Gizi Lansia
Gizi Lansia
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa : masalah penting.
Kebutuhan gizi seseorang --- ada penyesuaian metabolisme dan fisiologis yang mempengaruhi.
Angka prevalensi kegemukan atau obesitas penduduk usia dewasa di Indonesia lebih tinggi
dibandingkan angka terjadinya kekurangan gizi, terutama di kota-kota besar dan pada tahun-
tahun terakhir ini juga diikuti terjadi di pedesaan.
Laporan Depkes tahun 2005 = menunjukkan bahwa di dua belas kota di Indonesia yang
menderita kegemukan sebanyak 22,5%, yang 54,2% diantaranya menderita kegemukan
tingkat berat (obesitas).
Bila dilihat dari kelompok umur, 41-55 tahun ternyata prevalensi gemuknya lebih tinggi yaitu
33,7%, yang 59,0% diantaranya termasuk obesitas.
Dewasa merupakan :
-- Angka kecukupan gizi (AKG) pada orang dewasa didasarkan pada :
1. usia,
- Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa 40-50 kal/kg berat badan (BB). Semakin
bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilo gram berat
badannya.
2. pekerjaan , Aktivitas
- Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Makin
berat aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi, terutama energi.
Misalnya : - seorang pria dewasa dengan pekerjaan ringan membuthkan energi sebesar 2800
kalori.
3. jenis kelamin,
--- Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada usia
dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis ativitasnya.
4. kondisi khusus ( seperti pada kondisi ibu hamil dan ibu menyusui) .
5. Kelompok lain
Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan faktor geografi dan ekologi,
sehingga perlu ada penyesuaian untuk keadaan demikian, terutama yang menyangkut
kebutuhan zat gizi mikro.
Gizi yang Harus Dipenuhi Oleh Orang Dewasa :
Adapun gizi yang harus dipenuhi oleh orang dewasa antara lain :
Kecukupan gizi
Nutrisi dapat didefinisikan sebagai : jumlah keseluruhan proses yang terlibat dengan asupan
dan penggunaan bahan – bahan makanan.
Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk :
- Pertumbuhan
- Perbaikan
- Perawatan aktivitas-2 dalam tubuh
ATAU :
- memberi energy untuk aktivitas sehari – hari.
- Membentuk struktur kerangka & jaringan tubuh.
- Mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.
Nutrient = materi-2 esensial.
Nutrient harus disediakan oleh makanan untuk : Mempertahankan fungsi-2 tubuh.
Kebutuhan nutrient bervariasi menurut usia seseorang :-
- jenis kelamin,
- ukuran,
- keadaan penyakit,
- kondisi klinis
- status nutrisional
- tingkat aktivitas
pada orang dewasa penting :
- o/k selain mempunyai risiko penyakit – penyakit tertentu.
- Mempengaruhi produktifitas kerja.
nutrisi yang tidak memadai dapat diakibatkan dari kurangnya makanan.
1. KEBUTUHAN ENERGI / KALORI
Dipenuhi dengan asupan karbohidrat , lemak, dan protein .
Karbohidrat harus memberikan kontribusi sekitar 60% dari kalori dalam program diet sehari-
hari.
Sumber serat makanan = sayuran, buah-buahan, produk biji-bijian, sereal, biji-bijian, kacang
– kacangan.
Kebutuhan energy dapat dihitung berdasarkan kalori per BB / dg persamaan Harris-Benedict.
Masing -2 individu bervariasi ( RDA – Recommended dietary Allowances – persamaan
Harris Benedict ( Kcal/d)
BEE, basal energy expenditure; ht, height (tinggi badan); wt, weight (berat badan)
Metode yang paling sederhana – dan mungkin paling umum – dalam menentukan kebutuhan
energi adalah berdasarkan pada angka standard kalori yang dibutuhkan per kilogram berat
badan.
Metode ini menggunakan berat badan tanpa lemak dan tidak memperhitungkan perbedaan-
perbedaan metabolisme energi terkait usia dan jenis kelamin pada orang dewasa.
Persamaan Harris-Benedict memperkirakan penggunaan energi yang tersisa/resting energy
expenditure (REE), yang kemudian harus dimodifikasi berdasarkan pada faktor “stress” atau
“aktivitas”.
Faktor-faktor stress mencakup kondisi-kondisi seperti operasi minor, retak pada tulang
(fraktura), trauma, sepsis, dan luka bakar parah.
Faktor-faktor aktivitas melibatkan apakah individu sedang atau tidak dalam kondisi istirahat
ranjang.
Dengan adanya faktor stress, kebutuhan energi sebagaimana dihitung berdasarkan persamaan
Harris-Benedict meningkat sedikitnya 30% (misalnya pada operasi minor dan fraktura) atau
sampai dengan 80 hingga 130% (misalnya pada luka bakar parah). Indvidu yang tidak
istirahat ranjang memiliki kebutuhan energi 30% lebih besar dari yang dihitung berdasarkan
persamaan Harris-Benedict.
Asupan kalori atau energi yang melebihi energi yang digunakan disimpan dalam
cadangan tubuh. Karbohidrat utamanya disimpan sebagai glikogen hati dan otot. Lemak,
yang disimpan sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa, meliputi cadangan tenaga tubuh
terbesar
2. PROTEIN
Kebutuhan pada dewasa ± 0.8 / Kg/BB/Hr
Kebutuhan protein pada orang dewasa bervariasi berdasarkan pada :
- status nutrisi,
- keadaan penyakit, dan kondisi klinis.
Asupan protein tidak bisa melebihi - oleh karena p ↓ dasar dalam fungsi ginjal.
Kelebihan protein bisa me↗ketegangan pada ginjal.
Kebutuhan protein diekspresikan sebagai gram per kilogram berat badan.
Metabolisme protein tergantung pada fungsi ginjal dan hati; sehingga kebutuhan akan
berubah selama kondisi penyakit yang mempengaruhi kedua sistem organ ini
Setelah dimetabolisme, protein diekskresikan sebagai senyawa-senyawa mengandung
nitrogen termasuk urea.
Mengukur jumlah nitrogen yang diekskresikan dalam urin selama 24 jam merupakan metode
alternatif untuk menentukan kecukupan dukungan nutrisi khusus.
Jenis kelamin = pada wanita - lebih banyak jumlah lemak, pada laki – laki lebih besar
untuk otot, sehingga protein kebutuhan lebih rendah.
3. CAIRAN
Kebutuhan cairan harian orang dewasa dapat ditentukan berdasarkan berat badan atau pada
kebutuhan energi.
Meningkatnya kebutuhan cairan terjadi dengan :
- meningkatnya kehilangan yang tidak disadari melalui kulit atau metabolisme (seperti
muntah atau diare).
- Kebutuhan cairan menurun pada pasien dengan gagal ginjal, volume ekstraseluler
yang meningkat, atau hipoproteinemia.
- Ketika memperkirakan kebutuhan cairan, farmasis harus mempertimbangkan semua
rute asupan atau hilangnya cairan. Sebagai contoh, sumbersumber nonnutrisional dari
asupan cairan (misalnya: jumlah volume dalam pengobatan intravena) harus
dipertimbangkan.
4. Mikronutrien
Dibutuhkan untuk penggunaan makronutrien secara tepat dan terlibat dalam fungsi-fungsi
fisiologis yang bervariasi luas. Keberagaman dalam absorpsi berbagai
nutrien bertanggung-jawab terhadap perbedaan antara kebutuhan enteral (yaitu: oral atau rute
lain ke dalam traktus gastrointestinal (GI) termasuk pemberian makanan melalui selang) dan
parenteral (yaitu intravena).
