Anda di halaman 1dari 6

[ARTIKEL REVIEW]

Komplikasi pada Kehamilan dengan Riwayat Caesarian Section


Arli Suryawinata1, Nurul Islamy2
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas lampung
2Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas lampung

Abstrak
Beberapa tahun terakhir pilihan melahirkan dengan operasi Caesarian Section (CS) cenderung meningkat baik di negara
maju ataupun di negara berkembang. Tindakan CS seharusnya hanya menjadi pilihan bagi tenaga medis dengan indikasi
menyelamatkan ibu dan janin. Indikasi sosial menjadi salah satu alasan terbesar di banyak negara untuk melakukan
tindakan CS. Hal ini tentu membutuhkan perhatian khusus mengingat ibu dengan riwayat CS cenderung memiliki resiko
kejadian komplikasi pada kehamilan berikutnya. Kehamilan dengan riwayat CS memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami
berbagai komplikasi. Kejadian komplikasi pada kehamilan dengan riwayat CS berkaitan dengan terbentuknya jaringan parut
uterus. Luka bekas CS akan mengalami perubahan selama proses kehamilan selanjutnya dimana bekas luka akan
menipiskan daerah sekitar diikuti pelebaran bekas luka tersebut akibat adanya regangan. Hal ini membuat daerah SBR pada
kehamilan dengan riwayat CS akan menjadi lebih tipis. Perubahan yang terjadi tersebut menjadi dasar bagaimana
komplikasi seperti ruptur uteri, plasenta previa, plasenta akreta dan abruptio plasenta terjadi. Akan tetapi hal tersebut
tidak menghilangkan kemungkinan untuk melakukan persalinan pervaginam pada ibu dengan riwayat CS. Persalinan
Pervaginan pada Pasien Pernah Seksio Sesarea (P4S) memberikan keuntungan terkait angka morbiditas yang lebih rendah
dan lama perawatan yang lebih singkat dibandingkan dengan pemilihan CS kembali. Kehamilan dengan riwayat CS
merupakan kehamilan dengan risiko tinggi sehinggga memerlukan pengawasan dan penatalaksaan khusus. Persalinan pada
ibu dengan riwayat CS dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perabdominam yaitu CS elektif atau percobaan persalinan
pervaginam pada bekas CS (TOLAC).

Kata kunci: Kehamilan, Caesarian Section, P4S, TOLAC

Complications on Pregnancy with Previous Caesarian Section


Abstract
In recent years, Caesarian Section (CS) has tended to increase in both developed and developing countries. CS should only
be an option for doctors to save mother and fetus. However, the reason for social indications is the biggest reason in many
countries to carry out CS. This certainly requires special attention considering mothers with a history of CS tend to have a
risk of occurrence of complications in subsequent pregnancies. Pregnancy with previous caesarean section is a have a
higher risk of experiencing various complications, special supervision and management is needed. The incidence of
complications in pregnancy with a history of CS is related to the formation of uterine scar tissue. CS scars will change during
the next pregnancy process where the scar will dilute the surrounding area followed by widening the scar due to the strain.
This makes the SBR area in the pregnancy with a history of CS be thinner. These changes form the basis of how
complications such as uterine rupture, placenta previa, placenta accreta and placental abruption occur. However, this does
not eliminate the possibility of Vaginal Birth After Caesarean (VBAC). Vaginal Birth After Caesarean (VBAC) will provide
benefits related to lower morbidity rates, and shorter recovery time compared thanCS selection. Pregnancy with previous
caesarean section is a high risk pregnancy, that requires special supervision and management. Labor in patient with
previous caesarean section could have done by elective repeat CSor Trial Of Labour After Caesarean (TOLAC).

Keywords: Pregnancy, Previous Caesarian Section, TOLAC, VBAC

Korespondensi: Arli Suryawinata, alamat Jl. Onta Gg. Angsa 1 No. 17, HP 082183083445, e-mail suryawinataarli@gmail.com

Pendahuluan melahirkan dengan CS di seluruh dunia, telah


Beberapa tahun terakhir menjadi sorotan dan masalah kesehatan
kecenderungan pilihan melahirkan dengan masyarakat di dunia. Tahun 2007 diperkirakan
operasi Caesarian Section (CS) meningkat di 15% dari kelahiran di seluruh dunia terjadi
berbagai negara. Adanya peningkatan pilihan dengan operasi caesar. Di negara

