5) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko
tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang dapat mencetus
terjadinya penyakit yang diderita klien saat ini.
6) Riwayat psikososial dan spiritual.
a) Orang terdekat dengan klien adalah istri klien dan anak anaknya.
b) Interaksi dalam keluarga, dengan pola komunikasi yang baik dan terbuka,
pembuat keputusan dengan cara musyawarah antara anggota keluarga, klien
juga mengikuti seluruh kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong dan
keikut sertaan klien dalam pembangunan gampoeng.
c) Dampak penyakit klien terhadap keluarga terganggu akan masalah ekonomi
keluarga.
d) Masalah yang mempengaruhi klien usia klien yang sudah lanjut usia.
e) Mekanisme koping terhadap stress dengan cara pemecahan masalah melalui
proses mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan bermusyawarah.
f) Persepsi klien terhadap penyakitnya, hal yang sangat dipikirkan saat ini
adalah kapan penyakitnya ini sembuh, harapan setelah perawatan adalah
dapat pulang kerumah dan melanjutkan aktivitas seperti biasanya, perubahan
yang dirasakan setelah jatuh sakit adalah klien tidak dapat berkerja seperti
biasanya.
g) Sistem nilai kepecayaan klien tidak ada yang bertentangan dengan
penyakitnya biarpun klien dirawat dirumah sakit namun klien masih tetap
melakukan ibadah solat 5 waktu.
h) Klien beragama islam dan selalu bersembahyang dan berdoa agar
mendapatkan ridha dari allah atas masalah kesehatan yang menimpanya.
i) Kondisi lingkungan rumah, klien tinggal di lingkungan dengan mayoritas
penduduknya berpekerjaan petani.
7) Pola kebiasaan
a) Pola nutrisi
Pola nutrisi sebelum sakit klien makan dengan frekuensi 2-3 kali/hari
dengan nafsu makan baik, tidak ada makanan yang menyebabkan klien
alergi, makanan yang dapat meningkatkan nyeri pada klien seperti daging
berlemak dan susu, tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan,
penggunaan alat bantu makan tidak ada.
Pola nutrisi klien dirumah sakit, frekuensi 3 kali/hari, nafsu makan
baik, porsi makan yang dihabiskan 1 porsi, makan dengan dibantu oleh
keluarga.
b) Pola eliminasi
Sebelum sakit BAK Klien dengan frekuensi 6-8 kali/24jam, dengan
warna kuning keruh. Pola BAB sebelum masuk rumah sakit baik dengan
frekuensi 1-2 kali/hari, tidak ada konstipasi.
Dirumah sakit BAK klien selama dirumah sakit 800cc/24 jam dengan
warna kuning kemerahan dan keruh, nyeri ketika BAK, retensi urine dan
cateter (+) ukuran 20. Klien mengatakan sering merasa ingin BAK dan ketika
BAK klien merasa nyeri. Setelah sakit Pola BAB dengan frekuensi 1
kali/sehari, waktunya tidak tentu, warna kecoklatan, terjadi tidak disertai
dengan distensi abdomen.
c) Pola personal hygiene
Sebelum masuk rumah sakit klien mandi dengan frekuensi 2 kali/hari,
pagi dan sore hari, oral hygiene sebelum sakit 2 kali sehari setiap setelah
mandi pada pagi dan sore.
Dirumah sakit klien hanya di seka oleh keluarga 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari. Oral hygiene setelah sakit 2 kali sehari setiap setelah diseka
pada pagi dan sore. Setelah sakit tidak pernah mencuci rambut setelah klien
masuk rumah sakit.
d) Pola istirahat
Sebelum sakit klien tidur siang pada jam 14-15 wib, dan tidur malam pada
jam 22-06 wib, dengan kebiasaan sebelum tidur berdoa.
e) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit bekerja dari jam 08 pagi sampai dengan 13 siang, tidak
berolah raga, tidak ada keluhan ketika bekerja.
Setelah sakit klien tidak dapat bekerja seperti biasanya..
f) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Klien adalah klien perokok namun klien tidak meminum alkohol dan
penggunaan NAPZA.
