkel himenalis /

karunkel mirsiformis

2. Alat genitalia wanita bagian dalam

Gambar 2.2 organ interna wanita

a. Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim

dengan vulva

1) Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter

ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan

33
2) Vagina terletak antara kandung kemih dan rectum

3) Panjang bagian depannya sekitar 9cm dan dinding belakangnya

sekitar 11cm

4) Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae

dan terutama dibagian bawah

5) Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus

6) Bagian servik yang menonjol kedalam vagina disebut portio

7) Portio uteri membagi puncak vagina menjadi :

1. Fornik anterior

2. Fornik posterior

3. Fornik kokstra

4. Fornik sinistra

8) sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan

asam susu dengan PH 4,5

9) keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi

10) fungsi utama vagina:

1. saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi

2. alat hubungan seks

3. jalan lahir pada waktu persalinan

b. Uterus

1) Merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis minor diantara

kandung kemih dan rectum

34
2) Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup

peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan

kandung kemih

3) Bentuk uterus seperti bola lampu (buah peer) dan gepeng

1. Corpus uteri: berbentuk segitiga

2. Seviks uteri: berbentuk silinder

3. Fundus uteri: bagian corpus uteri yang terletak diatas kedua

pangkal tuba

4) untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa

ligamentum,jaringan ikat dan peritoneum

5) ukuran uterus:

1. tergantung dari usia wanita dan paritas

2. ukuran : anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9

cm

6) Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan: peritoneum, lapisan otot, dan

endometrium

1. peritoneum

a) meliputi dinding rahim bagian luar

b) menutupi bagian luar uterus

c) merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan

pembuluh darah limfe dan urat saraf

d) meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen

2. lapisan otot

35
a) lapisan luar : seperti “Kap”melengkung dari fundus

uteri menuju ligamentum

b) lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai

osteum uteri internum

c) lapisan tengah: terletak diantara kedua lapisan

tersebut membentuk lapisan tebal anyaman serabut

otot rahim.lapisan tengah ditembus oleh pembuluh

darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini

membentuk angka dan sehingga saat terjadi

kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan

demikian perdarahan dapat terhenti.

3. Semakin kearah serviks otot rahim makin berkurang dan

jaringan ikatnya bertambah. bagian rahim yang terletak

antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan

batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum

uteri histologikum ( dimana terjadi perubahan selaput lendir

kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus.

Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan

meregang saat persalinan.

4. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh

tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang

menyangga , tonus otot-otot dasar panggul ,ligamentum

yang menyangga uterus adalah ligamentum latum ,

36
ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo

pelvikum ( suspensorium ovarii ) ligamentum kardinale

machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum

uterinum.

a) Ligamentum latum

1. merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri

uterus meluas sampai ke dinding panggul

2. ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat

longgar dan mengandung pembuluh darah limfe

dan ureter

3. ligamentum latum seolah-olah tergantung pada

tuba fallopi

4. ligamentum rotundum (teres uteri )

5. mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju

kanalis inguinalis dan mencapai labia mayus

6. terdiri dari otot polos dan jaringan ikat

7. fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi

b) ligamentum infundibulo pelvikum

1. terbentang dari infundibulum dan ovarium

menuju dinding panggul

2. menggantung uterus ke dinding panggul

3. antara tuba fallopi dan ovarium terdapat

ligamentum ovarii proprium

37
c) ligamentum kardinale machenrod

1. dari servik setinggi osteum uteri internum menuju

panggul

2. menghalangi pergerakan uterus kekanan dan

kekiri

3. tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus

d) ligamentum sacro uterinum

merupakan penebalan dari ligamentum kardinale

machenrod menuju os sacrum

e) ligamentum vesika uterinum

1. dari uterus menuju ke kandung kemih

2. merupakan jaringan ikat yang agak longgar

sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus

saat hamil dan persalinan

5. Pembuluh darah uterus

a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri

sepanjang dinding lateral dan memberikan

cabangnya menuju uterus dan didasar endometrium

membentuk arteri spinalis uteri

b) Dibagian atas mengadakan anatomis dengan arteri

ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi

dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus

ovarika.

