Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINGGUAN KP IPTM 2020

KEGIATAN PROGRAM INOVASI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MARITIM


Minggu II - Bulan Desember 2020
_______________________________________________________________

Kegiatan Program IPTM terbagi menjadi 3 (tiga) WBS, meliputi : WBS 01 Inovasi Desain
Kapal Harbour Tug Dual Fuel; WBS 02 Inovasi Desain Kapal Mini LNG; dan WBS 03
Inovasi Teknologi Wahana Angkut Alpo. Pada kurun waktu Triwulan II ini mempunyai
target : Pembuatan Basic Design Kapal Harbour Tug Dual Fuel; Pembuatan Basic
Design Kapal Mini LNG; dan pembuatan dan approval keyplan Wahana Angkut ALPO.
Disamping itu ada tambahan 1 kegiatan Inhouse Research yaitu WBS 04 Sarana dan
Prasarana Kapal/ Pelabuhan.
Bobot Kegiatan :
- Perencanaan & Monev (10%)
- Desain Harbour Tug Duel Fuel (25%)
- Disain Kapal Mini LNG (25%)
- Disain Wahana Angkut ALPO (26%)
- Pelaporan TD & PD (14%)
Perkembangan kemajuan fisik pada minggu ke II Desember 2020 dapat dilaporkan
sebagai berikut:

I. WBS 01 Inovasi Desain Kapal Harbour Tug DualFuel

Kegiatan WBS 1 pada minggu ini adalah sebagai berikut:


- Menyusun Technical Document dalam bentuk Buku I sebagai lampiran Program
Dokumen.
- Finalisasi Mission Analysis

II. WBS 02 Inovasi Desain Kapal MiniLNG

- Menyusun Technical Document dalam bentuk Buku II sebagai lampiran Program


Dokumen.
- Finalisasi Mission Analysis

III. WBS 03 Inovasi Teknologi Wahana Angkut Alpo.

- Menyusun Technical Document dalam bentuk Buku III sebagai lampiran Program
Dokumen.
- Finalisasi Mission Analysis

IV. WBS 04 Sarana dan Prasarana Kapal/ Pelabuhan (Inhouse Research).

- Menyusun Technical Document dalam bentuk Buku IV sebagai lampiran Program


Dokumen.

V. TROIKA
- Koordinasi Teknis, adm dan keuangan IPTM 2020
- Konsenyering Maritim tgl 10 sd 12 Desember 2020
- penyusunan Laporan Akhir IPTM 2020.
- Realisasi Anggaran SP2D s.d 07 Desember 2020 adalah 70.8%
- Total Anggaran SP2D + Comitted + Pengajuan adalah 85.31% (menunggu proses
pencairan anggaran dari Bendahara BPPT)
- Kemajuan kegiatan komulatif pada Minggu ini sebesar 97,2%. Dimana sisa 2,8%
berupa koordinasi dan penyusunan laporan akhir.

Demikian dilaporkan, atas perhatian dan arahan lebih lanjut, diucapkan terima kasih.

Surabaya, 12 Desember 2020

KP IPTM

A. Bisri.
Lampiran 1

T R 0 4 I N P T M wp 3 6 0 bl 1 1 th 2 0 2 0

BPP Teknologi

TECHNICAL REPORT 4
TECHNICAL REPORT

Ujicoba Fungsional Model Sistem Kontrol Ballast


Wahana Angkut ALPO

WP 360
Disain Sistem Kontrol Ballast Wahana ALPO

WBS 300
Inovasi Teknologi Bangunan Lepas Pantai untuk Alat Angkut Maritim

PROGRAM
INOVASI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MARITIM

BALAI MESIN PERKAKAS TEKNIK PRODUKSI DAN OTOMASI


DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASA
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Dibuat oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Leader WP 360 Group Leader WBS 300 Chief Engineer
Butir Kegiatan : II.B.5.a Butir Kegiatan : II.B.5.b Butir Kegiatan : II.B.5.c