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan sebelum dan setelah sakit 54 kg, tinggi badan 163cm. Tekanan darah
130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 24 kali/menit, suhu tubuh 37 oC,
Keadaan umum sedang, Pembesaran kelenjar getah bening (-) .
b. Sistem penglihatan
Sisi mata simetris, Kelopak mata normal, Pergerakan bola mata normal. Konjungtiva
berwarna kekuning-kuningan, Kornea jernih pada mata kanan dan mata kiri, Sclera
ikterik, Pupil isokor, Otot mata tidak ada kelainan, Fungsi penglihatan baik,
Pemakaian lensa kontak (-) , Reaksi terhadap cahaya baik.
c. Sistem pendengaran
Daun telinga kanan dan kiri normal, Karakteristik serumen warna kuning kecoklatan
dengan bau khas, Kondisi telinga tengah normal, Cairan dari telinga tidak ada,
Perasaan penuh di telinga tidak, Fungsi pendengaran normal, Gangguan
keseimbangan (-), Pemakaian alat bantu (-)
d. Sistem wicara normal
e. Sistem pernapasan
Jalan napas bersih, Pernapasan tidak sesak, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan, Frekuensi 24 x/menit. Jenis pernapasan spontan. Kedalaman pernapasan
dalam, tidak batuk, Sputum (-), Palpasi tidak ada tumor dada, Suara napas vesicular,
Tidak ada nyeri saat bernapas, Penggunaan alat bantu napas (-)
f. Sisitem kardiovaskuler
1) Sirkulasi perifer
Nadi 80x/menit dengan irama teratur, denyut kuat, Tekanan darah 130/90 mmHg,
Distensi vena jugularis kiri dan kanan tidak ada, Temperature kulit hangat, Warna
kulit normal, Edema tidak ada
2) Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 80x/menit, Irama teratur, Tidak ada kelainan bunyi
jantung, Sakit dada tidak.
g. Sistem hematologi
Tidak pucat ,tidak perdarahan.
h. Sistem saraf pusat
Keluhan sakit kepala (-) , Tingkat kesadaran compos mentis, Glaslow Coma Scale E:
4, M :6. V: 5, tidak ada gangguan sistem persyarafan.
i. Sistem pencernaan
Gigi utuh tidak ada caries, Penggunaan gigi palsu tidak, Stomatis tidak, Lidah kotor
tidak, Saliva normal, Muntah tidak, Bising usus 5x/menit, Diare tidak, Konstipasi
tidak, Hepar teraba, Abdomen lembek
j. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, Napas berbau khas, Luka gangrene tidak.
k. Sistem urogenital
Balance cairan, intake 1000-1200ml/24jam, out put tidak terdeteksi, BAK warna
kuning kemerahan dan keruh, adanya retensi urine, dengan keluhan nyeri pinggang,
skala nyeri 6.
l. Sistem integument
Turgor kulit baik, Temperature kulit hangat, Warna kulit normal, Keadaan kulit
baik, Kelainan kulit tidak, Kondisi kulit daerah pemasangan infus lembab, Keadaan
rambut baik, kebersihan rambut bersih
m. Sistem musculoskeletal
Kesulitan dalam pergerakan tidak, Sakit pada tulang dan sendi tidak Fraktur tidak,
Keadaan tonus otot baik.
5. Data tambahan (pemahaman tentang penyakit)
Klien mengatakan masih kurang mengerti terhadap penyakit yang dialaminya, tidak
tahu tentang perkembangan penyakit nya dan prosedur pengobatannya, dan klien
tampak cemas saat menyatakan perasaannya. klien berharap perawat dan doker yang
merawat klien dapat memberitahukan penjelasan tentang penyakit klien dan prosedur
pengobatan yang diberikan kepadanya.
6. Pemeriksaan laboratorium
Analisa darah : HB : 11,6. LED : 24, Eritrosit : 4,9, lekosit : 10,1, hematrokit : 37,1,
MCV : 76, MCH : 23,9, MCHC : 31,3, RDW : 15,4, trombosit : 194, glukosa : 94, gol
darah : B. Analisa urine : berat jenis 1,020, PH, protein 25 mg (+), blod dan HB 25/ml
(+), leukosit 25 (+), eritrosit 10-25, leukosit 5-10, epitel 10-15.