38
6. susunan saraf uterus

kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan

oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui ganglion

servikalis fronkenhouser yang terletak pada peertemuan

ligamentum sakro uterinum

c. Tuba Fallopi

Letak : terdapat ditepi atas ligamentum latum berjalan kearah lateral

mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim

Ukuran : panjang 12cm diameter 3-8 cm

Jenis : a. pars interstitialis ( intramularis ) treletak diantara otot

rahim mulai dari osteum internum tubae

b. Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada diluar uterus

dan merupakan bagian yang paling sempit

c. pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan

berbentuk “s”

d. pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki

lumbai yang disebut fimbriae tubae

Fungsi : 1. untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi

2. sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil

konsepsi

3. tempat terjadinya konsepsi

39
4. tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi

sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan

implantasi

d. Ovarium

Letak : Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum

infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum

latum melalui mesovarium

Jenis : ada 2 bagian dari ovarium yaitu:

1. korteks ovarii

a. mengandung folikel primordial

b. berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff

c. terdapat corpus luteum dan albikantes

2. Medula ovarii

a. terdapat pembuluh darah dan limfe

b. terdapat serat saraf

e. Parametrium

a. pengertian

Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat diantara ke dua

lembar ligamentum latum

b. Batasan Parametrium

1. Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping

2. Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri

3. Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium

40
4. Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii

(Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004)

C. Etiologi dan Faktor Predisposisi

1) Etiologi kanker servik idiopatik atau belum diketahui pasti

2) Ada beberapa faktor resiko dan faktor predisposisi yang menonjol yaitu:

a. Umur

Umur pertama kali melakukan hubungan seksual. penelitian

menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual

maka semakin besar kemungkinan mendapat kanker servik. Kawin pada

usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda

b. Jumlah Kehamilan dan Partus

Kanker servik dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering

partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat kanker servik

c. Jumlah Perkawinan

Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti

pasangan mempunyai faktor resiko yang sangat besar terhadap kanker

serviks

d. Infeksi Virus

Infeksi virus herpes simpleks ( HSV-2 ) dan virus papiloma atu virus

kondiloma akuinata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks

e. Sosial ekonomi

Kanker servik banyak dijumpai pada golongan social ekonomi

rendah. Mungkin faktor social ekonomi erat kaitannnya dengan gizi,

41
imunitas, dan kebersihan perorangan. Pada golongan social ekonomi

rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang. Hal ini

mempengaruhi imunitas tubuh.

f. Hygine dan Sirkumsisi

Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada

wanita yang pasangannya belum disirkumsisi hal ini karena pada pria

non sirkumsisi higine penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-

kumpulan smegma.

g. Merokok dan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )

Merokok akan Merangsang terbentuknya sel kanker sedangkan

pemakaian AKDR akan terpengaruh terhadap servik yaitu bermula dari

adanya erosi servik yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang

yang terus menerus. Hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker

serviks. ( yatim,faisal, 2005 )

D. Patofisiologi

Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terjadi

pada seluruh lapisan epitel disebut displasia .displasia merupakan neoplasia

serviks intraepithelial (CNI ).CNI terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I

ringan, tingkat II esdang, tingkat III berat.tidak ada gejala spesifik untuk kanker

serviks perdarahan merupakan satu-satunya gejala yang nyata.tetapi gejala ini

hanya ditemukan pada tahap lanjut. Sedang untuk tahap awal tidak.

CNI biasanya terjadi disambungan epitel skuamosa dengan epitel kolumnar

dan mukosa endoserviks.keadaan ini tidak dapat diketahui dengan cara panggul

42
rutin, pap smear dilaksanakan untuk mendeteksi perubahan. Neoplastik hasil

apusan abnormal dilanjutkan dengan biopsy untuk memperoleh jaringan guna

memperoleh jaringan guna pemeriksaan sitologik. Sedang alat biopsy yang

digunakan dalam biopsy kolposkop fungsinya mengarahkan tindakan biopsy

dengan mengambil sample, biopsy kerucut juga harus dilakukan.

Stadium dini CNI dapat diangkat seluruhnya dengan biopsy kerucut atau

dibersihkan dengan laser kanker atau bedah beku. Atau biasa juga dengan

histerektomi bila klien merencanakan untuk tidak punya anak. Kanker invasive

dapat meluas sampai ke jaringan ikat, pembuluh limfe dan vena. Vagina

ligamentum kardinale. Endometrium penanganan yang dapat dilaksanakan yaitu

radioterapi atau histerektum radiakl dengan mengangkat uterus atu ovarium jika

terkena kelenjar limfe aorta diperlukan kemoterapi.

