Anda di halaman 1dari 2

Pengantar ilmu politik

Konsep demokrasi dan kaitannya dengan multicultural di Indonesia:

Cita-cita nwujudkan demokrasi hamper selalu menyinggung agama dan keragaman


budaya,karena demokrasi tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa menempatkan aama secara
benar dan apresiasi terhadap keragaman budaya.

Inti dari multikulturisme adalah kesediaan kelompok lain secara sama sebagai kesatuan,
tanpa memperdulikan perbedaan budaya,etnik,jender,bahasa, ataupun agama.

Ada tiga istilah yang kerap digunakan secara bergantiaan untuk menggambarkan masyarakat
yang terdiri dari agama,ras,bahasa, dan budaya yang berbeda, yakni pluralitas,keragaman,
dan multikulural.Ketiga ekspresi itu sesunguhnya tidak mempresentasikan hal yang sama,
walaupun semuanya mengacu kepada adanya “ketidakunggulan”.

Konsep pluralitas mengandaikan adanya “hal-hal yang lebih dari satu”, keragaman
menunjukkan bahwa keberadaan “yang lebih dari satu” berbeda-beda, heterogen, dan bahkan
tak dapat disamakan. Pada abad ke-20, kemajemukan menadi syarat demokrasi.Serba
tunggal, misalnya, satu ideology , satu partai politik, satu calon pemimpin, dianggap sebagai
benntuk pemaksaan dari Negara.

Dibandingkan dua konsep terdahulu, multikulturisme sebenarnya relative baru.Menurut


Bhiku Parekh, baru sekitar 1970 – an gerakan multicultural muncul pertama kali diKanada
dan Australia, kemudian Amerika Serika,Inggris,Jerman, dan lainnya.Secara konseptual
terdapat perbedaan signifikan antara pluralitas,keragaman, dan multicultural.Inti dari
multikuluturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan,
tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik,jender, bahasa ataupun agama.

Apabila pluralitas sekedar mempresentasikan adanya kemajemukan, multikuluralisme


memberikan penegaan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam
ruang public.Multikulturalisme menjadi semacam respon kebijakan terbaru terhadap
keragaman.Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup,
sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas-komunitas itu diperlakukan sama oleh
Negara.

Disinilah konsep multikuluralisme memberikan kontribusi nyata terhadap agenda


demokratisasi dan nondiskriminasi.Perhatian yang besar terhadap equalitas dan
nondiskriminasi kaum minoritas telah menghubungkan mulitkulturisme dengan
demokrasi.Bukankah sisi terpenting nilai demokrasi adalah keharusan memperlakukan
berbagai kelompok atau individu yang berbeda tanpa diskriminasi.

Yang kita ketahui, secara historis demoratisasi terjadi melalui perjuangan berbagai unsure
masyarakat melawan sumber-sumber diskriminasi social.Manusia dilahirkan merdeka dan
memiliki hak-hak yang sama.tidak ada diskriminasi yang didasarkan pada kelas,jender,ras,
atau minoritas agama dalam domain public.Sebaliknya, setiap individu harus diberlakukan
sebagai warga dengan hak-hak dan kewenangan yang sama.

Sebagai alternative atas penolakan terhadap dikrimasi, multikulturisme memberikan nilai


positif terhadap keragaman cultural.Konsekuensi lebih lanjut adalah kesediaan untuk
meberikan apresiasi terhadap segala bentuk tradisi budaya, termasuk agama.

Anda mungkin juga menyukai