7. Penatalaksanaan
Infus NaCL 0,7% 10 tt/m, drip Ciprofloxcacin 500ml/12 jam, injeksi ketorolak 3%
1amp/8 jam, injeksi ondasetron 1 amp/12 jam, cateter urin ukuran 20, diet M II.
8. Data fokus
Data subjektif : klien mengeluh nyeri di bagian belakang pinggang, klien juga
mengatakan nyerinya menyebar ke paha. Klien mengatakan sering merasa ingin BAK
dan ketika BAK klien merasa nyeri. Klien mengatakan masih kurang mengerti terhadap
penyakit yang dialaminya dan prosedur pengobatannya. Klien berharap perawat dan
doker yang merawat klien dapat memberitahukan penjelasan tentang penyakit klien dan
prosedur pengobatan yang diberikan kepadanya.
Data objektif : skala nyeri 6 (nyeri sedang) lokasi nyeri pada bagian belakang
pinggang dan menjalar kebagian paha, durasi paling lama 30 menit. out put
800cc/24jam, BAK warna kuning kemerahan dan keruh, retensi urine dan cateter (+)
ukuran 20. Klien tampak cemas saat menyatakan perasaannya.
9. Analisa data
Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 juni 2012
Data Fokus Masalah Etiologi
Data subjektif : Nyeri Peningkatan
Klien mengeluh nyeri di bagian kontraksi ureteral
belakang pinggang
Klien juga mengatakan nyerinya
menyebar ke paha
Data objektif :
Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
Lokasi nyeri pada bagian belakang
pinggang dan menjalar kebagian
paha
Durasi nyeri paling lama 30 menit.
Data subjektif ; Perubahan Stimulasi
Klien mengatakan sering merasa eliminasi urin. kandung kemih
ingin BAK dan ketika BAK klien oleh batu.
merasa nyeri
Data objektif :
out put 800cc/24jam, BAK warna
kuning kemerahan dan keruh,
retensi urine dan cateter (+) ukuran
20.
Analisa urine : berat jenis 1,020,
PH , protein 25 mg (+), blod dan
HB 25/ml (+), leukosit 25 (+).
Data subjektif : Kurang Kurang terpajan
klien mengatakan masih kurang pengetahuan
mengerti terhadap penyakit yang tentang kondisi,
dialaminya dan proesedur prognosis, dan
pengobatannya. kebutuhan
klien menyatakan bahwa harapan pengobatan
klien terhadap perawat dan dokter
yang merawatnya dapat
memberitahukan penjelasan tentang
penyakit klien dan prosedur
pengobatan yang diberikan
kepadanya.
yang sangat dipikirkan oleh klien
saat ini adalah kapan penyakitnya
ini sembuh.
Data objektif :
klien tampak cemas saat
menyatakan perasaannya mengenai
penyakit yang dideritanya kepada
perawat.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan kontraksi ureteral (00133), ditandai
dengan keluhan nyeri, skala nyeri 6 (nyeri sedang) lokasi nyeri pada bagian belakang
pinggang dan menjalar kebagian paha, durasi paling lama 30 menit dan nyeri sudah
terjadi selama 6 bulan.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu
(00016),ditandai oleh BAK warna kuning kemerahan dan keruh, retensi urine.
3. Difisiensi pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan,
berhubungan dengan kurang terpajan informasi (00126), ditandai oleh klien tampak
cemas, penuh harapan akan kesembuhan penyakitnya, dan klien mengatakan masih
kurang mengerti terhadap penyakit yang dialaminya dan proesedur pengobatannya.
C. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi
Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajamen nyeri (1400) :
berhubungan intervensi keperawatan Catat lokasi, lamanya intensitas dan
dengan peningkata selama 3x24 jam nyeri penyebaran.
n kontraksi ureteral berkurang (2102) dan Rasional: membantu mengevaluasi
(00133) keseimbangan cairan tempat obstruksi dan kemajuan
dipertahankan dengan gerakan kalkulus.
