Anda di halaman 1dari 73

PEDOMAN PEMANFAATAN

PORTAL RUMAH BELAJAR

“STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK


MEMANFAATKAN RUMAH BELAJAR”

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
(KEMENDIKBUD)

0
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. LANDASAN 2
C. TUJUAN 3
D. SASARAN 4
BAB 2 TENTANG RUMAH BELAJAR 5
A. DESKRIPSI RUMAH BELAJAR 5
B. AKUN RUMAH BELAJAR 6
C. FITUR UTAMA RUMAH BELAJAR 11
1. SUMBER BELAJAR 11
2. BSE (BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK) 12
3. BANK SOAL 12
4. LAB MAYA 13
5. PETA BUDAYA 14
6. WAHANA JELAJAH ANGKASA 15
7. PKB (PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN) 15
8. KELAS MAYA 16
BAB 3 METODE DAN MODEL PEMANFAATAN FITUR RUMAH BELAJAR 18
A. METODE PEMANFAATAN 18
B. MODEL PEMBELAJARAN MEMANFAATKAN RUMAH BELAJAR 21

ii
BAB 4 LANGKAH UMUM PEMANFAATAN FITUR RUMAH BELAJAR 30
A. SUMBER BELAJAR 30
1. Pembelajaran berbasis TIK memanfaatkan Sumber Belajar 30
2. Strategi Pemanfaatan Fitur Sumber Belajar
dalam Pembelajaran 33
B. BSE (BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK) 44
C. BANK SOAL 45
1. Persiapan 45
2. Pelaksanaan 47
3. Penilaian dan Umpan Balik 48
D. LABORATORIUM MAYA 49
1. Persiapan 49
2. Pelaksanaan 50
3. Penilaian/Tindak Lanjut 50
E. PETA BUDAYA 51
F. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) 59
1. Persiapan 59
2. Pelaksanaan 60
3. Penilaian dan Umpan Balik 61
G. KELAS MAYA 62
1. Persiapan 63
2. Pelaksanaan 64
3. Penilaian dan Umpan Balik 65
BAB 5 TINDAK LANJUT 66
BAB 6 PENUTUP 67
DAFTAR PUSAKA 69
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di abad ke-
21 atau abad teknologi ini mendorong terjadinya perubahan dalam peran
pendidik terhadap murid disebabkan oleh perkembangan teknologi
informasi begitu pesat sehingga menciptakan berbagai tantangan baru
dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Peran pendidik, yang
pada mulanya sebagai pusat, kini menjadi Pendidik dalam kegiatan
pembelajaran bagi peserta didik dengan bantuan teknologi informasi
masa kini yang terus berkembang pesat sehingga baik pendidik maupun
peserta didik dapat menjangkau aneka ragam informasi melalui
perangkat keras (komputer) yang tersedia.
Kunci sukses untuk dunia pendidikan dalam menghadapi tantangan
pendidikan abad ke-21 ini yaitu pendidikan dengan proses pembelajaran
yang interdisiplin dan holistik; mampu menyelesaikan dan beradaptasi
dengan berbagai permasalahan; proses belajar mengajar yang berpusat
pada peserta didik, partisipatif, dan interaktif; berbasis penelitian dan
berorientasi kerja; serta koheren, progresif, dan bercermin pada
lingkungan yang bisa dicapai dengan melakukan pembelajaran berbasis
TIK. Pembelajaran berbasis TIK adalah kegiatan atau proses
pembelajaran yang sebagian atau seluruhnya dilaksanakan dengan
memanfaatkan atau mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran ini dapat dijalankan apabila pendidik mempunyai
kompetensi TIK dan dapat memanfaatkan TIK sebagai sarana
pembelajaran.
Tidak hanya pendidik, peserta didik pada abad ke-21 ini diharapkan
dapat memiliki keterampilan menentukan sendiri tujuan belajar (self-
directed learning), mengkonstruksi pengetahuan (knowledge
construction), kolaborasi (collaboration), komunikasi (communication),
memanfaatkan TIK (using ICT), dan penyelesaian masalah dan inovasi
(problem solving dan innovation). Berbagai keterampilan tersebut dapat
dibangun melalui pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran.

1
Dalam konteks pendidikan, sesungguhnya peran TIK adalah sebagai
“enabler” atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien serta menyenangkan.

Di sisi lain, peserta didik masih kesulitan memperoleh bahan ajar dan
media ajar mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kompetensi peserta didik. Maka dari itu, untuk mengatasi permasalah-
permasalahan tersebut, dibuatlah dan dikembangkanlah Portal Rumah
Belajar sebagai sarana pembelajaran berbasis TIK yang telah disebutkan.
Portal Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan alamat url
http://belajar.kemdikbud.go.id. Portal Rumah Belajar menyediakan
berbagai macam fitur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran di sekolah. Fitur utama Rumah Belajar antara lain: (1)
Sumber Belajar; (2) Buku Sekolah Elektronik (BSE); (3) Bank Soal; (4)
Laboratorium Maya; (5) Peta Budaya; (6) Wahana Jelajah Angkasa; (7)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; dan (8) Kelas Maya. Selain
fitur utama, ada pula beberapa fitur pendukung, yaitu: (1) Karya
Komunitas; (2) Karya Pendidik; dan (3) Karya Bahasa dan Sastra. Konten-
konten dan media pembelajaran yang tersedia di Rumah Belajar tersebut
dapat dimanfaatkan oleh pendidik, peserta didik, dan masyarakat dalam
belajar. Masing-masing fitur dalam portal Rumah Belajar memiliki
karakteristik yang berbeda sehingga pola pemanfaatan tiap fitur pun
dapat berbeda. Oleh karena itu, perlu disusun pedoman pemanfaatan
fitur-fitur Rumah Belajar.

B. LANDASAN
Adapun landasan atau dasar hukum yang digunakan dalam
pemanfaatan Rumah Belajar Kemdikbud antara lain:
1. Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang Kecerdasan Literasi
Dasar.
3. Undang Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
4. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen.

2
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16
Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
6. Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Pendidik.
7. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Pendidik.
8. Permendiknas No. 2 Tahun 2008 tentang Buku.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.
23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Pendidikan Dasar.
10. Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
11. Permendikbud No. 99 Tahun 2013 tentang Tata Kelola TIK di
Lingkungan Kemendikbud.
12. PP No. 32 Tahun 2014 tentang Perubahan atas PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
13. Permendikbud No. 68 Tahun 2014 tentang Peran Pendidik TIK dan
Pendidik Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam
Implementasi Kurikulum 2013.
14. PP no. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
15. Permendikbud No. 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kemendikbud.
16. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti.
17. Renstra Kemendikbud Tahun 2015-2019.
18. Renstra Pustekkom Kemendikbud Tahun 2015-2019

C. TUJUAN
Secara umum, pedoman pemanfaatan Rumah Belajar dalam
pembelajaran ini disusun agar menjadi pedoman bagi pendidik dan
peserta didik dalam memanfaatkan berbagai fitur pada portal Rumah
Belajar.
Secara khusus, pedoman pemanfaatan Rumah Belajar dalam
pembelajaran bertujuan untuk:
1. Mempermudah pengguna Rumah Belajar dalam memanfaatkan
berbagai fitur di dalamnya.
2. Menjadi pedoman bagi pendidik dan peserta didik untuk
melaksanakan pembelajaran berbasis TIK dengan memanfaatkan
fitur-fitur pada Rumah Belajar.
3. Menumbuh-kembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pemanfaatan fitur-fitur pada portal Rumah Belajar.
4. Menumbuh-kembangkan budaya literasi di sekolah melalui
pemanfaatan fitur-fitur pada portal Rumah Belajar untuk
meningkatkan minat baca dan menunjang kegiatan pembelajaran.

D. SASARAN
Sasaran pemanfaatan fitur-fitur pada portal Rumah Belajar adalah
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, dan/atau pihak-
pihak terkait dengan kegiatan pembelajaran di sekolah serta semua
pengguna Rumah Belajar.
BAB 2
TENTANG RUMAH BELAJAR

A. DESKRIPSI RUMAH BELAJAR


Pustekkom Kemdikbud telah membuat dan mengembangkan Rumah
Belajar sejak tahun 2011 sebagai salah satu portal pembelajaran
berbasis web, yang berisi berbagai layanan pembelajaran seperti Kelas
Maya, Lab Maya, Sumber Belajar, dan Peta Budaya. Rumah Belajar
merupakan portal pembelajaran resmi miliki Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang bisa diakses dengan alamat URL
http://belajar.kemdikbud.go.id. Portal ini menyediakan berbagai bahan
belajar dan fasilitas komunikasi dan interaksi antarkomunitas
pendidikan, bahan belajar untuk pendidik dan peserta didik, bank soal,
dan konten-konten budaya pada fitur Peta Budaya dengan harapan fitur-
fitur tersebut bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh pendidik, peserta
didik, dan masyarakat umum untuk belajar dan dalam kegiatan
pembelajaran.
Rumah Belajar sebagai salah satu sistem pembelajaran interaktif
diharapkan akan mempercepat penguasaan materi peserta didik
sehingga meningkat kualitas peserta didik Indonesia. Rumah Belajar
seagai Sistem Manajemen Pembelajaran atau (SMP) atau Learning
Management System (LMS) bermanfaat untuk meningkatkan standar
proses pembelajaran dalam rangka memaksimalkan efektivitas
pencapaian tujuan pembelajaran. Peningkatan penggunaan sistem ini
semakin terbuka peluangnya karena adanya tuntutan pendidikan yang
harus terintegrasi TIK. Melalui Rumah Belajar dapat dilakukan
pengelolaan materi pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran berbasis web. Kelebihan sistem ini adalah
membuka peluang belajar kepada peserta didik dengan waktu yang
lebih panjang dan lebih leluasa, meningkatkan interaksi peserta didik
dengan pendidik tidak hanya terbatas pada jam sekolah.
Portal Rumah Belajar hadir untuk mendukung dan menyediakan
fitur, media, dan konten pembelajaran bagi pendidik, peserta didik, dan
masyarakat. Beberapa contoh fitur yang dimaksud antara lain Buku
Sekolah Elektronik (BSE) yang berfungsi sebagai alternatif referensi

5
bahan-bahan belajar berupa buku-buku pelajaran yang bisa di download
dan fitur Peta Budaya yang memuat konten mengenai pengetahuan
aneka ragam budaya di Indonesia yang bisa menumbuhkan dan
meningkatkan kecintaan serta kepedulian peserta didik, pendidik,
maupun masyarakat umum terhadap budaya dan cagar budaya di
Indonesia. Kesemua konten tersebut dapat diakses langsung secara
online maupun offline (mengunduh file materi atau konten dari portal
Rumah Belajar) dengan harapan adanya Rumah Belajar ini dapat
menambah pengetahuan serta literasi bagi peserta didik, pendidik,
maupun masyarakat umum dalam melakukan kegiatan pembelajaran
kapan saja, di mana saja, dan bisa diulangi sebanyak sesuai keinginan
pengguna.
Secara lengkap, Rumah Belajar terdiri dari delapan fitur utama yaitu
Sumber Belajar, Buku Sekolah Elektronik (BSE), Bank Soal,
Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)/Diklat Online, dan
Kelas Maya. Terdapat pula fitur tambahan yaitu Karya Komunitas, Karya
Pendidik, dan Karya Bahasa Sastra. Untuk dapat memanfaatkan fitur-
fitur pada portal Rumah Belajar secara lengkap dan optimal, pengguna
harus memiliki jaringan internet dan beberapa perangkat teknologi
lainnya seperti komputer beserta perangkat lunak (software)
pendukung, di antaranya, yaitu Adobe Acrobat Reader, WinRar, maupun
Adobe Flash 9 Player.
Rumah Belajar ditujukan untuk peserta didik, pendidik, masyarakat
umum, serta siapapun yang mau belajar. Portal Rumah Belajar
diharapkan bisa menjadi milik komunitas dengan pengisian
konten/media yang berprinsip “dari dan untuk” komunitas belajar.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini yaitu
Pustekkom, berperan sebagai inisiator, Pendidik, dan regulator.

B. AKUN RUMAH BELAJAR


Agar pengguna dapat menggunakan fitur-fitur pada portal Rumah
Belajar secara optimal, seperti unduh file BSE dalam format BSE, maka
pengguna perlu melakukan registrasi atau login terlebih dulu pada
menu Daftar atau Login. Berikut ini prosedur Login akun Rumah
Belajar (Daftar bagi pengguna baru).

6
1. Menyiapkan perangkat komputer/laptop/tablet/smartphone yang
sudah terkoneksi dengan internet. Kemudian, buka portal Rumah
Belajar dengan menggunakan browser yang tersedia di perangkat
pengguna dengan alamat URL http://belajar.kemdikbud.go.id. Portal
Rumah Belajar dapat dibuka melalui berbagai macam browser yang
ada seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera, Safari, Internet
Explorer, Edge, atau jenis browser yang lainnya.

Gambar 1: Tampilan Portal Rumah Belajar

2. Login ke Rumah Belajar dengan cara inputusername dan password.


(Bagi pengguna yang sudah memiliki akun Rumah Belajar.)
Gambar 2: Login cara Inputsername dan password

3. Bagi pengguna baru yang belum memiliki akun Rumah Belajar, klik
tombol Daftar yang terdapat pada bagian kanan atas halaman utama
Rumah Belajar. Kemudian, pilih tipe pendaftar sesuai dengan
pengguna yang bersangkutan. Terdapat tiga tipe pengguna Rumah
Belajar yaitu pendidik, peserta didik, dan umum seperti yang
ditampilkan pada gambar berikut 3 ini.

Gambar 3: Login pengguna baruPortal RUmah Belajar


Bagi pengguna tipe pendidik, data yang harus diisi antara lain data
pribadi pengguna dan data sekolah tempat pengguna bekerja. Jika
sekolah pengguna belum terdaftar, pengguna dapat menambahkan
nama sekolah pengguna secara manual dengan cara klik tombol “+”
sehingga muncul form penambahan sekolah. Kemudian, pengguna
mengisi dan menyimpan form tersebut sehingga sekolah pengguna
terdaftar di database Rumah Belajar. Selanjutnya, pengguna mengisi
kolom username dan password yang diinginkan, mencantumkan
alamat email pengguna, serta menuliskan kode captcha sesuai dengan
tulisan yang muncul pada gambar. Langkah dan isian yang harus diisi
pada form pendaftaran untuk pengguna tipe peserta didik dan umum
kurang lebih sama. Berikut ini tampilan halaman form pendaftaran
pengguna tipe pendidik.