Tsani Hendro Nugroho Abdul Ghofur Buana Ma’ruf


I. PENGANTAR

Technical Report ini merupakan report dari kegiatan WP360 "Desain Sistem Kontrol
Ballast Wahana Angkut ALPO" sebagai bagian dari WBS300 "Inovasi Teknologi
Bangunan Lepas Pantai untuk Alat Angkut Maritim" pada kegiatan "Program Inovasi
Pengembangan Teknologi Maritim" di BPPT.
WP360 berkontribusi pada kegiatan Pembuatan Desain Sistem Kontrol Ballast Wahana
Angkut ALPO dengan target tahun ini berupa dokumen desain awal system control ballast
sebagai dasar untuk kegiatan pada tahun berikutnya.
Dalam Technical Report ini, dilaporkan progress kegiatan WP3.6 pada triwulan keempat
yang meliputi:
- Penyempurnaan konfigurasi piping & valve untuk model system control ballast dan
scenario pengontrolannya.
- Ujicoba fungsional model system control ballast secara manual dan auto.
- Desain awal prosedur pemodelan dan validasi system dinamik wahana ALPO
menggunakan MATLAB.

II. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan yang dilaporkan dalam Technical Report ini adalah :
 Penyempurnaan konfigurasi piping & valve system ballast dari data hasil pengujian
tahap awal di triwulan ketiga.
 Ujicoba fungsional model system control ballast.
 Ujicoba prosedur pemodelan matematis system control ballast.

Point-point tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil
akhir berupa desain awal system control ballast untuk wahana angkut ALPO. Dengan
hasil dari kegiatan triwulan 3 ini, didapatkan resume hasil kegiatan secara lengkap
sebagai berikut:
 Pembuatan Control Philosophy
 Konfigurasi tangki ballast
 Konfigurasi perpipaan dan valve
 Pemilihan pompa ballast.
 Pemilihan sensor: Berat, Temperature, Flow, Tekanan, Inersia, dll.
 Data Acquisition & Digital Filter Design.
 Control disturbance modelling.
 Ballast System Plan Modelling:
 Ballasting/De-Ballasting.
 Between tank: Forced with Pump & Valve
 Ship stability.
 Model Validation.
 Controller design: linearized model
 Simulation: Software-In-the-Loop (SIL) dan Hardware-In-the-Loop (HIL) bila
memungkinkan.
Item yang tercetak tebal merupakan item yang dikerjakan sampai dengan triwulan keempat
ini (update pekerjaan di triwulan 1, 2 dan 3 serta hasil triwulan 4). Sedangkan yang dicoret
adalah hasil optimasi desain dimana untuk kegiatan tersebut tidak diperlukan lagi. Khusus
untuk simulasi diganti dengan kegiatan ujicoba fungsional dari model system yang telah
dibuat. Hasil-hasil yang telah dicapai akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

III. KEGIATAN DAN HASIL


3.1 Konfigurasi tangki ballast model wahana angkut ALPO dan Prosedur
pengangkatan ALPO
Konfigurasi akhir system ballast yang diuji adalah sebagai berikut:

Konfigurasi tanki dibuat menjadi dua bagian dimana bagian depan digunakan untuk
mensimulasikan tanki indek 1, 2, dan 3, sedangkan tanki bagian belakang digunakan
untuk mensimulasikan tanki ballast indek 4 dan 5. Volume kedua tanki dibuat sedemikian
sehingga letak titik massa tidak bergeser sesuai dengan desain kapal aslinya. Kedua
tangki ballast ini terletak pada bagian portside dari wahana ALPO. Sedangkan untuk
crane yang akan digunakan untuk keperluan pengujian berada pada bagian startboard.
Pengujian system control ballast yang dilakukan mengikuti proses decommissioning dengan
urutan sebagai berikut:
1. Crane berputar dan bersiap untuk mengangkat platform
Pada tahap ini, control ballast dalam mode auto belum bekerja. Level air pada masing-
masing tangki ballast diatur secara manual oleh operator. Setelah crane berada pada
lokasi yang diinginkan maka system control ballast dipindah ke mode auto.

2. Crane mengangkat platform


Di tahap ini, mode system control ballast sudah berada pada mode auto. Saat crane telah
mulai proses pengangkatan, wahana akan mengalami heeling dengan sudut tertentu,
apabilan sudut ini sudah melebihi batasnya, maka secara otomatis system ballast akan
mengkompensasi sudut tersebut dengan mengisi/menguras masing-masing tangki ballast
sesuai dengan perhitungan yang dilakukan sehingga heeling wahana kembali mendekati
nilai 0 derajat.