STATUS GIZI :
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.
Antropometri - merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.
Pengukuran antropometri --pengukuran yang digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang.
Pengukuran antropometri untuk usia dewasa sekarang ini menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh
(IMT).
Indeks Massa Tubuh (IMT)----- perbandingan (rasio) berat badan / tinggi badan yang sering digunakan
untuk menilai status gizi orang dewasa
- obesitas.
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berumur 18 tahun keatas, dan IMT tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa .
Akan tetapi pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan. Masih banyak diantara pakar yang
berkecimpung di bidang gizi dan belum mengerti makna dari beberapa indeks antropometri .
Jadi harus ada suatu metode yang digabungkan dengan ilmu komputer untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
- Orang dewasa pada umur pertengahan harus : membatasi asupan lemak jenuh
dan sodium (garam). Kurang dari 10% kalori harian harus berasal dari lemak jenuh,
kurang dari 30% berasal dari lemak total.
-- Orang dewasa seharusnya memasukkan jenis makanan sehat dalam diet yang
dilakukan. -- Antara lain : biji-bijian utuh, makanan yang mengandung banyak
serat seperti Quaker oatmeal, buah segar dan sayuran, daging potong tipis dan
produk olahan susu rendah lemak.
1. Karbohidrat Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan adalah aktivitas fisik
-- angka kecukupan gizi energi untuk dewasa = ♀ : 2000-2200 kkal .
= ♂ 2400-2800 kkal setiap hari.
Energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.
Kebutuhan Karbohidrat sebagai sumber energi utama pada usia dewasa = ± 46 %
dari total masukan energi.
2. Protein Pada akhir remaja kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh.
Kecukupan protein dewasa = ♀ 48-62 gr/hari . ♂ = 55-66 gr/hari.
3. Vitamin.
Kebutuhan juga me↑ selama dewasa muda o/k - pertumbuhan dan
perkembangan cepat terjadi,
karena energi yang me↑, maka pertumbuhan kebutuhan beberapa vitamin pun m↑
a.l yang berperan dalam
- metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti : vitamin A, vitamin B1, vitamin B2,
dan niacin.
Vitamin D yang cukup, vitamin A, dan C, E-- untuk pertumbuahan tulang.
Kegemukan dapat mengurangi kemolekan tubuh, bisa mengurangi kelincahan gerak tubuh
dan sering kali lebih cepat menimbulkan kelelahan.
-- Angka Kecukupan Gizi (AKG) per hari tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang
mencukupi.
Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas
yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan energi tersebut akan
diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel lemak di bawah kulit. Akibatnya orang
tersebut akan menjadi gemuk. Kegemukan mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan
berisiko untuk terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi (tekanan
darah tinggi), penyakit jantung koroner, atritis, dan kanker.
Malnutrisi Protein-Kalori
Malnutrisi juga dapat terjadi akibat dari defisiensi-defisiensi mikronutrien. Hal-hal ini dapat terjadi dalam
isolasi, dalam kombinasi, atau dengan defisiensi makronutrien
Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian atau cara
makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi.
Tiga tipe dari malnutrisi protein-kalori adalah
(i) marasmus,
(ii) kwashiorkor, dan
(iii) campuran marasmus-kwashiorkor.
Obesitas juga dapat dianggap sebagai bentuk malnutrisi protein-kalori yang diakibatkan dari asupan
mikronutrien yang berlebihan daripada defisiensi.
Tabel : membedakan keempat kondisi ini menurut defisit nutrisional yang utama, waktu
yang diperlukan hingga terbentuk defisit, dan parameter-parameter fisik, laboratorium, dan
imun yang terpengaruh.
Anorexia nervosa dan bulimia merupakan kelainan makan yang dapat mengakibatkan konsekuensi medis
yang serius, salah satunya ada malnutrisi.
OBESITAS :
Anorexia nervosa dan bulimia nervosa -- kelainan makan yang terjadi umumnya pada perempuan.
Dikarakterisasikan dengan :
- membuat diri kelaparan,
- penurunan berat badan yang ekstrim,
- gangguan pada bentuk tubuh,
- dan rasa takut yang sangat akan gemuk.
Bulimia nervosa dikarakterisasikan dengan :
- makan yang terlalu banyak, yang biasanya diikuti dengan beberapa bentuk mencahar (misalnya:
muntah yang diinduksi sendiri,
- penyalahgunaan pencahar, atau tingkah laku berkaitan seperti penggunaan diuretik, penggunaan
pil diet, atau olah raga yang tanpa batas).
Mayoritas pasien dengan kelainan-kelainan ini, yang memiliki beberapa gejala yang saling tumpang
tindih, kelebihan lemak. diuretik, penggunaan pil diet, atau olah raga yang tanpa batas). terjadi selama
akhir keremajaan dan awal kedewasaan. Sebagai tambahan, pasien mungkin awalnya datang apakah
dengan anorexia nervosa atau bulimia nervosa tetapi kemudan berfluktuasi dari satu ke yang lain.
Penyakit akut dan kronis mungkin memainkan peran dalam mengubah asupan atau penggunaan nutrien.
Malnutrisi jarang terjadi sebagai keadaan penyakit yang terisolasi; biasanya, ditemukan pada pasien
dengan penyakit-penyakit lain yang telah ada sebelumnya
Penilaian status gizi secara langsung terbagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis,
biokimia dan biofisik.
Penilaian status gizi secara langsung menunit Supariasa (2001) dapat dilakukan dengan:
Antropometri :
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat keseimbangan asupan protein
dan energi.
Pengukuran antropometri :
Dalam pengukurannya IMT hanya menggunakan dua indikator yaitu tinggi tubuh dan berat
badan, apabila ada tiga orang yang memiliki nilai tinggi badan dan berat badan yang sama
bisa jadi memiliki kategori status gizi yang berbeda, sehingga kemampuan penentuan status
gizi orang dewasa dengan perhitungan IMT tidak optimal. Oleh karena itu dibutuhkan model
untuk memudahkan pegawai Puskesmas dalam menentukan klasifikasi status gizi orang
dewasa.
Antropometri merupakan pengukuran status gizi yang sangat luas digunakan. Alasan penggunaan
a. Kehandalannya dalam menilai dan memprediksi status gizi dan masalah kesehatan dan sosial ekonomi.
c. Alat ukur yang non-invasive (tidak membuat trauma bagi orang yang diukur).
Ukuran yang biasa digunakan adalah tinggi badan (atau panjang badan), berat badan, lengkar lengan
atas, dan umur. Tinggi dan berat badan paling sering digunakan dalam pengukuran karena dapat
membantu mengevaluasi pertumbuhan anak-anak dan menentukan status gizi orang dewasa. Indeks massa
tubuh (IMT)-- merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk mendeteksi masalah gizi pada
seseorang.
Antropometri dapat digunakan untuk berbagai tujuan, tergantung pada indikator antropometri yang
dipilih. Sebagai contoh, indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator kekurusan dan kegemukan.