Gambar 4: Tampilan halaman form


pendaftaran pengguna tipe
pendidik.

Berikut ini tampilan halaman form pendaftaran untuk pengguna tipe


peserta didik.
Gambar 5: Pengguna peserta didik

Berikut tampilan halaman form pendaftaran untuk pengguna tipe


umum.

Gambar 6: Tampilan halaman form pendaftaran tipe Umum

4. Jika pengguna mengalami kesulitan dalam memanfaatkan fitur-fitur


dalam portal Rumah Belajar, pengguna dapat melihat halaman
Frequently Asked Question (FAQ) yang berisi pertanyaan-pertanyaan
umum seputar Rumah Belajar beserta solusi-solusinya dengan
mengklik menu FAQ. Berikut ini tampilan halaman FAQ.

Gambar 7: Halaman FAQ

C. FITUR UTAMA RUMAH BELAJAR


1. Sumber Belajar
Fitur sumber belajar merupakan salah satu layanan fitur yang
tersedia di dalam portal Rumah Belajar, Layanan fitur Sumber
Belajar tersebut diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan belajar
siswa dan guru di sekolah. Selain menyediakan berbagai materi
pengetahuan jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK juga
menyediakan sarana evaluasi belajar secara online. Layanan ini akan
memberikan alternatif media pembelajaran berbahasa Indonesia
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan TIK. Saat ini media
pembelajaran berbasis web yang berbahasa Indonesia dalam dunia
pendidikan Indonesia masih terbatas jumlah konten dan medianya
di banding yang berasal dari luar negeri. Sumber belajar memiliki
fungsi yang strategis dalam pembelajaran, yaitu: 1) meningkatkan
produktivitas pembelajaran, 2) memberikan kemungkinan
pembelajaran yang sifatnya lebih individual, 3) memberikan dasar
yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, 4) lebih memantapkan
pembelajaran dengan jalan meningkatkan kemampuan sumber
belajar, penyajian informasi dan bahan belajar secara lebih konkret,
5) memungkinkan belajar secara seketika yaitu mengurangi

11
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang konkret, serta memberikan pengetahuan yang
sifatnya langsung, dan 6) memungkinkan penyajian pembelajaran
yang lebih luas dengan menyajikan informasi yang menembus batas
geografis.

2. BSE (BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK)


Buku Sekolah Elektronik, disebut juga BSE, adalah inisiatif dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang bertujuan
untuk menyediakan buku ajar elektroik untuk tingkat pendidikan
dari SD, SMP, SMA dan SMK. Pemerintah (Kemendikbud) melalui
Pusat Perbukuan membeli hak cipta buku-buku sekolah di berbagai
jenjang pendidikan kemudian buku tesebut diunggah ke website.
Web BSE merupakan situs yang menyajikan buku dengan format .pdf
yang dapat dibaca secara online atau dapat diunduh untuk kemudian
dibaca secara offline dengan alamat http://belajar.kemdikbud.go.id
kemudian pilih fitur buku sekolah elektronik. Buku-buku tersebut
bisa diunduh dan diperbanyak oleh siapa saja secara gratis.
Harapannya adalah anak-anak Indonesia tidak lagi menghadapi
masalah dalam membeli buku. Hingga saat ini sudah lebih dari 900
judul buku yang tersedia di situs BSE. BSE tidak hanya bisa diakses
dan dibaca dengan menggunakan komputer (baik secara online
maupun offline) namun bisa melalui perangkat android. Pengertian
“buku elektronik” dalam hal ini adalah buku yang disediakan secara
elektronik, bukan buku yang harus dibaca secara elektronik. Seperti
yang disebut di awal, BSE memang tersedia secara elektronik, tetapi
dapat diunduh, dicetak dan diperbanyak oleh siapa saja. Jadi untuk
satu sekolah, misalnya tidak perlu semua orang mengunduh. Apabila
sarana komputer/internet terbatas, cukup satu orang (guru) saja
yang mengunduh, kemudian mencetak dan memperbanyak untuk
keperluan siswa.

3. BANK SOAL
Fitur Bank Soal dikembangkan sebagai wadah bagi guru-guru untuk
membuat soal dan berbagi kepada pengguna yang lain, serta
melakukan evaluasi hasil belajar secara online. Evaluasi hasil belajar

12
yang tersedia pada fitur Bank Soal ini yaitu: Latihan, Ulangan, dan
Ujian. Latihan merupakan kumpulan soal-soal berdasarkan satu
topik yang bersifat sebagai latihan beserta pembahasannya. Ulangan
merupakan kumpulan soal-soal berdasarkan satu topik tertentu.
Ujian merupakan kumpulan soal-soal dari beberapa topik yang
berbeda. Agar dapat memanfaatkan fitur Bank Soal ini, pengguna
harus mendaftar sebagai anggota dengan mengakses alamat Rumah
Belajar, yaitu http://belajar.kemdikbud.go.id. Setelah mendaftar,
pengguna baru bisa melakukan login ke fitur Bank Soal dengan
menggunakan username dan password yang telah dibuat. Pada
tampilan beranda, terdapat informasi jumlah latihan, ulangan, dan
ujian yang telah dibuat oleh para guru serta dapat dimanfaatkan oleh
siswa dalam mengerjakan evaluasi.

4. LAB MAYA
Laboratorium virtual adalah berupa software komputer yang
memiliki kemampuan untuk melakukan modeling peralatan
komputer secara matematis yang disajikan melalui sebuah simulasi.
Dengan kata lain, laboratorium virtual merupakan bentuk tiruan dari
sebuah laboratorium riil yang digunakan dalam aktivitas
pembelajaran ataupun penelitian secara ilmiah guna menekankan
sebuah konsep atau mendalami sebuah konsep-konsep tertentu.
Laboratorium virtual diperlukan untuk memperkuat pemahaman
konsep dalam proses pembelajaran. Laboratorium virtual bukanlah
pengganti tetapi bagian dari Laboratorium riil yang digunakan untuk
melengkapi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Di
samping itu dimungkinkan pula bagi sekolah-sekolah yang belum
memiliki laboratorium secara fisik menerapkan laboratorium virtual.

Laboratorium virtual mungkin tidak perlu komprehensif, namun


pada prinsipnya adalah bentuk upaya pengintegrasikan TIK dalam
kegiatan pembelajaran. Laboratorium virtual bukanlah pengganti
tetapi bagian dari laboratorium riil yang digunakan untuk
melengkapi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
Kekuatan dari laboratorium virtual adalah pada kemampuan
modeling dan simulasi yang memungkinkan untuk memperjelas
sebuah konsep sebuah materi pembelajaran. Laboratorium virtual
diperlukan untuk memperkuat pemahaman konsep dalam proses
pembelajaran. Laboratorium virtual ini dimaksudkan untuk
melengkapi sumber belajar peserta didik khususnya dalam hal
melakukan praktikum dengan menyediakan laboratorium virtual
yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun
(http://labvirtualbiologi. webege.com). Di dalam laboratorium
virtual terdapat beberapa bagian penting, antara lain: 1) pemodelan
adalah suatu proses membangun representasi. Modeling digunakan
untuk memperbaiki kekurangan pada proses pembelajaran yang
mengedepankan metode cermah dan latihan soal, karena pada
prinsipnya pemodelan atau modeling digunakan dengan mengajak
peserta didik dalam mendesain secara fisik yang diperlukan dalam
proses untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi
sebuah fenomena; 2) simulasi merupakan program komputer yang
mereproduksi fenomena alam melalui visualisasi dari sebuah model.
Simulasi dapat: a) membantu peserta didik dalam mempelajari
model fenomena alam dalam dunia nyata yang memiliki perilaku
sistem kompleks, b) membantu peserta didik untuk memahami
dunia konseptual dari ilmu pengetahuan melalui animasi, yang dapat
meningkatkan pemahaman dari konsep ilmiah yang abstrak.

5. PETA BUDAYA
Fitur Peta Budaya merupakan salah satu layanan fitur yang tersedia
di dalam portal Rumah Belajar, Layanan fitur Peta Budaya tersebut
diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa dan guru
di sekolah maupun masyarakat yang ingin mengetahui
keanekaragaman budaya Indonesia. Materi yang terdapat di fitur
Peta Budaya dapat dimanfaatkan pada semua jenjang pendidikan,
dimana cara dan strategi penyampaian ataupun pemanfaatan yang
akan mungkin berbeda-beda pada semua jenjang dimana guru
sebagai Pendidik yang akan mengatur strategi pembelajaran di
sekolah. Layanan ini akan memberikan alternatif media
pembelajaran tentang kebudayaan Indonesia yang sesuai dengan
tuntutan perkembangan TIK. Saat ini media pembelajaran berbasis
web yang berbahasa Indonesia dalam dunia pendidikan Indonesia
masih terbatas jumlah konten yang mengagkat tentang budaya dan
cagar budaya. Peta Budaya memiliki fungsi yang strategis dalam
pembelajaran, yaitu:1) meningkatkan produktivitas pembelajaran
tentang kebudayaan yang kita miliki, 2) memberikan kemungkinan
pembelajaran yang sifatnya individual (mandiri) , 3) memberikan
dasar yang lebih ilmiah dan menarik terhadap pembelajaran
kebudayaan, 4) memungkinkan belajar secara seketika yaitu
mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal
dan abstrak dengan realitas yang konkret, serta memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung, dan 6) meningkatkan
nasionalisme dan kecintaan terhadap keanerkaagaman budaya serta
berperan aktif dalam melestarikannya.

6. WAHANA JELAJAH ANGKASA


Fitur Wahana Jelajah Angkasa adalah tur virtual dengan medan
turnya adalah luar angkasa. Fitur ini memanfaatkan program
Worldwide Telescope (WWT) dengan bahasa pengoperasian
utamanya disajikan dalam Bahasa Inggris. Penggunaannya mudah
dan praktis. Pada tampilan awal fitur, pengguna akan ditawarkan
pilihan untuk mengikuti langkah-langkah tutorial yang sangat jelas
dan terperinci dari program itu sendiri mengenai fungsi dan makna
dari setiap menu dan konten yang tersedia di fitur ini. Tampilan yang
menarik dan dinamis menjadikan pengalaman tur virtual ini seolah
nyata dan dekat. Kegiatan tur virtual ini dilakukan secara real-time,
artinya tampilan objek angkasa yang sedang diamati oleh pengguna
adalah tampilan yang diambil pada saat yang sama (bukan foto atau
koleksi lama).

7. PKB (PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN)


Fitur PKB dikembangkan sebagai wadah bagi penyelenggara diklat
untuk memberikan layanan peningkatan kualitas SDM, dalam bentuk
diklat secara online. Diklat secara online ini diharapkan dapat
mengatasi keterbatasan anggaran yang dimiliki instansi
penyelenggara diklat untuk meningkatkan kualitas SDMnya. Melalui
fitur PKB ini penyeleggara diklat dapat membuka kelas-kelas diklat,
baik teknis maupun non teknis, dengan jumlah peserta yang cukup
banyak.

Agar dapat memanfaatkan fitur PKB ini, penyelenggara diklat harus


mendaftar sebagai penyelenggara dengan mengakses alamat laman:
http://diklat.belajar.kemdikbud.go.id. Setelah mendaftar,
penyelenggara dapat membuat kelas diklat sesuai kurikulum diklat
yang telah disusun serta menentukan Pendidik yang akan
bertanggung jawab dalam pembelajaran diklat. Dengan sistem
belajar yang dilakukan secara online, maka para Pendidik dapat
menggunggah materi, membuka forum diskusi, maupun membuat
soal-soal, sesuai dengan waktu senggang yang dimilikinya. Oleh
karena itu, keberhasilan diklat online ini tergantung dari komitmen
para Pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Sistem diklat online tidak akan berhasil jika materi diklat tidak
lengkap, apalagi tidak ada sama sekali. Siapa yang memiliki
wewenang membuat materi diklat? Tentunya hanya para Pendidik.

8. KELAS MAYA
Kelas Maya di Rumah Belajar merupakan sebuah learning
management system (LMS) yang dikembangkan khusus untuk
memfasilitasi terjadinya pembelajaran online (daring) antara peserta
didik dan pendidik kapan saja dan di mana saja. Pada waktu tertentu
yang terjadwal oleh pendidik, peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran virtual dengan pendidik melalui tool komunikasi
sinkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing,
whiteboard). Strategi pembelajaran di Kelas Maya yaitu strategi
pembelajaran lebih bersifat konstruktivistik yang menuntut
pembelajaran aktif dan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong keterampilan peserta didik. Kelas Maya ini merupakan
sarana pembelajaran online bagi peserta didik dan pendidik belajar
kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja. Jadi model pembelajaran
kelas maya yang dimaksudkan dalam rancangan ini yaitu suatu
pembelajaran dalam jaringan (online) dengan menggunakan
teknologi pembelajaran (Rumah Belajar) untuk merancang,
menyampaikan, dan mengatur pembelajaran formal dan informal
serta berbagi pengetahuan kapan saja, siapa saja dan dimana saja.
Model pembelajaran kelas maya ini dirancang sebagai pelengkap
kegiatan pembelajaran di kelas dengan lebih banyak pada aktivitas
asinkronus berdasarkan fasilitas TIK yang tersedia di sekolah.
BAB 3
METODE DAN MODEL PEMANFAATAN
FITUR RUMAH BELAJAR

A. METODE PEMANFAATAN
Strategi pembelajaran dapat dikembangkan menjadi berbagai
versi menurut kreativitas pendidik maupun peserta didik sendiri
sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan pembelajaran. Berikut ini
adalah garis besar strategi pemanfaatan portal Rumah Belajar yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran berbasis TIK tersebut.