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 364


Arli Suryawinata│Kehamilan dengan Riwayat Caesarian Section

berkembang, proporsi kelahiran dengan cara pada bekas CS memerlukan perhatian khusus.
CS berkisar 21,1% dari total kelahiran yang Setiap ibu hamil dengan riwayat CS haruslah
ada, sedangkan di negara maju hanya 2%. Hal melakukan pemeriksaan antenatal untuk
ini tentu tidak sesuai berdasarkan ketetapan mengevaluasi bagaimana perkembangan
WHO yang pada tahun 1985 telah kehamilan karena bekas insisi pada CS dapat
menetapkan indikator kejadian CS adalah 5- memberikan komplikasi seperti plasenta
15% per 1000 kelahiran untuk setiap negara previa.5
tanpa membedakan negara maju atau
berkembang.1,2 Metode
Di Indonesia, berdasarkan data Artikel ini merupakan sebuah literature
RIKESDAS tahun 2013 tingkat persalinan CS review menggunakan berbagai sumber terkait
adalah 15,3 % dari 20.591 ibu yang melahirkan topik kehamilan pada pasien riwayat CS.
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang
diwawancarai di 33 provinsi. Gambaran Diskusi
adanya faktor resiko ibu saat melahirkan atau Caesarian Section (CS) merupakan salah
di operasi CS adalah 13,4 %, karena ketuban satu operasi tertua dan terpenting di bidang
pecah dini 5,49%, preeklampsia 5,14%, obstetri. Pelahiran CS didefinisikan sebagai
perdarahan 4,40% karena jalan lahir tertutup kelahiran janin melalui insisi di dinding
2,3% karena rahim sobek.3 abdomen (laparotomi) dan dinding uterus
Peningkatan frekuensi CS juga akan (histerotomi). Definisi ini tidak mencakup
meningkatkan angka kejadian ibu hamil pengeluaran janin dari rongga abdomen pada
dengan riwayat CS serta penyulit yang dialami kasus ruptur uterus atau pada kasus
saat persalinan. Hal ini akan menjadi kehamilan abdomen. Definisi lain dari sectio
permasalahan baru karena kehamilan dan caesar adalah suatu persalinan buatan,
persalinan dengan riwayat CS sebelumnya dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
akan meningkatkan risiko terjadinya pada dinding perut dan dinding rahim dengan
morbiditas dan mortalitas yang meningkat sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat
terutama berhubungan dengan parut janin diatas 500 gram.8,9
uterus.4,5 Persalinan CS seharusnya hanya
Pemilihan teknik persalinan CS dilakukan apabila terdapat indikasi. Indikasi CS
seharusnya dilakukan untuk menurunkan dapat dibagi menjadi indikasi absolut dan
angka mortalitas dan morbiditas janin dan ibu indikasi relatif. Setiap keadaan yang membuat
hamil dengan komplikasi atau risiko tinggi kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin
untuk menjalani persalinan pervaginam. Akan terlaksana merupakan indikasi absolut untuk
tetapi, seperti pada teknik operatif lainnya sectio abdominal. Di antaranya adalah
tindakan CS memiliki konsekuensi timbulnya kesempitan panggul yang sangat berat dan
komplikasi baik jangka pendek ataupun dalam neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada
jangka panjang yang dapat berpengaruh pada indikasi relatif, kelahiran pervaginam masih
kesehatan ibu, bayi, dan kehamilan mungkin untuk dilakukan kelahiran lewat
berikutnya.6 sectio sesarea akan lebih aman bagi ibu, anak
Pada tahun 2005, WHO melakukan ataupun keduanya.10
suatu studi kohort tentang prospektif Indikasi lain dari pemilihan CS adalah
kesehatan ibu dan perinatal, pada 410 fasilitas indikasi sosial. Penelitian yang dilakukan suatu
kesehatan dari 24 daerah di delapan negara badan di Washington DC, Amerika Serikat
Amerika Latin yang dipilih secara acak. menunjukkan bahwa setengah dari jumlah
Hasilnya diketahui bahwa ibu yang menjalani persalinan sectio sesarea secara medis tidak
persalinan CS terbukti secara bermakna diperlukan artinya tidak ada
meningkatkan maternal morbiditas kegawatdaruratan persalinan untuk
dibandingkan persalinan normal. 7
menyelamatkan ibu dan janin yang
Hal tersebut menjadi dasar bahwa dikandungnya. Hal ini terjadi karena
penanganan pada kehamilan dan persalinan permintaan pasien sendiri terkait misalnya

