Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN: 2549-2535 Jurnal PTK & Pendidikan

e-ISSN: 2460-1780 Vol. 6, No. 1, Januari – Juni 2020 (13-24)


DOI : 10.18592/ptk.v6i1.3793

LANGKAH-LANGKAH DAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sawaluddin1 dan Muhammad Siddiq2
1
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rokan Bagan Batu Rokan Hilir
2
Institut Agama Islam Abdullah Said Batam
Email: sawaluddinsiregar@stairokan.ac.id1; siddiqmuhammad79@gmail.com2

Website : https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/ptkpend/index
Received: 5 Juli 2020; Accepted: 7 Juli 2020; Published: 7 Juli 2020

ABSTRACT
To know student learning outcomes in learning Islamic education, a teacher must have
knowledge about evaluating learning outcomes, including the techniques and steps in
evaluating learning outcomes, so that the evaluation conducted can be measured. This
research was conducted to examine what are the steps and techniques of learning outcomes of
religious education. The study is qualitative by analyzing several literature books and as the
main data source. The results of the research are learning outcomes evaluation steps namely,
compile an evaluation plan of learning outcomes, compile data, conduct data verification,
process and analyze data, provide interpretation and draw conclusions, not further evaluation
results. While learning outcomes evaluation techniques are test techniques, objective
techniques and non test techniques.
Keywords: rare-steps; evaluation techniques; learning outcomes
ABSTRAK
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, seorang
guru harus memiliki pengetahuan tentang evaluasi hasil belajar, diantaranya adalah teknik dan
langkah-langkah evaluasi hasil belajar, sehingga evalusi yang dilakukan dapat terukur.
Penelitian ini lakukan untuk mengkaji apa saja langkah-langkah dan teknik evaluasi hasil
belajar Pendidikan Agama. Penelitian bersifat kualitatif dengan dengan menganalisi beberapa
buku literatur dan sebagai sumber data utama. Adapun hasil penelitianya yaitu langkah-
langkah evaluasi hasil belajar yaitu, menyusun rencana evaluasi hasil belajar, menghimpun
data, melakukan verifikasi data, mengolah dan menganalisis data, memberikan interpretasi dan
menarik kesimpulan, tidak lanjut hasil evaluasi. Sedangkan teknik evaluasi hasil belajar yaitu
teknik tes, teknik objektif dan teknik non tes.
Kata Kunci: langkah-langkah; teknik evaluasi; hasil belajar

PENDAHULUAN standar perhitungan yang bersifat


Seorang calon guru nantinya akan komprehensif dari seluruh aspek-aspek
benar-benar dituntut profesional dalam kehidupan mental psikologis dan spritual
menjalankan tugasnya sebagai seorang religius peserta didik (Sawaluddin
pendidik. Di dalam mengajar nantinya Sawaluddin, at.al, 2018). Karena sosok
seorang guru dituntut untuk bisa pribadi yang diinginkan oleh pendidikan
memberikan pendidikan yang terbaik Islam bukan hanya pribadi yang bersifat
sehingga dapat mencapai tujuan religius, tetapi juga memilki ilmu dan
pendidikan yang diinginkan (Sawaluddin berketerampilan yang sanggup beramal
Sawaluddin,at.al, 2018). dan berbakti kepada Tuhan dan
Evaluasi dalam pendidikan Islam masyarakat (Laila Hamidah, at.al, 2019).
cara atau teknik penilaian terhadap Dalam hal itu, evaluasi pendidikan
tingkah laku peserta didik berdasarkan adalah salah satu bagian dari kegiatan
13
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

yang dilakukan oleh seorang guru untuk a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya


mendukung agar tercapainya tujuan evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi
pendidikan tersebut (Sawaluddin, 2017), tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa
dan diantara evaluasi yang dilakukan oleh arah dan mengakibatkan evaluasi
guru yaitu evaluasi hasil belajar, dimana menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
evaluasi ini dilakukan untuk mengukur b. Menetapkan aspek-aspek yang akan
sejauh mana pengetahuan dan dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
keterampilan siswa setelah menerima afektif atau psikomotorik
materi dan arahan dari seorang guru. c. Memilih dan menentukan teknik
Evaluasi hasil belajar ini sangatlah yang akan dipergunakan didalam
penting dimana seorang guru harus benar- pelaksanaan evaluasi misalnya apakah
benar profesional dan objektif dalam menggunakan teknik tes atau non tes
melaksanakannya, karena disisi seorang d. Menyusun alat-alat pengukur yang
guru akan memutuskan berhasil atau dipergunakan dalam pengukuran dan
tidaknya seorang peserta didik penilaian hasil belajar peserta
(Sawaluddin, Sainab, 2019). didik, seperti butir-butir soal tes.
e. Menentukan tolok ukur, norma atau
METODE PENELITIAN kriteria yang akan dijadikan pegangan
Penelitian ini lakukan untuk atau patokan dalam memberikan
mengkaji apa saja langkah-langkah dan interpretasi terhadap data hasil
teknik evaluasi hasil belajar pendidikan evaluasi.
agama. Penelitian bersifat kualitatif f. Menentukan frekuensi dari kegiatan
dengan dengan menganalisi beberapa evaluasi hasil belajar itu sendiri
buku literatur dan sebagai sumber data (Sawaluddin, Sawaluddin., 2018).
utama.
2. Menghimpun data
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam evaluasi pembelajaran, wujud
Langkah-langkah Evaluasi Hasil nyata dari kegiatan menghimpun data
Belajar adalah melaksanakan pengukuran,
Evaluasi merupakan bagian integral misalnya dengan menyelenggarakan tes
dari pendidikan atau pengajaran sehingga pembelajaran.
perencanaan atau penyusunan
(Sawaluddin,at.al, 2020), pelaksanaan dan 3. Melakukan verifikasi data
pendayagunaannya pun tidak dapat Verifiikasi data adalah proses
dipisahkan dari keseluruhan program penyaringan data sebelum dioleh lebih
pendidikan atau pengajaran (Slameto, lanjut. Verifikasi bertujuan untuk
2001). Hasil dari evaluasi yang diperoleh memisahkan data yang dapat menjelaskan
selanjutnya dapat digunakan untuk gambaran yang akan diperoleh mengenai
memperbaiki cara belajar siswa (fungsi peserta didik yang sedang dievaluasi
formatif). dengna data yang tidak baik atau dapat
Menurut Anas Sudiijono (2011), mengaburkan gambaran yang akan
evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada diperoleh (Anas Sudiijono, 2011).
waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat
guna dan tepat arah, perlu mengikuti 4. Mengolah dan menganalisis data
langkah-langkah berikut ini: Mengolah dan menganalisis data
1. Menyusun rencana evaluasi hasil bertujuan untuk memberikan makna
belajar terhadap data yang telah dihimpun dalam
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu kegiatan evaluasi.ara mengolah dan
umumnya mencakup: menganalisi data dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik statistic, misalnya
dengna menyusun dan mengatur data
14
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

lewat tabel grafik atau diagaram, bentuk kegunaannya untuk mengukur


perhitungan rata-rata, standart deviasi, siswa maka tes dibedakan menjadi 4
pengukuran korelasi, dsb. macam tes yaitu:
a. Tes Penempatan (placement test)
5. Memberikan interpretasi dan Pada umunya tes penempatan dibuat
menarik kesimpulan sebagai prates (pretest). Tujuan utamanya
Interpretasi merupakan verbalisasi makna adalah untuk mengetahui apakah peserta
yang terkandung dalam data yang telah didik telah memiliki keterampilan-
mengalami pengolahan dan keterampilan yang diperlukan untuk
penganalisisan. Atas dasar interpretasi mengikuti suatu program belajar dan
tersebut akan ditemukan kesimpulan sampai di mana peserta didik telah
yang mengacu kepada tujuan mencapai tujuan pembelajaran
dilaksanakan evaluasi tersebut. (kompetensi dasar) sebagaimana yang
tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
6. Tidak lanjut hasil evaluasi Pembelajaran (RPP) mereka. Dalam
Dari hasil evaluasi yang telah disusun, hubungan dengan tujuan yang pertama
diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan masalahnya berkaitan dengan kesiapan
sehingga diketahui maknanya, maka siswa menghadapi program yang baru,
elevator dapat mengambil keputusan atau sedangkan untuk yang kedua berkaitan
merumuskan kebijakan yang perlu sebagai dengan kesesuaian program pembelajaran
tindak lanjut dari kegiatan evaluasi dengan siswa (M. Chabib Thaha, 1990).
tersebut (Anas Sudiijono, 2011). b. Tes Diagnostik
Tes Diagnostik adalah tes digunakan
Teknik Evaluasi Hasil Belajar untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
Jika berbica tentang evaluasi siswa sehingga berdasarkan kelemahan
pembelajaran, tidak terlepas dari teknik tersebut dapat dilakukan pemberian
evaluasi itu sendiri. Ada dua macam perlakuan yang tepat. Artinya adalah tes
teknik yang dapat digunakan dalam yang digunakan untuk mengetahui
melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes kemampuan siswa sehinga dapat
dan teknik non tes. Teknik tes meliputi tes meletakkan siswa pada tempat yang sesuai
lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes dengan kemampuannya.
lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan c. Tes Formatif
lisan di kelas yang dilakukan pada saat Tes formatif adalah tes yang
pembelajaran di kelas berlangsung atau di dilakukan untuk memantau kemajuan
akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes belajar siswa selama proses belajar
yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan berlangsung, untuk memberikan balikan
maupun jawabannya. Sedangkan tes (feed back) bagi penyempurnaan program
perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes belajar-mengajar, serta untuk mengetahui
yang dilaksanakan dengan jawaban kelemahan-kelemahan yang memerlukan
menggunakan perbuatan atau tindakan. perbaikan, sehingga hasil belajar-
Untuk lebih jelasanya dapat dilihat mengajar menjadi lebih baik. Soal-soal tes
dibawah ini: formatif ada yang mudah dan ada pula
1. Teknik Tes yang sukar, bergantung kepada tugas-
Tes adalah suatu teknik atau cara tugas belajar (learning tasks) dalam
dalam rangka melaksanakan kegiatan program pengajaran yang akan dinilai.
evaluasi, yang didalamnya terdapat Tujuan utama tes formatif adalah untuk
berbagai item atau serangkaian tugas yang memperbaiki proses belajar, bukan untuk
harus dikerjakan atau dijawab oleh anak menentukan tingkat kemampuan anak.
didik, kemudian pekerjaan dan jawaban Tes formatif sesungguhnya merupakan
itu menghasilkan nilai tentang perilaku criterion-referenced test. Tes formatif
anak didik tersebut. Jika ditinjau dari
15
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

