Website : https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/ptkpend/index
Received: 5 Juli 2020; Accepted: 7 Juli 2020; Published: 7 Juli 2020
ABSTRACT
To know student learning outcomes in learning Islamic education, a teacher must have
knowledge about evaluating learning outcomes, including the techniques and steps in
evaluating learning outcomes, so that the evaluation conducted can be measured. This
research was conducted to examine what are the steps and techniques of learning outcomes of
religious education. The study is qualitative by analyzing several literature books and as the
main data source. The results of the research are learning outcomes evaluation steps namely,
compile an evaluation plan of learning outcomes, compile data, conduct data verification,
process and analyze data, provide interpretation and draw conclusions, not further evaluation
results. While learning outcomes evaluation techniques are test techniques, objective
techniques and non test techniques.
Keywords: rare-steps; evaluation techniques; learning outcomes
ABSTRAK
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, seorang
guru harus memiliki pengetahuan tentang evaluasi hasil belajar, diantaranya adalah teknik dan
langkah-langkah evaluasi hasil belajar, sehingga evalusi yang dilakukan dapat terukur.
Penelitian ini lakukan untuk mengkaji apa saja langkah-langkah dan teknik evaluasi hasil
belajar Pendidikan Agama. Penelitian bersifat kualitatif dengan dengan menganalisi beberapa
buku literatur dan sebagai sumber data utama. Adapun hasil penelitianya yaitu langkah-
langkah evaluasi hasil belajar yaitu, menyusun rencana evaluasi hasil belajar, menghimpun
data, melakukan verifikasi data, mengolah dan menganalisis data, memberikan interpretasi dan
menarik kesimpulan, tidak lanjut hasil evaluasi. Sedangkan teknik evaluasi hasil belajar yaitu
teknik tes, teknik objektif dan teknik non tes.
Kata Kunci: langkah-langkah; teknik evaluasi; hasil belajar
16
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
2) Bentuk Pilihan Ganda (multiple 5. Jika pernyataan salah, dan alasan salah.
choice) Soal:
Soal tes bentuk pilihan-ganda Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung
dapat digunakan untuk mengukur hasil SEBAB Bandung merupakan ibu kota
belajar yang lebih kompleks dan provinsi Jawa Barat.
berkenaan dengan aspek ingatan, Penjelasan:
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan 1. “Gubernur Jawa Barat tinggal di
evaluasi. Bentuk pilihan-ganda terdiri atas Bandung” merupakan pernyataan yang
pembawa pokok persoalan dan pilihan benar.
jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat 2. “Bandung merupakan ibu kota Provinsi
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan Jawa Barat” merupakan alasan yang
atau pernyataan (statement) yang belum benar dan merupakan sebab dari
sempurna yang sering disebut stem. pernyataan.
Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin Jawaban : Jadi, jawaban yang betul
berbentuk perkataan, bilangan atau adalah A.
kalimat dan sering disebut option. c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan
Ada beberapa jenis bentuk pilihan- atau pernyataan mempunyai beberapa
ganda ini, antara lain: kemungkinan jawaban dan disediakan
a) Distracters, yaitu option yang bukan satu kemungkinan jawaban yang salah.
merupakan jawaban yang benar. Tugas siswa adalah memilih jawaban
Contoh : yang salah tersebut. Contoh :
Salah satu tanda besar menjelang hari Teladan yang bisa diambil dari kisah Nabi
kiamat adalah : Musa a.s adalah, kecuali :
1. Semua urusan diserahkan kepada yang 1. Menolong tanpa pamrih
bukan ahlinya 2. Konsekwen terhadap janji
2. Munculnya Dajjal. 3. Berani menegakkan kebenaran
3. Banyak terjadi pembunuhan dimana- 4. Sikap ragu-ragu.
mana d) Variasi berganda, yaitu memilih dari
4. Beratnya orang Islam untuk beberapa kemungkinan jawaban yang
menjalankan syariat agamanya semuanya betul, tetapi ada satu
5. Minuman keras sudah dianggap biasa jawaban yang paling betul. Tugas
b) Analisis hubungan antar hal, yaitu siswa adalah memilih jawaban yang
untuk melihat kemampuan peserta paling betul itu. Contoh :
didik dalam menganalisis hubungan Para siswa hendaknya menghormati …
antara pernyataan dengan alasan 1. Sesama teman
(sebab-akibat). Contoh : 2. Guru-gurunya
Pada soal di bawah ini terdapat kalimat 3. Orang tuanya
yang terdiri atas pernyataan (statement) 4. Teman, guru, dan orang tuanya
dan alasan (reason). e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu
Pilihan: pertanyaan atau pernyataan yang
1. Jika pernyataan benar, alasan benar, memiliki beberapa kemungkinan
dan alasan merupakan sebab dari jawaban yang belum lengkap. Tugas
pernyataan. siswa adalah mencari satu
2. Jika pernyataan benar, alasan benar, kemungkinan jawaban yang tepat dan
tetapi alasan bukan merupakan sebab melengkapinya. Contoh :
dari pernyataan. Surat Al-Fatiha disebut juga sab’ul
3. Jika pernyataan benar, tetapi alasan matsani. Artinya …
salah. 1. 5 ayat yang dibaca . . . . .