1. Presentasi Klasikal/Demonstrasi
Motode pembelajaran ini biasa dilakukan dengan jumlah
peserta yang besar dalam suatu kelas dengan pendidik adalah
pusat dari kegiatan pembelajarannya. Metode ini digunakan untuk
menjelaskan materi yang bersifat umum dan teoritis. Tahapan-
tahapan pembelajaran ini dengan memanfaatkan TIK, khususnya
fitur-fitur pada portal Rumah Belajar, yaitu:
a. Pendidik mencari dan mengunduh referensi materi dari portal
Rumah Belajar yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan di
kelas.
b. Pendidik melakukan presentasi materi sesuai topik pilihan.
c. Media presentasi bisa berupa video, audio, multimedia, sesuai
topik yang tersedia di portal Rumah Belajar.
d. Perangkat yang digunakan dapat berupa laptop, LCD Proyektor,
speaker dan microphone.
e. Peserta didik tidak harus menggunakan laptop secara individu
selama pembelajaran.
f. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya, menjawab,
membantah, atau menanggapi dalam kegiatan diskusi.
g. Pendidik memberikan tugas sebagai tindak lanjut kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Bimbingan dan Tutorial
Metode pembelajaran ini dilakukan untuk menjelaskan materi
yang bersifat praktik dan pemahamannya menggunakan berbagai
prosedur yang dipersyaratkan agar peserta didik menguasai
kompetensinya. Tahapan-tahapan pembelajaran ini dengan
memanfaatkan TIK, khususnya fitur-fitur pada portal Rumah
Belajar, yaitu:
a. Peserta didik membentuk kelompok dengan jumlah kelompok
disesuaikan dengan jumlah laptop yang tersedia.
b. Pendidik menyiapkan materi yang diperoleh dari portal
Rumah Belajar yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Pendidik menyiapkan alat dan media pembelajaran seperti
laptop dan LCD Proyektor.
d. Peserta didik mengikuti langkah-langkah belajar yang
diinstruksikan oleh pendidik.
e. Peserta didik diberi tugas untuk mengeksplorasi materi secara
mandiri dengan menggunakan fitur-fitur pada portal Rumah
Belajar dengan kelompoknya masing-masing.
f. Pendidik memonitor dan memberikan bimbingan kepada
peserta didik yang mengalami kesulitan.
g. Pendidik memberikan respon dan apresiasi untuk semua hasil
pekerjaan dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
h. Pendidik memberikan tugas sebagai tindak lanjut kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Pembelajaran Individual
Metode pembelajaran individual bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik secara mandiri tentang
materi yang diberikan. Pembelajaran individual digunakan
sebagai sarana penilaian pendidik berupa tugas. Tahapan-
tahapan pembelajaran ini dengan memanfaatkan TIK, khususnya
fitur-fitur pada portal Rumah Belajar, yaitu:
a. Pendidik menyiapkan tugas secara tertulis dan diberikan
kepada peserta didik.
b. Peserta didik dapat mengerjakan tugas individual di luar jam
sekolah.
c. Laptop bisa digunakan secara bergantian.
d. Tugas yang sudah dikerjakan dimasukkan ke dalam satu folder
e. Pendidik memeriksa dan memberikan respon untuk setiap
tugas secara tertulis (comment) pada file peserta didik dan
memberikannya kembali kepada peserta didik.
f. Peserta didik memperbaiki tugas berdasarkan saran pendidik.
g. Pendidik memberikan apresiasi dan mempresentasikan tugas-
tugas peserta didik pada kesempatan pertemuan tatap muka.
h. Pendidik memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran.

4. Diskusi Kelompok Kecil


Metode diskusi kelompok kecil bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik tentang materi yang diberikan
pendidik melalui studi kasus yang terkait dengan materi serta
sebagai sarana penilaian pendidik dalam kerja kelompok. Model
yang bisa digunakan dengan metode ini yaitu Problem-Based
Learning (PBL). Tahapan-tahapan pembelajaran ini dengan
memanfaatkan TIK, khususnya fitur-fitur pada portal Rumah
Belajar, yaitu:
a. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil sesuai
jumlah laptop yang tersedia. Jika memungkinkan, jumlah
anggota ideal tiap kelompok yaitu 3-5 peserta didik.
b. Pendidik menyiapkan topik diskusi berupa sejumlah
pertanyaan (masalah) yang jawabannya perlu dan bisa dicari
di Rumah Belajar secara online maupun offline.
c. Pendidik memberikan arahan langkah-langkah diskusi
kelompok.
d. Peserta didik melaksanakan diskusi sesuai arahan mengenai
topik yang telah diberikan. Salah seorang peserta didik
menjadi moderator diskusi dan satu orang lainnya membuat
notulen hasil diskusi.
e. Pendidik memonitor dan memberikan arahan pada setiap
kelompok.
f. Peserta didik mengetikkan hasil diskusi menggunakan
program pengolah data, seperti Microsoft Office Word, dan
menyimpannya pada satu folder.
g. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok
masing-masing.
h. Pendidik memberikan respon dan apresiasi untuk setiap hasil
diskusi dan partisipasi aktif peserta didik.
i. Pendidik memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran.

Perlu diingat bahwa jenis pendekatan, model, dan metode


pembelajaran yang digunakan tidak harus selalu sama dengan yang
telah disebutkan. Pendidik bebas berkreasi dan berinovasi dalam
memanfaatkan TIK, khususnya fitur-fitur pada portal Rumah Belajar,
menyesuaikan kebutuhan dan situasi belajar peserta didik.

B. MODEL PEMBELAJARAN MEMANFAATKAN RUMAH BELAJAR


Fitur-fitur yang terdapat pada portal Rumah Belajar dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan beragam model pembelajaran
sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah-langkah yang
harus dilakukan pendidik ketika akan menerapkan model
pembelajaran yang memanfaatkan Rumah Belajar antara lain:
menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
memberikan evaluasi serta umpan balik. Berikut ini beberapa model
pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis TIK yang memanfaatkan fitur-fitur pada portal Rumah
Belajar:

1. Project-Based Learning
Model ini merupakan model pembelajaran berbasis proyek dengan
tujuan yaitu untuk menemukan solusi atas masalah yang diberikan
pendidik untuk didiskusikan. Masalah-masalah yang diberikan
berupa masalah yang lebih kompleks dan mengharuskan peserta
didik untuk memiliki kemampuan analisisb yang baik. Hasil metode
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu portofolio
pembelajaran. Sintaks atau tahapan pembelajaran untuk model
pembelajaran ini kurang lebih sama dengan problem-based learning.
Tahapan-tahapan pembelajaran ini dengan memanfaatkan TIK,
khususnya fitur-fitur pada portal Rumah Belajar, yaitu:
a. Menyusun rencana pembelajaran berbasis proyek dan
menyiapkan beberapa perangkat pendukung yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, antara lain: format rencana proyek,
format jadwal pelaksanaan proyek, dan format penilaian.

b. Memberikan petunjuk kepada peserta didik ketika akan


memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di portal Rumah
Belajar saat mengerjakan tugas proyek. Langkah-langkah berikut
dapat menjadi acuan bagi Anda untuk memberikan petunjuk
kepada peserta didik:
1) Sebelum memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mencari referensi dari internet, ada baiknya pendidik
menelusuri lebih dulu website-website yang menyediakan
bahan bacaan sesuai topik yang akan dipelajari. Kemudian
harus dipastikan bahwa website tersebut bebas dari hal-hal
negatif yang akan mengganggu konsentrasi peserta didik saat
berselancar di dunia maya.
2) Untuk peserta didik Sekolah Dasar, pendidik dapat mengunduh
bahan-bahan bacaan terlebih dahulu kemudian diberikan
kepada peserta didik. Pendidik dapat juga memberikan alamat
website pembelajaran yang sudah aman dari hal-hal negatif,
seperti portal Rumah Belajar. Perlu kerjasama dengan orangtua
untuk mendampingi peserta didik ketika berinteraksi dengan
dunia maya (internet).
Contoh:
Topik “wawancara”, referensi yang dapat digunakan antara
lain:
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.ph
p?ver=11&idmateri=662&kl=5
http://video.kemdikbud.go.id/video/play/bahan-kimia-bagian-
1
3) Untuk peserta didik Sekolah Menengah, pendidik bisa
memberikan alamat-alamat website atau link url yang sudah
aman dari hal-hal negatif. Pendidik dapat memberikan tugas
kepada peserta didik untuk mengunduh materi atau media
yang sesuai proyek, sebagai bahan referensi.
Contoh:
Topik “Bahan kimia pada makanan”, referensi yang dapat
digunakan antara lain:
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.ph
p?ver=11&idmateri=318&mnu=Kompetensi&kl=7
Topik “Peranan Bakteri pada kehidupan manusia”, referensi
yang dapat digunakan antara lain:
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.ph
p?ver=11&idmateri=130&kl=10

4) Untuk proyek mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang puisi


dan prosa, selain fitur Sumber Belajar, peserta didik dapat
diarahkan untuk membuka fitur pendukung Karya Bahasa dan
Sastra.

Gambar 8: Tampilan Beranda Karya Bahasa dan Sastra

Untuk mencari referensi pada fitur ini, peserta didik


diarahkan untuk masuk sebagai peserta didik dan mencari
bahan sesuai dengan kategori yang tersedia, yaitu: prosa,
puisi, dan referensi.

Gambar 9: Pilih Kategori, Lihat Konten Terbaru, Baca Buku Online

5) Untuk proyek mata pelajaran IPS dan seni budaya, selain


fitur Sumber Belajar, peserta didik dapat diarahkan untuk
membuka fitur Peta Budaya. Pilih salah satu provinsi yang
akan dilihat budayanya atau langsung masuk ke link
berikut:
https://belajar.kemdikbud.go.id/PetaBudaya/Konten/Peta
Budaya/66

Gambar 10: Tampilan Awal Peta Budaya


Selanjutnya peserta didik dapat diarahkan untuk memilih
konten budaya yang tersedia pada sebelah kanan halaman
tampilan atau memilih lokasi budaya yang tersedia pada
sebelah kiri halaman tampilan.

Gambar 11. Memilih Lokasi Budaya, Melihat Konten Terbaru,


Mengunduh Konten/Materi

Anda dapat membuat petunjuk untuk peserta didik ketika


memanfaatkan sumber belajar melalui internet, sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

c. Melakukan penilaian terhadap tugas proyek peserta didik. Pada


penilaian tugas proyek perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Kemampuan pengelolaan, yakni kemampuan peserta didik
dalam memilih tema/topik yang relevan dengan bahasan
materi pelajaran, mengelola waktu (tugas, materi dan aktivitas)
sesuai perencanaan proyek, mencari serta menemukan
informasi/produk sesuai dengan jenis tugas proyek dan
penulisan laporan.
2) Relevansi yaitu kesesuaian hasil tugas proyek dengan materi
pelajaran yang diberikan Pendidik dengan mempertimbangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik dalam
pembelajaran.
3) Keaslian, yaitu produk atau hasil karya tugas proyek yang
dikerjakan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri
baik secara individu maupun kelompok.

2. Discovery-Inquiry Learning
Model ini merupakan model pembelajaran berbasis penemuan
dimana peserta didik tidak menerima konsep atau materi dalam
bentuk final. Peserta didik diminta untuk menemukan sendiri cara
atau langkah-langkah belajarnya dalam menemukan suatu konsep.
Masalah-masalah yang diberikan biasanya berupa pembuktian.
Berdasarkan prosedur model pembelajaran Discovery-inquiry
Learning yang memanfaatkan sumber Belajar, beberapa langkah
yang harus dilakukan pendidik, yaitu:
a. Pendidik harus melakukan persiapan sebelum pembelajaran di
kelas dimulai. Adapun beberapa persiapan yang harus dilakukan
pendidik, sebagai berikut:
1) Memberikan pengenalan ke peserta didik mengenai portal
Rumah Belajar, registrasi dan pemanfaatannya. Sehingga
peserta didik sudah memahami dan bisa mengakses rumah
belajar dengan baik.
2) Pendidik mengidentifikasi topik pada konten sumber belajar
yang pembelajarannya dapat dikemas dengan model
pembelajaran discovery-inqury learning. Konten dari sumber
belajar disesuaikan dengan karakteristik topik /materi
pelajaran yang menuntut pembentukan ketrampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTs).
3) Pendidik merumuskan stimulus untuk diberikan kepada
peserta didik dalam mengawali/mengantar peserta didik
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
discovery-inqury learning. Dalam merumuskan stimulus ini
Pendidik bisa menggunakan konten sumber belajar, baik
materi atau katalog medianya untuk dikemas sesuai
kebutuhan Pendidik. Apabila materi yang terdapat di sumah
Belajar belum mencukupi untuk kebutuhan Pendidik dalam
merumuskan stimulus, maka Pendidik dapat mencari dari
sumber lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4) Pendidik menentukan aneka sumber belajar yang tersedia di
sekolah yang bisa dimanfaatkan peserta didik dalam
melakukan sintaks pengumpulan data sebagai bahan
merumuskan kesimpulan. Aneka sumber belajar ini bisa
berupa buku, internet, alam/lingkungan sekitar, perpustakaan,
laboratorium dsb.
5) Pendidik mengidentifikasi ketersediaan sarana prasarana TIK
di sekolah (laptop, LCD, dsb) yang bisa dimanfaatkan dalam
pembelajaran.
6) Pendidik membagi kelompok peserta didik dengan
menggabungkan semua level kognitif (rendah, sedang, dan
tinggi).