yang diberikan pada akhir satuan benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan,


pelajaran sesungguhnya bukan sebagai tes dan melengkapi atau jawaban singkat.
formatif lagi, sebab data-data yang 1) Bentuk Benar–Salah (true false) :
diperoleh akhirnya digunakan untuk Contoh :
menentukan tingkat hasil belajar siswa. Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada
Tes tersebut lebih tepat disebut sebagai huruf B jika jawabannya benar dan huruf
subtes sumatif. Jika dimaksudkan untuk S bila jawabannya salah.
perbaikan proses belajar, maka maksud itu a) B – S : Waqaf berarti menghentikan
baru terlaksana pada jangka panjang, yaitu bacaan karena ada tanda waqaf.
pada saat penyusunan program tahun b) B – S : Yaumul hasyri artinya hari
berikutnya. kebangkitan.
d. Tes Sumatif c) B – S : Surat Al-Fatihah termasuk
Tes sumatif diberikan saat satuan surat Makiyyah.
pengalaman belajar dianggap telah selesai. d) B – S : Terbitnya matahari sebelah
Tes sumatif diberikan dengan maksud barat merupakan ciri besar hari
untuk menetapkan apakah seorang siswa kiamat.
berhasil mencapai tujuan-tujuan Bentuk benar-salah yang lain adalah
instruksional yang telah ditetapkan atau jawabannya telah disediakan, tetapi
tidak. Tujuan tes sumatif adalah untuk jawaban yang disediakan itu bukan B – S,
menentukan angka berdasarkan tingkatan melainkan Ya – Tidak. Contoh :
hasil belajar siswa yang selanjutnya a) Ya – Tidak : Dajjal adalah seorang
dipakai sebagai angka rapor. Ujian akhir laki-laki dari kaum Yahudi.
dan ulangan umum pada akhir caturwulan b) Ya – Tidak : Dabbatul ardhi berarti
atau semester termasuk ke dalam tes keluarnya binatang bumi.
sumatif. Hasil tes sumatif jga dapat c) Ya – Tidak : Kematian manusia
dimanfaatkan untuk perbaikan proses termasuk kiamat kubra.
pembelajaran. Tes sumatif termasuk d) Ya – Tidak : Rahasia hari kiamat
norm-referenced test. Cakupan materinya dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-
lebih luas dan soal-soalnya meliputi Ikhlas.
tingkat mudah, sedang, dan sulit. Setelah Bentuk soal benar-salah dapat juga
selesai menjelaskan tes ditinjau dari segi digunakan untuk mengukur kemampuan
kegunaannya maka selanjutnya adalah tentang sebab-akibat. Contoh (Ramayulis,
menjelaskan bentuk-bentuk teknik tes 2008) :
tersebut. a) B–S:Sholat rawatib dilaksana kan dua
2. Tes objektif rakaat SEBAB sholat rawatib merupa
Tes objektif (objective test) kan sholat sunat.
menuntut peserta didik untuk memilih b) B–S:Nabi sangat mencela orang yang
jawaban yang benar diantara lalai membayar hutang SEBAB
kemungkinan jawaban yang telah hutang harus segera dilunasi.
disediakan, memberikan jawaban singkat, c) B–S: Pada malam Idul Fitri umat
dan melengkapi pertanyaan atau Islam menguman dangkan kalimat
pernyataan yang belum sempurna. Tes takbir, tahlil dan tahmid SEBAB
objektif sangat cocok untuk menilai malam Idul Fitri adalah malam
kemampuan peserta didik yang menuntut menjelang 1 Syawal.
proses mental yang tidak begitu tinggi d) B–S:Puasa wajib dimulai tanggal 1
seperti kemampuan mengingat kembali, Ramadhan SEBAB puasa diakhiri
kemampuan mengenal kembali, tanggal 1 Syawal.
pengertian, dan kemampuan e) B–S:Nikmat yang diberikan Allah
mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes wajib disyukuri SEBAB nikmat Allah
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu tak sama untuk setiap orang.