Pengukuran IMT merupakan cara yang paling murah dan mudah dalam mendeteksi masalah kegemukan di
suatu wilayah. Masalah kegemukan sekarang ini semakin meningkat dengan semakin meningkatnya
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kemajuan teknologi yang memungkinkan aktivitas semakin
rendah. Peningkatan masalah kegemukan ini sangat erat kaitannya dengan berbagai penyakit kronis
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah
Departemen Kesehatan RI, yang nilai titik batasnya disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Pada orang
dewasa faktor umur tidak dipertimbangkan dalam menghitung IMT. Pada orang dewasa biasanya tinggi
badannya tidak relatif stabil, sehingga variasi yang terjadi hanya pada berat badannya.
Penggunaan IMT mempunyai kelemahan. Kelemahan yang terjadi adalah dalam menentukan obesitas.
Kita tahu bahwa obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. IMT hanya mengukur berat badan dan tinggi
badan. Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak. Berat badan terdiri dari lemak,
air, otot (protein), dan mineral. Pada seorang yang sangat aktif, misalkan olahragawan, maka biasanya
komposisi lemak tubuhnya relatif rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi. Pada orang yang sangat
aktif IMT yang tinggi tidak berarti kelebihan lemak tubuh atau bukan obes.
- dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
IMT-- alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Dengan IMT ini a.l dapat ditentukan :
-----berat badan beserta resikonya.
Misalnya berat badan kurang dapat me↗ resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat
badan lebih akan me↗kan resiko terhadap penyakit degeneratif.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan : timbangan berat badan dan
pengukur tinggi badan.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan
pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Klinis :
Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klinis. Pemeriksaan secara klinis
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan
salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau
riwayat penyakit.
Biokimia :
Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti
darah, urine, tinja, jaringan otot, hati.
Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.
Biofisik :
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melibat kemamapuan
fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, IDN (2001) dapat dilakukan dengan:
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Survei Konsumsi Makanan : Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
--- metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang
dikonsumsi.
Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat dalam menentukan
jumlah makanan yang dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan yang banyak
dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ), membesar-
besarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan
mineral tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).
Statistik Vital : Pengukuran status gizi dengan statistik vital dilakukan dengan menganalisis
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. Teknik ini digunakan antra lain
dengan mempertimbangkan berbagai macam indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan dan kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Faktor Ekologi :
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi, dan lain-lain.
pemeriksaan tinggi badan pada lansia dapat memberikan nilai kesalahan yang cukup bermakna oleh
karena telah terjadinya osteoporosis pada lansia yang akan berakibat pada kompresi tulang-tulang
columna vertebral. Untuk itu para ahli sepakat bahwa sebagai gantinya tinggi badan dapat dipakai
panjang rentang tangan (armspan) dalam penentuan indeks massa tubuh (BMI) .
A. Faktor External
1) Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan
daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
2) Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau
masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
4) Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
B. Faktor Internal
1) UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian
nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
2) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan
khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah
sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all, 1986).
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan
dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam bulan yang hasilnya
Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap tinggi badan yang hasilnya kemudian
Lingkar lengan atas (LILA) hanya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu gizi kurang dan gizi
5) Parameter Berat Badan / Tinggi Badan banyak digunakan karena memiliki kelebihan:
6) Menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan / tinggi badan berdasarkan kategori Z Score
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting, karena selain
mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh
karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.
KESIMPULAN
Dari pendahuluan dan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dan mencegah untuk tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakit
yang dideritanya.
Pada lansia :
- Pendapatan.
- Kesehatan.
- Perubahan fisiologis.
- Ketidakmampuan aktivitas fisik.
- Perubahan mental, sosial.
Cirri khas : - rendah protein,tinggi pada roti, sereal, kue, tidak daging sulit dikunyah, untuk
persediaan protein = keju, telur, selai, kacang.
Dengan terjadinya perubahan-perubahan pada orang tua maka diikuti pula perubahan kebutuhan akan zat
gizi. Perlu diingat bahwa populasi orang tua adalah bukan kelompok yang homogen, oleh karena itu tidak
ada pernyataan umum yang dapat dibuat tentang mereka. Tujuan zat gizi dan kalori untuk memelihara
seseorang pada keadaan kesehatan yang normal, mungkin tidak mencukupi atau berlebihan untuk
memenuhi kebutuhan orang lain.
1. Kalori
Dengan semakin bertambahnya umur, kebutuhan kalori juga semakin berkurang. Perubahan fisiologis
utama yang terjadi adalah.penurunan jumlah sel sel yang fungsional, yang mengakibatkan penurunan
proses metabolisme.
Pada keadaan normal hampir selalu terjadi penurunan metabolisme sebesar 10-15 %/ > setelah umur 50
tahun.
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya aktivitas fisik yang lebih lanjut akan menurunkan kebutuhan kalori.
Akan tetapi untuk menaksir derajad penurunan aktivitas fisik dari setiap individu dalam umur lanjut tidak
dapat dilakukan dengan mudah. Pengurangan aktivitas fisik dan
penurunan metabolic basal bervariasi secara individual.
RDA tahun 1974 mengusulkan bahwa pada umur 50 tahun kecukupan kalori dikurangi sampai 90 % dari
jumlah yang dibutuhkan pada orang dewasa umur 23 tahun.
Tetapi'bila seseorang tetap aktif pada umur di atas 50 tahun maka pengurangan kalori tidak perlu sampai
sebanyak ini.
Laki-laki dan wanita pada umur 23 tahun memerlukan kalori kira-kira sebanyak 2700 dan 2000 Kalori.
Penaksiran pada mereka yang memelihara kesehatan dengan baik, aktivitas normal dan kira-kira sama
beratnya pada umur 65 tahun, mereka memerlukan kalori kira-kira sebanyak 2400 Kalori dan 1800 Kalori
per hari. Jika masukan kalorinya tidak dikurangi untuk menyesuaikan kebutuhannya maka kelebihan kalori
yang masuk akan disimpan sebagai lemak, kasus ini sangat umum terjadi pada wanita tua. Jika beratnya
lebih besar pada umur 65 tahun daripada umur 23 tahun ada kemungkinan terjadi penambahan jaringan
lemak.
Disarankan bahwa pengurangan kalori berasal dari pengurangan karbohidrat dan lemak dalam diet, karena
orang yang berumur memerlukan kalori lebih sedikit tetapi kebutuhan protein, vitamin dan mineral tidak
berkurang. Bila kalori dibatasi sampai dibawah 1800 Kalori, diperlukan
perencanaan yang hati-hati untuk menyediakan diet yang cukup.
Biasanya masukan makanan dibawah 1800 Kalori menyediakan jumlah yang tidak mencukupi untuk
kebutuhan protein, kalsium, besi dan vitamin.
2. Protein
Protein tubuh berkurang dengan bertambahnya umur. Hal ini mungkin terjadi karen penurunan sebagian
besar masa skeletal otot.
Nampaknya penurunan lebih cepat terjadi pada laki-lal daripada wanita. Pemecahan dan sintesa total
protein tubuh juga menurun dengan bertambahnya umur sehingga pada orang tua yang bertubuh sehat
protein tubuh adala sebesar 60-70 % dibanding awal kedewasaan.
Walaupun nampak bahwa kebutuhan protein orang tua berkurang daripada orang dewasa, tetapi tidak ada
informasi yang cukup tentang kebutuhan asam amino dan protein orang tua yang dapat digunakan sebagai
pegangan.
Fisik yang tegang/stress dan stimuli psikologis dapat mengakibatkan keseimbangan nitrogen negatif.