b. Guru mengawali dengan menyampaikan topik bahasan dan


tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan pemberian stimulus ke
siswa (sintaks 1: stimulus). Kemudian mengarahkan siswa untuk
berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah
disiapkan guru. Guru mengarahkan tahapan aktivitas belajar ke
siswa yang meliputi:
1) Siswa membahas stimulus yang telah diberikan gurunya di
masing-masing kelompok, lalu diskusi mengidentifikasi
berbagai persoalan/ menemukan masalah yang ada dalam
materi tersebut (sintaks 2: probem statement).
2) Siswa berbagi tugas dalam kelompoknya untuk
mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan, dari aneka sumber
belajar yang tersedia di lingkungan sekolah (sintaks 3: data
collection). Siswa dapat membaca literature (buku, internet,
konten sumber Belajar), praktikum atau observasi untuk
memperoleh data dan informasi untuk menjawab
permaslahan yang telah dirumuskan, sehingga bisa memahami
konsep/materi, dan memperoleh pengetahuan yang cukup
tentang topik yang sedang dipelajari. Dalam hal ini siswa
diberi keleluasaan untuk menggali lebih luas persoalan yang
telah dibuat berdasarkan pemahaman dari konten tersebut,
melalui perngumpulan berbagai informasi yang relevan
dengan cara membaca literatur baik secara online maupun
offline, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber
atau melakukan uji coba sendiri dan lain-lain oleh siswa.
3) Siswa mendiskusikan data/informasi yang telah diperoleh
masing-masing anggota kelompok kemudian mengolah,
menganalisis dan menarik kesimpulan untuk memecahkan
masalah (sintaks 4: Data prossesing). Jika terjadi kebuntuan,
maka siswa aktif mengeksplorasi untukmencari alternative
solusi terhadap masalah yang telah dirumuskan masing-
masing kelompok. Guru memantau diskusi setiap kelompok
dan memberikan arahan jika diperlukan.
4) Siswa secara berkelompok melakukan pembuktian dari
pernyataan/permaslahan yang telah dirumuskan
(berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah ada)
dengan cara kerja yang dirumuskan siswa, kemudian
mendokumentasikan langkah-langkah dan hasil pembuktian
(sintaks 5: Verification). Kemudian mempresentasikan hasil
kelompok di depan kelas dan mendengarkan masukan dari
kelompok lain untuk diakomodir, jika ada yang masih belum
dipahami maka siswa aktif bertanya/mengklarifikasi ke guru
sebagai Pendidik diskusi. Sebelum mempresentasikan hasil
diskusi kelompok ini, siswa mengetik bahan presentasi di
laptop, kemudian menggunakan LCD proyektor dalam
pemaparannya.
5) Siswa secara berkelompok melakukan penarikan kesimpulan
atau generalisasi berdasarkan hasil verifikasi yang telah
dipresentasikan dan masukan dari kelompok lain. (sintaks 6:
Generalization)
Aktivitas belajar pada model pembelajaran discovery-inquiri
ini dominan dilaksanakan oleh siswa yaitu sintaks 2 s/d
sintaks 6.

c. Setelah siswa berhasil melakukan generalisasi atau penarikan


kesimpulan dari suatu permasalahan sesuai tujuan pembelajaran,
maka guru perlu melakukan evaluasi untuk mengukur
pemahaman (kompetensi pengetahuan) yang telah diperoleh
siswa. Bentuk evaluasi yang diterapkan beragam sesuai
karakteristik topik pembelajarannya. Dalam evaluasi ini, guru
dapat menggunakan simulasi dan latihan dalam sumber belajar,
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar / (jika topiknya
tersedia di sumber belajar. Guru juga dapat menyusun soal
evaluasi sendiri sesuai dengan kebutuhan guru, kemudian
memanfaatkan aplikasi kuis online (seperti Kahoot.it dsb)
sebagai variasi dalam mengkondisikan evaluasi belajar yang
lebih menyenangkan bagi siswa.
BAB 4
LANGKAH-LANGKAH UMUM PEMANFAATAN
FITUR RUMAH BELAJAR

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab 2, Rumah Belajar terdiri


dari delapan fitur utama yaitu Sumber Belajar, Buku Sekolah Elektronik
(BSE), Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah
Angkasa, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)/Diklat
Online, dan Kelas Maya. Berikut ini langkah-langkah umum yang dapat
dijadikan pedoman bagi pendidik ketika akan memanfaatkan fitur
Rumah Belajar.

A. SUMBER BELAJAR
1. Pembelajaran berbasis TIK memanfaatkan Sumber Belajar
Pemanfaatan fitur Sumber Belajar pada portal rumah belajar
dalam pembelajaran, dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk
sebagai berikut:
a. Sumber Belajar sebagai referensi belajar bagi peserta didik
1) Sumber belajar sebagai media belajar siswa. Sumber belajar
yang menyediakan katalog media (yang berisi konten-konten
audio, animasi, visual, audiovisual dsb) serta topik-topik
pembelajaran untuk jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP dan
SMA bisa dijadikan media belajar tambahan bagi siswa.
Selain belajar materi dari guru dan buku pelajaran di
sekolahnya, siswa dapat belajar secara mandiri di sumber
belajar sebagai pengayaan ataupun tambahan wawasan
untuk melengkapi pengetahuan yang diperolehnya di
sekolah. Sumber belajar yang bisa diakses siswa di Rumah
Belajar meliputi: bahan belajar Materi Pokok, Modul Online,
dan Learning Object. Seluruh materi yang di unggah di fitur
sumber belajar, bisa langsung diakses (dibaca secara online
melalui perangkat komputer atau smartphone yang
terhubung internet) atau bisa di pelajari secara offline
setelah siswa mengunduh file materi tersebut dan
menyimpannya dalam perangkat komputer.
2) Sumber belajar sebagai media evaluasi pembelajaran siswa.
Dalam penyajian materi di setiap topik yang tersedia di
sumber belajar, terdapat simulasi latihan maupun soal-soal
test yang bisa digunakan siswa sebagai alat evaluasi untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajarinya.

b. Sumber Belajar sebagai sarana penerapan pembelajaran


berbasis TIK bagi guru
1) Sumber belajar sebagai referensi tambahan bagi guru dalam
menyiapkan bahan ajar.
Seperti halnya pada siswa, guru memanfaatkan sumber
belajar sebagai referensi tambahan dalam menyediakan
bahan-bahan ajar bagi siswanya. Dalam hal ini guru
mengarahkan siswa untuk mempelajari topik-topik tertentu
sesuai kebutuhan untuk pengayaan pembelajaran siswa,
menayangkan materi yang terdapat di sumber belajar untuk
kemudian di bahas bersama dengan siswa. Guru dapat juga
mengambil sebagian saja dari materi yang terdapat dalam
sumber belajar untuk ditambahkan pada bahan ajar guru.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dalam pembuatan
konten pembelajaran yang akan disampaikan ke siswa, guru
dapat mengidentifikasi konten yang tersedia, kemudian
mempelajarinya dan mengunduh file tersebut dari sumber
belajar untuk disimpan di perangkat komputernya.
Selanjutnya Guru memanfaatkan materi sumber belajar dan
katalog media (audio,visual, audio visual) yang tersedia di
sumber belajar sesuai topik yang akan disampaikan, dengan
memasukkannya ke dalam rencana pembelajaran (RPP) nya
dan kemudian menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

2) Sumber belajar sebagai sarana guru melaksanakan evaluasi


pembelajaran secara online di kelas. Setiap topik yang
tersedia di sumber belajar juga terdapat simulasi tes dan
soal-soal latihan interaktif yang digunakan guru untuk
melaksanakan evaluasi pembelajaran secara online untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkannya. Guru menugaskan siswa untuk langsung
mengakses simulasi test dan soal-soal latihan secara online
di rumah belajar atau guru menayangkan dengan bantuan
LCD proyektor di depan kelas, kemudian siswa mengerjakan
di lembar kertas masing-masing. Guru juga menggabungkan
dengan evaluasi yang disusunnya sendiri di tambahkan
dengan evaluasi yang terdapat di sumber belajar.

3) Sumber Belajar sebagai sarana guru dalam mengembangkan


kreativitas dan suasana belajar. Guru memanfaatkan katalog
media yang tersedia di dalam sumber belajar, baik sebagian
ataupun seluruhnya untuk dikemas ulang dan atau
ditambahkan dalam bahan ajarnya di kelas. Hal tersebut
mendorong guru untuk lebih berkreatif dalam menyiapkan
dan mengemas bahan ajarnya. Dengan adanya aneka konten
dan media dari sumber belajar yang dimanfaatkan oleh
guru, maka pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pun akan
semakin bervariatif. Sehingga pemanfaatan materi, konten
dan katalog media dalampembelajaran di kelas oleh guru,
dapat memberi pengalaman belajar yang berbeda kepada
siswa, sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih dinamis
dan lebih menyenangkan, serta lebih memotivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran, sehingga materi yang
disampaikan guru akan lebih mudah dipahami siswa.

4) Sumber Belajar sebagai sarana guru berinovasi dalam


pembelajaran. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis
TIK yang memanfaatkan sumber belajar pada portal rumah
belajar ini, secara otomatis guru akan bereksperimen dengan
berbagai model pembelajaran sesuai tuntutan topik
pembelajaran. Penerapan model belajar tertentu dengan
dikombinasikan pemanfaatan konten dan materi dalam
sumber belajar akan membuat guru mulai untuk mengubah
model pembelajarannya kearah yang lebih interaktif dimana
pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Oleh karena itu
guru harus dibekali dengan pengetahuan tentang
pemanfaatan TIk dan model-model pembelajaran yang
uptodate serta perlu dilatih dan dibiasakan untuk menyusun
skenario pembelajaran (RPP) berbasis TIK sebelum
melaksanakan pembelajarnnya di kelas.

2. Strategi Pemanfaatan Fitur Sumber Belajar dalam


Pembelajaran
a. Persiapan
Persiapan dalam pemanfaatan sumber belajar meliputi
persiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelancaran
pembelajaran yang akan dilaksanakan baik yang menyangkut
kondisi pengguna(siswa/guru) maupun sarana prasarana TIK
yang tersedia. Persiapan ini harus dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi masing-masing pengguna. Adapun langkah-
langkah persiapan sebagai berikut:
1) menyiapkan perangkat komputer/laptop/tablet ataupun
smartphone yang sudah terkoneksi dengan internet.
2) Kemudian membuka rumah belajar dengan menggunakan
browser yang tersedia di perangkat anda, dengan alamat
URL http://belajar.kemdikbud.go.id. Portal rumah belajar
dapat dibuka melalui berbagai macam aplikasi browser yang
ada, seperti google chrome, Mozilla firefox, opera browser,
safari browser, Microsoft Internet explorer, Microsoft Edge
Browser, serta aplikasi-aplikasi brower pada perangkat
komputer/tablet/smartphone yang dimiliki masing-masing
pengguna.
3) Menyiapkan media penyimpanan data seperti
flashdisk/USB/ ekternal hardisk atau perangkat komputer
untuk menyimpan materi yang diunduh agar bisa
dimanfaatkan secara offline.

b. Strategi Pemanfaatan Sumber Belajar


Sumber belajar merupakan fitur kumpulan bahan belajar
digital, baik yang berupa teks, gambar, audio, video, animasi
dan simulasi yang dapat memperkaya dan memudahkan guru
dan siswa untuk memahami materi pembelajaran. Pemanfaatan
sumber belajar yaitu pemanfaatan konten rumah belajar yang
telah tersedia (baik sebagai sumber belajar maupun sebagai
alat bantu pembelajaran). Bagi siswa pemanfaatan sumber
belajar lebih sederhana, siswa hanya butuh membuka rumah
belajar dengan alamat http://belajar.kemdikbud.go.id,
kemudian memilih fitur Rumah belajar dan selanjutnya
mengidentifikasi topik-topik yang dibutuhkan kemudian
mengaksesnya, dengan cara mempelajarinya langsung secara
online ataupun secara offline dengan mengunduh file materinya
terlebih dahulu dan menyimpan hasil unduhan tersebut di
perangkat komputernya atau alat penyimpan data lainnya. Pola
dan strategi pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran
di sekolah berdasarkan pengguna nya dapat dikelompokkan
menjadi 2 macam pemanfaatan yaitu pemanfaatan sumber
belajar bagi siswa dan bagi guru.
1) Bagi siswa
Pemanfaatan fitur Sumber Belajar sebagai sumber belajar
mandiri dan pengayaan bagi siswa. Adapun strategi
pemanfaatan sumber belajar bagi siswa dapat dibedakan
menjadi dua strategi pemanfaatan:
a) Pemanfaatan secara bebas
Pemanfaatan secara bebas artinya fitur Sumber Belajar
itu digunakan tanpa kontrol atau diawasi. Hal itu
dilakukan dengan harapan fitur Sumber Belajar itu akan
digunakan oleh banyak siswa sebagai bahan belajar
mandiri. Pemanfaatan fitur Sumber Belajar akan
digunakan menurut kebutuhan masing-masing artinya
dapat digunakan sebagai bahan belajar untuk pengayaan
atau sumber untuk peserda didik melakukan eksplorasi
sendiri. Biasanya siswa yang memanfaatkan fitur
Sumber Belajar sebagai sumber belajar dilakukan secara
perorangan tidak dituntut untuk mencapai tingkat
pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan
untuk memberikan umpan balik kepada siapa pun dan
juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian.
b) Pemanfaatan fitur Sumber Belajar secara terkontrol.
Pemanfaatan fitur Sumber Belajar secara terkontrol
mengandung arti bahwa fitur Sumber Belajar itu
digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur
secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Biasanya siswa diatur dalam berbagai kelompok belajar.
Sebelum memanfaatkan fitur Sumber Belajar, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau
ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya mereka dapat
belajar dari fitur Sumber Belajar itu secara berkelompok
atau secara perorangan. Anggota kelompok diharapkan
dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam
bekerja sama untuk memecahkan masalah,
memperdalam pemahaman, atau menyelesaikan tugas-
tugas tertentu.
Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk
keperluan evaluasi ini dalam kelas dapat diatur oleh
pendidik. Penilaian juga dapat dilakukan oleh
gurusecara manual

2) Bagi Guru
Secara garis besar, pola pemanfaatan fitur sumber belajar
bagi guru bisa dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Pemanfaatan Sumber Belajar sebagai bahan referensi
pembelajaran
Bahan belajar yang tersedia di fitur Sumber Belajar
dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi guru untuk
mengajar dan merancang pembelajaran. Tentunya
guruharus mengidentifikasi terlebih dahulu topik-topik
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diperlukan.
Materi ajar, media, soal-soal latihan dan tes dapat
digunakan sebagai bahan tambahan dalam melakukan
pembelajaran di kelas.
b) Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pengembangan
Bahan Ajar
Guru dalam melaksanakan pembelajaran harus memiliki
atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan
kurikulum, karakteristik sasaran, tuntutan pemecahan
masalah belajar. Oleh karena itu guru sebaiknya
mengembangkan bahan belajar sendiri karena guru
lebih mengetahui bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta
didiknya. Pengembangan bahan ajar yang sederhana
dapat menggunakan media bahan belajar presentasi
salah satunya dengan menggunakan powerpoint. Dalam
menyusun bahan belajar presentasi power point ini,
guru dapat memanfaatkan media-media yang terdapat
di fitur Sumber Belajar. Media tersebut tentunya harus
dipilih dan disesuaikan dengan materi yang akan
dikembangkan kemudian disusun kembali menjadi
bahan belajar presentasi yang kaya dengan media
sehingga dapat menyajikan bahan belajar yang menarik.
c) Pemanfaatan Sumber Belajar sebagai media
pembelajaran di kelas
Fitur Sumber Belajar dapat dimanfaatkan sebagai media
untuk melakukan demonstrasi. Pemanfaatannya pun
dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam
situasi kelas. Situasi ini dimungkinkan dilaksanakan
pada kelas yang hanya tersedia satu laptop (komputer)
dan satu LCD proyektor. Guru mendemonstrasikan salah
satu konten yang tersedia di fitur Sumber belajar dan
peserta didik diminta untuk mengamati serta mencatat
peristiwa yang terjadi. Kemudian guru memandu untuk
melakukan diskusi untuk meningkatkan pemahaman
siswa.