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 365


Arli Suryawinata│Kehamilan dengan Riwayat Caesarian Section

ingin melahirkan pada tanggal dan jam pertimbangan untuk melakukan persalinan
tertentu, atau tidak ingin mengalami rasa sakit percobaan pada pasien dengan riwayat CS.9,14
saat melahirkan. Di Indonesia, berdasakan Bekas luka operatif CS pada uterus akan
Panduan Etik dan Profesionalisme Obstetri mengalami perubahan selama proses
dan Ginekologi di Indonesia tindakan CS atas kehamilan selanjutnya. Peningkatan lebar
permintaan pasien/keluarga dibenarkan dan rata-rata 1,8 mm per semester pada bagian
tidak bertentangan secara etik. Akan tetapi bekas luka. Sedangkan kedalaman dan
untuk mencegah penyalahgunaannya, maka panjang bekas luka mengalami penurunan
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dengan rata-rata 1,8 mm dan 1,9 mm per
untuk melakukan CS atas permintaan sendiri trimester. Ketebalan myometrium residual
yaitu, 1) Pasien harus mengajukan menurun rata-rata 1,1 mm per trimester.15
permohonan kepada dokter untuk melakukan Perubahan yang terjadi tersebut
tindakan Cesarean Section. 2) Dokter harus meningkatkan resiko terjadinya ruptur uteri
menjelaskan bahwa pada saat tersebut pada kehamilan dan persalinan dengan
persalinan pervaginam masih dimungkinkan. riwayat CS. Ruptur uteri pada bekas CS sering
3) Dokter harus menjelaskan bahwa sukar sekali didiagnosa, karena tidak ada
persalinan melalui Cesarean Section tidak gejala-gejala khas seperti pada rahim yang
lebihbaik/aman dibandingkan persalinan utuh. Mungkin hanya ada perdarahan yang
pervaginam.11,12 lebih dari perdarahan pembukaan atau ada
Tingginya frekuensi CS menyimpan perasaan nyeri pada daerah bekas luka.
masalah tersendiri untuk kesehatan ibu, bayi, Ruptur semacam ini disebut silent rupture,
dan kehamilan berikutnya. Morbiditas dan yang gambaran klinisnya sangat berbeda
mortalitas tersebut berhubungan adanya dengan gambaran klinis ruptur uteri pada
parut uterus.5 uterus yang utuh. Hal ini dikarenakan biasanya
Involusi uterus pasca CS berjalan lambat ruptur pada bekas luka CS terjadi sedikit demi
dibandingkan dengan involusi uterus pada sedikit.8
persalinan pervaginam. Hal ini dapat terlihat Caesarian Section (CS) juga terbukti
dari tanda-tanda nifas, perubahan lokia dan akan meningkatkan resiko terjadinya plasenta
tinggi fundus uterus. Lambatnya involusi previa dan abrupsio plasenta pada kehamilan
uterus pasca CS dikarenakan adanya luka berikutnya. Peningkatan resiko terjadinya
sehingga terdapat pembentukan jaringan plasenta previa dan abrupsio plasenta pada
parut pada uterus yang menghambat proses kehamilan kedua masing-masing 47% dan
penyembuhan.13 40%. Hal ini berkaitan karena adanya respon
Bekas luka CS terdiri dari dua komponen yang berbeda terhadap bekas luka CS,
yaitu bagian hypoechoic pada bekas luka dan terutama respon terhadap sitokin dan
jaringan parut pada miometrium yang dinilai mediator inflamasi, kejadian stress oksidatif.
sebagai ketebalan miometrium residual Keadaan tersebut berdampak pada
(KMR). Ketebalan seluruh SBR diukur dengan pertumbuhan dan rekonstruksi desidua basalis
menggunakan transabdominal sonografi, dan kemampuan desidua untuk menampung
sementara lapisan otot diukur dengan dan memodulasi infiltrasi trofoblas. Hal ini
menggunakan transvaginal sonografi (TVS). terbukti pada penelitian melalui ultrasound
Ketebalan SBR harus dievaluasi karena transabdominal yang memberikan kesan
berperan penting sebagai prediktor terjadinya bahwa ketebalan dinding uterus wanita
ruptur uteri. Hal ini mengingat resiko ruptur dengan riwayat CS lebih tipis daripada uterus
uteri akan meningkat sesuai dengan jumlah wanita dengan persalinan pervaginam.16
pelahiran CS sebelumnya. Angka kejadian Remodelisasi kondisi uterus pasca CS
ruptur uteri sebesar 0,6 persen pada pasien juga dapat menyebabkan kelainan pada letak
dengan riwayat satu kali CS dan meningkat plasenta, yaitu plasenta previa. Hal ini dapat
menjadi 1,8 persen pada pasien dengan terjadi pasca CS dengan insisi segmen bawah
riwayat dua kali CS. Hal ini tentunya menjadi rahim yang membuat modulasi dari SBR
menipis sehingga menyebabkan plasentosis

