Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Jarminto 2020111310033
2. Lilis Apriyanti 2020111320064
3. Fitri Meldawati 2020111320076
4. Desy Setyowati 2020111320101
5. Aloysia Jawa Hajon 2020111320061
1. MUHAMMAD BIHARSANI
Akhir-akhir ini sekolah negeri SD dan SMP di tempat saya mulai mengalami
kemunduran dalam bersaing dengan sekolah swasta, hal ini dapat dilihat dari
membludaknya pendaftaran calon siswa baru pada sekolah swasta pada saat PPDB,
padahal sekolah swasta mematok bayaran yang cukup besar baik untuk bayar bulanan
mauun untuk sumbangan pengembangan sarpras sekolah. Pertanyaan: Apa kelemahan
sekolah-sekolah negeri dibanding sekolah swasta dalam strategi peeningkatan mutu, dan
strategi peningkatan mutu seperti apa yang harus dilakukan sekolah-sekolah negeri
ditinjau dari pendekatan mikro dan pendekatan makro supaya bisa bersaing dan melebihi
eksistensi sekolah swasta?
JAWAB :
Bisa jadi sekolah negeri tidak melakukan analisis SWOT untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahan serta ancaman pada kondidi ideal suatu sekolah. Ketika kita elemen
mikro berupa Kualitas manajemen, Pemberdayaan satuan pendidikan, Profesionalisme
dan ketenagaan, Relevansi dan kebutuhan. Serta elemen makro berupa INPUT SUMBER
– PROSES PENDIDIKAN – HASIL PENDIDIKAN jelas terlihat bahwasanya kondisi
riil sekolah negeri melupakan yang namanya kualitas input dan output dimana dalam hal
ini peserta didik. Peserta didik baru dan peserta didik yang lulus (Alumni) merupakan
gabungan pendekatan yang perlu diperhatikan baik hard skill dan soft skill. Bicara
tentang peserta didik tentunya tak luput dari kinerja dan profesionalisme guru dan tenaga
kependidikan. Diperlukan komitmen seluruh warga sekolah dan orang tua peserta didik
serta masyarakat dan pemerintah (dalam hal ini sekolah negeri) untuk bersama sama
dalam suatu system mewujudkan visi misi dan tujuan sekolah yang telah dirumuskan
dengan prinsip SMART (specific Measureable–achievable–realistic–time bond)
2. WIDYA PRATIWI
Pertanyaan saya: Di dalam konsep dasar peningkatan mutu pendidikan di sekolah di
katakan "Dengan mengadakan kegiatan ilmiah yang dapat mengembangkan potensi guru
melalui seminar, pelatihan, workshop dan lainnya secara berkelanjutan sehingga guru
menjadi profesional yang mempunyai kemampuan meningkatkan mutu pembelajaran di
sekolah, pada gilirannya peningkatan mutu pendidikan akan terwujud dan menjadi
kenyataan"
Dari kalimat tersebut di katakan "akan terwujud dan menjadi kenyataan" yg ingin saya
tanyakan apakah mutu pendidikan kita ini masih belum terwujud atau belum sesuai
dengan Peraturan RI nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan ?
JAWAB :
Belum sesuai dengan Permen RI No 13 thn 2015.
Contoh kualitas sekolah di perkotan dan pedesaan berbeda, apa lagi kualitas sekolah
antar provinsi, jatim berbeda dengan Kalsel, sulawesi selatan berbeda dengan irian jaya,
jadi secara umum kualitas pendidikan di Indonesia belum merata.
Isi dari PP RI Nomor 13 tahun 2015 memuat 8 standar pendidikan nasional salah satu
nya standar pendidikan dan kependidikan, ini hanya salah satu snp yang terpenuhi
menjadi nyata, sehingga perlu 7 snp lagi untuk mewujudkan pendididikan sesuai dengan
pp no.13 tahun 2015
3. SUPIANSYAH
Dalam makalah saudara dikatakan bahwa figure Kepala Sekolah dan Guru adalah dua
elemen yang sangat berperan dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sehingga
masyarakat akan merasa puas. Mohon dijelaskan seperti apa figure yang diharapkan
masyarakat sekarang ini!