16
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

2) Bentuk Pilihan Ganda (multiple 5. Jika pernyataan salah, dan alasan salah.
choice) Soal:
Soal tes bentuk pilihan-ganda Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung
dapat digunakan untuk mengukur hasil SEBAB Bandung merupakan ibu kota
belajar yang lebih kompleks dan provinsi Jawa Barat.
berkenaan dengan aspek ingatan, Penjelasan:
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan 1. “Gubernur Jawa Barat tinggal di
evaluasi. Bentuk pilihan-ganda terdiri atas Bandung” merupakan pernyataan yang
pembawa pokok persoalan dan pilihan benar.
jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat 2. “Bandung merupakan ibu kota Provinsi
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan Jawa Barat” merupakan alasan yang
atau pernyataan (statement) yang belum benar dan merupakan sebab dari
sempurna yang sering disebut stem. pernyataan.
Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin Jawaban : Jadi, jawaban yang betul
berbentuk perkataan, bilangan atau adalah A.
kalimat dan sering disebut option. c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan
Ada beberapa jenis bentuk pilihan- atau pernyataan mempunyai beberapa
ganda ini, antara lain: kemungkinan jawaban dan disediakan
a) Distracters, yaitu option yang bukan satu kemungkinan jawaban yang salah.
merupakan jawaban yang benar. Tugas siswa adalah memilih jawaban
Contoh : yang salah tersebut. Contoh :
Salah satu tanda besar menjelang hari Teladan yang bisa diambil dari kisah Nabi
kiamat adalah : Musa a.s adalah, kecuali :
1. Semua urusan diserahkan kepada yang 1. Menolong tanpa pamrih
bukan ahlinya 2. Konsekwen terhadap janji
2. Munculnya Dajjal. 3. Berani menegakkan kebenaran
3. Banyak terjadi pembunuhan dimana- 4. Sikap ragu-ragu.
mana d) Variasi berganda, yaitu memilih dari
4. Beratnya orang Islam untuk beberapa kemungkinan jawaban yang
menjalankan syariat agamanya semuanya betul, tetapi ada satu
5. Minuman keras sudah dianggap biasa jawaban yang paling betul. Tugas
b) Analisis hubungan antar hal, yaitu siswa adalah memilih jawaban yang
untuk melihat kemampuan peserta paling betul itu. Contoh :
didik dalam menganalisis hubungan Para siswa hendaknya menghormati …
antara pernyataan dengan alasan 1. Sesama teman
(sebab-akibat). Contoh : 2. Guru-gurunya
Pada soal di bawah ini terdapat kalimat 3. Orang tuanya
yang terdiri atas pernyataan (statement) 4. Teman, guru, dan orang tuanya
dan alasan (reason). e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu
Pilihan: pertanyaan atau pernyataan yang
1. Jika pernyataan benar, alasan benar, memiliki beberapa kemungkinan
dan alasan merupakan sebab dari jawaban yang belum lengkap. Tugas
pernyataan. siswa adalah mencari satu
2. Jika pernyataan benar, alasan benar, kemungkinan jawaban yang tepat dan
tetapi alasan bukan merupakan sebab melengkapinya. Contoh :
dari pernyataan. Surat Al-Fatiha disebut juga sab’ul
3. Jika pernyataan benar, tetapi alasan matsani. Artinya …
salah. 1. 5 ayat yang dibaca . . . . .
4. Jika pernyataan salah, tetapi alasan 2. 6 ayat yang dibaca . . . . .
benar. 3. 7 ayat yang dibaca . . . . .