(Price, Sylvia A, 2006 )

E. Manifestasi Klinik

Pada tahap permulaan kanker, sudah menimbulkan perdarahn melalui vagina,

misalnya:

1) Setelah melakukan koitus atau perdarahan menstruasi lebih banyak atua

timbul perdarahan menstruasi lebih sering.

2) Timbul perdarahan diantara siklus menstruasi.

3) Apabila kanker sudah berada pada stadium lanjut bias terjadi

perdarahan spontan dan nyeri pada rongga panggul.

4) Keluhan dan gejala akibat bendungan kanker penderita mengalami

halangan air seni.

43
5) Sembab anggota tengah karena penekanan pembuluh darah balik.

6) Nyeri pada pinggang bagian bawah.

7) Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita

8) Perdarahan sesudah menopouse

Klasifikasi dari Ca. Serviks (FIGO, 1978)

1. stadium 0 : Karsinoma intraepithelial. Stadium ini tidak dimasukkan

kedalam statistic terapetik untuk karsinoma invasive.

2. stadium I : karsinoma terbatas pada serviks

3. stadium Ia : karsinoma invasive hanya ditemukan secara mikroskopik

4. stadium Ib : lesi infasif > 5 mm

5. stadium Ib1 : lesi klinis berukuran < 4mm

6. stadium Ib2 : lesi klinis > 4mm

7. stadium II : karsinoma meluas melampaui serviks, tetapi belum

meluas pada dinding panggul, karsinoma melibatkan vagina

tetapi tidak sampai 1/3 bagian bawah

8. stadium IIa : mengenai vagina tetapi tidak jelas mengenai parametrium

9. stadium IIb : jelas sampai ke parametrium, tetapi belum sampai

kedinding panggul

10. stadium III : karsinoma keluar sampai dinding panggul, tumor

mencapai 1/3 bawah vagina

11. stadium IIIa : tidak mencapai dinding panggul tapi 1/3 bawah vagina

terkena

44
12. stadium IIIb : perluasan ke dinding panggul atau hidronefrosis atau

ginjal tidak berfungsi.

13. stadium IV : proses keganasan telah keluar dari dinding panggul kecil

dan melibatkan mukosa rectum dan atau vesika urinaria

atau telah bermetastase keluar panggul atau ketempat yang

jauh.

14. stadium IVa : penyebaran sampai organ didekatnya

15. stadium IVb : telah bermetastase jauh. (Yatim, Faisal 2005 halm:46 )

F. Penatalaksanaan

1. Pengobatan

a. Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan pap smear adalah salah satu pemeriksaan sel leher rahim

sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini. Pemeriksaan

sel leher rahim dengan cara ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 40

an.berkat teknik pemeriksaan ini angka kematian karena kanker rahim

turun sampai 75%.

b. Operasi

Pada prinsipnya, operasi sebagai pengobatan kanker leher rahim

dilakukan apabila kanker belum menyebar. Bila tumor masih berada

didalam jaringan servik dan ukurannya masih kurang dari 3mm.maka

dilakukan operasi ekstra facial histerektomi. Biasanya operasi dengan cara

ini pada penderita tingkat klinik seperti ini. Resiko kambuh dan penyebaran

ke kelenjar getah bening adalah kurang dari 1%.kanker serviks tingkat 1A2,

45
1B, atau dilakukan operasi pengangkatan rahim secara total berikut kelenjar

getah bening sekitarnya ( radikal histerektomi ).

Secara umum pengobatan kanker leher rahim adalah:

1. penyinaran ( radioterapi )

2. pengobatan dengan zat kimia

3. cara operasi

ke tiga cara pengobatan tersebut bisa dilakukan slah satu atau

kombinasi. Tidak semua kanker rahim berhasil baik dengan cara pengobatan

tersebut. Pada kanker rahim stadium lanjut, 1/3 penderita kankernya tumbuh

lagi setelah pengobatan. Kekambuhan terjadi pada 1-2 tahun setelah

pengobatan dihentikan. Penyebaran kanker biasanya ke vagina bagian atas

rahim dan organ lain dirongga panggul. Kanker ini tumbuh lagi pada bagian

atas vagina setelah dilakukan operasi pengangkatan rahim ( histerektomi ).

