Inti dari multikulturisme adalah kesediaan kelompok lain secara sama sebagai kesatuan,
tanpa memperdulikan perbedaan budaya,etnik,jender,bahasa, ataupun agama.
Ada tiga istilah yang kerap digunakan secara bergantiaan untuk menggambarkan masyarakat
yang terdiri dari agama,ras,bahasa, dan budaya yang berbeda, yakni pluralitas,keragaman,
dan multikulural.Ketiga ekspresi itu sesunguhnya tidak mempresentasikan hal yang sama,
walaupun semuanya mengacu kepada adanya “ketidakunggulan”.
Konsep pluralitas mengandaikan adanya “hal-hal yang lebih dari satu”, keragaman
menunjukkan bahwa keberadaan “yang lebih dari satu” berbeda-beda, heterogen, dan bahkan
tak dapat disamakan. Pada abad ke-20, kemajemukan menadi syarat demokrasi.Serba
tunggal, misalnya, satu ideology , satu partai politik, satu calon pemimpin, dianggap sebagai
benntuk pemaksaan dari Negara.
Yang kita ketahui, secara historis demoratisasi terjadi melalui perjuangan berbagai unsure
masyarakat melawan sumber-sumber diskriminasi social.Manusia dilahirkan merdeka dan
memiliki hak-hak yang sama.tidak ada diskriminasi yang didasarkan pada kelas,jender,ras,
atau minoritas agama dalam domain public.Sebaliknya, setiap individu harus diberlakukan
sebagai warga dengan hak-hak dan kewenangan yang sama.