Pola pemanfaatan sumber belajar oleh guru baik sebagai


referensi belajar, pengembangan bahan ajar maupun
media/alat bantu pembelajaran tersebut, harus direncanakan
terlebih dahulu dengan lebih detail dan dituangkan dalam RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam pemanfaatan
sumber belajar tersebut, perlu digabungkan dengan penerapan
variasi berbagai model/pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Secara rinci
strategi pemanfaatan sumber belajar bagi guru diatas dapat
diuraikan dalam tahapan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi Konten Sumber Belajar
Menu-menu yang tersedia di fitur Sumber Belajar offline
terdiri atas bahan belajar interaktif untuk jenjang
SD/SMP/SMA/SMK. Bahan belajar interaktif berisi bahan
belajar untuk mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Tiap topik dari materi disajikan secara
menarik dan interaktif yang dilengkapi dengan animasi,
simulasi, latihan dan tes berdasarkan kurikulum untuk
siswa SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Mata pelajaran yang
tersedia pada jenjang SD/sederajat yaitu IPA, IPS, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Agama Islam, PKn
dan Budi Pekerti. Pada jenjang SMP/sederajat terdapat
matapelajaran, IPA Fisika, Kimia, Biologi, IPS Geografi,
Sejarah, Ekonomi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, PKn, Agama Islam, dan TIK. Sedangkan dalam
matapelajaran SMA/sederajat terdapat IPA Fisika, Kimia,
Biologi, IPS Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi Koperasi,
Akuntansi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
dan TIK.

Gambar 13: Konten Sumber Belajar


Bahan belajar interaktif ini dapat dimanfaatkan baik secara
klasikal maupun individual. Guru dapat meminta siswa
untuk mempelajari bahan belajar interaktif sesuai dengan
pelajaran yang sedang dipelajari di sekolah atau digunakan
secara individu oleh siswa untuk memantapkan
pemahaman terhadap materi yang diajarkan di sekolah.
Hasil identifikasi konten-konten pada sumber belajar (yang
dibutuhkan dan sesuai dengan materi pembelajaran yang
akan digunakan), dapat dirangkum dalam tabel sebagai
berikut.

Jenjang Mata Topik Jenis Media


Pendidikan Pelajaran

SMP IPA Sistem Bahan belajar


manusia interaktif
ekskresi (Gambar,video,
modul)
....... ....... ....... .......

2) Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


terintegrasi TIK dengan memanfaatkanan media pada
sumber belajar
Setelah melakukan identifikasi konten, topik dan media
yang akan digunakan, langkah selanjutnya guru mendisain
rencana pembelajaran. Hal tersebut diawali dengan
penyusunan jadwal dan aktivitas pembelajaran yang akan
dimasukkan ke dalam RPP nya. Penjadwalan pemanfaatan
konten disusun berdasarkan ketersediaan perangkat,
kesiapan guru, dan ketersediaan konten di sumber belajar.
Dalam menentukan aktivitas pembelajaran berbasis TIK,
harus tetap beracuan pada tujuan belajar yang akan dicapai.
Hasil penentuan aktivitas pembelajaran dan penjadwalan
pemanfaatan sumber belajar dapat dirangkum dalam tabel
berikut:
Hari/ Jam Mata Pelajaran Topik Aktivitas
pembelajaran
yang
memanfaatkan
TIK
Hari:... IPA Sistem Melihat
manusia tayangan,
Jam:......
ekskresi mencari sumber
materi,

Diskusi dan
presentasi

....... ....... ....... .......

Setelah melakukan identifikasi topik dan media dalam


sumber belajar yang akan digunakan dan menentukan
aktivitas pembelajaran, sebelum mendesain pembelajaran
berbasis TIK yang memanfaatkan sumer belajar, maka
guru harus melakukan identifikasi kebutuhan dan
ketersediaan sarana TIK, serta model/pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan topik RPPnya. Berikut
contoh tabel hasil identifikasinya:

Sarana TIK yang Mata Pelajaran Topik Model


dibutuhkan/yang pembela
tersedia jaran
Komputer/laptop IPA Sistem Proble
manusia m
Infokus, ppt, server
ekskresi Based
Learni
ng

....... ....... .......

Selanjutnya mendisain pembelajaran yang memanfaatkan


TIK dan memasukan model-model pembelajaran inovatif
yang sesuai,dan dituangkan dalam bentuk RPP. Beberapa
model/pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan
dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK yang
memanfaatkan sumber belajar adalah sebagai berikut:
a) Presentasi Klasikal
Model pembelajaran klasikal merupakan model
pembelajaran yang bersifat klasikal dan dilakukan
dengan jumlah peserta belajar dalam jumlah besar
dalam suatu kelas. Metode ini dilakukan untuk materi
materi bersifat umum dan teoritis. Metode
pemanfaataan sumber belajarnya dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
• Guru mencari dan mendownload referensi materi di
sumber belajar yang sesuai dengan topik yang akan
diajarkan di kelas
• Guru presentasi materi sesuai topik pilihan
• Media presentasi bisa berupa; video, audio,
multimedia, BSE, ppt, dll sesuai topik yang tersedian
di sumber belajar
• Perangkat yang digunakan; laptop dan LCD projector
,mix
• siswa tidak harus memegang laptop
• Siswa diberi kesempatan untuk tanya jawab
• Guru memberikan tugas tindak lanjut

b) Bimbingan dan Tutorial


Metode bimbingan dan tutorial dilakukan secara
spesifik materi-materi yang bersifat praktek dan
pemahamannya menggunakan prosedur-prosedur yang
dipersyaratkan agar siswa menguasai kompetensinya.
Metode dilakukan dengan karakteristik dan tahapan
sebagai berikut:
• Siswa dikelompokkan sesuai jumlah laptop yng
tersedia
• Guru menyiapkan materi sumber belajar yang akan
digunakan bimbingan dan tutorial pada laptop dan
LCD projector.
• Siswa mengikuti langkah-langkah belajar yang
disajikan oleh guru
• Siswa diberi tugas untuk melanjutkan eksplorasi
pada laptop masing-masing kelompok
• Guru memonitor, dan memberikan bimbingan
secara berpindah dari satu kelompok ke kelompok
lainnya.
• Guru memberikan respon dan apresiasi untuk semua
pekerjaan siswa
• Guru memberikan tugas tindak lanjut

c) Pembelajaran Individual
Metode pembelajaran individual bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa secara mandiri
tentang materi yang diberikan. Pembelajaran individual
digunakan sebagai sarana penilaian guru berupa tugas.
Pembelajaran individual dilakukan dengan tahapan:
• Guru menyiapkan tugas secara tertulis dan diberikan
kepada siswa
• Siswa dapat mengerjakan tugas individual di luar
jam sekolah
• Laptop bisa digunakan secara bergantian
• Tugas yang sudah dikerjakan dimasukkan ke dalam
satu folder
• Guru memeriksa dan memberikan respon untuk
setiap tugas secara tertulis (comment) pada file
siswa dan memberikannya kembali kepada siswa
• Siswa memperbaiki tugas berdasarkan saran guru
• Guru memberikan apresiasi dan mempresentasikan
tugas-tugas siswa pada kesempatan pertemuan tatap
muka.
• Guru memberikan tugas lanjutan.

d) Diskusi Kelompok Kecil


Metode diskusi kelompok kecil bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang
diberikan guru melalui studi studi kasus yang terkait
dengan materi serta sebagai sarana penilaian guru
dalam kerja kelompok. Model ini aktivitas
pembelajaran semacam PBL (Problem Based Learning).
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
• Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (3-5 siswa)
sesuai jumlah laptop yang tersedia.
• Guru menyiapkan topik diskusi berupa sejumlah
pertanyaan (masalah), yang jawabannya perlu dicari
dari sumber belajar pada laptop masing-masing or
pd hard disk memory.
• Guru memberikan tips arahan langkah-langkah
diskusi kelompok kecil
• Siswa melaksanakan diskusi sesuai topik dan salah
seorang siswa menjadi moderator diskusi dan satu
orang lainnya menjadi pencatat hasil diskusi.
• Guru memonitor dan memberikan arahan pada
setiap kelompok.
• Siswa menuliskan hasil diskusi dan menyimpannya
pada satu folder.
• Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
masing-masing.
• Guru memberikan respon positif dan apresiasi untuk
setiap hasil diskusi.
• Guru memberikan tugas lanjutan.

e) Project Based Learning


Metode pembelajaran dengan pendekatan kelompok
untuk menemukan solusi atas masalah yang diberikan
guru untuk didiskusikan. Model ini aktivitas
pembelajarannya serupa Problem Based Learning, tapi
tugas yang diberikan kepada siswa bukan dalam bentuk
pertanyaan atau masalah, melainkan sebuah tugas
untuk membuat (memproduksi) sesuatu secara
kelompok. Hasil metode pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai salah satu portofolia pembelajaran.
Metode pembelajaran ini dilakukan dengan tahapan:
• Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (3-5 siswa)
sesuai jumlah laptop yang tersedia
• Guru menyiapkan tugas (project) yang harus
dikerjakan oleh siswa yang bahan-bahannya dapat
diperoleh dari sumber belajar pada laptop masing-
masing.
• Tugas bisa berupa pembuatan materi presentasi
ataupun karya tulis, dll
• Guru memberikan tips arahan langkah-langkah kerja
kelompok
• Siswa melaksanakan pekerjaan sesuai tugas. Tugas
dapat diselesaikan di luar jam belajar.
• Salah seorang siswa menjadi pimpinan project
• Guru memonitor dan memberikan arahan pada
setiap kelompok.
• Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
masing-masing.
• Guru memberikan respon positif dan apresiasi untuk
setiap hasil kelompok.
• Guru memberikan tugas lanjutan.

3) Penerapan RPP terintegrasi TIK yang memanfaatkan


sumber belajar dalam pembelajaran di kelas
Dalam hal penerapan pembelajaran terintegrasi TIK ini, hal
yang terpenting adalah guru harus menyusun RPP yang
memanfaatkan sumber belajar terlebih dahulu, kemudian
menyusun jadwal penerapan RPPnya, dan berusaha
konsiten dalam penerapan jadwal dan RPP tersebut.
B. BSE (BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK)
Bagaimana cara memanfaatkan Fitur “BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK” ?

1. Persiapan

Untuk dapat memanfaatkan fasilitas BSE, sekolah atau masyarakat


harus memiliki jaringan internet dan beberapa perangkat teknologi
lainya seperti: komputer beserta perangkat lunak (software)
pendukungnya diantaranya; Adobe Acrobat Reader, WinRar
maupun Adobe Flash 9 Player. Dari kesemua perangkat lunak yang
dibutuhkan, Kemendikbud telah menyediakan dalam website BSE
dan masyarakat dapat mengunduhnya secara gratis.

2. Pelaksanaan

Berikut langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam


memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik (BSE):

a) Komputer terkoneksi dengan internet.

b) Buka alamat Portal Rumah Belajar di


http://belajar.kemdikbud.go.id

c) Pilihlah Fitur “BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK” dengan cara Klik


simbol atau ikon “BUKU” sehingga muncul tampilan halaman
BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK pada jendela window yang baru.

d) Pilih Kurikulum tersedia kurikulum 2013 dan KTSP

e) Pilih jenjang pendidikan yang tersedia : SD, SMP, SMA, SMK

f)Pada pilihan jenjang pendidikan SD tersedia pilihan kelas : 1, 2, 3,


4, 5 dan 6.

g) Pada pilihan jenjang pendidikan SMP tersedia pilihan kelas : 7,


8, dan 9.

h) Pada pilihan jenjang pendidikan SMA dan SMK tersedia pilihan


kelas : 10, 11, dan 12.

i)Materi yang disediakan berdasarkan jenjang pendidikan dan


tingkatan kelasnya.
j) User dapat memilih buku dengan klik gambar atau judul buku
yang tampil pada layar komputer.

k) User dapat langsung membaca secara online atau


mendowloadnya.

l) Untuk mendownload BSE Anda akan diminta untuk mendaftar


atau register terlebih dahulu. Setelah terdaftar Anda akan dapat
mengakses semua fitur yang disediakan. Silakan baca buku
petunjuk teknis BSE.

3. Penilaian/Tindak Lanjut

BSE dikembangkan dengan tujuan:

a) menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa;

b) merangsang siswa untuk berpikir kreatif dengan bantuan


teknologi informasi dan komunikasi;

c) memberi peluang kebebasan untuk menggandakan, mencetak,


memfoto-copy, mengalihmediakan, dan/atau memperdagangkan
BSE tanpa prosedur perijinan, dan bebas biaya royalti sesuai
dengan ketentuan yang diberlakukan Menteri;

d) memberi peluang bisnis bagi siapa saja untuk menggandakan


dan memperdagangkan dengan proyeksi keuntungan 15%
sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan Menteri.

C. BANK SOAL
1. Persiapan
Persiapan pembelajaran pada dasarnya merupakan
gambaran rencana (skenario) yang memproyeksikan mengenai
beberapa aktivitas dan tindakan yang akan dilakukan pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Pada prinsipnya dalam
perencanaan pembelajaran terdapat empat komponen utama,
yaitu: materi/bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
Komponen tujuan berfungsi untuk menentukan arah kegiatan
pembelajaran. Dari rumusan tujuan pembelajaran harus sudah
terproyeksikan bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran
serta kemampuan-kemampuan yang harus dimilikisiswa sebagai
hasil belajar. Rumusan tujuan pembelajaran tidak hanya
menggambarkan hasil, tetapi juga menggambarkan kegiatan atau
proses.