2 ) Pencegahan

a. Penggunaan kondom bila berhubungan seks dapat mencegah penularan

penyakit infeksi menular seperti gonorrhe, clamidia, dan HIV/AIDS.

b. Menghindari merokok, meningkatkan derajat kesehatan secara umum

dan mencegah CIN (cervical intra epithelial neoplasia) atau

pertumbuhan sel epitel kearah ganas dan kanker leher rahim.(yatim, f:

2005)

G. Komplikasi

Komplikasi berkaitan dengan intervensi pembedahan sudah sangat menurun

yang berhubungan dengan peningkatan teknik-teknik pembedahan tersebut.

46
Komplikasi tersebut meliputi: fistula uretra, disfungsi kandung kemih, emboli

pulmonal, limfosit, infeksi pelvis, obstruksi usus besar dan fistula rektovaginal.

Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit, sistitis

radiasi dan enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemoterapi tergantung pada

kombinasi obat yang digunakan. Masalah efek samping yang sering terjadi adalah

supresi sumsum tulang, mual dan muntah karena penggunaan kemoterapi yang

mengandung sisplatin. ( Gale Danielle, 2000 )

H. Pengkajian Fokus

1. Demografi

a. Umur

Terjadi pada usia 45-50 tahun tetapi dapat juga terjadi pada usia 18

tahun

b. Lingkungan

Sosial ekonomi rendah dan personal higine kurang

c. Kebiasaan

Seseorang yang sering ganti-ganti pasangan

1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah anggota keluarga yang sebelumnya mengalami kanker

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan dan apakah

mengeluarkan cairan putih dari vagina ( keputihan )

c. Riwayat Penyakit Dahulu

47
Wanita dengan kehamilan dini, pemberian estrogen, atau steroid lainnya

dapat menimbulkan berkembangnya masalah fungsional genital pada

keturunannya

2. Pola kesehatan Fungsional

a. Pola Persepsi

Personal hygine yang kurang pada daerah genitalia

b. Pola Nutrisi dan Metabolik

Anoreksia, BB menurun

c. Pola Eliminasi

BAB dan BAK tidak disadari

d. Pola Aktivitas dan Latihan

Klien mengalami kelelahan

e. Pola Istirahat dan Tidur

Ada gangguan tidur

f. Persepsi diri dan Konsep diri

Harga diri rendah

g. Pola reproduksi dan Seksual

Nyeri dan perdarahan saat koitus

3. Pengkajian Fisik

a. Rambut

Rontok karena efek dari kemoterapi

b. Conjungtiva

Anemis

48
c. Wajah

Pucat

d. Abdomen

Distensi abdomen

e. Vagina

Keputihan berbau, warna merah, perdarahan merah tua, berbau dan

kental

f. Serviks

Ada nodul

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

HB menurun, Leukosit meningkat, Trombosit meningkat

b. Patologi Anatomi

Untuk memeriksa keganasan

c. Pemeriksaan Diagnostik

Pap smear, kalposkopi, biopsy kerucut, MRI atau CT-Scan abdomen

ataupun pelvis.

(Doengoes, 2000)

49
I. Pathways Keperawatan
Etiologi / Predisposisi :
- usia
- jumlah kehamilan /
partus
- jumlah perkawinan
- infeksi virus

Mitosis sel eksoservik & endoservik

Metaplasia skuamosa

KANKER INVASIF

Vaskularisasi jaringan Menembus sel epitel Merusak struktur jaringan serviks

Peradangan endo & eksoserviks Struma serviks Menginvasi ke organ lain

Nekrosis jaringan Meluas ke jaringan


rektum vagina
Gangguan Konsep Diri: Pembuluh limfe dan vena
Harga Diri Sendiri Fistula rektum Infiltrasi ke
Dinding pembuluh terdesak uretra
Infiltrasi ke saraf
Perdarahan spontan Gangguan
Gangguan rasa eliminasi
Defisit vol. cairan nyaman / nyeri BAK

Pembedahan Non Pembedahan

Histerektomi Histerektomi Kemoterapi Radiasi


radikal total
Mual, muntah Rusaknya
Luka Anestesi
jaringan
perdarahan sekitar
Efek anestesi Penurunan BB
Kulit kering
Jaringan terbuka Kondisi umum
Resiko nutrisi
kurang dr
Gangguan
Resiko tinggi Kondisi kebutuhan
integritas
infeksi umum kulit
50
J. Diagnosa & Intervensi Keperawatan

1) Pre op & pre Radiasi

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infiltrasi ke saraf

Tujuan : melaporkan nyeri berkurang.