17
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

4. 8 ayat yang dibaca . . . . . d) Neraka jahannam diperuntukkan bagi


orang-orang ………….
3) Bentuk Menjodohkan (matching) e) Hukum akikah adalah sunah
Soal tes bentuk menjodohkan ………………..
sebenarnya masih merupakan pilihan Cara mengoreksi bentuk tes objektif :
ganda. Perbedaannya adalah pilihan ganda Sesudah item disusun, kemudian
terdiri atas stem dan option, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita
testi tinggal memilih salah satu option mengoreksi jawaban siswa dari tiap item
yang diberikan. Sedangkan bentuk yang diberikan. Untuk mengoreksi
menjodohkan terdiri atas kumpulan soal jawaban tersebut kita harus menggunakan
dan kumpulan jawaban yang keduanya kunci jawaban (scoring key) sebagai
disusun pada dua kolom yang berbeda. acuan dan patokan yang pokok. Jika kunci
Kolom sebelah kiri menunjukkan jawaban ini sudah disediakan, maka
kumpulan soal dan kolom sebelah kanan siapapun dapat mengoreksi jawaban
menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah tersebut secara cepat dan tepat.
alternatif jawaban harus dibuat lebih a. Tes Lisan (oral test), yaitu suatu
banyak dari jumlah soal. Contoh 1 : bentuk tes yang menuntut jawaban
Petunjuk : Di bawah ini terdapat dua siswa dalam bentuk bahasa lisan.
daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap- Peserta didik akan mengucapkan
tiap kata yang terdapat pada daftar A jawaban dengan kata-katanya sendiri
mempunyai pasangannya masing-masing sesuai dengan pertanyaan ataupun
pada daftar B. Anda harus mencari perintah yang diberikan.
pasangan-pasangan itu. Tulislah nomor b. Tes Perbuatan (performance test), yaitu
kata yang anda pilih itu di depan bentuk tes yang menuntut jawaban
pasangannya masing-masing. siswa dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau perbuatan. Peserta didik bertindak
4) Bentuk Jawaban Singkat (short sesuai dengan apa yang diperintahkan
answer) dan Melengkapi (completion) dan ditanyakan. Misalnya, coba
Kedua bentuk tes ini masing- praktikkan bagaimana cara
masing menghendaki jawaban dengan melaksanakan sholat yang baik dan
kalimat dan atau angka-angka yang hanya benar.
dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk
jawaban singkat biasanya dikemukakan 3. Teknik Non Tes
dalam bentuk pertanyaan. Contoh : Para ahli berpendapat bahwa
a) Siapakah malaikat yang menanyai di dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil
alam kubur ? belajar, kita harus menggunakan teknik tes
b) Apa nama agamamu ? dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran
c) Siapa nama Tuhan-mu ? bersifat aneka ragam. Hasil pelajaran
d) Apa nama kitab sucimu ? dapat berupa pengetahuan teoritis,
e) Apa nama kiblatmu ? keterampilan dan sikap. Pengetahuan
Sedangkan soal bentuk melengkapi teoritis dapat diukur dengan menggunakan
(completion) dikemukakan dalam kalimat teknik tes. Keterampilan dapat diukur
yang tidak lengkap. Contoh : dengan menggunakan tes perbuatan.
a) Alam barzakh disebut juga alam Adapun perubahan sikap dan petumbuhan
…………….. peserta didik dalam psikologi hanya dapat
b) Nabi Musa a.s lahir pada zaman raja diukur dengan teknik nontes, misalnya
………. di negeri …………. observasi, wawancara, skala sika p,
c) Hadis adalah ….. Rasulullah, angket, check list, dan rating scale.
sedangkan sunnah adalah ….. Anas Sudijono (2011) membagi
Rasulullah. teknik evaluasi non-tes ini hanya kepada 4

18
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

macam saja, yaitu: pengamatan laku peserta didik pada jam-jam istirahat
(observation/al-ta’ammul = ‫)التأمل‬, atau pada saat terjadinya kekosongan
wawancara (interview/al-hiwar = ‫)الحوار‬, pelajaran, pada saat berdiskusi,
angket (questionnaire/Istifta = ‫)إستفتاء‬, dan mengerjakan tugas dan lain-lain. Selain itu
pemeriksaan dokumen (documentary juga dapat digunakan untuk menilai
analysis). Sedangkan Zainal Arifin (2011) penampilan guru dalam mengajar, suasana
membagi teknik evaluasi non-tes kepada kelas, hubungan sosial sesama, hubungan
10 macam, yaitu; observasi (observation), sosial sesama peserta didik, hubungan
wawancara (interview), skala sikap guru dengan peserta didik, dan perilaku
(attitude scale), daftar cek (check list), sosial lainnya.
skala penilaian (rating scale) (Anas Berikut adalah langkah-langkah
Sudijono 2011), angket (questioner), studi penyusunan pedoman observasi sekaligus
kasus (case study), catatan insidental contoh Pedoman observasi praktik
(anecdotal records), sosiometri, inventori mengajar;
kepribadian. a) Merumuskan tujuan observasi
Namun perbedaan tersebut b) Membuat lay-out atau kisi-kisi
sesungguhnya terletak pada perbedaan observasi
penggunaan istilah dan kebahasaan saja, c) Menyusun pedoman observasi
bukan pada substansi. Karena apa yang d) Menyusun aspek-aspek yang akan
diuraikan oleh Zainal Arifin secara terurai diobservasi, baik yang berkenaan
dan terinci ditemukan juga dalam dengan proses belajar peserta didik dan
pembahasan empat bentuk pembahasan kepribadiannya maupun penampilan
teknik evaluasi non-tes yang guru dalam pembelajaran.
dikemukakanoleh Anas Sudijono. Oleh e) Melakukan uji coba pedoman observasi
karenanya, di sini penulis hanya ingin untuk melihat kelemahan-kelemahan
membatasi evaluasi non-tes ini hanya pedoman observasi.
kepada beberapa bentuk yang sering f) Merevisi pedoman observasi
digunakan dalam mengevaluasi hasil berdasarkan hasil uji coba.
pembelajaran. Berikut adalah beberapa g) Melaksanakan observasi pada saat
teknik evaluasi non-tes; kegiatan berlangsung.
a. Observasi h) Mengolah dan menafsirkan hasil
Menurut Zainal Arifin (2011), observasi.
observasi adalah suatu proses pengamatan
dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat
tersebut sejalan dengan pendapat Anas
Sudijono (2011) yang mendefinisikan
observasi dengan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan.
Dalam evaluasi pembelajaran,
observasi dapat digunakan untuk menilai
Gambar 1. Contoh Pedoman Observasi
proses dan hasil belajar peserta didik, Praktik Mengajar
seperti tingkah laku peserta didik pada
waktu guru Pendidikan Agama Islam
menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah

19
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

Contoh 2. Observasi penilaian keterampilan peserta didik


Mata Pelajaran: Keterampilan
Topik : Membuat Kaligrafi dari kertas.
Kelas :……………
Nama Siswa : ……………
Hari & Tanggal :..………………
Jam Pelajaran : ………………

Tabel 1. Observasi Penilaian Keterampilan Peserta Didik


No Kegiatan/aspek yang dinilai Skor/Nilai Keterangan
1. Persiapan alat-alat (bahan) …………….
2. Kombinasi bahan …………….
3. Kombinasi warna …………….
4. Cara mengerjakan …………….
5. Ketepatan waktu mengerjakan …………….
6. Hasil pekerjaan …………….

Hasil penilaian dengan


menggunakan instrument tersebut di atas tanpa melalui perantara. Sedangkan
bersifat individual. Setelah selesai, nilai- wawancara tidak langsung adalah
nilai individual itu dimasukkan ke dalam wawancara yang dilakukan melalui
daftar nilai yang bersifat kolektif, seperti perantaraan orang lain ataupun media.
contoh berikut ini: Berbeda dengan Zainal Arifin, Anas
Mata Pelajaran : Keterampilan Sudijono (2011) membagi wawancara
Topik : Membuat kaligrafi kepada wawancara terpimpin (guided
dari keras interview) yang dikenal juga dengan
Kelas : ……………. wawancara berstruktur/sistematis dan
Semester : ……………. wawancara tidak terpimpin (un-guided
interview) yang sering dikenal juga
dengan wawancara bebas atau wawancara
tidak sistematis.
Kegiatan wawancara ini bertujuan
untuk memperoleh informasi secara
langsung guna menjelaskan suatu hal atau
situasi dan kondisi tertentu. Disamping itu
juga bertujuan untuk melengkapi suatu
penyelidikan ilmiah dan untuk
memperoleh data agar dapat memengaruhi
Gambar 2. Contoh Daftar Nilai Siswa situasi atau orang tertentu.
Untuk menyusun pedoman
b. Wawancara wawancara, dapat mengikuti langkah-
Menurut Zainal Arifin (2011), langkah sebagai berikut;
wawancara merupakan salah satu bentuk a) Merumuskan tujuan
alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan b) Membuat kisi-kisi atau lay out dan
melalui percakapan dan tanya jawab, baik pedoman wawancara
langsung maupun tidak langsung dengan c) Menyusun pertanyaan sesuai dengan
peserta didik. Wawancara langsung adalah data yang diperlukan dan bentuk
wawancara yang dilakukan secara pertanyaan yang diinginkan. Untuk
langsung antara pewawancara dengan itu perlu diperhatikan kata-kata yang
orang yang diwawancarai digunakan, cara bertanya dan jangan