JAWAB :
Figure Kepala Sekolah dan guru dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang
diharapkan :
- Kepala Sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan
mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikan layanan yang optimal, serta disiplin kerja yang kuat. Totalitas
dan senantiasa meng-up grade info perkembangan pendidikan , serta dapat
mengayomi
- Guru dalam mengajar dan membangun pembelajaran siswa, diharapkan agar efektif di
kelas, saling bekerjasama dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suasana
yang menyenangkan dan saling menghargai (demokratis). Diharapkan guru dalam
proses pembelajaran. mengadakan pendekatan konstruktivisme(mengali bahan,
menggali materi, seperti orang mengkonstruksi cara berpikir, jadi siswa
mengkosntruksi cara berpikir dia, yang termudah untuk mendapatkan pemahaman,
jadi kalo begitu dalam prakteknya belajar mengajar, anak mengalami sendiri dalam
pembelajaran itu - membaca materi, penggalian materi,melakukan pemahaman,
latihan terhadap soal soal yang ada - tidak boleh terpisah) inti nya siswa mesti terlibat
langsung dalam proses pendidikan, harapan dari konstruktivisme siswa mampu
menyelesaikan permasalahan dari mapel yg bersangkutan dengan mandiri melalui
bantuan (fasilitator) guru - soal yang dibuat harus mencerminkan sesuai tahap
penyelesaian langkah2 untuk mendapatkan hasil - guru memperhatikan proses dari
proses siswa tersebut - dalam pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pembelajaran
yang berpusat pada siswa (Student Center) . Guru dituntut untuk menciptakan suasana
belajar sedemikian rupa , sehingga siswa bekerja sama secara gotong royong
(cooperative learning)
- Saran dari pak Suhaimi : tambahkan kutipan2 dari mana mendapatkan sumber
jawaban tentang konstruktivisme ( proses belajar, peran siswa seperti apa, guru
sebagai fasilitator, sarana prasana yang mendukung, lingkungan yang kondusif )
4. FARID MA’RUF
Dari 10 karakteristik TQM yang dianggap penting untuk meningkatkan dunia pendidikan
karakteristik manakah yang harus di dahulukan dan apa alasannya
JAWAB :
Dalam mewujudkan mutu pendidikan yang lebih baik, maka pelaksanaan TQM juga
harus dilaksanakan dengan lebih baik pula. Untuk itu di dalam TQM terdapat 10 karakter
utama yang ada di setiap pelaksanaannya dan saling berkesinambungan satu sama lain.
Karakteristik TQM yang apabila tidak ada atau kurang dalam pelaksanaannya, maka
akan menimbulkan kendala-kendala yang akan muncul sehingga mungkin akan
mengakibatkan adanya penurunan mutu dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu, 10 karakteristik TQM merupakan sesuatu yang wajib ada dan dilaksanakan
keseluruhannya secara maksimal.
5. BAWI PATRIA
Untuk meningkat mutu pendidik melalui pembelajaran pendekatan implementasi
konstruktivisme yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student center) dimana guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar sedemikian
rupa,sehingga siswa bekerja sama dan bergotong royong. pertanyaannya bagaimana
menciptakan suasana belajar yang efektif dan tidak terasa membosankan pada masa
sekarang dimana proses belajar mengajar dilakukan secara daring/online?
JAWAB :
Kunci efektivitas sistem pembelajaran daring/online adalah bagaimana seorang guru
tetap kreatif untuk menyajikan pembelajaran daring secara menyenangkan dan mudah
dimengerti sehingga para siswa tidak merasa bosan dan tetap produktif di rumah.
Kemudian diharapkan dengan adanya program belajar dari rumah, guru dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa , tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, antara
lain. Guru terus melakukan kontrol dan umpan balik melalui media daring tersebut untuk
dapat memastikan siswa semuanya melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik.
Guru diharapkan :
1. Kemampuan guru memanfaatkan komputer
2. Pembelajaran terencana dan efektif
3. Menyatukan persepsi dan konsentrasi siswa Ketiga
4. Penguatan karakter siswa
Diharapkan orangtua ikut aktif melihat bagaimana aktivitas anak-anak bahkan bisa
menjadi teman dan motivator dalam belajar anak
7. ANINDA NURWAHIDAH
Menurut kelompok Anda, faktor apakah yang sangat mempengaruhi mutu pendidikan di
Indonesia sehingga masih tergolong rendah?
JAWAB :
Faktor yang sangat mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia, sehingga masih
tergolong rendah adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini adalah
utamanya guru, karena guru sebagai ujung tombak di lapangan (di kelas) yang
bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang akan berlanjut pada mutu pendidikan di sekolah,
seorang guru harus mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan
membangun pembelajaran siswa yang aktif di kelas, saling kerjasama dalam belajar
sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan saling menghargai (demokratis)
8. MUHAMAD FIJRI
Pada slide ke-6 di PPT, ada faktor-faktor utama peningkatan mutu pendidikan, yang saya
ingin tanyakan bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terpencil yang jauh
dari perkotaan
JAWAB :
Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terpencil yang jauh dari perkotaan
diantaranya : menguatkan posisi guru di sekolah melalui berbagai pelatihan yang baik,
mengadakan pelatihan kepala sekolah supaya berpikir maju karena kepala sekolah
memiliki peran penting dalam menjalankan suatu sistem sekolah agar mutu pendidikan di
sekolah itu bisa maju dan perbaikan akses transportasi, baik dari wilayah lain menuju ke
sekolah maupun dari rumah siswa dan guru menuju ke sekolah.