Kriteria hasil : Klien tidak gelisah & ekpresi wajah tidak tegang.

1. Intervensi : Kaji skala nyeri & intensitas nyeri.

Rasional : untuk menentukan tindakan selanjutnya.

2. Intervensi :Awasi dan pantau tanda-tanda vital

Rasional : klien mengetahui sebab-sebab nyeri.

3. Intervensi :Ajarkan klien relaksasi dalam dan masase pada

daerah sekitar nyeri.

Rasional : mengurangi rasa nyeri.

4. Intervensi : Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang.

Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan klien dan

mengurangi nyeri.

b. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah berhubungan dengan adanya

jaringan mati dan busuk, keputihan yang berbau busuk dari vagina.

Tujuan : Harga Diri klien meningkat

Kriteria hasil : klien mengatasi masalahnya dengan positif.

1. Intervensi : Dorong klien untuk mengungkapkan

permasalahanya.

Rasional : Dengan mengungkapkan masalah diharapkan

perawat dapat membantu menyelesaikan.

51
2. Intervensi : kaji kemampuan klien yang bersifat positif

Rasional : meningkatkan Harga Diri klien.

3. Intervensi : libatkan keluarga untuk mem,otifasi klien.

Rasional : sebagai support system untuk klien.

2) Post operasi dan post Radiasi

a. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan jaringan terbuka akibat

luka pembedahan

Tujuan : Infeksi dapat di cegah.

Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah luka.

1. Intervensi : Monitor tanda-tanda infeksi pada daerah luka.

Rasional : Mengetahui ada atau tidak nya tanda-tanda infeksi.

2. Intervensi : Jaga kebersihan lokasi.

Rasional : Mencegah terjadinya infeksi..

3. Intervensi : Rawat luka dengan tehnik aseptic dan anti septic.

Rasional : Mencegah transmisi mikro organisme.

4. Intervensi : Anjurkan klien klien untuk mobilisasi fisik secara

aktif.

Rasional : Untuk mempercepat penyembuhan luka.

5. Intervensi : kolaborasi dengan Medis untuk memberikan

antibiotic.

Rasional : mencegah infeksi.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia.

52
Tujuan : agar kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

Kriteria hasil : nafsu makan meningkat.

Pasien tidak lemah dan pucat.

Intervensi dan Rasional

1. Intervensi : Jelaskan nutrisi untuk penyembuhan pasien

Rasional : Meningkatkan motifasi pasien untuk

menghabiskan makan.

2. Intervensi : Anjurkan porsi makan dengan porsi kecil tapi

sering.

Rasional : Dapat meningkatkan selera makan dan kebutuhan

terpenuhi.

3. Intervensi : Anjurkan pasien untuk mengurangi minum disela-

sela makan.

Rasional : minum dapat mengakibatkan cepat kenyang, stok

nutrisi yang masuk kurang.

4. Intervensi : temani dan Bantu pasien makan.

Rasional : dapat meningkatkan motifasi pasien untuk

menghabiskan makan.

c. Gangguan integritas kulit berhubungan efek radiasi.

Tujuan : agar integritas kulit dapat dipertahankan.

Kriteria hasil : kulit tampak utuh atau bersih.

Intervensi dan rasional

1. Intervensi : Jaga kebersihan kulit

53
Rasional : mencegah transmisi Mikro Organisme

2. Intervensi : Pertahankan hidrasi adekuat.

Rasional : elastisasi kulit tetap terjaga.

3. Intervensi : kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker

Rasional : efek merah, gatal-gatal dapat terjadi dalam area

radiasi

4. Intervensi : jelaskan pada pasien untuk menghindari

menggaruk.

Rasional : mencegah iritasi.

54

Anda mungkin juga menyukai