20
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

membuat peserta didik bersikap Dalam skala Likert, peserta didik tidak
defensife. disuruh memilih pernyataan-pernyataan
d) Melaksanakan uji coba untuk melihat yang positif saja, tetapi memilih juga
kelemahan-kelemahan pertanyaan pernyataan-pernyataan yang negatif. Tiap
yang disusun, sehingga dapat item dibagi ke dalam lima skala, yaitu:
diperbaiki lagi. sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak
e) Melaksanakan wawancara dalam setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap
situasi sebenarnya. pernyataan positif diberi bobot 4, 3, 2, 1,
Contoh; 0, sedangkan pernyataan negative diberi
Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara bobot sebaliknya, yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4.
Untuk menyusun skala Likert,
No Masalah Tujuan Pertanyaan Bentuk dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
pertanyaan berikut:
a) Memilih variabel afektif yang akan
diukur
b) Membuat beberapa pernyataan tentang
variabel afektif yang akan diukur.
c) Mengklasifikasikan pernyataan positif
dan negative
d) Menentukan jumlah gradual dan frase
atau angka yang dapat menjadi
alternative pilihan.
e) Menyusun pernyataan dan pilihan
jawaban menjadi sebuah alat penilaian.
Gambar 3. Format Pedoman Wawancara f) Melakukan uji coba
g) Membuang butir-butir pernyataan yang
c. Skala Sikap (Attitude Scale) kurang baik.
Sikap merupakan suatu h) Melaksanakan penilaian.
kecenderungan tingkah laku untuk berbuat
sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan Contoh sikap peserta didik terhadap mata
pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, pelajaran bahasa Indonesia
baik berupa orang-orang maupun berupa
objek-objek tertentu. Sikap mengacu
kepada perbuatan atau perilaku seseorang,
tetapi tidak berarti semua perbuatan
identik dengan sikap. Perbuatan seseorang
mungkin saja bertentangan dengan
sikapnya.
Dalam mengukur sikap, guru
hendaknya memperhatikan aspek kognisi,
afeksi dan juga konasi. Disamping itu,
guru juga harus memilih salah satu model
skala sikap, seperti dengan menggunakan
bilangan, frekuensi, kode bilangan atau
huruf, istilah-istilah yang bersifat
kualitatif ataupun yang menunjukkan Gambar 4. Contoh Sikap Peserta Didik
status/kedudukan.
Salah satu model untuk mengukur a. Daftar Cek (Check List).
sikap, yaitu dengan menggunakan skala Daftar cek adalah suatu daftar
sikap yang dikembangkan oleh Likert. yang berisi subjek dan aspek-aspek yang

21
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

akan diamati. Daftar cek dapat b) Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket
memungkinkan guru sebagai penilai yang setiap pertanyaannya sudah tersedia
mencatat tiap-tiap kejadian yang berbagai alternatf jawaban.
betapapun kecilnya, tetapi dianggap c) Bentuk jawaban tertutup, tetapi pada
penting. Ada bermacam-macam aspek alternatif jawaban terakhir diberikan
perbuatan yang biasanya dicantumkan secara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk
dalam daftar cek, kemudian tinggal memberikan kesempatan kepada peserta
memberikan tanda centang (  ) pada didik untuk menjawab secara bebas.
tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan d) Bentuk jawaban bergambar, yaitu
hasil penilaiannya. angket yang memberikan jawaban dalam
Contoh 1: bentuk gambar.
Daftar cek tentang keaktifan peserta didik e) Bentuk angket tak berstruktur, yaitu
dalam diskusi kelompok pada mata bentuk angket yang memberikan jawaban
pelajaran PAI secara terbuka. Peserta didik secara bebas
menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang situasi, tetapi kurang
dapat dinilai secara objektif. Jawabannya
tidak dapat dianalisis secara statistik
sehingga kesimpulannyapun hanya
merupakan pandangan yang bersifat
Contoh 2: umum.
Daftar cek tentang kebiasaan belajar. Ada beberapa hal yang harus
Nama : ……………………… diperhatikan dalam menyusun dan
Kelas : ……………………… menyebarkan angket, yaitu:
Umur :.……………………… a. Setiap pertanyaan harus
Sekolah : ……………………… menggunakan bahasa yang baik dan
benar, jelas, singkat, tepat, dan
sederhana sehingga mudah
dimengerti oleh peserta didik, seperti;
1. Hindari pertanyaan yang ambigu
2. Hindari kata tambahan, seperti
“biasanya”, dan “seringkali”.
b. Jangan membuat pertanyaan yang
mengarahkan pada jawaban.
Misalnya, “kamu tidak menganggap
b. Angket dia anak yang cerdas, bukan?”
Angket termasuk alat untuk c. Jangan menggunakan dua kata
mengumpulkan dan mencatat data atau sangkal dalam satu kalimat
informasi, pendapat, dan paham dalam pertanyaan. Misalnya: “apakah kamu
hubungan kausal. Angket mempunyai tidak senang untuk tidak membaca
kesamaan dengan wawancara, kecuali buku pelajaran?”
dalam implementasinya. Angket d. Hindari pertanyaan berlaras dua,
dilaksanakan secara tertulis, sedangkan seperti: “apakah kamu senang belajar
wawancara dilaksanakan secara lisan. membaca dan berhitung?”
Angket terdiri atas beberapa bentuk, yaitu: e. Buatlah pertanyaan yang tepat
a) Bentuk angket berstruktur, yaitu angket sasaran. Misalnya, “apakah kamu
yang menyediakan beberapa kemungkinan suka belajar computer di rumah?”
jawaban. Bentuk angket berstruktur terdiri pertanyaan ini tidak tepat. Bagaimana
atas tiga bentuk, yaitu: jika anak tersebut tidak mempunyai