Infeksi, gangguan fungsi pada pencernaan makanan dan perubahan metabolik yang disebabkanloleh
penyakit kronis dapat menurunkan effisiensi penggunaan nitrogen dalam diet.
Bahkan tanpa penyakitpun, saluran pencernaan mengalami penurunan digesti dan absorpsi protein. Orang
tua harus menaksir masala ini untuk menentukan masukan protein. Young dan Serimushaw dalam Kreutler
(198!),menganjurkan masukan protein sebanyak 1 g/kg berat badan per hari.
3. Karbohidrat
4. Lemak
Berdasar penelitian-penelitian yang searah mengenai kemungkinan hubungan antara serum kolesterol,
asam lemak jenuh dan atherosklerosis dan karena ada kemungkinan korelasi antara lemak diet dan level
serum kolesterol, maka disarankan untuk menurunkan proporsi lemak dalam diet orang-orang tua.
Dari kejadian-kejadian epidemi, level serum kolesterol nampaknya mencapai maksimal pada laki-laki
antara umur 50-59-tahun dan pada wanita antara umur 60-69 tahun. Serum trigliserida naik dengan
bertambahnya umur dan mungkin merupakan refleksi dari penurunan kapasitas orang tua untuk
memisahkan lemak diet dari darah. Pembatasan lemak pada diet, terutama lemak jenuh, mungkin sangat
membantu tetapi masukan lemak kurang lebih tetap kira-kira 30 % total kalori.
5. Mineral
Diantara mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh, kalsium dan besi merupakan mineral-mineral yang
paling penting pada gizi orang tua. Masukan kalsium yang rendah atau makanan sumber kalsium seperti
misalnya susu, mendorong terjadinya kerapuhan tulang dan pembuluh kapiler. Tahun 1965 USDA
Nationwide Food Consumption Survey menun-jukkan bahwa diet pada
orang-orang yang berumur 65 tahun atau lebih, kekurangan kalsium sebanyak rata-rata 30 persen untuk
wanita, dan 24 persen untuk laki-laki, diba-wah RDA (Recommended Dietary Allowance). Wanita
yang disurvey menggunakan ekuivalensi kurang dari secangkir susu setiap hari, sedangkan laki-laki
menggunakan sedikit lebih banyak. Wanita menunjukkan jumlah besi dibawah kebutuhan rata-rata.
- satuan yang sering digunakan untuk mengukur besar energy yang dibutuhkan tubuh.
Banyaknya energy yang berasal dari asupan makanan perhari - harus disesuaikan dengan
banyaknya energy yang digunakan tubuh.
Pada lansia : energy yang dibutuhkan untuk aktifitas menurun lebih besar daripada metabolism
basal.
Walau terjadi p↓ energy - asupan makanan harus terpenuhi secara adekuat.
Harus : mengatur pola makan > 40 th & memilih bahan makanan yang tepat
Agar tidak mengkonsumsi bahan makanan yang bersifat : empty calories tapi : nutrient dense.
Mengingat lansia tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam energy besar / lebih banyak.
Protein : zat gizi yang memiliki kandungan terbesar setelah air dalam tubuh
Therapy yang khas di tubuh tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain.
Fungsi khas di tubuh tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain.
Yaitu :
- Wanita : 50 g
- Laki-laki = 60 g
1. Metode kualitatif
a.l :
- metode frekuensi makanan.
- metode dietary history.
- metode telepon.
- metode pendaftaran makan.
2. Metode kuantitatif
a.l :
- metode recall.
- metode food account.
- metode inventaris.
- perkiraan makanan.
- Penimbangan makanan & pencatatan.
- Daftar makanan
- Frekuensi konsumsi --- untuk menilai seberapa sering suatu makanan dikonsumsi.
Kelebihan metode ini : analisis kuisioner yang cukup sederhana & murah.
---- o/k daftar jenis-2 makanan yang terdapat dalam kuis tsb telah divalidasi dapat
dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan pola konsumsi masyarakat.
Tidak ada satupun metode dietary assessment menghasilkan penilaian kebutuhan energy
yang akurat pada lansia.
Pada lansia : untuk menilai rata-rata asupan zat gizi > tepat dengan metode :
Dengan : ukuran porsi -- jadi mampu memberi penilaian jumlah zat-zat gizi yang
dikonsumsi pada masa lampau.
1. KALORI
-- BMR m ↓ = 15 – 20 % ( o/k berkurangnya massa otot & aktivitas )
Diperoleh dari : lemak = 9.4 kal, KBH = 4 kal, Prot = 4 kal/gramnya.
Lansia energy = 20 -25% -dari protein
Lemak = 20%
Sisanya karbohidrat.
Kebutuhan kalori laki – laki = 1960 kal, wanita = 1700 kal.
Jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan - sebagian energy akan disimpan
menjadi lemak -- obesitas.
Bila kekurangan - cadangan energy tubuh digunakan kurus.
Laki – laki & wanita --o/k beda ukuran & komposisi tubuhnya.
2. PROTEIN
Kebutuhan per hari = 1 gr /Kg BB.
Lansia = massa otot m ↓, tapi kebutuhan tubuh akan protein tidak berkurang,
bahkan harus lebih tinggi dibanding dewasa.
o/k lansia : efisiensi penggunaan senyawa nitrogen / protein oleh tubuh berkurang
( o/k penyerapan & pencernaan kurang efisien ).Kebutuhan protein ditingkatkan = 12
– 14 % dari porsi orang dewasa.Sumber protein yang baik = pangan hewani &
kacang – kacangan.
3. LEMAK
Dianjurkan 30% / < dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak yang > 40% dari konsumsi energy - jadi atherosclerosis
( pembuluh darah ke jantung tersumbat ).
Dianjurkan = 20% lemak tsb asam lemak tidak jenuh .
PUFA = Poly Unsaturated Faty Acid ), misal = minyak nabati = asam lamak tidak
jenuh yang baik.
6. AIR
Untuk mengganti yang hilang ( keringat & urine )
Membantu pencernaan makanan
Membersihkan ginjal / membantu fungsi kerja ginjal.
Minum > 6 – 8 gls/hr.
4 - Kecukupan Gizi
Besarnya angka kecukupan gizi yang dianjurkan dicantumkan pada Tabel 16.
Tabel 16. Angka kecukupan gizi harian yang dianjurkan (Recommended Dietary Intakes) yang dibuat
oleh Badan Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat
Kebutuhan kalori yang lebih rendah pada orang tua memerlukan perhatian yang khusus. Ketika aktivitas
berkurang, berat badan sangat mudah bertambah apabila daya tarik terhadap makanan tetap tinggi.
Masukan makanan berkalori tinggi perlu dibatasi. Pengecekan kebiasaan makan untuk kegemaran
merupakan bantuan kedua dan pada makanan sehingga yang mungkin tidak
terhitung sebagai sumber kelebihan kalori. Disisi lain, ada kemungkinan pada usia tua daya tarik terhadap
makanan berkurang dan kalori tidak mencukupi.
Dalam contoh ini, makan sedikit-sedikit tetapi sering dan pemasukan beberapa makanan berkalori tinggi
mungkin diperlukan. Berat masing-masing individu merupakan refleksi kecukupan kalorinya. Untuk
kebutuhan protein, protein hewani seperti misalnya susu, daging, telur, dan keju, penting sebagai
supplemen protein nabati baik yang terdapat pada sayur-sayuran maupun biji-bijian. Beberapa penelitian
menyatakan masukan protein tidak mencukupi pada orang tua wanita. Kekurangan ini dapat berakibat
serius jika seseorang baru mengalami operasi atau menderita kerusakan pada tulang karena
penyembuhannya memerlukan waktu yang lama.
