Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

STANDAR OPERASI PROSEDUR KATETERISASI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah II (KMB II)
Oleh Dosen Pengampu Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., SP. MB

Disusun Oleh:
Julia Putri PO.62.20.1.19.413
Kristi Anggreini S. PO.62.20.1.19.414
Margaretha Dwi N. W. PO.62.20.1.19.415

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V
TAHUN 2021
SOP
KATETERISASI

A. PENGERTIAN KATETERISASI
Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa digunakan pasien
untuk membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan kateter adalah proses
memasukkan selang yang terbuat dari plastik atau karet melalui uretra menuju kandung kemih
(vesika urinaria). Pemasangan alat ini dilakukan khusus untuk pasien yang tidak mampu
buang air kecil sendiri dengan normal.

B. KLASIFIKASI
Tipe kateter berdasarkan :
1. Ukuran kateter
Kateter dinyatakan dalam skala Cheriere’s (French). Ukuran ini merupakan ukuran
diameter luar kateter.1 Cheriere (Ch) atau 1 french (Fr) = 0,33 milimeter,atau 1mm = Fr.
Jadi kateter yang berukuran 18 Fr artinya diameter luarkateter itu adalah 6 mm.
2. Bahan
Untuk bahan dari kateter bermacam macam . ada yang dari logam (stainless), karet
(lateks), lateks dengan lapisan silikon (siliconized) dan silikon.
3. Bentuk kateter
Straight catheter merupakan kateter yang terbuat dari karet (lateks), bentuknya lurus dan
tanpa percabangan.

Coude catheter yaitu kateter dengan ujung lengkung dan ramping. Kateter ini dipakai jika
kateterisasi dengan memakai kateter berujung lurus mengalami hambatan yaitu pada saat
kateter masuk ke uretra pasbulbosa yang berbentuk huruf”S”, adanya hyperplasia prostat
yang sangat besar atau hambatan akibat sclerosis leher buli-buli.

Self retaining catheter yaitu kateter yangdapat dipakai menetap dan ditinggalkan
dalamjangka waktu tertentu. Hal ini dimungkinkan karena ujung kateter melebar juka
ditinggalkan didalam buli buli . Katater jenis ini antara lain Kateter melecot, kateter
Pezzer, dan kateter foley

Kateter Foley adalah kateter yang dapat ditinggalkan menetap untuk jangka waktu tertentu
karena dekat ujungnya terdapat pelebaran berupa balon yang diisi air sehingga mencegah
kateter terlepas keluar dari buli buli. Sekarang kateter ini paling sering digunakan.

C. Alat dan Bahan


No. Alat & Bahan Gambar
1. Sarung Tangan Steril

2. Kateter Steril

3. Duk Steril
4. Minyak Pelumas/ Jelly

5. Bengkok

6. Urine Bag

7. Perlak
8. Pinset Anatomi

9. Spuit yang berisi cairan


10. Larutan Desinfektan

11. Kapas Sublimat

12. Sampiran

Presodur Pemasangan Kateterisasi


A. Mempersiapkan Pemasangan
1. Menjelaskan proses metode ini kepada pasien sebelum menjalankannya. Kebanyakan
pasien tidak terbiasa menjalani metode seperti ini, apalagi dipasang tabung panjang ke
dalam uretra mereka. Meskipun metode ini tidak selalu digambarkan "menyakitkan",
seringkali bahkan pada umumnya dikatakan cukup banyak menimbulkan
"ketidaknyamanan". Untuk menghormati pasien, jelaskanlah dengan detail langkah-
langkah prosedur sebelum memulai metode ini.
 Menjelaskan langkah-langkah dan yang akan terjadi juga dapat menenangkan
pasien dan mengurangi kecemasan.

2. Minta pasien untuk berbaring terlentang. Kaki pasien harus dalam posisi


mengangkang. Berbaring dalam posisi terlentang akan melemaskan kandung kemih
dan uretra, memudahkan pemasangan kateter. Uretra yang tegang akan menekan
kateter, sehingga menimbulkan perlawanan selama pemasangan. Kondisi ini bisa
memicu rasa sakit dan terkadang bahkan kerusakan pada jaringan utama uretra. Dalam
kasus yang parah bahkan dapat menyebabkan perdarahan.
 Bantu pasien melakukan posisi terlentang jika diperlukan.

3. Mencuci bersih tangan dan mengenakan sarung tangan steril. 


Sarung tangan merupakan bagian penting dari PPE (Alat Pelindung Diri) yang digunakan
pekerja kesehatan untuk melindungi diri mereka sendiri dan pasien selama prosedur
medis. Dalam kasus pemasangan kateter, sarung tangan steril mencegah bakteri masuk ke
dalam uretra dan menghindari cairan tubuh pasien bersentuhan dengan tangan Anda.