10. YUSRINA
Apakah konsep dasar peningkatan mutu pendidikan di sekolah juga bisa diterapkan pada
masa pandemi covid seperti sekarang ini, dimana pembelajaran dipastikan tidak harus
tatap muka ?
JAWAB :
Bisa. Dengan memilih platform yang tepat untuk pendampingan peserta didik Belajar
Dari Rumah (BDR) dan dengan adanya pengawasan serta evaluasi setiap bulan maka
pelayanan terhadap peserta didik dapat tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik sehingga akan ada nya rapor mutu yang menjadi hasil laporan adanya peningkatan
mutu pendidikan dalam pemenuhan pelayanan peserta didik sesuai kebutuhannya
Bisa.bahkan semuanya harus tetap dilakukan,karena adanya pandemi civid 19,tidak akan
mengubah cita –cita dan tujuan pendidikan.Kita dituntut untuk kreatif, melakukan
inovasi –inovasi baru misalnya dengan pembelajaran berbasis IT untuk tetap dapat
menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan.
15. SUSMI
Bagaimana meluruskan paradigma masyarakat bahwa sekolah pinggiran (terletak di
pinggir kota) kurang bermutu dibandingkan dengan sekolah di tengah kota?
JAWAB :
Mewujudkan pendidikan yang berkualitas tentu tidaklah mudah, karena fakta di lapangan
masih menunjukkan beberapa persoalan pendidikan yaitu: kondisi geografi Indonesia,
rendahnya kesadaran pendidikan di daerah terbelakang, persebaran tenaga mengajar yang
tidak merata. Bentuk wilayah Indonesia yang berupa kepulauan di satu sisi merupakan
anugerah tetapi disisi lain merupakan hambatan. Di wilayah perkotaan sekolah-sekolah
memiliki fasilitas dan akses pendidikan yang memadai sementara di pedalaman atau
daerah terpencil akses pendidikan memprihatinkan. Bertolak dari beberapa permasalahan
tersebut pemerintah sebenarnya sudah berupaya untuk menangani permasalahan
pendidikan, antara lain mengalokasikan 20% APBN untuk pendidikan. Pemberian dana
bantuan operasional sekolah (BOS), pembangunan sarana-prasarana sekolah, pemberian
beasiswa bagi siswa dan guru, mewujudkan Indonesia bebas internet juga telah
dilakukan, dan lain-lain.
Meskipun fasilitas di desa masih kurang memadai, tetapi sebenarnya hal ini menjadi
pembelajaran bagi anak-anak desa karena mereka terbiasa dengan kerja keras, tantangan,
dan tidak patah semangat. Sehingga hal ini menjadi daya tahan yang tinggi dalam
berbagai permasalahan dan goncangan, dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan.
Tetapi anak-anak yang berada di daerah terpencil tak perlu berkecil hati, karena orang
yang bersekolah tinggi saja belum tentu bisa sukses. Kesuksesan akan didapatkan jika
seseorang mau berusaha, membangun dan mengembangkan segala bakatnya, tekun dan
jujur. Karena dalam setiap diri seseorang memiliki bakat yang berbeda-beda, hanya saja
bagaimana individu tersebut mengembangkan kemampuannya untuk mencapai
kesuksesan.
Dan kesuksesan seseorang tidak di ukur dari lulusan pendidikan, tetapi kembali pada
individu tersebut. Bukan hanya menjadi sesorang yang berpendidikan dan
berpengetahuan luas tetapi individu yang mampu mengembangkan dan mempraktikkan
pengetahuan tersebut dalam dunia kerjanya. Dalam hal ini seseorang yang sukses harus
memiliki sikap jujur, tekun dan pengalaman dalam penerapan ilmunya. Semua orang
berkesempatan untuk sukses, bahkan untuk individu yang tidak mengenyam pendidikan.
Yang dibutuhkan adalah pembelajaran diluar sekolah yang membangun kesuksesan
tersebut.