Protein yang sangat sedikit pada diet hariannya menyebabkan orarig tua menjadi mudah lelah dan lebih
mudah terkena infeksi. Akar tetapi, anjuran untuk masukan protein yang tinggi kadang-kadang tidak dapat
dibenarkan
Beberapa peneiitian yang berhubungan dengan hal tersebut tidak menunjukkan perlunya menaikkan
protein untuk kelompok umur tersebut. Perhatian pada kecukupan dari kualitas protein.
Pada umur-umur ini seringkali masukan kalsium sangat rendah. Banyak orang tua yang tidak mempercayai
pentingnya susu dan kemudian menderita defisiensi kalsium. Orang orang tua seringkali menderita anemi
gizi, yang menunjukkan kurang zat besi, protein da1 vitamin-vitamin tertentu.
Dianjurkan memberikan perhatian pada sayuran hijau, biji-bijia dan padi-padian yang diperkaya, dan
daging terutama hati.
Beberapa penelitiah menunjukkan bahwa vitamin yang cukup dalam diet menghasilka vitalitas dan tenaga.
Defisiensi vitamin dalam jumlah sedikit bukan tidak umum diantar orang-orang tua.
Air adalah penting untuk membawa per bahan-bahan sisa yang dikeluarkan oleh ginjal dan itu lebih mudah
bagi fungsi ginj apabila urinenya encer. Sembelit kadang-kadang merupakan penyakit ringan pada orar tua
dan minum air dapat meringankan sembelit tersebut.
5 - Status Gizi
Survey diet pada orang-orang tua menyediakan/memberikan berguna pada jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi, kebiasaan makan, dan frekuensi penggunaan makanan-makanan khusus.
Dengan perhitungan kandungan zat gizi dalam diet menunjukkan status gizi perseorangan. Secara
perbandingan penelitian status gizi pada kelompok orang-orang tua baru sedikit dilakukan. Pada umumnya
orang-orang tua yang berumur di atas 60 tahun menunjukkan status-giz kurang ("undernutrition"), tidak
terbatas pada kelompok yang sangat miskin atau satu kelompok kebudayaan tertentu.
Kondisi status gizi kurang pada orang tua mungkin disebabkan oleh beberapa hal antan lain:
1. Kehilangan atau berkurangnya pendapatan .
2. Isolasi social
3. Penyakit-penyakit yang menurunkan selera makan, menurunkan penyerapan / penggunaan zat gizi atau
kenaikan kebutuhan zat gizi.
4. Obat-obat yang mempengaruhi masukan makanan, atau penyerapan penggunaan atau ekskresi zat gizi.
5. Masalah gigi
6. Depresi atau masalah mental
7. Penurunan kemampuan fisik untuk membeli makanan atau menyiapkan makanan.
8. Konsumsi alkohol.
1. AKTIFITAS FISIK
~~ dengan kemunduran biologis ---aktifitas m ↘.
Harus diimbangi dengan me↘ asupan kalori –mencegah timbulnya penyakit
degenerative.
2. KEMUNDURAN BIOLOGIS
~~~ dengan kemunduran secara fisik / biologis.
Gizi disesuaikan agar optimal, dengan kemampuan organ-2.
3. PENGOBATAN
Efek obat-2 tertentu ---dapat mempengaruhi proses penyerapan zat gizi.
4. DEPRESI & KONDISI MENTAL
Perubahan lingkungan sosial, kondisi yang terisolasi, kesepian, < aktifitas, ---
frustasi, kurang semangat, selera makan jadi terganggu –status gizi buruk.
5. PENYAKIT
--. Penyakit tertentu --- dapat menjadi keadaan gizi buruk
Misal : DM ----biasanya BB < normal.
o/k ada defisiensi insulin ---glukosa sedikit disimpan tubuh jadi glukogen ( e_)
jadi tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy –merombak lemak / lipolisis &
protein / proteolitis ---sebagai sumber energy.
Bila terus menerus –cadangan lemah & protein –dalam tubuh berkurang, BB jadi
me↘
Energy yang dari : KBH, LEMAK, PROTEIN --- untuk memenuhi 3 komponen dasar yaitu :
- Metabolism dasar.
- SDA / specific Dynamic Action.
- Aktifitas fisik ( gerakan anggota tubuh yang diproduksi untuk kontraksi otot )-------shg
menghasilkan tenaga. Yang berfungsi -----untuk memelihara kerja fisik & mental &
mempertahankan kualitas hidup, agar tetap segar dan bugar sepanjang hari.
Metode untuk mengukur aktifitas fisik seseorang = recall & kuisioner.
____________________________________
24 jam
TABEL PAL :
Tidur ---------1.0
Berkendaraan ---1.2
Santai ----1.4
Makan -------1.5
Berjalan -----2.0
Memasak -----2.1…….dst……
Keadaan lansia yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energy dan
zat – zat gizi yang diperoleh dari pangan & makanan yang dampak fisiknya dapat
diukur.
Perbandingan perhitungan rata-rata kebutuhan gizi dengan jumlah asupan zat gizi
____>jadi indikasi ada tidaknya masalah gizi.
1. Perubahan fisiologis.
2. Kondisi sosial--- tempat tinggal -----di panti ----risiko malnutrisi > besar ( riset ).
3. Status ekonomi ----~ dengan keadaan ekonomi.
4. Psikologis = pikun –disorientasi, kecemasan, gelisah ----m↘asupan makan &
perubahan ADL, --- jangka lama - jadi penurunan status gizi.
5. Status kesehatan
= penyakit infeksi, degenerative, kesehatan gigi mulut-----bisa merubah asupan.
Penilaian status gizi lansia ---.> mengacu pada AKG, dipengaruhi oleh = usia, JK, aktifitas fisik,
BB, keadaan fisiologis.
Penilaian langsung= antropometri, biokimia, biofisik, klinis.
Tidak langsung = survey konsumsi makanan, statistic vital, factor ekologi.
ANTROPOMETRI
Lebih sering digunakan o/k : sederhana, praktis, pelaksanaan murah, dapat dilakukan pada
banyak orang dengan waktu relative singkat.
IMT :
-- salah satu indeks antropometri sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
yang umur > 18 th, khususnya yang berkaitan kekurangan / kelebihan BB.
RUMUS :
IMT = BB ( Kg )
TB (M) X TB (M)
_____________________________________________________________________________
Underweight <18.50
Overweight > 25
Membantu orang tua untuk menyediakan diet yang mencukupi untuk dirinya sendiri kadang-kadang
menemui beberapa kesulitan.
Penyakit-penyakit kronis, dikombinasikan dengan faktor-faktor ekonomi dan psikologi, mengembangkan
program diet yang lebiri disederhanakan, merupakan alasan yang sangat sering yang mengakibatkan
ketidakcukupan makanan yang bersifat melindungi.
Orang-orang tua, seperti juga kelompok umur yang lain, memerlukan diet yang seimbang yang meliputi
makanan yang bersifat melindungi.
1. Kebiasaan makan dan konsekuensinya
Kebiasaan makan dari orang-orang tua tidak selalu bertepatan/sesuai dengan kebutuhan akan makanannya.