Kegiatan belajar mengajar yang tercakup dalam perencanaan


pembelajaran pada intinya berisi mengenai deskripsi
materi/bahan ajar, metode pembelajaran, dan alat/media
pembelajaran. Penetapan bahan ajar yang akan berfungsi untuk
memberi makna terhadap upaya pencapaian tujuan. Bahan
belajar yang disediakan oleh guru dapat berupa media cetak atau
non cetak, seperti multimedia pembelajaran, video pembelajaran,
atau video tutorial. Siswa juga dapat memperoleh bahan belajar
dari sumber belajar lain, seperti dari internet atau buku
penunjang lainnya.

Evaluasi sebagai komponen terakhir dalam perecanaan


pembelajaran berfungsi untuk mengukur sejauhmana tujuan
pembelajaran telah tercapai dan tindakan apa yang harus
dilakukan apabila tujuan tersebut belum tercapai. Evaluasi untuk
mengukur hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti penugasan atau pengerjaan latihan. Evaluasi hasil belajar
yang bertujuan mengukur kognitif atau pengetahuan siswa, dapat
dilakukan melalui web atau aplikasi. Selain mempersiapkan
rencana pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan
guru ketika akan menggunakan aplikasi atau web untuk
melakukan evaluasi secara online, yaitu:

a. mempersiapkan soal-soal berbentuk pilihan ganda yang akan


dimasukkan dalam aplikasi Bank Soal;
b. menentukan bentuk evaluasi yang akan digunakan, misalnya:
latihan, ulangan, atau ujian;
c. menginformasikan kepada siswa tentang Rumah Belajar dan
menginstruksikan kepada mereka untuk mendaftar sebagai
pengguna di Rumah Belajar. Pengenalan Rumah Belajar dan
cara melakukan evaluasi secara online dapat dilakukan guru
di luar jam pembelajaran;
d. jika siswa diperbolehkan untuk membawa hp/tab ke sekolah,
maka evaluasi online dapat dilakukan dengan menggunakan
hp/tab;
e. jika siswa tidak diperbolehkan untuk membawa hp/tab,
siswa diinformasikan untuk membawa laptop; dan
f. untuk evaluasi yang bersifat ulangan atau ujian, dapat
memanfaatkan lab komputer jika memungkinkan.

2. Pelaksanaan
Dalam implementasi pembelajaran, dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun oleh
guru. Pada contoh RPP, dapat dilihat bahwa pada pertemuan
pertama guru menggunakan metode diskusi dan presentasi. Guru
menyajikan tayangan video pembuatan larutan gula dan larutan
cuka, kemudian siswa diminta untuk menyimak dan mengamati
tayangan tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk membuat
pertanyaan-pertanyaan yang relevan terkait tayangan yang telah
diamati. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
teridentifikasi, siswa berdikusi dalam kelompok. Siswa dapat
memperoleh jawaban tersebut dari buku pelajaran, internet, atau
sumber lainnya.
Dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan TIK, dalam
hal ini internet sebagai salah satu sumber informasi, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan guru, antara lain:
a. dapat menginformasikan kepada siswa untuk membawa
hp/tab/laptop dengan memanfaatkan wifi yang sudah tersedia
di sekolah;
b. dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah yang sudah
menyediakan komputer untuk mencari sumber informasi
selain buku;
c. dapat juga memanfaatkan lab komputer jika memungkinkan.

Guru dapat mengatur proses pembelajaran yang


mengintegrasikan TIK sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan perangkat TIK di sekolah. Data-data yang telah
dikumpulkan siswa berdasarkan pertanyaan yang teridentifikasi,
disimpulkan dan dipresentasikan kepada kelompok lain agar
mendapat tanggapan dan umpan balik. Presentasi dapat
dilakukan dengan memanfaatkan laptop dan LCD proyektor, jika
guru telah merencanakan untuk menggunakan TIK pada saat
presentasi. Apabila presentasi dilakukan secara konvensional,
maka siswa dapat diminta untuk membuat poster berdasarkan
hasil diskusi kelompok.

3. Penilaian dan Umpan Balik


Hasil evaluasi merupakan informasi yang sangat berguna bagi
guru, siswa, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Hasil evaluasi di
kelas dapat dianalisis untuk memperoleh informasi yang akurat
untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Pada contoh rencana
pembelajaran, guru memanfaatkan aplikasi Bank Soal untuk
melakukan penilaian kognitif. Guru telah mempersiapkan soal-
soal yang akan dikerjakan oleh siswa pada saat latihan.
Mekanisme pengerjaan latihan secara online dapat dilakukan
dengan beberapa cara, sebagai berikut:

a. Sequential Model
Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas
terbatas (misalnya hanya empat atau unit komputer) dan
para siswa tidak diperkenankan membawa hp/tab/laptop.
Para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran
menggunakan komputer untuk mengerjakan latihan secara
online. Soal yang telah disiapkan guru untuk penilaian
kognitif ini tidak perlu terlalu banyak, mungkin hanya 5 soal
yang dapat mewakili ketercapaian indikator tujuan
pembelajaran. Waktu pengerjaan latihan untuk setiap anak
dapat diseting sesuai dengan kondisi sarana yang tersedia
dan jam pelajaran yang digunakan.
b. Laboratory Model
Model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di
sekolah/laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan
internet, di mana siswa dapat menggunakannya secara lebih
leluasa (satu siswa satu komputer). Penilaian dapat
dilakukan pada jam pelajaran dan jumlah soal yang
disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.
c. Menggunakan hp/tab/laptop siswa untuk mengerjakan
latihan secara online di kelas. Siswa dapat memanfaatkan
wifi yang tersedia di sekolah. Penilaian dapat dilakukan pada
jam pelajaran dan jumlah soal yang disesuaikan dengan
alokasi waktu yang telah direncanakan.

Pengerjaan latihan secara online oleh siswa dapat dilakukan


berulang-ulang selama evaluasi ini dibuka oleh guru. Jika guru
menghendaki siswa hanya mengerjakan satu kali pada evaluasi
yang telah disiapkan, maka guru dapat mengatur waktu
pengerjaan evaluasi. Salah satu keuntungan dari pemanfaatan
fitur Bank Soal untuk melakukan evaluasi secara online yakni,
siswa dapat mengetahui nilai yang diperoleh serta mengetahui
soal-soal yang dapat dijawab dengan benar dan soal-soal yang
dijawab salah. Dengan demikian siswa dapat mempelajari
kembali materi yang belum dikuasainya.

D. LABORATORIUM MAYA
Berikut ini diuraikan beberapa contoh model pemanfaatan
laboratorium maya dalam pembelajaran.

1. Persiapan
Pemanfaatan laboratorium maya dalam pembelajaran dimulai
dengan membuat rancangannya yang dalam hal ini tertuang
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kemudian
menyusun lembar kerja peserta didik (LKS) yang berisi langkah-
langkah pelaksanaan praktikum dan contoh hasil pengiisan
dalam LKS. Metode dan strategi pembelajaran ini terlihat jelas
dalam RPP, artinya apakah pemanfaatan konten laboratorium
maya ini digunakan sebagai alat bantu pembelajaran atau sebagai
sumber belajar dapat dilihat di dalam RPP. Untuk lebih
lengkapnya perhatikan contoh model pemanfaatan laboratorium
maya untuk mata pelajaran fisika SMP, biologi SMP, fisika SMA
dan kimia SMA (terlampir).
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan guru dapat:
a. membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok diskusi
b. meberikan LKS yang sudah dipersiapkan
c. Kemudian mengajak peserta didik membuka portal rumah
belajar sesuai dengan petunjuk teknis laboratorium maya yang
ada.
d. Peserta didik mengikuti petunjuk praktikum maya sesuai
dengan petunjuk yang ada dalam LKS yang telah disiapkan
oleh guru.
e. Dilanjut dengan diskusi mempraktekan laboratorium maya
dan menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS.
f. Perwakilan tiap kelompok memaparkan hasil diskusi di depan
kelas
g. Guru membantu peserta didik menganailsis dan mengevaluasi
proses berpikirnya sendiri.
h. Guru mengarahkan peserta didik untuk menyimpulkan konsep
yang telah dipelajari sebagai kesimpulan
i. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca atau mencari
sumber belajar lain yang berkaitan dengan materi pada
praktikum di laboratorium maya.

3. Penilaian/Tindak Lanjut
Pada kegiatan penutup guru memberikan penilaian dan tindak
lanjut dari hasil kerja peserta didik sebagai berikut:
a. Penilaian dilakukan dari proses dan hasil.
b. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok,
kinerja dan presentasi.
c. Penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis setiap peserta
didik.
d. Aktivitas setiap peserta dalam kelompok, seperti rasa ingin
tahu, ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan simulasi,
keterampilan berkomunikasi, kedisiplinan, kerjasama, menjadi
fokus utama yang diamati guru.
E. PETA BUDAYA
Pola pemanfaatan fitur Peta Budaya pada portal rumah belajar bisa
dikategorikan sebagai berikut:
1. Peta Budaya Sebagai referensi belajar bagi siswa
Peta Budaya sebagai media belajar siswa, yang menyediakan
Konten-konten tentang kebudayaan yang dapat dimanfaatkan
pada semua jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP dan SMA bisa
dijadikan media belajar bagi siswa tentang kekayaan budaya
yang kita miliki. Seluruh materi yang di unggah di fitur Peta
Budaya, bisa langsung diakses (dibaca secara online melalui
perangkat komputer atau smartphone yang terhubung internet)
atau bisa di pelajari secara offline setelah siswa mengunduh file
materi tersebut dan menyimpannya dalam perangkat komputer.
2. Peta Budaya sebagai sumber pembelajaran berbasis TIK bagi
guru
Peta Budaya sebagai sumber pembelajaran bagi guru dalam
menyiapkan bahan ajar. Seperti halnya pada siswa, guru juga bisa
memanfaatkan Peta Budaya sebagai referensi tambahan dalam
menyediakan bahan-bahan ajar bagi siswanya. Dalam hal ini guru
bisa mengarahkan ke siswa untuk mempelajari konten tertentu
sesuai kebutuhan untuk pengayaan pembelajaran pada siswa.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dalam pembuatan konten
pembelajaran yang akan disampaikan ke siswa, guru bisa
mengidentifikasi konten yang tersedia, kemudian
mempelajarinya dan mengunduh file tersebut dari peta budaya
untuk disimpan di perangkat komputernya. Selanjutnya Guru
bisa memanfaatkan materi yang tersedia di Peta Budaya sesuai
topik yang akan disampaikan, dengan memasukkannya ke dalam
rencana pembelajaran (RPP)nya dan kemudian menerapkannya
dalam pembelajaran di kelas.

Berikut berbagai langkah yang harus dilakukan pendidik ketika


akan memanfaatkan Peta Budaya dalam pembelajaran:
1. Persiapan
Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kelancaran pembelajaran yang akan dilaksanakan baik yang
menyangkut kondisi siswa, sarana prasarana sekolah, keadaan
kelas, lingkungan sekolah harus diketahui guru agar persiapan
yang lakukan benar-benar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
akan dihadapi. Langkah-langkah persiapan:
a. Bagi peserta didik
1) menyiapkan perangkat komputer/laptop/tablet ataupun
smartphone yang sudah terkoneksi dengan internet.
Kemudian membuka rumah belajar dengan menggunakan
browser yang tersedia di perangkat anda, dengan alamat
URL http://belajar.kemdikbud.go.id. Portal rumah belajar
dapat dibuka melalui berbagai macam aplikasi browser
yang ada, seperti google chrome, Mozilla firefox, opera
browser, safari browser, Microsoft Internet explorer,
Microsoft Edge Browser, serta aplikasi-aplikasi brower
pada perangakt tablet dan smartphone.
2) Mengidentifikasi ketersediaan dan memilih konten atau
judul topik sesuai kebutuhan belajar siswa.
b. Bagi pendidik
1) menyiapkan perangkat komputer/laptop/tablet ataupun
smartphone yang sudah terkoneksi dengan internet.
Kemudian membuka rumah belajar dengan menggunakan
browser yang tersedia di perangkat anda, dengan alamat
URL http://belajar.kemdikbud.go.id. Portal rumah belajar
dapat dibuka melalui berbagai macam aplikasi browser
yang ada, seperti google chrome, Mozilla firefox, opera
browser, safari browser, Microsoft Internet explorer,
Microsoft Edge Browser, serta aplikasi-aplikasi brower
pada perangakt tablet dan smartphone.
2) Mengidentifikasi referensi, kesesuaian judul topik yang
tersedia di dalam Peta Budaya dengan topik yang akan
disampaikan di kelas.
3) Membuat matrik media TIK yang akan digunakan dalam
pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi dan tujuan
pembelajaran.
4) Memilih metode/pendekatan pembelajaran yang sesuai
untuk topik tersebut.
5) Membuat skenario pembelajaran (RPP) yang terintegrasi
dengan TIK dengan memanfaatkan peta budaya.
6) Memanfaatkan TIK dalam pembelajaran yang bersifat offline
maupun online

2. Strategi Pelaksanaan Pemanfaatan Peta Budaya


Peta Budaya merupakan fitur kumpulan bahan belajar digital,
baik yang berupa teks, gambar, audio, video, dan animasi yang
dapat memperkaya dan memudahkan pendidik dan peserta didik
untuk memahami materi Kekayaan Budaya Indonesia.
Pemanfaatan Peta Budaya yaitu pemanfaatan konten Budaya
yang telah tersedia (baik sebagai referensi maupun sebagai alat
bantu pembelajaran). Bagi siswa pemanfaatan peta budaya lebih
sederhana, siswa hanya butuh membuka rumah belajar dengan
alamat http://belajar.kemdikbud.go.id , kemudian memilih fitur
Rumah belajar dan selanjutnya mengidentifikasi topik-topik yang
dibutuhkan kemudian mengaksesnya, dengan cara
mempelajarinya langsung secara online ataupun bias secara
offline dengan mengunduhnya terlebih dahulu dan menyimpan
hasil unduhan tersebut di perangkat komputernya atau alat
penyimpan data lainnya.