30. MUSTOTIAH
Tolong jelaskan strategi mutu pendidikan disekolah pada aspek moral? terimakasih
JAWAB :
Strategi mutu pendidikan di sekolah pada aspek moral,dapat dilakukan dengan
pendidikan karakter yang sesuai dengan cita –cita perjuangan bangsa Indonesia yang
tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945.
Pada kurikulum sekarang di titik beratkan pada penyapaian nilai karakter pada peserta
didik yang meliputi 4 R, Ruh, Rasa, Raga, Rasio.
Yang perlu ditingkatkan dalam karakter utama adalah rohaninya ( jiwa), rasa seni etika,
raga kesehatan baru pengetahuan .
33. AMINUDIN
Dalam rangka meningkatan mutu Pendidikan, terutama bagi Sekolah yang menerapkan
Pendidikan Inklusi, bagamana cara Sekolah mengembangkan pembelajaran kreatif dan
inovatif yang bisa diimplementasikan bagi Anak Reguler (normal) dan Anak
Berkebutuhan Khusus?
JAWAB :
Cara sekolah mengembangkan pembelajaran kreatif dan inovatif yang bisa
diimplementasikan bagi anak reguler (normal) dan anak berkebutuhan khusus salah
satunya gaya pembelajaran inklusi. Gaya pembelajaran inklusi adalah suatu gaya
pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan cara penyajian materi pembelajaran
secara rinci dan menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan.
Bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu
keterampilan gerak, dan siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan pada
tingkat kesulitan mana untuk memulai belajar suatu gerakan dalam setiap pertemuan. dan
juga dengan media sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar.
34. AMINAH
Bagaimana usaha mendorong perilaku warga sekolah agar dapat membangun kultur yang
kondusif bagi peningkatan mutu?
JAWAB :
Kultur sekolah yang positif dapat memperbaiki kinerja sekolah, membangun komitmen
warga sekolah serta membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar,
semangat terus maju, dorongan bekerja keras, dan tidak mudah mengeluh. Membangun
dan melakukan perubahan kultur sekolah tidak bisa melalui ceramah, slogan, atau
himbauan saja. Perlu adanya kesungguhan dan komitmen dari warga sekolah yang kuat
yang dilaksanakan secara konsisten dengan program-program aksi yang konkrit dengan
strategi pengkondisian, pembiasaan, dan keteladanan, baik melalui pendekatan struktural
maupun kultural. Pendekatan struktural dengan membuat kesepakatan berupa regulasi
(peraturan, tata tertib, dsb.) yang mengikat siswa, guru, dan seluruh warga sekolah
lainnya. Adanya program-program pembiasaan (habituasi) yang lambat laun akan
menjadi budaya/karakter. Sedangkan pendekatan kultural melalui interaksi dengan
menanamkan nilai-nilai, sikap dan perilaku yang diintegrasikan pada setiap mata
pelajaran dan/atau melalui kegiatan ekstra kurikuler dan yang terpenting dengan cara
pembudayaan dengan keteladanan yang ditunjukkan oleh kepala sekolah, pendidik dan
tenaga kependidikan lainnya di sekolah.
35. NORIAWATI
Mutu bagi sebuah pendidikan sangat penting sekali untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik, jelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam meningkatkan mutu
tersebut?
JAWAB :
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu pendidikan antara
lain:
1. Keberlanjutan atau berkesinambungan secara terus menerus dengan memperhatikan
segala sesuatu dimasa sekarang dan segala sesuatu yang akan datang
2. Terencana dan sistematis dengan target-target capaian mutu yang jelas dan terukur
3. Menghormati otonomi sekolah yang berarti kewenangan sekolah untuk mengatur dan
mengurus kepentingan warga sekolah menurut pemrakasa sendiri berdasarkan aspirasi
nasional yang berlaku.
4. Fasilitas pembelajaran informal yang dilakukan di lingkungan keluarga dan
lingkungan sekitar berupa kegiatan belajar mandiri
5. Keterbukaan (transparansi) yang merupakan suatu keadaan yang tidak tertutup atau
tidak rahasia untuk penyempurnaan system dan memungkinkan pemberian informasi
untuk keperluan refleksi
39. MARTINI
Bagaimana cara need assessment yang baik (Akurat) dilakukan pada siswa sehingga
kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali?
JAWAB :
Dalam rangka perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran, pelaksanaan need
assesment seharusnya diarahkan pada upaya mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam mengelola perolehan belajar (kompetensi) yang paling sesuai dengan kondisi
masing-masing. Dengan demikian, proses pembelajaran lebih mengacu kepada
bagaimana peserta didik belajar dan bukan lagi pada apa yang dipelajari.