4. Jika pernyataan salah, tetapi alasan 2. 6 ayat yang dibaca . . . . .
benar. 3. 7 ayat yang dibaca . . . . .
17
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
18
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
macam saja, yaitu: pengamatan laku peserta didik pada jam-jam istirahat
(observation/al-ta’ammul = )التأمل, atau pada saat terjadinya kekosongan
wawancara (interview/al-hiwar = )الحوار, pelajaran, pada saat berdiskusi,
angket (questionnaire/Istifta = )إستفتاء, dan mengerjakan tugas dan lain-lain. Selain itu
pemeriksaan dokumen (documentary juga dapat digunakan untuk menilai
analysis). Sedangkan Zainal Arifin (2011) penampilan guru dalam mengajar, suasana
membagi teknik evaluasi non-tes kepada kelas, hubungan sosial sesama, hubungan
10 macam, yaitu; observasi (observation), sosial sesama peserta didik, hubungan
wawancara (interview), skala sikap guru dengan peserta didik, dan perilaku
(attitude scale), daftar cek (check list), sosial lainnya.
skala penilaian (rating scale) (Anas Berikut adalah langkah-langkah
Sudijono 2011), angket (questioner), studi penyusunan pedoman observasi sekaligus
kasus (case study), catatan insidental contoh Pedoman observasi praktik
(anecdotal records), sosiometri, inventori mengajar;
kepribadian. a) Merumuskan tujuan observasi
Namun perbedaan tersebut b) Membuat lay-out atau kisi-kisi
sesungguhnya terletak pada perbedaan observasi
penggunaan istilah dan kebahasaan saja, c) Menyusun pedoman observasi
bukan pada substansi. Karena apa yang d) Menyusun aspek-aspek yang akan
diuraikan oleh Zainal Arifin secara terurai diobservasi, baik yang berkenaan
dan terinci ditemukan juga dalam dengan proses belajar peserta didik dan
pembahasan empat bentuk pembahasan kepribadiannya maupun penampilan
teknik evaluasi non-tes yang guru dalam pembelajaran.
dikemukakanoleh Anas Sudijono. Oleh e) Melakukan uji coba pedoman observasi
karenanya, di sini penulis hanya ingin untuk melihat kelemahan-kelemahan
membatasi evaluasi non-tes ini hanya pedoman observasi.
kepada beberapa bentuk yang sering f) Merevisi pedoman observasi
digunakan dalam mengevaluasi hasil berdasarkan hasil uji coba.
pembelajaran. Berikut adalah beberapa g) Melaksanakan observasi pada saat
teknik evaluasi non-tes; kegiatan berlangsung.
a. Observasi h) Mengolah dan menafsirkan hasil
Menurut Zainal Arifin (2011), observasi.
observasi adalah suatu proses pengamatan
dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat
tersebut sejalan dengan pendapat Anas
Sudijono (2011) yang mendefinisikan
observasi dengan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan.
Dalam evaluasi pembelajaran,
observasi dapat digunakan untuk menilai
Gambar 1. Contoh Pedoman Observasi
proses dan hasil belajar peserta didik, Praktik Mengajar
seperti tingkah laku peserta didik pada
waktu guru Pendidikan Agama Islam
menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah
19
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
20
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
membuat peserta didik bersikap Dalam skala Likert, peserta didik tidak
defensife. disuruh memilih pernyataan-pernyataan
d) Melaksanakan uji coba untuk melihat yang positif saja, tetapi memilih juga
kelemahan-kelemahan pertanyaan pernyataan-pernyataan yang negatif. Tiap
yang disusun, sehingga dapat item dibagi ke dalam lima skala, yaitu:
diperbaiki lagi. sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak
e) Melaksanakan wawancara dalam setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap
situasi sebenarnya. pernyataan positif diberi bobot 4, 3, 2, 1,
Contoh; 0, sedangkan pernyataan negative diberi
Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara bobot sebaliknya, yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4.