Beberapa survey tentang pemilihan makanan oleh orang-orang tua telah dilakukan di tempat-tempat yang
berbeda, dan semua laporan menunjukkan kecenderungan yang sama. Di Boston, survey dilakukan oleh
Davidson (pada orang-orang tua yang berumur di atas 70 tahun), menunjukkan tanda-tanda penurunan
konsumsi daging dan susu dan kenaikan penggunaan telur, tetapi tidak terjadi kekurangan kalori. Pada
kenyataannya 84 % laki-laki dan 71 % wanita berada di atas berat badan yang dikehendaki. la mengamati
faktor-faktor yang nampaknya mempengaruhi kebiasaan makan orang-orang tua tersebut yaitu sistem
sosial (lebih dari separo dari mereka hidup seorang diri), penurunan pendapatan, keterbatasan fasilitas
masak dan pendinginan, kesulitan pasar/belanja, masalah penelanan, mode makanan, dan telah berada pada
konsep yang salah tentang gizi yang baik.
Ketika dilakukan pengujian 24 hour recall diet terhadap kira-kira 4000 partisipan yang mengikuti suatu
program yang disponsori oleh Administration on Aging, hanya 3 persen yang ditemukan mempunyai diet
baik.
Dengan kata lain, hanya jumlah kecil tersebut yang memenuhi 100 persen angka kecukupan gizi
yang dianjurkan (RDA tahun 1968) untuk protein, kalsium, besi, vitamin A, tiamin, riboflavin dan vitamin
C. Delapan persen memenuhi 2/3 RDA untuk zat-zat gizi tersebut dan dikelompokkan pada diet cukup,
sedangkan 86 persen dibawah 2/3 RDA untuk satu atau lebih zat gizi dan dikelompokkan dalam diet
kurang.
Beberapa orang tua tidak mengkonsumsi hasil olah susu atau sayuran dan buahbuahan, dan sejumlah besar
dilaporkan makan kurang dari 3 kali sehari.
a. Kelompok susu. Kelompok ini meliputi susu penuh, susu skim, susu berlema rendah, susu kental,
susu bubuk dan mentega.
Dua cangkir atau lebih susu (488 atau 0,40 liter) perhari, atau susu pengganti yang
dianjurkan dengan jumlah yani setara.
c. Kelompok daging. Kelompok ini meliputi daging sapi, kambing, babi,organ-orgai daging seperti hati,
jantung dan ginjal, unggas dan telur, ikan dan kerang, dar pengganti daging seperti biji-bijian dan kacang-
kacangan.
Pilih dua atau lebrf penyajian setiap hari, satu kali penyajian sebanyak 16- 23 g daging unggas dan ikar
tanpa tulang. Setara dengan protein dalam 16 g daging adalah 2 butir telur (terbata; pada 3-4 butir per
minggu), 1 cangkir atau 250-260 g biji-bijian masak, atau t sendok makan atau 64 g mentega kacang.
c. Kelompok serealia.
Makanan yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua jenis roti dan serealia yang berupa biji-bijian.
yang telah diperkaya atau distandarisasi Secara spesifik kelompok ini meliputi roti, serealia rebus, serealia
yang siap santap: crackers, tepung makaroni, spaghetti, mie, beras, beras parboiled dan gandum, Sajikan 4
kali sehari, satu kali penyajian sebanyak 1 iris roti (23 g), 28 g serealis siap santap, atau V 2 - 1/3 cangkir
(118-177 g) serealia rebus, makaroni, mie, nasi atau spaghetti.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan makanan sekitar makanan pokok, makanan lain yang tidak spesifik
dapat termasuk disini seperti gula, mentega, margarin dan lemak yang lain. Beberapa minyak nabati
mengandung asam lemak tidak jenuh dan ini dianjurkan.
1. Komposisi tubuh melihat jumlah massa otot dan lemak. Pada usia tua massa
otot menyusut sedangkan massa lemak bertambah 10-15 %. Penyusutan
massa otot mencapai 5 kg pada wanita dan 12 kg pada laki-laki usia 25-70
tahun. Total cairan tubuh berkurang dari 65 % menjadi 60 %.
2. Tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm/ tahun pada umur 40-45
tahun dan 0,28 cm /tahun setelah usia itu. Pemendekan ini diduga akibat
penipisan lempeng tulang belakang dan pengurangan massa tulang. Pada
keadaan osteoporosis dan kifosis susutan mencapai 12 % untuk laki-laki dan
25 % untuk wanita.
3. Perubahan berat badan dapat pula digunakan sebagai indicator kurang gizi.
Penyusutan BB 10 % atau lebih dalam masa < 3 bulan menandakan
terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu usila yang dirawat sebaiknya ditimbang
setiap minggu sedangkan usila yang sehat dapat ditimbang setiap 2-3 bulan.
4. Indeks massa tubuh dapat digunakan dengan mengukur tinggi dan berat badan.
TB ditaksir dengan mengukur tinggi lutut (TL) jika usila tidak dapat berdiri tegak.
Pasien ditelentangkan dan sendi lutut ditekuk sampai 90, diukur menggunakan
kaliper. Batang kaliper sejajar tulang tibia. Perkiraan TB adalah :
Laki-laki : TB = 64,19 – (0,40 x usia) + (2,02 x TL)
Wanita : TB = 84,88 – (0,24 x usia) + (1,83 + TL)
5. Asupan makanan akan mencerminkan kecukupan makanan seseorang
sehingga dapat pula digunakan untuk memperkirakan status gizinya. Asupan
makanan dapat diperoleh dengan recall konsumsi atau cara penimbangan.
Kebutuhan gizi
1. Kebutuhan energi usila > 60 tahun 2200 kkal untuk laki-laki dan 1850 kkal
untuk wanita. Kebutuhan energi menurun sejalan dengan pertambahan usia karena
metabolisme sel dan kegiatan otot berkurang. Penurunan kebutuhan energi adalah 5
% per decade. Namun jika masih aktif bekerja kebutuhan energi relative tidak
menurun. Energi ini diperoleh dari karbohidrat 60 %, protein 15 % dan lemak 25 %.
2. Kebutuhan protein sehari 0,9 g/kg BB. Kebutuhan protein meningkat bila ada
stress fisiologis seperti infeksi, luka bakar, patah tulang dan operasi. Kebutuhan
protein menurun bila ada gangguan ginjal/hati.
3. Kebutuhan vitamin dan mineral relative sama dengan usia sebelumnya. Namun
asupannya perlu mendapat perhatian karena efisiensi pencernaan menurun. Vitamin
dan mineral yang sering kurang : vitamin A, B, D, kalsium dan zat besi.
4. Konsumsi serat perlu diperhatikan untuk mencegah konstipasi.
5. Cairan perlu diperhatikan pada usila untuk membantu system pencernaan dan
eksresi yang lancar. Usila membutuhkan cairan sekitar 1,5 liter atau 7 gelas sehari
ADL m ↘
Pensiun --- pendapatan ber <. DEMENSIA BISA --- < gizi, atau obesitas.
Kurang gizi :
- Penyebab primer : ketidaktahuan, isolasi ps, hidup seorang diri, baru kehilangan
pasangan hidup, gg fisik, indra, mental, kemiskinan, iatrogenic.
- Sekunder : gg nafsu makan, gg mengunyah, malabsorbsi, obat – obatan, p↗ zat gizi,
alkoholisme.
Hendaknya :
Hendaknya tidak banyak menyimpang dari kebiasaan makan, sesuai dengan kebiasaan
psikologisnya.