22
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

computer? Untuk itu, perlu dibuat dua Pendidikan Agama Islam Menurut
pertanyaan, seperti (1) apakah kamu Buya Hamka, Tarbiyah: Jurnal
mempunyai computer di rumah? (2) Ilmiah Kependidikan e-ISSN: 2548-
Jika Ya, apakah kamu senang belajar 8376 Vol. 8 No. 2 Juli - Desember
computer di rumah? 2019 (135 – 146)
f. Jika terdapat angket yang tidak diisi, M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi
maka harus membagikan lagi angket Pendidikan (Jakarta: PT Raja
itu kepada peserta didik yang lain Grafindo, 1990), hlm. 35
sebanyak yang tidak menjawab (tidak Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
mengembalikan). (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), cet. ke
g. Dalam menyebarkan angket, 10, hlm. 229
hendaknya dilampirkan surat Sawaluddin Sawaluddin, Koy Sahbuddin
pengantar angket. Harahap, Muhammad Syaifuddin,
h. Hendaknya jawaban tidak terlalu Sainab Sainab, Syahrul Akmal Latif,
banyak dan tidak terlalau sedikit. Development of the Potential
Contoh kuesioner/angket bentuk Senses, Reason, and Heart
pilihan ganda untuk mengungkap hasil According to the Qur'an and its
belajar ranah afektif (kurikulum dan Application in Learning, Advances
GBPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama in Social Science, Education and
Islam Tahun 1994). Humanities Research, volume 253,
1. Terhadap teman-teman sekelas saya 3rd Asian Education Symposium
yang rajin dan khusu’ dalam menjalankan (AES 2018), pp.508-511
ibadah shalat, saya: Sawaluddin Sawaluddin, Munzir Hitami,
a. Merasa tidak harus meniru mereka Zikri Darussamin, Sainab Sainab,
b. Merasa belum pernah memikirkan The Potential of the Senses in Al-
untuk shalat dengan rajin dan khusu’ Quran as the Basic Elements of the
c. Merasa ingin seperti mereka Human Physic and Its Application
d. Sedang berusaha agar saya rajin dan in Learning, Advances in Social
khusu’ Science, Education and Humanities
e. Merasa iri hati dan ingin seperti Research, volume 261, International
mereka. Conference on Islamic Education
(ICIE 2018), pp. 158-162.
PENUTUP Sawaluddin, Koy Sahbudin Harahap,
Adapun hasil penelitianya yaitu Supardi Ritonga, Muhammad
langkah-langkah evaluasi hasil belajar Ramli, Prosedur Pengembangan
yaitu, menyusun rencana evaluasi hasil Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
belajar, menghimpun data, melakukan Agama Islam, Jurnal Pendidikan
verifikasi data, mengolah dan Islam Vol. 8 No.3 Januari – Juni
menganalisis data, memberikan 2020, pp.79-94
interpretasi dan menarik kesimpulan, tidak Sawaluddin, Potensi Indra, Akal, dan
lanjut hasil evaluasi. Sedangkan teknik Kalbu Menurut Al-Qur’an dan
evaluasi hasil belajar yaitu teknik tes, Aplikasinya Dalam Pengembangan
teknik objektif dan teknik non tes. Pendidikan Dasar, Pekanbaru: UIN
Suska Riau, Disertasi, 2017, pp.
402-404
DAFTAR PUSTAKA Sawaluddin, Sainab, The Intelligent
Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Meaning In The Qur'an: Nalysis Of
Pendidikan, cetakan ke-11 Jakarta; The Sure Potential In The Al-Qur'an
PT. Raja Grafindo Persada, 2011 As A Dimension Of Human Psychic
Laila Hamidah, Sawaluddin Siregar, Insaniah, Jurnal Madania: Volume 9
Nuraini Nuraini, Kepribadian Guru
23
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)

: 2, 2019 (e-ISSN 2620-8210 | p-


ISSN pp. 373-395
Sawaluddin, Sawaluddin. “Konsep
Evaluasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Islam.” Jurnal
Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah 3, No. 1 (July 13, 2018):
39. Doi:10.25299/ Althariqah.
2018.Vol3 (1).39-53
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), hlm. 54
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran
(Prinsip, Teknik, Prosedur),
Cetakan ketiga (Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.
153-177

24

Anda mungkin juga menyukai