4. Membuka perlengkapan kateter. 


Kateter sekali pakai dikemas dalam segel dan berisikan alat-alat steril. Sebelum
membuka perlengkapan, pastikan kateter yang tersedia memang sesuai untuk tujuan
pemakaiannya. Anda membutuhkan kateter dengan ukuran yang sesuai bagi pasien.
Kateter diukur berdasarkan satuan unit yang disebut French (1 French = 1/3 mm [1] ) dan
tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 12 (kecil ) hingga ke 48 (besar) French.
Kateter kecil biasanya lebih sesuai untuk kenyamanan pasien, tetapi kateter yang lebih
besar mungkin diperlukan untuk mengalirkan urin yang kental atau memastikan kateter
tetap dalam posisinya.
 Beberapa kateter juga memiliki bagian ujung khusus yang memungkinkannya
mampu melayani fungsi yang berbeda. Misalnya, jenis kateter yang disebut
kateter Foley biasanya digunakan untuk menguras urin karena terdapat balon yang
dipasang dan dapat ditiup untuk mengamankan posisi kateter di belakang leher
kandung kemih.
 Selain itu siapkan desinfektan taraf medis, seperti penyeka kapas, tirai bedah,
pelumas, air, tabung, kantong drainase dan plester. Semua harus dibersihkan
secara benar dan / atau disterilkan.

5. Mensterilkan dan menyiapkan area genital pasien. 


Seka area genital pasien dengan penyeka kapas yang sudah direndam ke dalam
desinfektan. Bilas atau seka daerah tersebut dengan air steril atau alkohol untuk
menghilangkan kotoran. Ulangi sesuai kebutuhan. Setelah selesai, pasang tirai bedah di
sekitar alat kelamin, sisakan ruang untuk akses ke penis atau vagina.
1. Untuk pasien wanita, pastikan untuk membersihkan labia dan uretra meatus (bagian
luar pembukaan uretra yang terletak di atas vagina). Untuk pria, bersihkan
pembukaan uretra pada penis.
2. Pembersihan harus dilakukan dari dalam ke luar agar tidak mencemari uretra.
Dengan kata lain, mulai dari pembukaan uretra dan dengan perlahan lembut
teruskan ke arah luar dengan gerakan melingkar.

B. Memasukkan Kateter ke dalam Kandung Kemih


1. Lumasi ujung kateter dengan pelumas.
 Olesi bagian distal kateter (bagian 2-5 cm di ujung) dengan cukup banyak pelumas.
Ini adalah bagian ujung yang akan dimasukkan ke dalam lubang uretra. Jika
menggunakan kateter balon, pastikan untuk melumasi bagian ujung balon juga.

2. Jika pasien wanita, tahan labia supaya terbuka lalu masukkan kateter ke dalam
meatus uretra. 
Tahan kateter dengan tangan dominan Anda dan gunakan tangan yang non-
dominan untuk membuka labia pasien supaya pembukaan uretra bisa terlihat.
Masukkan ujung kateter ke dalam uretra secara lembut dan perlahan.
3. Jika pasien laki-laki, pegang penis dan masukkan kateter ke dalam lubang
uretra. 
Tahan penis dengan tangan non-dominan Anda dan tarik perlahan ke atas, tegak
lurus dengan tubuh pasien. Masukkan ujung kateter ke dalam uretra pasien dengan
tangan dominan Anda.

4. Teruskan mendorong sampai kateter sampai di kandung kemih. 


Kateter yang panjang tersebut harus dimasukkan secara perlahan melalui uretra dan
terus ke dalam kandung kemih sampai urin bisa diamati. Setelah urin mulai
mengalir, teruskan mendorong kateter ke dalam kandung kemih sepanjang 5 cm
untuk memastikan kateter menyentuh leher kandung kemih.

5. Jika menggunakan kateter balon, pompa balon dengan air steril. 


Gunakan syringe berisi air untuk memompa balon melalui tabung steril yang
terhubung ke kateter. Balon yang sudah dipompa berfungsi sebagai jangkar untuk
mencegah kateter berpindah posisi saat bergerak. Setelah terpompa, tarik kateter
secara perlahan untuk memastikan balon menempel pada leher kandung kemih.
 Jumlah air steril yang digunakan untuk memompa balon bergantung pada
ukuran balon pada kateter. Biasanya, sekitar 10 cc air diperlukan, namun
untuk memastikan periksalah ukuran balon yang tersedia.

6. Hubungkan kateter ke kantong drainase. 


Gunakan tabung medis steril untuk mengalirkan urin ke kantong drainase. Pasang
kateter ke paha atau perut pasien dengan plester.
 Pastikan Anda meletakkan kantong drainase lebih rendah dari kandung kemih
pasien. Kateter bekerja dengan gravitasi - urin tidak dapat mengalir ke
"tanjakan".
 Dalam lingkungan medis, kateter dapat dibiarkan selama 12 minggu sebelum diganti,
meskipun seringkali dibuang lebih cepat. Beberapa kateter, misalnya, langsung dibuang
setelah urin berhenti mengalir.

Anda mungkin juga menyukai