Pada makanan sesuai dengan kecukupan gizi, menu sesuai ketersediaan & kebiasaan makan
tiap daerah.
Misal :
- kelompok makanan pokok / utama = nasi ( 1 porsi = 200 gr ).
- Kelompok lauk pauk = daging ( 1 potong = 50 gr, tahu ( 1 pt = 25 gr ).
- Kelompok sayuran = bayam ( 1 mangkok = 100 gr )
- Kelompok buah = papaya ( 1 pt = 100 gr )
- Susu = 1 gls ( 100 gr ).
KBH - nasi, jagung, ketan, bihun, biscuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi, pisang,
nagka, macaroni.
Protein hewani - daging sapi, ayam, hati, telur, unggas, ikan, baso daging.
- >>> minum/ kurangi garam - memperingan kerja ginjal -- risiko hipertensi.
Banyak minum = memperlancar pengeluaran sisa makanan.
- Batasi makan dengan manis-2 / gula, minyak, makanan lemak ( santan, mentega, dsb
)
- Makanan yang mudah dicerna, hindari terlalu manis, gurih, goreng-goreng
- Gigi rusak / gigi palsu kurangbaik makanan cincang / lunak.
- Makan kecil tapi sering & makan selingan / snack.
- Tidak minum kopi/ the-- boleh diberi, tapi diencerkan - untuk merangsang
gerakan usus & menambah nafsu makan.
- Makanan >> zat besi kacang-kacangan,hati, telur, daging rendah lemak, bayam,
sayuran hijau.
- Olahan : dikukus, direbus, dipanggang, kurangi digoreng.
Protein = 1 gr / Kg BB.
LEMAK <<,
10 LANGKAH AGAR HIDUP LEBIH LAMA , SEHAT & BERARTI BAGI LANSIA :
2. AKTIFITAS :
A. RINGAN (10-20%) :
-Menyetir, kerja kantor, membaca = 10%.
-mengajar, berjalan,memancing = 20%.
B. SEDANG ( 20 – 30% ) :
-ibu rumah tangga, bowling = 20%.
-bersepeda, berkebun, jalan cepat = 30%.
C. BERAT ( 40 – 50%) :
-aerobik, sepeda mendaki, jogging = 40%.
-memanjat tebing, atlet = 50%.
Missal : untuk kebutuhan basal ibu rumah tangga :
20% x 1462,5 = 292,5 Kkal.
3. Usia dengan koreksi.
Semakin bertambah usia, semakin menurun.
40 – 59 th = koreksi usianya sampai 5%.
60 – 69 th = koreksi usianya sampai 10%.
>70 th = koreksi usianya 20%.
Missal : 45 th
Jadi : koreksi usianya 5%
= 5% x 1462,5 kkal (keb,basal) = 73,125 kkal.
4. TOTA L KALORI YANG DIBUTUHKAN / TK
1 hr --rumus TK = KB + AF – KU
Missal : BB = 58,5 kg. KB = 1462,5 kkal, AF = 292,5 kkal, KU = 73,125 kkal.
Jadi Kebutuhan kalori / hari : 1462,5+292,5-73,125=1681,875 kkal/hr (m/. makan 6 x)
CARA MENGHITUNG BERAPA KALORI YANG DIBUTUHKAN :
1. RUMUS HARIS BENEDICT ( berkaitan dengan usia, JK, BB, TB, Level aktifitas ):
Keb, e- ♂ = 66,5 + 13,8 X BB (Kg) +5x TB (cm) : 6,8 x usia
♀ = 65,5 + 9,6 x BB (Kg) + 1,9 x TB (cm) : 4,7 x usia.
Dalam menaksir kecukupan energi dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
Prinsip menaksir Angka Kecukupan Energi (AKE) didasarkan pada pengeluaran energi
dimana angka metabolik dasar (Basal Metabolik Rate, BMR) merupakan komponen utama.
Energi basal yang dinyatakan dalam BMR - penggunaan energi oleh tubuh pada tingkat
psca penyerapan dan keadaan istirahat sempurna.
- berat badan.
- susunan tubuh
- umur
- jenis kelamin.
BMR per satuan berat badan berbeda menurut umur, biasanya makin tua umur makin
rendah. Secara praktis, untuk menghirung BMR cukup hanya indeks berat badan yang
dipakai sebagai peubah berpengaruh.
Tabel 1. berikut merupakan rumus untuk menghitung nilai BMR dengan peubah berat
badan menurut kelompok umur.
Tabel 1.Rumus untuk Menghitung Nilai BMR dengan Peubah Berat Badan
menurut Kelompok Umur.
Pengertian bayi adalah anak yang belum berumur satu tahun (kurang dari 12 bulan). Angka
kecukupan energi bayi secara individu dibedakan menurut umur dan berat badan.
Informasi yang diberikan untuk menaksir angka kecukupan gizi individu (AKEI) bagi bayi
adalah : umur bayi (bulan), berat badan sehat, persamaan regresi kecukupan energi bayi
per kilogram berat badan. Secara umum perhitungan AKEI bayi dirumuskan sebagai
berikut :
Dimana :
AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi bayi pada umur Ui (kal/org/hari)
Ui = Umur bayi (bulan)
Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg)
Jawab :
Berarti angka kecukupan energi bagi bayi umur antara 2 – 3 bulan dengan berat badan 4.5
kg adalah 437.6 kal/hari/orang.
Untuk menghitung angka kecukupan energi individu bagi anak-anak (umur 1 -9 tahun)
dengan pendekatan pengeluaran energi, diperlukan informasi tentang alokasi waktu
kegiatan (wi) dan jumlah pengeluaran energi untuk setiap kegiatan bagi anak-anak. Namun
kedua informasi tersebut tidak ada karena belum ada penelitian berskala besar yang
mengungkapkan informasi ini. Berdasarkan hasil kesepakatan komisi ahli, konsumsi anak-
anak hasil penelitian Ferro Luzzi dan Durnin (1981) dalam Hardinsyah (1992) ditambahkan
sebesar lima persen untuk disajikan AKEI anak-anak.
Cara menghitung AKEI anak-anak secara umum dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
AKEI
a) Berat Badan (kg) AKE(Kal/kg B/hr)
(Kal /org/hr)
Umur Anak
(tahun)
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (1) x (3) (2) x (4)
Keterangan :
a) Untuk contoh ini berat badan sehat berdasarkan NCHS :
Berat badan median – 1 standar deviasi (WHO, 1979)
Sumber : Hardinsyah dan Martianto, 1988.
Sebagai latihan dapat kita coba dengan menghitung angka kecukupan energi seorang anak
laki-laki yang berumur 2.5 tahun dengan berat badan 11 kg, maka angka kecukupan
energinya adalah 11 kg x 104 kal/kg B/hari = 1144 kal/hari.
c) Menaksir Kecukupan Energi Remaja
Perhitungan kecukupan energi bagi remj (10 – 19 tahun) dibedakan menurut jenis kelamin.
Berbeda halnya dengan menghitung AKEI bayi dan anak-anak, AKEI remaja dihitung
berdasarkan pengeluaran energi, bukan berdasarkan konsumsi.
Tahapan yang dilakukan dalam menghitung AKEI bagi remaja adalah harus tersedia
informasi sebagai berikut:
- jenis kelamin
- berat badan sehat
- persamaan energi untuk menghitung Energi Metabolisme Basal (EMB) yang sesuai
dengan kelompok umurnya.