3. Crane membawa platform ke atas deck kapal


Disaat crane melakukan maneuver untuk memindahkan platform ke atas deck, maka
wahana akan mengalami perubahan heeling lagi akibat proses ini. System control ballast
secara otomatis mengkompensasi keadaan ini sehingga nilai heeling kapal selalu dapat
dijaga mendekati 0 derajat pada kondisi ini dengan cara mengisi/menguras masing-
masing tangki ballast sesuai perhitungan yang dilakukan secara online.

4. Crane meletakkan platform diatas deck kapal


Apabila platform telah selesai diletakkan diatas deck, maka system control ballast
melakukan proses de-ballasting untuk membuang air yang berada didalam tangki kembali
ke kondisi seperti sebelum melakukan proses pengangkatan.
Satu siklus telah selesai, system control ballast akan berubah ke posisi monitoring untuk
menunggu proses pengangkatan platform selanjutnya apabila masih dalam mode auto.
Atau operator dapat juga merubah mode menjadi manual.

3.2 Konfigurasi pompa, pipa, dan valve pada model wahana angkut ALPO
Konfigurasi akhir dari piping, valve, dan pompa yang digunakan adalah sebagai berikut:

Penjelasan dari konfigurasi tersebut adalah sebagai berikut:


- Desain menggunakan konfigurasi yang dibuat sebelumnya menggunakan scenario
3 tangki.
- Dalam realisasinya karena jumlah tangki menjadi 2 bagian, maka untuk jalur input 1
da 2 serta jalur output 1 dan 2 digunakan secara bersama pada tangki ballast 1.
Sedangkan untuk tangki ballast 2 menggunakan jalur input 3 dan jalur output 3.
Berikut adalah foto dari tangki ballast yang akan digunakan pada model wahana ALPO:

-
-
3.3 Model system control ballast wahana angkut ALPO
Desain awal system control ballast yang dilakukan menggunakan jenis selang fleksible. Dari
hasil pengujian menunjukkan bahwa pada jalur de-ballasting selang tidak mampu
menahan pressure yang dihasilkan oleh pompa sehingga menjadi kempes. Untuk itu
dilakukan optimasi jalur pipa menggunakan manifold dari bahan logam dan juga selang
dengan karakteristik bahan keras yang biasa digunakan pada mobil.
Berikut adalah hasil akhir dari system control ballast yang telah disempurnakan:

Sebagai controller utama digunakan Arduino jenis Arduino Mega-2560 karena lebih mudah
dalam implementasi algoritma dan lebih cepat proses pengerjaannya.
Semua proses pengendalian dan monitoring akan melalui Arduino tersebut. Monitoring
secara visual pada software HMI dilakukan dengan mengkomunikasikan Arduino dengan
computer menggunakan komunikasi serial rs-232.

3.4 Desain HMI


Desain HMI yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:

Dari hasil pengujian awal didapatkan beberapa catatan yaitu:


a. Perlu memonitor kondisi sudut pitch.
b. Indikator heave tidak diperlukan dalam system kendali ballast. Selain itu, sensor xsens
yang digunakan juga tidak memberikan data tentang besarnya heave sehingga animasi
pada HMI untuk indikator heave ini perlu dihilangkan.
c. Perlu penambahan fasilitas recording dari data sensor inersia dan juga data besarnya
aliran air. Data hasil recording akan digunakan untuk keperluan analisis lebih lanjut untuk
proses detail desain pada kegiatan selanjutnya.
d. Terdapat “bug” pada setting komunikasi serial RS-232 sehingga perlu dilakukan
modifikasi.

Berikut adalah tampilan software HMI setelah dilakukan penyempurnaan sesuai dengan
catatan yang didapat dari hasil pengujian:

3.5 Pemodelan system dinamik data pengujian wahana ALPO menggunakan


MATLAB
Untuk keperluan optimasi desain pada proses pembuatan detail desain system control
ballast di tahun 2021, dilakukan pengujian terhadap prosedur pemodelan system dinamik
kapal yang didapat dari hasil pengujian. Berikut adalah hasil pengujian yang telah
dilakukan:
Diasumsikan menggunakan data input control dengan grafik sebagai berikut:
Dan juga response system dengan grafik sebagai berikut:

Langkah-langkah yang dilakukan untuk keperluan pemodelan sistem adalah sebagai


berikut:
1. Data Import & Preprocessing
Impor data domain waktu dan domain frekuensi yang terukur. Kita dapat melakukan
praproses data dengan melakukan operasi seperti detrending, filtering, resampling, dan
juga merekonstruksi data yang hilang. Pada kesempatan ini kita cukup menggunakan
data mentah (tanpa praproses) karena data yang ada sudah cukup baik (tidak ada noise
yang tercampur).
Data yang telah diimport tersebut dapat dicek dengan melihat grafik dalam domain waktu:

2. Model Estimation & Validation


Dalam proses estimasi-nya, kita dapat menentukan pendekatan bentuk dari system yang
diharapkan, dalam hal ini digunakan contoh menggunakan 3 bentuk model yaitu:
a. 2 poles & 0 zero, dengan hasil sebagai berikut:

b. 3 poles & 1 zero, dengan hasil berikut:

c. 4 poles & 0 zero, dengan hasil sebagai berikut:

Dari ketiga model tersebut, kita dapat membandingkan akurasinya dalam bentuk plot
sebagai berikut:
Jika kita lihat, estimasi no 3 (tf 2) mempunyai estimasi yang paling baik. Tetapi jika kita
lihat secara detail, estimasi 1 (tf1) mempunyai kemiripan dengan dummy model yang
paling baik. Dari sini kita bisa menari kesimpulan bahwa proses estimasi model harus
dilakukann berulang-ulang (iterasi) dan harus dilakukan orang yang cukup
berpengalaman sehingga dapat dihasilkan model yang sesuai

3.6 Ujicoba fungsional system control ballat menggunakan model tanki


ballast di BTMEPPO.
1. Ujicoba filtering data sensor inersia (roll dan pitch).
Sensor xsens yang digunakan merupakan sensor dengan akurasi dan response yang
tinggi. Tingkat response dari datasheet tertulis 500 Hz yang dapat digunakan untuk data
penelitian tentang motions dan animasi. Namun, untuk aplikasi system control ballast,
hanya dibutuhkan response yang relative lebih lambat karena tujuan utamanya memang
untuk meresponse efek rolling dan pitching wahana yang mempunyai frekuensi rendah.
Untuk keperluan ini, maka sensor cukup di setting pada response yang rendah 20 Hz dan
kemudian data yang diterima difilter terlebih dahulu untuk menghilangkan frekuensi tinggi.
Untuk keperluan filtering, digunakan algoritma Kalman filter dan diimplementasikan pada
Arduino.
#include "Arduino.h"
#include "SimpleKalmanFilter.h"
#include <math.h>

SimpleKalmanFilter::SimpleKalmanFilter(float mea_e, float est_e, float q){


_err_measure=mea_e;
_err_estimate=est_e;
_q = q;
}

float SimpleKalmanFilter::updateEstimate(float mea){


_kalman_gain = _err_estimate/(_err_estimate + _err_measure);
_current_estimate = _last_estimate + _kalman_gain * (mea - _last_estimate);
_err_estimate = (1.0 - _kalman_gain)*_err_estimate + fabs(_last_estimate-
_current_estimate)*_q;
_last_estimate=_current_estimate;

return _current_estimate;
}

void SimpleKalmanFilter::setMeasurementError(float mea_e){


_err_measure=mea_e;
}

void SimpleKalmanFilter::setEstimateError(float est_e){


_err_estimate=est_e;
}

void SimpleKalmanFilter::setProcessNoise(float q){


_q=q;
}

float SimpleKalmanFilter::getKalmanGain() {
return _kalman_gain;
}

float SimpleKalmanFilter::getEstimateError() {
return _err_estimate;
}

Hasil ujicoba filtering data dari sensor inersia ini dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik warna hijau adalah data sudut roll dari sensor xsens yang belum difilter.
Sedangkan warna merah merupakan data setelah difilter. Karakteristik output data filter
ditunning parameternya agar sesuai dengan kebutuhan system control untuk ballast ini.

2. Ujicoba fungsional system control ballast mode manual.


Langkah-langkah untuk pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Jalankan software HMI
b. Klik tombol Configure, pilih COM yang sesuai dan klik tombol Connect
c. Klik tombol Save, kemudian klik tombol Close.
d. Apabila berjalan normal, maka akan muncul angka roll dan pitch. Apabila sensor
digerakkan, maka akan terlihat perubahan nilai pada sudut roll dan pitch pada HMI.
e. Pada P1, P2, P3, klik tombol +, akan ada LED indikator pada relay board yang aktif.
Cek juga untuk tombol - dan juga untuk bagian P selanjutnya.
f. Test Pompa dengan klik icon pompa untuk masing-masing suction dan discharge.
Indikator LED pada relay board akan aktif. Apabila pompa dalam posisi ON, maka pompa
akan aktif untuk mengalirkan air dari kolam ke tangki ballast ataupun dari tangki ballast
keluar tergantung pompa mana yang diaktifkan
Dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan bahwa system dapat bekerja dengan baik.
Pengujian dilakukan dengan mengisi dan mengeluarkan air dari masing-masing tangki
ballast secara bergantian dan melihat efek sudut roll yang dihasilkan.

3. Ujicoba fungsional system control ballast mode auto.


Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian mode auto ini adalah sebagai berikut:
a. Jalankan software HMI
b. Klik tombol Configure, pilih COM yang sesuai dan klik tombol Connect
c. Klik tombol Save, kemudian klik tombol Close.
d. Apabila berjalan normal, maka akan muncul angka roll dan pitch. Apabila sensor
digerakkan, maka akan terlihat perubahan nilai pada sudut roll dan pitch pada HMI.
e. Klik tombol “(A)Auto/(M)Manual” ke posisi Auto.
f. Gerakkan sensor xsens untuk mensimulasikan gerak roll ataupun pitch. Controller
akan menangkap nilai sudut roll dan pitch akibat gerakan ini dan akan secara otomatis
mengatur valve dan pompa yang ON maupun OFF agar wahana dapat kembali ke sudut
roll dan pitch mendekati 0 derajat.
g. Pengujian menggunakan model wahana dilakukan dengan meletakkan sensor pada
wahana pada sumbu roll. Untuk membuat wahana mengalami roll, maka diletakkan beban
tambahan berupa besi pada tepi wahana. Dengan tambahan beban ini, wahana
mengalami roll dan terdeteksi oleh controller untuk melakukan kompensasi untuk
mengembalikan sudut roll ke 0 derajat.
Dengan mengkatifkan mode auto, maka tombol Open/Close valve dan juga tombol
ON/OFF pompa tidak dapat digunakan oleh user.
Dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan bahwa system dapat bekerja dengan baik
sesuai algoritma yang dibuat. Masih perlu dilakukan tunning terhadap parameter Kalman
filter agar system dapat bekerja lebih optimal lagi.

4. Ujicoba perekaman data.


Salah satu fasilitas yang ada pada system control ballast yang dibuat ini adalah system
recording data-data sensor yang direkam dan disimpan dalam bentuk file .csv. File ini
tersimpan pada folder yang sama dengan software HMI.
Untuk mengaktifkan system perekaman, user harus meng-klik tombol record yang ada.
Warna pada tombol akan berubah apabila proses perekaman aktif.
Berikut adalah contoh hasil perekaman data dari pengujian yang dilakukan:
Jumlah rekaman data per-detik dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan diatur oleh user
dengan meng-klik tombol “Configure” untuk mengisi nilainya. Dari hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa fasilitas perekaman data dapat berjalan dengan baik.

IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil yang telah dicapai pada triwulan keempat ini adalah
sebagai berikut:
1. Debit pompa maksimum terukur hanya 20 lpm, sedangkan perhitungan kebutuhan
model skitar 58 lpm.
2. Sistem hanya untuk satu sisi lambung saja (Portside).
3. Filter untuk data sensor inersia perlu ditunning disesuaikan dengan karakteristik model.
4. Sistem dapat mengkompensasi gerak roll dan pitch, namun prioritas pada gerakan roll.

Data desain yang telah dihasilkan pada kegiatan tahun ini dengan target desain awal system
control ballast meliputi:
1. Filosofi kerja dari system control ballast untuk menjaga sudut roll dan pitch sesuai
dengan setting yang diinginkan, dalam hal ini adalah 0 derajat.
2. Data komponen utama yang diperlukan untuk system control ballast.
3. Dokumen wiring diagram dari komponen system control ballast dan prosedur
perakitannya.
4. Algoritma Kalman filter untuk proses filtering data sensor inersia sebagai feedback
utama system.
5. Algoritma control ballast secara manual dan auto.
6. Data hasil pengujian fungsional dari system control ballast menggunakan model
wahana.

Dari data-data tersebut, maka dapat direncanakan untuk kegiatan selanjutnya di tahun 2021
dengan target detail desain system control ballast wahana angkut ALPO:
1. Mengganti pompa dengan debit 60 lpm agar mewakili skala model wahana ALPO 1:36.
2. Optimasi agar system control ballast yang dibuat dapat melakukan kompensasi gerak
roll dan pitch secara lebih optimal.
3. Mengganti komponen terutama controller yang menggunakan Arduino menjadi PLC
agar lebih reliable untuk pengujian pada kondisi yang sebenarnya.
4. Pembuatan dokumen detail desain: arsitektur, template wiring, mockup SCADA,
rekomendasi part-no komponen controller.

V. DAFTAR ACUAN :
1. Program Manual Kegiatan Inovasi Pengembangan Teknologi Maritim Tahun 2020.
2. Laporan kegiatan ES.
3. Rangkuman dari berbagai sumber.
LAPORAN MINGGUAN
WBS.4.0 SARANA DAN PRASARANA KAPAL/PELABUHAN (INHOUSE RESEARCH)
Minggu ke – 1 Desember 2020

Capaian Kemajuan kegiatan yang telah dilaksanakan pada WBS.4.0. dengan lokasi kajian di Kupang
sebagai berikut :

Laporan Mingguan Leader 4.1.


I. Gambaran Umum Wilayah (Koordinator : Tjahjono) Prosentase
Kemajuan (%)
2.1 Gambaran Umum Kupang
Wilayah

a. Letak dan Google Map Hanah dan 100%


Administratif Shofia
Wilayah
b. Kondisi Google Map, Data sekunder pasut==> Hanah dan 100 %
Fisik/Topografi Batimetri (T- tunggang pasut dan tipe pasut; Shofia
dan Klimatologi, Charta?), BPS diuraikan kondisi batimetri,
hidrooseanografi kondisi tinggi gelombang, lokasi
terbuka atau tertutup dari
gelombang tegak lurus
c. Kondisi BPS Ade 100 %
Kependudukan
d. Kondisi BPS Ade 100 %
Perekonomian
e. Potensi BPS Poppy 100 %
Wilayah
f. Jaringan BPS Ibnu 100 %
Transportasi
Wilayah
g. Rencana Sesuai RUPTL Poppy 100 %
Pengembangan Kepmen 13 K 13
dan Kebijakan MEM 2020
Wilayah

Laporan Mingguan Leader WP.4.2.


II. Kondisi Pelabuhan (Jika di Daerah tersebut sudah ada/belum) ==> jika belum ada sampaikan masih dalam taraf Prosentase
perencanaan dan masuk dalam dokumen perencanaan pengembangan RUPTL atau RTRW? Kemajuan
Koordinator : pak Alfan (%)
3. Gambaran Umum Pelabuhan
1
a. Letak Administratif Pelabuhan Google Map Ade data base
b. Koordinat Geografis Pelabuhan Google Map Ade data base
c. Kondisi wilayah di sekitar pelabuhan Data sekunder Ade data base
d. kajian supply and demand (pergerakan) Wilayah supply Data sekunder 100 % 100 %
kebutuhan yang dilayani di pelabuhan LNG dan demand ( menunggu Ibnu/syahrizal
informasi dari Perhitungan
4.3 berkaitan kebutuhan kapal
dengan model dan pola berthing
bisnis yang frekwensi
dilakukan )
e. kajian rencana operasional kebutuhan sarana Data sekunder Sesuai dengan 100 % 100 % LI
prasarana kapal/pelabuhan eksisting. RIP Ibnu/syahrizal sudah ada
Kupang/Tena
u
f. Kebutuhan fasilitas utama rencana operasional Data sekunder Hitungan 100% 100% LI
kebutuhan sarana prasarana kapal/pelabuhan berapa Ade/Ibnu/syahrizal sudah ada
eksisting kapasitas
yang
diperlukan
untuk supply
demand LNG
yang dilayani
g. lay out design /masterplan sarana prasarana Eksisting Belum Kebutuhan 100 % 100% LI
kapal/pelabuhan eksisting Ada luasan lahan Shabrina sudah terbit
menyesuaikan
analisis 3.1.f
h. block plan dan site plan rencana pengembangan Rencana Blok Kebutuhan 100 %Shabrina 100 %LI
eksisting atau lokasi baru plan di luasan lahan sudah terbit
sesuaikan menyesuaikan
dengan RIP analisis 3.1.f
3. Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan
3
a. Fasilitas Daratan (Ditampilkan perhitungan usulan standar 100% Ade/Syahrizal 100 %
kebutuhan dermaga, gudang, lapangan pelabuhan mini
penumpukan, terminal penumpang, dll) LNG

b. Rencana kebutuhan peralatan bongkar muat usulan standar Ade/Syahrizal 100 %


pelabuhan mini
LNG
c. Fasilitas Perairan usulan standar Ibnu/Syahrizal 100 %
Berdasarkan spesifikasi kapal rencana pelabuhan mini
dihitung kebutuhan luasan alur, area tambat, LNG
dll)
3. Rencana Pengembangan
4
a. Rekapitulasi pengembangan fasilitas daratan lay out design Kebutuhan Shabrina/Pak alfan 100 %
yang disertai dengan kapasitas terpasang /masterplan luasan lahan
disajikan dalam bentuk tabel sarana prasarana menyesuaikan
kapal/pelabuhan analisis 3.1.f
eksisting
b. Rekapitulasi pengembangan fasilitas perairan, Dibuat mirip Kebutuhan Shabrina/Pak alfan 100 %
disertai luasan area yang dibutuhkan kajian luasan lahan
DLKr/DLKp menyesuaikan
analisis 3.1.f

Laporan Mingguan Leader WP. 4.3


III. WP43. Model Bisnis (Koordinator : Pak Bakti) Prosentase
Kemajua
n (%)
5.1 Analisa kelayakan Proses bisnis Dikaitkan Pak Bakti 98%
ekonomi Bisnis (kebutuhan dengan dan tim
LNG(pengemban hitungan kondisi
gan pelabuhan ekonomi supply kenapa
dan kapal mini dan demand diperlukan
LNG) di Kupang adanya bisnis kapal mini
LNG) LNG utk
supply
demand
kebutuhan
pasokan
5.2 Analisa kelayakan Proses bisnis Dikaitkan Pak Bakti 98%
finansial (kebutuhan dengan dan tim
(pengembangan hitungan kondisi
pelabuhan dan ekonomi supply kenapa
kapal mini LNG) dan demand diperlukan
Kupang adanya bisnis kapal mini
LNG sehinga LNG utk
secara kasar supply
hitungan dapat demand
layak secara kebutuhan
finansial utk pasokan
pengembangan
pelabuhan LNG)

Kesimpulan :
Capaian kemajuan WBS-4 hingga minggu ke- empat Nopember 2020 sebagai berikut :
a) Pengumpulan data-data sudah mencapai sekitar 100 % dari data-data yang diperlukan,
yang selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan metoda yang sama dengan metoda
analisis untuk lokasi kajian Ternate dan menambahkan kekurangan analisis lokasi kajian
Kupang dan biak.
b) Rata-rata kemajuan laporan fisik untuk kajian lokasi Kupang adalah 99,4 % (WP.4.1.
sebesar 100%, WP.4.2. sebesar 100%, WP.4.2. sebesar 98%)
Realisasi Kegiatan s/d 03 Desember 2020
WBS.4.0 SARANA DAN PRASARANA KAPAL/PELABUHAN (INHOUSE RESEARCH)

Gambar 1. Grafik S-Curve Capaian Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan WBS.4.0 Sarpras Pelabuhan LNG sampai dengan 03 Desember 2020
Laporan Capaian kemajuan kegiatan WBS.4.0 Sarana Prasarana Pelabuhan LNG hingga tanggal 03 Desember 2020 mencapai 99,4 %. Adapun grafik S-Curve
dapat disajikan pada Gambar 1.

Anda mungkin juga menyukai