Bagi guru, strategi pemanfaatan peta budaya baik sebagai


referensi maupun alat bantu pembelajaran, harus direncanakan
lebih detail dan dituangkan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) terlebih dahulu. Dalam pemanfaatan peta budaya
tersebut, perlu digabungkan dengan penerapan variasi berbagai
model/pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Adapun strategi pemanfaatan
peta budaya bagi guru dapat diuraikan dalam tahapan sebagai
berikut:
a. Identifikasi konten Peta Budaya
Mengidentifikasi materi-materi yang sudah tersedia pada fitur
peta budaya, dengan pendekatan berbagai daerah atau
provinsi. Kemudian mengunduh materi-materi yang akan
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran ataupun sebagai
referensi pengenalan budaya yang dapat dimanfaatkan pada
pembelajaran.
b. Mendesain pembelajaran terintegrasi TIK dengan
memanfaatkanan media pada Peta Budaya.
Setelah melakukan identifikasi konten, topik dan media yang
akan digunakan, langkah selanjutnya guru menyusun jadwal
dan aktivitas pembelajaran yang akan dimasukkan ke dalam
RPPnya. Penjadwalan pemanfaatan konten disusun
berdasarkan ketersediaan perangkat, kesiapan guru, dan
ketersediaan konten di Peta Budaya. Dalam menentukan
aktivitas pembelajaran berbasis TIK, harus tetap beracuan
pada tujuan belajar yang akan dicapai. Hasil penentuan
aktivitas pembelajaran dan penjadwalan pemanfaatan peta
budaya dapat dirangkum dalam tabel berikut:

Hari/Jam Mata Pelajaran Topik Aktivitas


pembelajaran yang
memanfaatkan TIK
Hari:... Sejarah Mengenal Memanfaatkan fitur
Jam:...... Presiden pertama Peta Budaya
Republik (Membaca dan
Indonesia memahami),
Diskusi dan
presentasi
....... ....... ....... .......

Setelah melakukan identifikasi topik dan media dalam peta


budaya yang akan digunakan dan menentukan aktivitas
pembelajaran, sebelum mendesain pembelajaran berbasis TIK
yang memanfaatkan, maka guru harus melakukan identifikasi
kebutuhan dan ketersediaan sarana TIK, serta
model/pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan topik
RPPnya.
Berikut contoh tabel hasil identifikasinya:

Sarana TIK yang Mata Topik Model


dibutuhkan/yang Pelajaran pembelajaran
tersedia
Komputer/laptop Sejarah Candi Problem Based
Infokus, ppt, server Borobudur Learning

....... ....... .......

Selanjutnya, mendisain pembelajaran yang memanfaatkan TIK


dan memasukan model-model pembelajaran inovatif yang
sesuai, dituangkan dalam bentuk RPP. Beberapa
model/pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK yang memanfaatkan
peta budaya adalah sebaga berikut:
1) Presentasi Klasikal
Model pembelajaran klasikal merupakan model
pembelajaran yang bersifat klasikal dan dilakukan dengan
jumlah peserta belajar dalam jumlah besar dalam suatu
kelas. Metode ini dilakukan untuk materi materi bersifat
umum dan teoritis. Metode pemanfaataan sumber
belajarnya dilakukan dengan tahapan:
•Guru mencari dan mengunduh referensi materi di sumber
belajar yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan di
kelas.
•Guru presentasi materi sesuai topik pilihan.
•Media presentasi bisa berupa; video, audio, multimedia,
sesuai topik yang tersedia di peta budaya.
•Perangkat yang digunakan; laptop dan LCD projector, mix
•Siswa tidak harus memegang laptop
•Siswa diberi kesempatan untuk tanya jawab
•Guru memberikan tugas tindak lanjut
2) Bimbingan dan Tutorial
Metode bimbingan dan tutorial dilakukan secara spesifik
materi-materi yang bersifat praktek dan pemahamannya
menggunakan prosedur-prosedur yang dipersyaratkan
agar siswa menguasai kompetensinya. Metode dilakukan
dengan karakteristik dan tahapan sebagai berikut:
•Siswa dikelompokkan sesuai jumlah laptop yng tersedia
•Guru menyiapkan materi peta budaya yang akan
digunakan bimbingan dan tutorial pada laptop dan LCD
projector.
•Siswa mengikuti langkah-langkah belajar yang disajikan
oleh guru
•Siswa diberi tugas untuk melanjutkan eksplorasi pada
laptop masing-masing kelompok
•Guru memonitor, dan memberikan bimbingan secara
berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
•Guru memberikan respon dan apresiasi untuk semua
pekerjaan siswa
•Guru memberikan tugas tindak lanjut

3) Pembelajaran Individual
Metode pembelajaran individual bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa secara mandiri tentang
materi yang diberikan. Pembelajaran individual digunakan
sebagai sarana penilaian guru berupa tugas. Pembelajaran
individual dilakukan dengan tahapan:
•Guru menyiapkan tugas secara tertulis dan diberikan
kepada siswa.
•Siswa dapat mengerjakan tugas individual di luar jam
sekolah.
•Laptop bisa digunakan secara bergantian.
•Tugas yang sudah dikerjakan dimasukkan ke dalam satu
folder.
•Guru memeriksa dan memberikan respon untuk setiap
tugas secara tertulis (comment). pada file siswa dan
memberikannya kembali kepada siswa.
•Siswa memperbaiki tugas berdasarkan saran guru.
•Guru memberikan apresiasi dan mempresentasikan tugas-
tugas siswa pada kesempatan pertemuan tatap muka.
•Guru memberikan tugas lanjutan.

4) Diskusi Kelompok Kecil


Metode diskusi kelompok kecil bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang
diberikan guru melalui studi studi kasus yang terkait
dengan materi serta sebagai sarana penilaian guru dalam
kerja kelompok
•Ini aktivitas pembelajaran semacam PBL (Problem Based
Learning).
•Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (3-5 siswa) sesuai
jumlah laptop yang tersedia.
•Guru menyiapkan topik diskusi berupa sejumlah
pertanyaan (masalah), yang jawabannya perlu dicari dari
peta budaya pada laptop masing-masing atau pada hard
disk memory.
•Guru memberikan tips arahan langkah-langkah diskusi
kelompok kecil.
•Siswa melaksanakan diskusi sesuai topik. Salah seorang
siswa menjadi moderator diskusi dan satu orang lainnya
menjadi pencatat hasil diskusi.
•Guru memonitor dan memberikan arahan pada setiap
kelompok.
•Siswa menuliskan hasil diskusi dan menyimpannya pada
satu folder.
•Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-
masing.
•Guru memberikan respon positif dan apresiasi untuk
setiap hasil diskusi.
•Guru memberikan tugas lanjutan.
5) Project Based Learning
Metode pembelajaran dengan pendekatan kelompok untuk
menemukan solusi atas masalah yang diberikan guru untuk
didiskusikan. Hasil metode pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai salah satu portofolio pembelajaran.
Metode pembelajaran ini dilakukan dengan tahapan:
•Ini aktivitas pembelajaran serupa Problem Based Learning,
tapi tugas yang diberikan kepada siswa bukan dalam
bentuk pertanyaan atau masalah, melainkan sebuah tugas
untuk membuat (memproduksi) sesuatu secara kelompok.
•Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil (3-5 siswa) sesuai
jumlah laptop yang tersedia.
•Guru menyiapkan tugas (project) yang harus dikerjakan
oleh siswa yang bahan-bahannya dapat diperoleh dari
peta budaya pada laptop masing-masing.
•Tugas bisa berupa pembuatan materi presentasi ataupun
karya tulis, dll.
•Guru memberikan tips arahan langkah-langkah kerja
kelompok.
•Siswa melaksanakan pekerjaan sesuai tugas. Tugas dapat
diselesaikan di luar jam belajar.
•Salah seorang siswa menjadi pimpinan project.
•Guru memonitor dan memberikan arahan pada setiap
kelompok.
•Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-
masing.
•Guru memberikan respon positif dan apresiasi untuk
setiap hasil kelompok.
•Guru memberikan tugas lanjutan.

3. Tindak lanjut
Peta Budaya memberi peluang belajar kepada pendidik dan
peserta didik dengan waktu yang lebih leluasa. Sehingga
berdampak pada meningkatkannya intensitas belajar siswa tidak
hanya terbatas pada jam sekolah, melainkan dapat dilakukan di
mana pun serta kapan pun sepanjang peserta didik dapat
mengakses rumah belajar baik secara online maupun secara
offline. Peta Budaya merupakan fitur kumpulan konten-konten
budaya dalam bentuk digital, baik yang berupa teks, gambar,
audio, video, dan animasi yang dapat memperkaya dan
memudahkan pendidik dan peserta didik untuk memahami
materi pembelajaran. Dalam pemanfaatannya, Peta Budaya bisa
dijadikan alat bantu bagi guru dalam penerapan pembelajaran
terintegrasi TIK. Diantaranya dalam pembuatan konten
pembelajaran sejarah ataupun seni budaya yang akan
disampaikan ke siswa, guru bisa mengunduh dari peta budaya.
Selanjutnya sebagai tindaklanjut siswa bisa memanfaatkan
konten dan materi dalam peta budaya sebagai bahan belajar
mandiri untuk penambahan pengetahuan. Bagi Guru, selanjutnya
agar bisa memanfaatkan materinya, gambar, video, dan animasi
yang tersedia di peta budaya sesuai topik yang akan disampaikan
secara maksimal, dan memasukkannya ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)nya dan kemudian
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Guru harus
menyusun jadwal penerapan pembelajaran berbasis TIK dengan
memanfaatkan peta budaya tersebut, kemudian konsiten dalam
penerapan jadwal dan RPP nya.
F. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
1. Persiapan
Sebelum pembelajaran online yang memanfaatkan fitur PKB
dimulai, seorang Pendidik perlu mempersiapkan kelas untuk
mata diklat yang akan diampunya. Persiapan yang harus
dilakukan seorang Pendidik antara lain:

a. Mengunggah modul diklat dengan berbagai jenis file (pdf, ppt,


wmv, swf, png, jpeg) yang kapasitasnya maksimal 2Kb. Untuk
mengunggah modul, langkah yang harus dilakukan yaitu:
- Setelah login, tentukan program diklat yang akan dikelola
dengan menklik Lihat Detail pada bagian bawah nama
program diklat.
- Isi identitas pada kelas diklat sebagai informasi awal yang
akan dibaca dan dipelajari oleh peserta diklat. Identitas yang
perlu diisi yaitu: judul diklat, deskripsi singkat tentang
diklat, deskripsi materi yang akan dipelajari peserta diklat,
tujuan diklat, sasaran peserta, tanggal mulai dan selesai
diklat, persentase penilaian (nilai tugas, nilai forum, dan nilai
ujian akhir), serta nilai minimum kelulusan.
- Unggah modul melalui menu Modul. Kemudian isi identitas
yang berhubungan dengan modul, yaitu: Judul Modul, Durasi
menyelesaikan modul, deskripsi singkat modul, dan unggah
file modul. Jenis file yang dapat diunggah untuk mendukung
pembelajaran, antara lain: pdf, file video, file presentasi.
b. Menambahkan tugas pada modul sesuai dengan rancangan
kurikulum diklat. Form yang harus diisi ketika menambahkan
tugas yaitu: nama modul, durasi jam, petunjuk pengerjaan
tugas untuk peserta diklat disertai tenggat waktu
pengumpulan tugas.
c. Melihat daftar peserta dan menghapus nama peserta, yang
telah mendaftar pada program diklat melalui menu Peserta.
Pada menu peserta, terdapat beberapa informasi: Alamat
email, No HP, yang dapat digunakan untuk mengingatkan
peserta tentang aktivitas diklat.

2. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembelajaran diklat yang memanfaatkan
fitur PKB, perlu dipantau dan dikelola oleh Pendidik. Beberapa
aktivitas yang harus dilakukan Pendidik ketika mengelola kelas
diklat, antara lain:
a. Menuliskan pengumuman penting yang akan dibaca oleh
peserta, misalnya: Pengumuman yang bersifat mengingatkan
peserta dalam pengumpulan tugas dan pengerjaan ujian akhir.
Untuk menuliskan pengumuman tersebut, langkah-langkah
yang harus dilakukan yaitu:
- mengklik tombol Lihat Kelas yang terdapat pada nama
program diklat;
- tuliskan pengumuman pada jendela pengumuman yang
tersedia di sebelah kanan tampilan.
b. Memberikan topik diskusi dan mengelola diskusi, yang
berlangsung secara synchronous maupun asynchronous. Topik
diskusi yang diberikan oleh Pendidik dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. Topik diskusi yang dibuat oleh Pendidik
wajib dijawab oleh peserta, dan peserta dapat memberikan
komentar atau masukan pada pertanyaan atau pernyataan
yang dikemukakan oleh peserta lain.
c. Unggah soal ujian melalui menu Soal Ujian. Yang pertama kali
harus diisi oleh falitator yaitu:
- Mengisi ketentuan dan petunjuk dalam membuat soal:
Jumlah soal ujian, Durasi pengerjaan soal ujian, dan
Petunjuk pengerjaan soal ujian.
- Setelah menu Ketentuan dan Petunjuk diisi, Pendidik
harus mengunggah soal dengan cara menginput soal dan
jawaban. Beberapa langkah yang perlu diisi ketika
mengunggah atau menginput soal, yaitu: Menuliskan
pertanyaan, Menuliskan jawaban, dengan jumlah opsi
disesuaikan, dan Poin jawaban 0 untuk jawaban salah &
poin 1 untuk jawaban benar.

