Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DENGAN STIMULASI SENSORI

1. Hefi Annisa (018.01.3538)


2. Vita Ulan
3. Wulan Sarity
4. Alyati
5. Dominatri
6. Harja Hadi Kusuma
7. Ida Nurwahida

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TA. 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stimulasi sensori adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku adaptif kepada klien.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra
(sensori) agar memberi respons yang adekuat. Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu
merespon dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan data yang diteliti pada bulan Juli sampai
Desember 2008, rata-rata jumlah klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari
jumlah tersebut 266 orang atau 97.1% mengalami Skizoprenia, dari 266 klien tersebut 25
orang atau 20 % mengalami kerusakan interaksi sosial. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
menarik diri adalah kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, gangguan hubungan
interpersonal, gangguan interaksi sosial, resiko perubahan sensori (halusinasi), resiko
mencederai diri dan orang lain, serta penurunan minat kebutuhan dasar psikologis.
Berdasarkan uraian diatas, penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat memberikan dampak
positif yang dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaktif serta mengurangi perilaku
maladaktif terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi sosial yang salah satunya
disebabkan oleh ketidak mampuan berespon dengan lingkungan sosialnya yang mempunyai
tujuan agar klien mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. (Klleat B. A. & Akemat, 2004).

B. Pengertian
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindra (sensoris) agar memberi respons yang adekuat. Aktivitas
stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran, dan lain-lain,
seperti gambar, video, tarian, serta nyanyian. Klien yang diindikasi memerlukan TAK-
Stimulasi Sensoris adalah klien yang mengalami isolasi sosial dan harga diri rendah yang
disertai dengan kurangnya komunikasi verbal. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori dibagi dalam 3 sesi, yaitu :
1. Sesi 1: Mendengar musik.
2. Sesi 2 : Menggambar.
3. Sesi 3 : Menonton TV/Video.

C. Tujuan
Tujuan umum TAK stimulasi sensori adalah klien dapat berespons terhadap stimulus
pancaindra yang diberikan, dan tujuan khususnya adalah :
1. Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar.
2. Klien mampu berespons terhadap gambar yang dilihat.
3. Klien mampu mngespresikan perasaan melalui gambar.
D. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien yang mengalami isolasi sosial.
b. Klien yang mengalami harga diri rendah yang disertai dengan kurangnya
komunikasi verbal.
2. Kriteria kelompok
a. Kecil
Terdiri dari 4 orang klien.
b. Sedang
Terdiri dari 7 orang klien.
c. Besar
Terdiri dari 10orang klien.
3. Proses seleksi mengobservasi klien yang masuk kriteria
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi : menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.

E. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur 
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup, dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. EvaluasiHasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan, dilihat, dan yang sudah didengarkan.
b. Menyampaikan apa yang dirasakan dengan jelas.

F. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
klien tersebut.
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini.

G. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
JENIS SESI HARI TANGGAL WAKTU TEMPAT
TAK
Stimulas 1
i Sensori 2
3

2. Pengorganisasian Kelompok
JENIS SES LADER CEO LEADER FASILITATOR OBSERVER
TAK I
Stimulasi 1
Sensori 2
3
3. Persiapan Lingkungan
a. Ventilasi yang baik.
b. Penerangan yang cukup.
c. Suasana tidak bising.
d. Pengaturan posisi tempat duduk.
4. Peran dan Fungsi
a. Leader
Tugas :
(1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
(2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
(3) Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan TAK.
(4) Memimpin diskusi kelompok.
b. CEO Leader
Tugas :
(1) Membuka acara.
(2) Mendampingi Leader.
(3) Mengambil alih posisi Leader jika Leader bloking.
(4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
(5) Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
Tugas :
(1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
(2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer
Tugas :
(1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
(2) Mengawasi jalannya anktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
5. Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.

Keterangan :

: Leader : CO Leader : Fasilitator

: Observer : Klien

6. Klien dan Karakterisktik


No. Nama Klien DX. Keperawatan Karakteristik
1
2
3
4
BAB II
APLIKASI TAK STIMULASI SENSORI SUARA

Sesi 1
Mendengar Musik

A. Tujuan
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar.
2. Klien mampu memberi respons terhadap musik.
3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Kaset/CD lagu.