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 366


Arli Suryawinata│Kehamilan dengan Riwayat Caesarian Section

menyebar hingga ke permukaan rendah rutin yang perlu dilakukan termasuk 7T seperti
uterus. plasenta previa ini dapat antenatal pada kehamilan normal tetap
menyebabkan perdarahan antepartum dan dilakukan pada kehamilan dengan riwayat CS.
menjadi indikasi untuk dilakukan kembali Identifikasi adanya komplikasi yang secara
persalinan perabdomina pada kehamilan tidak langsung berhubungan dengan CS
selanjutnya.17 sebelumnya sangat penting untuk dilakukan.17
Meningkatnya resiko untuk terjadinya Persalinan dengan riwayat CS tidak
berbagai komplikasi tersebut pada kehamilan harus selalu diikuti dengan tindakan CS pada
dengan riwayat CS menempatkan kehamilan persalinan berikutnya. Apabila tidak terdapat
dengan riwayat CS sebagai kehamilan risiko kontraindikasi pada wanita dengan riwayat
tinggi sehinggga memerlukan pengawasan dan persalinan CS, maka wanita tersebut adalah
penatalaksaan khusus. kandidat untuk persalinan pervaginam pasca
Pemeriksaan antenatal care pada Caesarian Section dan harus diberi
kehamilan dengan riwayat CS perlu mendapat penyuluhan dan dianjurkan untuk menjalani
perhatian khusus. Pemeriksaan dan skrining persalinan percobaan.18

Gambar 1. Algoritma Antenatal Care dengan Bekas CS

Untuk memperkirakan keberhasilan untuk memperkirakan apakah P4S akan


Vaginal Birth After Caesarean (VBAC), dibuat berhasil atau tidak.
sistem penilaian dengan memperhatikan Tabel 1.Sistem penilaian keberhasilan VBAC
beberapa variabel yaitu skor Bishop, riwayat modifikasi Flamm-Geiger
persalinan pervaginam sebelum CS, dan No Faktor Nilai
indikasi CS sebelumya. Namun, menurut Royal 1 Umur
College of Obstetrician and Gynaecologist Di bawah 40 tahun 2
Di atas 40 tahun 1
(RCOG), tidak ada suatu cara yang memuaskan
2 Riwayat persalinan
pervaginam :