Kriteria hasil: Jelaskan penyebab nyeri dan
nyeri berkurang dari pentingnya melaporkan ke staf
skala 6 ke skala 3 terhadap perubahan
klien tampak rileks kejadian/karakteristik nyeri.
klien mampu istirahat Rasional : memberikan kesempatan
dengan tepat. untuk pemberian analgesic sesuai
waktu dan mewaspadakan staf akan
kemungkinan lewatnya batu/terjadi
komplikasi.
Berikan tindakan nyaman, contoh
pijatan punggung, lingkungan
istirahat.
Rasional : meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan otot, dan
meningktkan koping.
Bantu atau dorong penggunaan napas
berfokus, bimbingan imajinasi, dan
aktivitas terapetik.
Rasional : mengarahkan kembali
perhatian dan membantu dalam
relaksasi otot.
Berikan obat sesuai indikasi :
narkotik, contoh meperidin
(Demerol), morfin. (2210)
Rasional : biasanya diberikan selama
akut untuk menurunkan kolik uretral
dan meningkatkan relaksasi
otot/mental.
Berikan kompres hangat pada
punggung.
Rasional : menghilangkan tegangan
otot dan dapat menurunan reflex
spasme.
Gangguan Setelah dilakukan Intervensi untuk menghilangkan
eliminasi urin tindakan keperawatan distensi kandung kemih (0620) :
berhubungan selama 3x24 jam, klien Awasi pemasukan dan pengeluaran
dengan stimulasi mampu berkemih dan karakteristik urine.
kandung kemih dengan normal (0503) Rasional : memberikan informasi
oleh batu (00016), dengan kriteria hasil : tentang fungsi ginjal dan adanya
tidak mengalami komplikasi, contoh infeksi dan
tanda-tanda obstruksi perdarahan.
retensi urin dapat Tentukan pola berkemih normal
berkurang pasien dan perhatikan variasi.
meningkatkan intake Rasional : kalkulus dapat
cairan menyebabkan eksitabilitas saraf, yang
. menyebabkan sensasi kebutuhan
berkemih segera.
Dorong meningkatkan pemasukan
cairan.
Rasional : peningkatan hidrasi
membilas bakteri, darah, dan debris
dan dapat membantu lewatnya batu.
Awasi pemeriksaan laboratorium,
contoh elektrolit, BUN, kretainin.
Rasional : peninggian BUN, kreatinin
dan elektrolit mengindikasikan
disfungsi ginjal.
Ambil urine untuk culture dan
sensifitas.
Rasional : menetukan adanya ISK,
yang penyebab komplikasi.
Difisiensi Setelah dilakukan Membantu pasien untuk memahami
pengetahuan tindakan keperawatan proses penyakitnya agar ikut andil
tentang kondisi, selama 1x24 jam, klien dalam tindakan perwatan (5602) :
prognosis, dan dapat menyatakan Kaji ulang proses penyakit dan
kebutuhan pemahaman tentang harapan di masa datang.
pengobatan, proses penyakit yang Rasional :memberikan pengetahuan
berhubungan dialaminya (1803) dasar dimana pasien dapat membuat
dengan kurang dengan kriteria hasil: pilihan berdasarkan informasi.
terpajan informasi Klien mengetahui Tekankan pentingnya peningkatan
(00126) gejala, penyebab, cairan
komplikasi penyakit Rasional : pembilasan system ginjal
yang dialaminya menurunkan kesempatan statis ginjal
melakukan perubahan dan pembentukan batu.
perilaku yang perlu Diet rendah purin, contoh membatasi
dan berpartisipasi daging berlemak, kalkun, tumbuhan
dalam program polog, gandum, alkohol.
pengobatan. Rasional : menurunkan pemasukan
oral terhadap prekusor asam urat.
Diet rendah kalsium, contoh
membatasi susu, keju, sayur berdaun
hijau, yogurt.
Rasional : menurunkan risiko
pembentukan batu kalsium.
Diet rendah oksalat.
Rasional : menurunkan pembentukan
batu kalsium.
Diet rendah kalsium.
Rasional : mencegah kalkulus fosfat
dengsn membentuk presipitasi yang
tak larut dalam traktus GI.