Pemilihan jenis lagu disesuaikan dengan perubahan perilaku yang


dierencanakan :

1. Untuk klien depresif, pilihkan lagu yang riang dan bersemangat


2. Untuk klien yang manik, pilihkan lagu yang berirama tenang (lagu
klasik)

D. Metode
1. Diskusi.
2. Sharing persepsi.

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi : isolasi
sosial, harga diri rendah atau hiperaktif.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
lngkap dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan
searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan
atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai, klien
menceritakan perasaannya setelah mendengar lagu.
e. Terapis memutar lagu, klin mendengar, boleh berjoget atau tepuk
tangan (selama 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa
kali. Terapis mengobservasi respons klien terhadap musik.

Catatan :

 Kegiatan ini dapat diganti dengan menyanyi bersama atau


bergantian diiringi alat musik jika tersedia alat & pemain
musiknya
 Jenis lagu disesuaikan dengan keadaan klien

f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya. Sampai


semua klien mendapat giliran.
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai
dan bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menggambar.
 Menyepakati waktu dan tempat.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensoris mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, responsif terhadap musik, memberi pendapat terhadap musik yang didengar, dan
berbagi perasaan saat mendengar musik. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 1 : TAK
Stimulasi sensoris mendengar musik

Kemampuan memberi respons pada musik

Nama pasien
No Aspek yang dinilai
.

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Memberi respons (ikut


2 bernyanyi/menari/joget/menggerakkan tangan-
kaki dagu sesuai irama)

3 Memberi pendapat tentang musik yang didengar

4 Menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu

Petunjuk :
1. Tulis nama klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespon, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik
yang didengar. Beri tanda (v) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien
tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensoris mendengar
musik. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama
musik, tetapi belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien untuk
mendengarkan musik di ruang rawat.
Sesi 2
Menggambar

A. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar.
2. Klien dapat memberi makna gambar.

B. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1. Kertas HVS.
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapa digunakan).

D. Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi.

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dan terapis kepada klien.
 Terapis dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar
dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien.
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai yang diinginkan saat
ini.
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selesai meggambar, terapis meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya
kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan makna
gambar tersebut menurut klien.
f. Kegiatan poin e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien
lain tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengespresikan perasaan melalui
gambar.
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
 Menyepakati waktu dan tempat.

F. Evaluasi dan Dokumentasi\


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar, dan menceritakan makna gambar.
Formulir evaluasi sebagai berikut
Sesi 2 : TAK
Stimulasi sensoris menggambar

Kemampuan memberi respons pada musik


Nama pasien
No Aspek yang dinilai
.
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2 Menggambar sampai selesai
3 Menyebutkan apa yang digambar
4 Menceritakan makna gambar

Petunjuk :
1. Tulis nama klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
menggambar, memberi pendapat, menyebutkan gambar, dan
menceritakan makna gambar. Beri tanda (v) jika klien mampu dan
tanda (-) jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi sensoris
menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan
nama gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan
perasaan melalui gambar.
Sesi 3
Menonton TV/Video

A. Tujuan
1. Klien dapat memberi respons terhadap tontonan TV/Video (jika menonton
TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi untuk
klien).
2. Klien mencritakan makna acara yang ditonton pada perasaan klien.

B. Setting
1. Klien dan terapis duduk setengah lingkaran di dpan televisi.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1. Video/CD player dan video type/CD.
2. Televisi.

D. Metode
Diskusi.

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dan terapis kepada klien.
 Terapis dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/Video dan
menceritakannya.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menonton TV/Video dan menceritakan makna yang telah ditonton.
b. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.
c. Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/Video.
d. Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberikan kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan
searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis.
Sampai semua klien mendapat giliran.
e. Setelah semua klien selesai meggambar, terapis meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya
kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan makna
gambar tersebut menurut klien.
f. Setelah selesai klien menceritakan perasaannya, terapis mengajak klien
bertepuk tangan dan memberikan pujian
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik.
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang ssuai dengan indikasi klien.
 Menyepakati waktu dan tempat.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensoris menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan,
berespons terhadap tontonan, menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat
menonton. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3 : TAK
Stimulasi sensoris menonton

Kemampuan memberi respons pada tontonan


Nama pasien
No Aspek yang dinilai
.

1 Mengikuti kegiatan dan awal sampai akhir TAK

2 Memberi respons pada saat menonton (senyum, sedih,


dan gembira)

3 Menceritakan cerita dalam TV/Video

4 Menceritakan perasaan setelah menonton


Petunjuk :
1. Tulis nama klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
berespons, menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton.
Beri tanda R jika klien mampu dan tanda S jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi sensoris menonton.
Klien mengikuti sampai selesai, eskpresi datar, dan tanpa respons, klien tidak dapat
menceritakan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan stimulus di ruangan, ulang kembali
dengan stimulus yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dan Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok Edisi 2. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai