Anda di halaman 1dari 6

Nama : Khadrotul Istiwai Sangidah

NIM : P1337420218023

Pengkajian dilakukan di Rumah Sakit Islam Purwokerto pada tanggal 19


Februari 2019 pukul 16.00 WIB. Dari pengkajian pada rekam medik di dapatkan
data pasien An. K, umur 11 tahun, beragama Islam, jenis kelamin perempuan,
tanggal masuk 19 februari 2019, No. RM. 114566, tingkat pendidikan Sekolah
Dasar. Diagnosa keperawatan isolasi sosial berhubungan dengan kesulitan
membina hubungan dengan orang lain, alamat Desa Kincang RT 04/RW 03
Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara. Penanggungjawab pasien adalah Nn.
U, Desa Kincang Kecamatan Rakit Kabupaten Banjaranegara. Pekerjaan Perawat,
hubungan dengan pasien adalah kakak kandung pasien.

Pasien dibawa oleh kakak ke poli jiwa Rumah sakit Islam Purwokerto
karena gangguan psikologis. Pasien mengalami gangguan psikologis dikarenakan
sering dibully oleh teman sebayanya. Penyebab pasien dibully karena kondisi
pasien yang beraktivitas menggunakan kursi roda setiap harinya. Setelah pasien
dibully oleh teman sebayanya pasien mengurung diri dikamarnya, tidak mau
diajak bicara dan tidak mau bergaul dengan orang lain.

Pasien belum pernah dibawa ke Rumah Sakit sebelumnya. Saat dikaji


pasien mengatakan di sekolah sering dibully teman sebayanya karena kondisinya
yang tidak dapat berjalan. Pengkajian yang perawat lakukan meliputi pengkajian
fungsional yang berfokus pada toleransi stress adalah Isolasi Sosial : pasien selalu
mengurung diri di dalam kamar karena perlakuan teman sebayanya yang selalu
mengejeknya.

Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data sebagai berikut :

a. Tekanan darah : 90/60 mmHg


b. Nadi : 80 kali/menit
c. Respirasi : 30 kali/menit
d. Temperature : 380C
Pasien mengalami demam karena dehiderasi yang disebabkan kurangnya
cairan yang masuk pada tubuh pasien. Selama pasien mengurung diri pasien tidak
pernah mau makan dan minum. Dengan pemeriksaan fisik meliputi : Rambut
panjang, hitam, tidak berketombe dan tidak bercabang. Mata simetris, konjungtiva
berwarna putih. Hidung simetris, bersih tidak terdapat polip. Mulut simetris, gigi
bersih tidak berlubang dan tidak tedapat karang gigi. Telinga bersih, serumen
sedikit. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Dinding dada simetris kanan kiri.

Dari hasil pengkajian status mental didapatkan : pembicaraan pasien pelan


dan lirih, pandangan kosong, dan terlihat murung karena kurangnya perhatian dari
orang lain. Pasien mengalami isolasi sosial karena sering dibuli oleh temannya
baik secara fisik dan mental. Sehingga pasien sangat membutuhkan perhatian dari
orang-orang terdekat pasien.
Nama : Rena Sulistiyani

NIM :
P1337420218008

Pengkajian dilakukan di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara pada


tanggal 18 januari 2018 pukul 15.00 WIB. Dari pengkajian pada rekam medik di
dapatkan data pasien Nn. U, umur 15 tahun, beragama islam, jenis kelamin
perempuan, tanggal masuk 18 januari 2018, No.RM 116264, tingkat pendidikan
Sekolah Mengengah Pertama. Diagnosa keperawatan isolasi sosial berhubungan
dengan kesulitan berinteraksi dengan orang lain, alamat Desa Parakan RT 02/RW
01 Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Penanggungjawab pasien
adalah Ny.T, Desa Parakan Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.
Pekerjaan Guru hubungan dengan pasien adalah ibu kandung dari pasien.

Pasien dibawa oleh ibunya ke poli jiwa RSUD Hj, Anna Lasmanah
Banjarnegara karena gangguan psikologis. Pasien mengalami gangguan psikologis
dikarenakan orang tuanya berpisah sehingga pasien merasa hidupnya hancur,
merasa kesepian. Setelah orang tuanya bercerai sikap pasien berubah menjadi
pemurung, pendiam, dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

Pasien belum pernah dibawa Rumah Sakit sebelumnya. Saat dikaji ibu
pasien mengatakan bahwa pasien sikapnya berubah setelah orang tuanya bercerai.
Pengkajian yang perawat lakukan meliputi pengkajian fungsional yang berfokus
pada toleransi stress adalah resiko kesepian : pasien selalu terlihat sendirian,
mengurung diri di dalam kamar, tidak mau diajak bicara, tidak mau bergaul
dengan orang lain karena setelah perceraian orang tuanya.

Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data sebagai berikut :

1. Tekanan darah : 90/60 mmHg


2. Suhu : 37ºC
3. Respirasi : 12 kali/menit
4. Nadi : 50 kali/menit
Selama pasien mengurung diri pasien jarang mau makan dan minum.
Dengan pemeriksaan fisik atau head toe to dengan meliputi : Rambut pendek,
hitam, tidak berketombe dan tidak bercabang. Mata simetris, konjungtiva
berwarna putih. Hidung simetris, bersih tidak terdapat polip. Mulut simetris, gigi
bersih tidak berlubang dan tidak tedapat karang gigi. Telinga bersih, serumen
sedikit. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Dinding dada simetris kanan kiri.

Dari hasil pengkajian status mental didapatkan : pembicaraan pasien pelan


dan lirih, pandangan kosong, terlihat murung, dan wajah terlihat pucat karena
kurangnya perhatian dari orang tua. Pasien mengalami isolasi sosial karena pasien
mengalami trauma psikologis akibat perceraian kedua orang tuanya secara mental
sehingga pasien merasa sendiri. Sehingga pasien sangat membutuhkan perhatian
dari orang tuanya serta orang-orang terdekat pasien.
Nama : Yunindya Triska Wulandari

NIM : P1337420218014

Pengkajian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga pada


tanggal 09 Maret 2019 pukul 09.00 WIB. Dari pengkajian pada rekam medik di
dapatkan data pasien An. Y, umur 16 tahun, beragama Islam, jenis kelamin laki-
laki, tanggal masuk 09 Maret 2019, No. RM. 140319, tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Atas. Diagnosa keperawatan isolasi sosial berhubungan dengan
ketidakmampuan memenuhi harapan orang lain, alamat Desa Kaliori RT 04/RW
03 Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Penanggungjawab pasien adalah
Ny. T, Desa Kaliori Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Pekerjaan
Guru, hubungan dengan pasien adalah Ibu kandung pasien.

Pasien dibawa oleh Ibunya ke poli jiwa Rumah sakit Umum Daerah
Purbalingga karena gangguan psikologis. Pasien mengalami gangguan psikologis
dikarenakan pasien merasa dirinya tidak mampu memenuhi harapan orang-orang
disekitarnya. Pasien selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain, hal itu
menyebabkan pasien merasa hidup sendirian tidak memiliki teman. Pasien
menjadi pendiam saat bergaul dengan teman-temannya, saat dirumah pasien tidak
pernah berbicara dengan orang tuanya.

Pasien belum pernah dibawa ke Rumah Sakit sebelumnya. Saat dikaji ibu
pasien mengatakan di rumah pasien tidak pernah berbicara apapun dengannya,
pasien selalu menyendiri. Pengkajian yang perawat lakukan meliputi pengkajian
fungsional yang berfokus pada toleransi stress adalah Isolasi sosial : pasien tidak
mau berbicara dengan orang lain dan selalu menyendiri.

Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data sebagai berikut :

e. Tekanan darah : 110/70 mmHg


f. Nadi : 60 kali/menit
g. Respirasi : 20 kali/menit
h. Temperature : 36,50C

Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien normal. Dengan pemeriksaan fisik


meliputi : Rambut pendek, hitam, tidak berketombe dan tidak bercabang. Mata
simetris, konjungtiva berwarna merah muda. Hidung simetris, bersih tidak
terdapat polip. Mulut simetris, gigi bersih tidak berlubang dan tidak tedapat
karang gigi. Telinga bersih, serumen sedikit. Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid. Dinding dada simetris kanan kiri.

Dari hasil pengkajian status mental didapatkan : pembiaraan pasien pelan


dan lirih, pandangan kosong, dan terlihat murung karena kurangnya perhatian dari
orang lain dan orang tuanya. Pasien mengalami isolasi sosial karena orang-orang
disekitar pasien selalu membanding-bandingkan pasien dengan orang lain yang
dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan pasien. Pasien jadi
pendiam dan sering menyendiri sehingga pasien sangat membutuhkan perhatian
dari orang-orang di sekitar yang memandang pasien apa adanya tidak
membandingkan dengan orang lain .

Anda mungkin juga menyukai