- tingkat kegiatan
- alokasi waktu untuk setiap kegiatan, dan
- faktor energi kegiatan (K), yang merupakankelipatan EMB. Untuk menentukan
pengelompokan tingkat kegiatan perlu diketahui beragam jenis kegiatan secara
rinci dan jumlah energi yang diperlukan oleh setiap jenis kegiatan dapat dilihat
pada lampiran 4 dan 5.
Pada prinsipnya AKEI bagi remaja merupakan penjumlahan dari Energi Kegiatan (EK) dan
Energi Pertumbuhan (EP) dimana EMB dan Energi Specific Dynamic Action (ESDA) telah
diperhitungkan di dalam EK. ESDA adalah energi khusus untuk pencernaan dan
metabolisme makanan.
Sebagai contoh perhitungan AKEI bagi pria remaja dapat dilihat pada Tabel 3.
Secara umum perhitungan AKEI remaja cara sederhana dirumuskan sebagai berikut :
a) Untuk Pria :
Dimana :
Bi = Berat badan sehat (kg)
FKi = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung kecukupan energi pada umur-i
menurut jenis kelamin
Tabel 3. Contoh perhitungan Angka Kecukupan Energi Individu (AKEI)
bagi Pria Remaja Umur 14 tahun, dengan Berat Badan 40 kg
Angka-angka yang berada pada tabel tersebut adalah hasil dari perhitungan berdasarkan
rumus – rumus berikut :
g) 76 = (1.9 B untuk 10 -15 tahun dan 0.5 B untuk 16 -19 tahun)
Khusus untuk Energi Kegiatan (KE) bagi pria yang merupakan kelipatan EMB dapat dilihat
pada Lampiran 4 sesuai jenis kegiatannya.
Perhitungan AKEI bagi wanita remaja yang berumur 10 -19 tahun dapat diketahui dengan
tahapan yang sama seperti pada pria remaja dengan mengacu pada kegiatan bagi wanita
yang dapat dilihat pada Lampiran 5.
Bila informasi jenis dan tingkat kegiatan serta alokasi waktunya tidak tersedia, dapat
dilakukan perhitungan AKEI secara sederhana, namun harus tetap memerlukan informasi
tentang: Berat badan sehat (B), Persamaan regresi EMB yang sesuai dengan kelompok
umurnya dan Faktor Kelipatan EMB untuk kecukupan energi (FK). Biasanya semakin
meningkat umur remaja semakin rendah nilai FK-nya.
Secara umum perhitungan AKEI remaja cara sederhana dirumuskan sebagai berikut :
a. Untuk Pria
b. Untuk Wanita
Seperti halnya pada cara menghitung AKEI remaja, AKEI dewasa juga dapat dihitung
dengan cara rinci dan cara sederhana. Cara mana yang akan dipilih tergantung dari tujuan
dan informasi yang tersedia.
No. AKEI Pria (umur dalam tahun) Wanita (umur dalam tahun)
20 - 29 30 - 59 = 60 20 - 29 30 - 59 = 60
Cara
15.3 B + 11.6B + 13.5B + 14.7B + 8.7B + 10.5B+ 596
2. Sederhan
679 (FKi) 879 (FKi) 487 (FKi) 496 (FKi) 829(FKi) (FKi)
a
Sama pula halnya dengan AKEI remaja, bila informasi jenis dan tingkat kegiatan serta
alokasi waktunya tidak tersedia, dapat dilakukan perhitungan AKEI secara sederhana,
namun harus tetap memerlukan informasi tentang: Berat badan sehat (B), Persamaan
regresi EMB yang sesuai dengan kelompok umurnya dan Faktor Kelipatan EMB untuk
kecukupan energi (FK).
Tabel 5. Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung AKEIi bagi pria dan
wanita Dewasa menurut Tingkat Kegiatan
Pada orang dewasa, pengeluaran energi dikelompokkan menurut jenis kegiatan : tidur dan
pekerjaan (ringan, sedang dan berat), santai dan kegiatan lainnya (kegiatan rumah tangga,
sosial dan olah raga atau kesegaran jasmani).
Berbeda dengan perhitungan energi untuk bayi, remaja dan orang dewasa, pada wanita
hamil dan menyusui masing-masing memerlukan tambahan sejumlah energi dari keadaan
sehat sebelum hamil. Tambahan energi ini digunakan untuk pertumbuhan fetus, plasenta
dan jaringan lain yang ada selama kehamilan, serta cadangan energi, berupa lapisan lemak
tubuh. Bagi wanita menyusui, tambahan energi ini digunakan untuk ASI dan memulihkan
kesehatan setelah melahirkan. Prinsip perhitungannya sama dengan cara menghitung AKEI
wanita dewasa kemudian ditambah dengan sejumlah energi tambahan.
Dimana :
B = Berat badan sehat wanita sebelum hamil (kg)
EH = Tambahan energi wanita hamil (Kal/org/hari), yaitu :
FK = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung kecukupan energi wanita
Contoh perhitungan AKEI orang dewasa, wanita hamil dan menyusui dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
a) a)
(1) EMB - 1528.6
Keterangan : a) 1528.6 = (30 thn s/d 59 thn) = 11.6 B + 879 = 11.6 (56) + (879)
b) 509.5 = (1.0 w1 /24 x EMB) = (1.0 ) (8)/ 24 X ( 1528.6)
c) 1452.2 = (3.8 w4 /24 x EMB) = (3.8) (6)/24 X 1528.6)
d) 601.9 = (K) X (w5/24) x EMB) = (2.7) (3.5) /24 x (1528)
e) 63.7 = (K)x (w6 /24) x EMB) = (2.0) (0.5)/24 x ( 1528.6)
f) 535.0 = (K) x (w7/24) x (EMB) = (1.4)(6)/24 x (1528.6)
Demikian seterusnya, dapat Anda coba juga untuk pria/wanita dewasa pada usia dan berat
badan yang berbeda, sesuaikan dengan standard yang ada. Mengenai Faktor Kelipatan (K)
EMB dapat dilihat pada Lampiran 6 untuk pria dan Lampiran 7 untuk wanita.
Diketahui seorang wanita hamil berumur 32 tahun, berat badan sebelum hamil adalah 48 kg,
tinggi badan 160 cm, berat badan pada waktu kehamilan 20 minggu 51.1 kg dan bekerja
sedang. Untuk mengetahui angka kecukupan enrgi bagi wanita hamil tersebut dapat dihitung
dengan cara :
AKEI = (8.7 B + 829 ) FK + EH
= [ (8.7) (48) + 829) ] + (1.64 + 245
= 2289 Kal.
Diketahui wanita menyusui umur 27 tahun, berat badan sehat setelah melahirkan 48 kg,
bekerja berat, maka AKEI-nya adalah :
AKEIi = (14.7 B + 496) FK + EM
= [(14.7) (48) + 496] (2.00) + (500)
= 2903 Kal/hari.
Dimana :
B = Berat badan sehat wanita selama menyusui
EM = Tambahan energi wanita selama menyusui (Kl/org/hr), yaitu 500 Kal /org/hr.
Dengan demikian diharapkan Anda dapat menghitung sendiri AKEI I sesuai umur dan jenis
kelamin untuk perhitungan selain untuk wanita hamil dan menyusui yang menggunakan pula
energi tambahan sejumlah tertentu tergantung usia ibu pada saat hamil dan menyusui.