Untuk menyusun skala Likert,
No Masalah Tujuan Pertanyaan Bentuk dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
pertanyaan berikut:
a) Memilih variabel afektif yang akan
diukur
b) Membuat beberapa pernyataan tentang
variabel afektif yang akan diukur.
c) Mengklasifikasikan pernyataan positif
dan negative
d) Menentukan jumlah gradual dan frase
atau angka yang dapat menjadi
alternative pilihan.
e) Menyusun pernyataan dan pilihan
jawaban menjadi sebuah alat penilaian.
Gambar 3. Format Pedoman Wawancara f) Melakukan uji coba
g) Membuang butir-butir pernyataan yang
c. Skala Sikap (Attitude Scale) kurang baik.
Sikap merupakan suatu h) Melaksanakan penilaian.
kecenderungan tingkah laku untuk berbuat
sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan Contoh sikap peserta didik terhadap mata
pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, pelajaran bahasa Indonesia
baik berupa orang-orang maupun berupa
objek-objek tertentu. Sikap mengacu
kepada perbuatan atau perilaku seseorang,
tetapi tidak berarti semua perbuatan
identik dengan sikap. Perbuatan seseorang
mungkin saja bertentangan dengan
sikapnya.
Dalam mengukur sikap, guru
hendaknya memperhatikan aspek kognisi,
afeksi dan juga konasi. Disamping itu,
guru juga harus memilih salah satu model
skala sikap, seperti dengan menggunakan
bilangan, frekuensi, kode bilangan atau
huruf, istilah-istilah yang bersifat
kualitatif ataupun yang menunjukkan Gambar 4. Contoh Sikap Peserta Didik
status/kedudukan.
Salah satu model untuk mengukur a. Daftar Cek (Check List).
sikap, yaitu dengan menggunakan skala Daftar cek adalah suatu daftar
sikap yang dikembangkan oleh Likert. yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
21
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
akan diamati. Daftar cek dapat b) Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket
memungkinkan guru sebagai penilai yang setiap pertanyaannya sudah tersedia
mencatat tiap-tiap kejadian yang berbagai alternatf jawaban.
betapapun kecilnya, tetapi dianggap c) Bentuk jawaban tertutup, tetapi pada
penting. Ada bermacam-macam aspek alternatif jawaban terakhir diberikan
perbuatan yang biasanya dicantumkan secara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk
dalam daftar cek, kemudian tinggal memberikan kesempatan kepada peserta
memberikan tanda centang ( ) pada didik untuk menjawab secara bebas.
tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan d) Bentuk jawaban bergambar, yaitu
hasil penilaiannya. angket yang memberikan jawaban dalam
Contoh 1: bentuk gambar.
Daftar cek tentang keaktifan peserta didik e) Bentuk angket tak berstruktur, yaitu
dalam diskusi kelompok pada mata bentuk angket yang memberikan jawaban
pelajaran PAI secara terbuka. Peserta didik secara bebas
menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang situasi, tetapi kurang
dapat dinilai secara objektif. Jawabannya
tidak dapat dianalisis secara statistik
sehingga kesimpulannyapun hanya
merupakan pandangan yang bersifat
Contoh 2: umum.
Daftar cek tentang kebiasaan belajar. Ada beberapa hal yang harus
Nama : ……………………… diperhatikan dalam menyusun dan
Kelas : ……………………… menyebarkan angket, yaitu:
Umur :.……………………… a. Setiap pertanyaan harus
Sekolah : ……………………… menggunakan bahasa yang baik dan
benar, jelas, singkat, tepat, dan
sederhana sehingga mudah
dimengerti oleh peserta didik, seperti;
1. Hindari pertanyaan yang ambigu
2. Hindari kata tambahan, seperti
“biasanya”, dan “seringkali”.
b. Jangan membuat pertanyaan yang
mengarahkan pada jawaban.
Misalnya, “kamu tidak menganggap
b. Angket dia anak yang cerdas, bukan?”
Angket termasuk alat untuk c. Jangan menggunakan dua kata
mengumpulkan dan mencatat data atau sangkal dalam satu kalimat
informasi, pendapat, dan paham dalam pertanyaan. Misalnya: “apakah kamu
hubungan kausal. Angket mempunyai tidak senang untuk tidak membaca
kesamaan dengan wawancara, kecuali buku pelajaran?”
dalam implementasinya. Angket d. Hindari pertanyaan berlaras dua,
dilaksanakan secara tertulis, sedangkan seperti: “apakah kamu senang belajar
wawancara dilaksanakan secara lisan. membaca dan berhitung?”