3. Penilaian dan Umpan Balik


Hasil evaluasi merupakan informasi yang sangat berguna bagi
peserta diklat, Pendidik, dan penyelenggara diklat. Penilaian
diklat disesuaikan dengan rancangan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya. Isi tabel penilaian disesuaikan dengan isian
persentase nilai yang telah dilakukan pada saat persiapan
pembelajaran diklat. Beberapa penilaian yang harus dilakukan
oleh Pendidik antara lain:
- Memberikan nilai forum, didasarkan pada aktivitas diskusi
yang dilakukan oleh peserta dan kesesuaian
jawaban/tanggapan peserta terhadap topik diskusi yang
diberikan oleh Pendidik.
- Memberikan penilaian tugas. Setelah peserta mengunggah
tugas, Pendidik dapat mengunduh tugas peserta kemudian
memberikan penilaian.
- Nilai ujian akhir akan muncul secara sistem setelah peserta
diklat mengerjakan ujian akhir.
- Nilai akhir akan muncul sesuai persentase penilaian yang telah
diisi oleh Pendidik pada saat melakukan persiapan
pembelajaran. Sehingga sistem akan menghitung berdasarkan
persentase pada setiap indikator penilaian yang dirancang
Pendidik.

Berdasarkan nilai akhir yang muncul, Pendidik dan


penyelenggara dapat menentukan kelulusan peserta diklat sesuai
dengan nilai minimum kelulusan. Apabila mayoritas nilai akhir
peserta didik dibawah nilai minimum karena ada beberapa
kolom penilaian yang masih kosong, maka Pendidik dan
penyelenggara dapat mempertimbangkan kembali dengan
beberapa pilihan, seperti: menghubungi peserta yang belum
mengumpulkan tugas, memberikan kesempatan pada peserta
untuk melakukan remedial ujian, atau pilihan lainnya yang telah
disepakati bersama.

G. KELAS MAYA
Kelas Maya Rumah Belajar memiliki potensi besar yang dapat
digunakan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran online
diantaranya sebagai berikut:
1) Kelas maya memiliki system Closed Group Collaboration, hanya
mereka yang memiliki kode grup yang dapat mengikuti kelas.
2) Komunikasi dapat menggunakan model forum diskusi.
3) Manajemen konten pembelajaran. Bahan belajar dapat berupa
modul, gambar, bahan presentasi, audia, video, atau video
tutorial baik yang diperoleh dari web maupun hasil
pengembangan pendidik.
4) Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara online.
5) Memiliki peluang yang besar untuk dilakukan pembelajaran
secara synchronous melalui live chat atau Video Conference.
Agar dapat memanfaatkan Kelas Maya secara efektif dan optimal
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, pendidik
harus melakukan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Berikut ini langkah-langkah dalam pemanfaatan Kelas Maya:
1. Persiapan
Sebelum pembelajaran online yang memanfaatkan fitur Kelas
Maya dimulai, seorang pendidik perlu mempersiapkan kelas
untuk mata diklat yang akan diampunya. Persiapan yang harus
dilakukan seorang pendidik antara lain:
a. Menyusun rencana aktivitas belajar dengan melakukan
beberapa langkah berikut:
- Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran dengan
memanfaatkan Kelas Maya, semester ganjil atau semester
genap.
- Melakukan analisis kurikulum (silabus dan RPP) pada
semester tersebut.
- Menentukan materi yang akan diajarkan (bantuan peta
materi dan buku paket).
- Menentukan deskripsi dan tujuan pembelajaran.
- Menentukan Jadwal pembelajaran.
- Menyusun rancangan penilaian.
b. Mengunggah modul diklat dengan berbagai jenis file (pdf, ppt,
wmv, swf, png, jpeg) yang kapasitasnya maksimal 2Kb. Untuk
mengunggah modul, langkah yang harus dilakukan yaitu:
- Setelah login, tentukan program diklat yang akan dikelola
dengan menklik Lihat Detail pada bagian bawah nama
program diklat.
- Isi identitas pada kelas diklat sebagai informasi awal yang
akan dibaca dan dipelajari oleh peserta diklat. Identitas
yang perlu diisi yaitu: judul diklat, deskripsi singkat tentang
diklat, deskripsi materi yang akan dipelajari peserta diklat,
tujuan diklat, sasaran peserta, tanggal mulai dan selesai
diklat, persentase penilaian (nilai tugas, nilai forum, dan
nilai ujian akhir), serta nilai minimum kelulusan.
- Unggah modul melalui menu Modul. Kemudian isi identitas
yang berhubungan dengan modul, yaitu: Judul Modul,
Durasi menyelesaikan modul, deskripsi singkat modul, dan
unggah file modul.Jenis file yang dapat diunggah untuk
mendukung pembelajaran, antara lain: pdf, file video, file
presentasi.
c. Menambahkan tugas pada modul sesuai dengan rancangan
kurikulum diklat. Form yang harus diisi ketika menambahkan
tugas yaitu: nama modul, durasi jam, petunjuk pengerjaan
tugas untuk peserta diklat disertai tenggat waktu
pengumpulan tugas.
d. Melihat daftar peserta dan menghapus nama peserta, yang
telah mendaftar pada program diklat melalui menu Peserta.
Pada menu peserta, terdapat beberapa informasi: Alamat
email, No HP, yang dapat digunakan untuk mengingatkan
peserta tentang aktivitas diklat.

2. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan e-pembelajaran e yang memanfaatkan fitur
Kelas Maya, perlu dipantau dan dikelola oleh pendidik. Beberapa
aktivitas yang harus dilakukan pendidik ketika mengelola kelas
diklat, antara lain:
a. Menuliskan pengumuman penting yang akan dibaca oleh
peserta, misalnya: Pengumuman yang bersifat mengingatkan
peserta dalam pengumpulan tugas dan pengerjaan ujian akhir.
Untuk menuliskan pengumuman tersebut, langkah-langkah
yang harus dilakukan yaitu:
- mengklik tombol Lihat Kelas yang terdapat pada nama
program diklat;
- tuliskan pengumuman pada jendela pengumuman yang
tersedia di sebelah kanan tampilan;
b. Memberikan topik diskusi dan mengelola diskusi, yang
berlangsung secara synchronous maupun asynchronous. Topik
diskusi yang diberikan oleh Pendidik dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. Topik diskusi yang dibuat oleh Pendidik
wajib dijawab oleh peserta, dan peserta dapat memberikan
komentar atau masukan pada pertanyaan atau pernyataan
yang dikemukakan oleh peserta lain.
c. Unggah soal ujian melalui menu Soal Ujian. Yang pertama kali
harus diisi oleh falitator yaitu:
- Mengisi ketentuan dan petunjuk dalam membuat soal:
Jumlah soal ujian, Durasi pengerjaan soal ujian, dan
Petunjuk pengerjaan soal ujian.
- Setelah menu Ketentuan dan Petunjuk diisi, Pendidik
harus mengunggah soal dengan cara menginput soal dan
jawaban. Beberapa langkah yang perlu diisi ketika
mengunggah atau menginput soal, yaitu: Menuliskan
pertanyaan, Menuliskan jawaban, dengan jumlah opsi
disesuaikan, dan Poin jawaban 0 untuk jawaban salah &
poin 1 untuk jawaban benar.

3. Penilaian dan Umpan Balik


Hasil evaluasi merupakan informasi yang sangat berguna bagi
peserta didik, pendidik, dan penyelenggara sekolah. Penilaian
diklat disesuaikan dengan rancangan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya. Isi tabel penilaian disesuaikan dengan isian
persentase nilai yang telah dilakukan pada saat persiapan
pembelajaran diklat. Beberapa penilaian yang harus dilakukan
oleh Pendidik antara lain:
- Memberikan nilai forum, didasarkan pada aktivitas diskusi
yang dilakukan oleh peserta dan kesesuaian
jawaban/tanggapan peserta terhadap topik diskusi yang
diberikan oleh Pendidik.
- Memberikan penilaian tugas. Setelah peserta mengunggah
tugas, Pendidik dapat mengunduh tugas peserta kemudian
memberikan penilaian.
- Nilai ujian akhir akan muncul secara sistem setelah peserta
diklat mengerjakan ujian akhir.
- Nilai akhir akan muncul sesuai persentase penilaian yang telah
diisi oleh Pendidik pada saat melakukan persiapan
pembelajaran. Sehingga sistem akan menghitung berdasarkan
persentase pada setiap indikator penilaian yang dirancang
Pendidik.
BAB 5
TINDAK LANJUT

Fitur-fitur pada Portal Belajar yang telah disebutkan memberi


peluang belajar kepada pendidik dan peserta didik dengan waktu yang
lebih leluasa. Sehingga berdampak pada meningkatkannya intensitas
belajar peserta didik. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak hanya
terbatas pada jam sekolah, melainkan dapat dilakukan di mana pun dan
kapan pun sepanjang peserta didik dapat mengakses portal Rumah
Belajar baik secara online maupun secara offline. Fitur-fitur pada portal
Rumah Belajar memuat konten yang bervariasi baik dari segi konten
(konten ilmiah, budaya, bahasa dan sastra) maupun segi media
pembelajaran interaktif yang digunakan (animasi, audio, video,
ekperimen virtual, tur virtual) yang dapat memperkaya wawasan dan
memudahkan peserta didik dan pendidik untuk memahami materi
pembelajaran. Dalam pemanfaatannya, fitur-fitur pada portal Rumah
Belajar bisa dijadikan alat bantu bagi pendidik dalam penerapan
pembelajaran terintegrasi TIK sebagai bentuk tindak lanjut
pemanfaatan fitur-fitur pada portal Rumah Belajar. Diantaranya, yaitu
pendidik bisa mengunduh konten dari fitur Peta Budaya untuk
pembuatan konten pembelajaran sejarah ataupun seni budaya yang
akan disampaikan ke peserta didik, pendidik bias menggunakan bahan
ajar untuk kegiatan pembelajaran dari fitur Sumber Belajar, fitur BSE,
maupun fitur Lab Maya, dan peserta didik bisa mempelajari objek-objek
luar angkasa secara mandiri menggunakan fitur Wahana Jelajah
Angkasa. Pendidik bisa memanfaatkan materi, gambar, video, dan
animasi yang tersedia di portal Rumah Belajar sesuai topik yang akan
disampaikan untuk kegiatan pembelajaran yang optimal,
memasukkannya ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-
nya, serta menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Pendidik harus
menyusun jadwal penerapan pembelajaran berbasis TIK dengan
memanfaatkan fitur-fitur pada portal Rumah Belajar tersebut, kemudian
konsiten dalam penerapan jadwal dan RPP-nya.
BAB 6
PENUTUP

Portal Rumah Belajar merupakan suatu sistem manajemen


pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendukung
pendidikan dan proses pembelajaran. Konten dan media yang tersedia
di portal Rumah Belajar, baik yang berupa teks, gambar, audio, video,
dan animasi, diharapkan dapat membantu peserta didik, pendidik, dan
masyarakat dalam mendapatkan fasilitas belajar berbasis TIK.
Pemanfaatan fitur-fitur pada portal Rumah Belajar, baik untuk pendidik,
peserta didik, ataupun masyarakat luas, diharapkan dapat menunjang
pembelajaran sepanjang hayat, mendorong pengembangan kreativitas,
baik peserta didik maupun pendidik, dalam mengembangkan berbagai
inovasi pembelajaran, serta mengintegrasikan layanan pembelajaran
berbasis TIK dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Pendidik bisa memanfaatkan materi, gambar, video, dan
animasi yang tersedia di portal Rumah Belajar sesuai topik yang akan
disampaikan, kemudian memasukkannya dalam rencana
pembelajarannya, dan menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
Ketersediaan portal Rumah Belajar ini diharapkan dapat dimanfaatkan
peserta didik dan pendidik dimanapun dan kapanpun, baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan secara efektif, mendukung
Gerakan Literasi Sekolah, serta meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap kekayaan budaya yang kita miliki dan meningkatkan
kecintaan para peserta didik terhadap kekayaan budaya bangsa serta
ikut berperan aktif melestarikannya sebagai generasi penerus bangsa.

Tak ada gading yang tak retak. Kami sadari, masih terdapat
kekurangan dan hal-hal yang perlu diperbaiki, baik dari segi konten
maupun teknis, pada portal Rumah Belajar. Kritik dan saran dari
masyarakat, khususnya peserta didik dan pendidik serta praktisi
pendidikan lainnya, sangat kami harapkan untuk dijadikan masukan,
bahan kajian, dan evaluasi demi pengembangan kinerja serta
peningkatan kualitas portal Rumah Belajar.
Semoga niat dan harapan kami untuk mencerdaskan anak bangsa dan
masyarakat luas dapat terwujud secara optimal melalui portal Rumah
Belajar.

Salam pendidikan.

RUMAH BELAJAR: Belajar untuk Semua


“Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa
saja.”
DAFTAR PUSAKA
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
(Pustekkom). 2017. Panduan Pemanfaatan Buku Sekolah
Elektronik (BSE). Jakarta: Pustekkom Kemendikbud (tidak
diterbitkan).

Pustekkom. 2017. Panduan Pemanfaatan Laboratorium Maya. Jakarta:


Pustekkom Kemendikbud (tidak diterbitkan).

Pustekkom. 2017. Panduan Pemanfaatan Sumber Belajar dalam


Pembelajaran di Sekolah. Pustekkom Kemendikbud (tidak
diterbitkan).

Pustekkom. 2017. Panduan Pemanfaatan Bank Soal dalam Pembelajaran


di Sekolah. Pustekkom Kemendikbud (tidak diterbitkan).

Pustekkom. 2017. Juknis Pemanfaatan Peta Budaya. Pustekkom


Kemendikbud (tidak diterbitkan).

Pustekkom. 2017. Panduan Pemanfaatan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB), Pengguna: PENDIDIK. Jakarta: Pustekkom
Kemendikbud (tidak diterbitkan).
TIM PENYUSUN:
Pengarah:
Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunuikasi
Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud
Gogot Suharwoto, Ph.D

Penanggungjawab Program:
Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran
Berbasis Multimedia dan Web
Drs. Gatot Pramono, MPET

Penanggungjawab Teknis:
Kepala Sub Bidang Perancangan dan Produksi
Drs. Suparman, MM

Penulis:
Ai Sri Nurhayati, M.Si
Ita Utari, S.Pd
Siti Mutmainah, M.Pd
Jazim Hamidi, M.Si
Drs. Bambang Warsita, M.Pd

Penyunting:
Hendriawan, M.Ti
Drs. Suparman, MM

Produksi:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl R.E. Martadinata, Ciputat-Tangerang Selatan, Banten
Tromol Pos 7/CPA Ciputat 15411 Telp: 7401788
http://pustekkom.kemdikbud.go.id
Contact Center: 1500 005

Anda mungkin juga menyukai