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 367


Arli Suryawinata│Kehamilan dengan Riwayat Caesarian Section

Sebelum dan setelah 4 merupakan kehamilan dengan resiko tinggi


Caesarian Section mengingat berbagai komplikasi yang dapat
Setelah Caesarian Section 2 terjadi.
Sebelum Caesarian Section 1 Daftar Pustaka
Belum pernah 0
1. Department of Reproductive Health and
3 Indikasi Caesarian Section 1
Research World Health Organization.
pertama selain kegagalan
kemajuan persalinan
WHO statement on caesarean section
4 Nilai Bishop pada saat rates. Geneva: Department of
masuk rumah sakit Reproductive Health and Research World
≥4 2 Health Organization ; 2015.
<3 1 2. Betran AP, Merialdi M, Lauer JA, Bing-
5 Taksiran Berat Janin Shun W, Thomas J, Van Look P, et al.
Sekarang < dulu 2 Rates of caesareann section: analysis of
Sekarang = dulu 1 global, regional and national estimates. J
Sekarang > dulu 0 Paediatr Perinat Epidemiol. 2007;
Keterangan: 21(2):98-113.
Nilai 8-10: keberhasilan 95 %
3. Riset Kesehatan Dasar Kemenkes
Nilal 4-7: keberhasilan 78,8 %
Nilai 0-3: keberhasilan 60,0%
(RISKESDAS). Profil Kesehatan Indonesia
dalam Angka. Jakarta: Kementerian
Ringkasan Kesehatan ; 2013.
Tingginya frekuensi CS menyimpan 4. Afriani A, Desmiwarti, Kadri H. Kasus
masalah baru pada bidang obstetri dan persalinan dengan bekas sectio sesarea
ginekologi. Kehamilan dengan riwayat CS menurut keadaan waktu masuk di bagian
merupakan kehamilan dengan risiko tinggi obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M.
karena dapat menimbulkan berbagai Djamil Padang. J Kesehatan Andalas.
kompilkasi dalam perjalanannya. 2013; 2(3): 116-21.
Luka bekas CS akan mengalami 5. Wirakusumah FF. Kehamilan dan
perubahan selama proses kehamilan persalinan dengan parut uterus. Dalam:
selanjutnya dimana bagian dengan tersebut Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
mengalami penipisan dan penambahan Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka
ukuran. Perubahan yang terjadi tersebut Sarwono Prawirohardjo; 2008. hlm. 615-
meningkatkan resiko terjadinya ruptur uteri 16.
pada kehamilan dan persalinan dengan 6. Angsar MD, Lilakusuma LS. Ilmu bedah
riwayat CS. kebidanan sarwono prawirohardjo. Edisi
Penipisan segmen bawah rahim (SBR) ke-1. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
akibat CS juga menimbulkan resiko terjadinya Prawirohardjo; 2007.
plasenta akreta dan previa. 7. Tati Suryati. Analisis lanjut data riskesdas
Banyaknya komplikasi yang dapat (2010) persentase operasi caesarean di
terjadi pada kehamilan dengan riwayat CS indonesia melebihi standard maksimal,
tidak menghilangkan kemungkinan untuk apakah sesuai indikasi medis?. Buletin
melakukan persalinan pervaginam. Persalinan Penelitian Sistem Kesehatan. 2012; 15(4):
pada kehamilan dengan riwayat CS dapat 331–338.
dilakukan dengan dua cara yaitu 8. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Jakarta:
perabdominam melalui CS elektif atau Yayasan Bina Pustaka Sarwono
percobaan persalinan pervaginam pada bekas Prawirohardjo; 2008.
SC (TOLAC). 9. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth,
Rouse, Spong, editor. Obstetri Williams.
Simpulan Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2013.
Teknik pelahiran dengan CS harus 10. Liu S, Liston RM, Joseph KS, Heaman M,
dilakukan sesuai dengan indikasi. Hal ini Sauve R, Kramer MS. Maternal mortality
mengingat kehamilan dengan riwayat CS and severe morbidity associated with

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 368


Arli Suryawinata│Kehamilan dengan Riwayat Caesarian Section

low-risk planned cesarean delivery versus assessment index. J Jpn Acad Midwif.
planned vaginal delivery at term. CMAJ. 2016; 30(2):333-41.
2007; 176(4): 455–60. 15. Naji O, Daemen A, Smith A, Abdallah Y,
11. Royal College of Obstetrician and Saso S, Stalder C, et al. Changes in
Gynaecologist (RCOG). Birth after Cesarean section scar dimension during
Previous Caesareannn Birth: Greentop pregnancy: a prospective longitudinal
Guideline No.45. London: RCOG Obstet study. J Ultrasound Obstet Gynecol. 2013;
Gynecol; 2015. 41(5):556-62.
12. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi 16. Yang Q, Wen SW, Oppenheimer L, Chen
Indonesia. Panduan etik dan XK, Black D. Association of caesarean
profesionalisme obstetri dan ginekologi di delivery for first birth with placenta
indonesia. Jakarta: Perkumpulan Obstetri praevia and placenta abruption in second
dan Ginekologi Indonesia; 2017. pregnancy. BJOG. 2007; 114(5):606-13.
13. Srinivas SK, Stamilio DM, Stevens EJ, 17. National Institute for Health and Clinical
Odibo AO, Peipert JF, Macones GA, et al. Excellence (NICE). Caesarean section.
Predicting failure of a vaginal birth NICE clinical guideline 132: NICE; 2011.
attempt after caesarean delivery. J 18. Royal College of Obstetrician and
Obstet Gynecol. 2007; 109(4):800–5. Gynaecologist (RCOG). Birth after
14. Shitami C, Takenaka K. Early puerperium Previous Caesarean Birth: Greentop
involution of the uterus after Caesarean Guideline No.45. London: RCOG Obstet
section: Basic data for use in an Gynecol; 2015.

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 369

Anda mungkin juga menyukai