Angket terdiri atas beberapa bentuk, yaitu: e. Buatlah pertanyaan yang tepat
a) Bentuk angket berstruktur, yaitu angket sasaran. Misalnya, “apakah kamu
yang menyediakan beberapa kemungkinan suka belajar computer di rumah?”
jawaban. Bentuk angket berstruktur terdiri pertanyaan ini tidak tepat. Bagaimana
atas tiga bentuk, yaitu: jika anak tersebut tidak mempunyai
22
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
computer? Untuk itu, perlu dibuat dua Pendidikan Agama Islam Menurut
pertanyaan, seperti (1) apakah kamu Buya Hamka, Tarbiyah: Jurnal
mempunyai computer di rumah? (2) Ilmiah Kependidikan e-ISSN: 2548-
Jika Ya, apakah kamu senang belajar 8376 Vol. 8 No. 2 Juli - Desember
computer di rumah? 2019 (135 – 146)
f. Jika terdapat angket yang tidak diisi, M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi
maka harus membagikan lagi angket Pendidikan (Jakarta: PT Raja
itu kepada peserta didik yang lain Grafindo, 1990), hlm. 35
sebanyak yang tidak menjawab (tidak Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
mengembalikan). (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), cet. ke
g. Dalam menyebarkan angket, 10, hlm. 229
hendaknya dilampirkan surat Sawaluddin Sawaluddin, Koy Sahbuddin
pengantar angket. Harahap, Muhammad Syaifuddin,
h. Hendaknya jawaban tidak terlalu Sainab Sainab, Syahrul Akmal Latif,
banyak dan tidak terlalau sedikit. Development of the Potential
Contoh kuesioner/angket bentuk Senses, Reason, and Heart
pilihan ganda untuk mengungkap hasil According to the Qur'an and its
belajar ranah afektif (kurikulum dan Application in Learning, Advances
GBPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama in Social Science, Education and
Islam Tahun 1994). Humanities Research, volume 253,
1. Terhadap teman-teman sekelas saya 3rd Asian Education Symposium
yang rajin dan khusu’ dalam menjalankan (AES 2018), pp.508-511
ibadah shalat, saya: Sawaluddin Sawaluddin, Munzir Hitami,
a. Merasa tidak harus meniru mereka Zikri Darussamin, Sainab Sainab,
b. Merasa belum pernah memikirkan The Potential of the Senses in Al-
untuk shalat dengan rajin dan khusu’ Quran as the Basic Elements of the
c. Merasa ingin seperti mereka Human Physic and Its Application
d. Sedang berusaha agar saya rajin dan in Learning, Advances in Social
khusu’ Science, Education and Humanities
e. Merasa iri hati dan ingin seperti Research, volume 261, International
mereka. Conference on Islamic Education
(ICIE 2018), pp. 158-162.
PENUTUP Sawaluddin, Koy Sahbudin Harahap,
Adapun hasil penelitianya yaitu Supardi Ritonga, Muhammad
langkah-langkah evaluasi hasil belajar Ramli, Prosedur Pengembangan
yaitu, menyusun rencana evaluasi hasil Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
belajar, menghimpun data, melakukan Agama Islam, Jurnal Pendidikan
verifikasi data, mengolah dan Islam Vol. 8 No.3 Januari – Juni
menganalisis data, memberikan 2020, pp.79-94
interpretasi dan menarik kesimpulan, tidak Sawaluddin, Potensi Indra, Akal, dan
lanjut hasil evaluasi. Sedangkan teknik Kalbu Menurut Al-Qur’an dan
evaluasi hasil belajar yaitu teknik tes, Aplikasinya Dalam Pengembangan
teknik objektif dan teknik non tes. Pendidikan Dasar, Pekanbaru: UIN
Suska Riau, Disertasi, 2017, pp.
402-404
DAFTAR PUSTAKA Sawaluddin, Sainab, The Intelligent
Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Meaning In The Qur'an: Nalysis Of
Pendidikan, cetakan ke-11 Jakarta; The Sure Potential In The Al-Qur'an
PT. Raja Grafindo Persada, 2011 As A Dimension Of Human Psychic
Laila Hamidah, Sawaluddin Siregar, Insaniah, Jurnal Madania: Volume 9
Nuraini Nuraini, Kepribadian Guru
23
Jurnal PTK & Pendidikan Sawaluddin dan Muhammad Siddiq
Vol. 6, No. 1, Hal (13-24)
24