Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet (Havea brasiliensis) di 23

J. Agroplantae, Vol.8 No.2


Kecamatan Tondong (2019)
Tallasa September
Kabupaten :23 - 32
Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KARET (Havea brasiliensis) di


KECAMATAN TONDONG TALLASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI
SULAWESI SELATAN

Nurmiaty1), Baso Darwisah1), dan Miss Rahma Yassin1)


1)
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
Poros Makassar Pare-Pare KM 83 Mandalle Kab. Pangkep Sulawesi Selatan
Korespondensi: nurmiatyamin@yahoo.co.id

ABSTRAK

Produksi pertanian yang tinggi dan berkelanjutan, hanya dapat dicapai dengan praktik
pertanian yang didasarkan pada daya dukung lahan (carrying capacity) yang diindikasikan
dengan kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
kesesuaian lahan di Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep untuk pengembangan
tanaman karet. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk survey dengan memperbandingkan
antara kualitas dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan keriteria kelas kesesuaian
lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh
tanaman karet. Penentuan kelas kesesuaian lahan dilakukan melalui perbandingan
karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan berdasarkan kriteria Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Indonesia (2016) yang diadaptasi dari metode FAO (1976). Hasil
analisis kesesuaian lahan disimpulkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual wilayah study
kriteria Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia. Hasil analisis kesesuaian
lahan disimpulkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual wilayah study S3wrs (sesuai marginal
dengan faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran, dan terrain). Dengan tingkat
pengelolaan tinggi, maka kelas kesesuaian lahan potensial dapat menjadi S3rs (sesuai marginal
dengan faktor pembatas media perakaran dan terrain).

Kata kunci: evaluasi lahan, kesesuaian lahan, karet, karakteristik lahan

ABSTRACT

High and sustainable agricultural production can only be achieved through agricultural
practices supported by carrying capacity, which is indicated by land capability and land
suitability. This research aims to evaluate the land suitability in Tondong Tallasa District,
Pangkep Regency for cultivating rubber plants. The research was conducted in the form of a
survey by comparing quality and characteristics of land as a parameter based on land suitability
and class criteria that have been prepared according to the usage requirements or growth
requirements of rubber plants. Land suitability class was determined by comparing the land
characteristics to the land suitability criteria according to the Indonesian Agricultural Research
and Development Agency (2016) that was adapted from FAO method (1976). The results of
the analysis on the land suitability show that the actual land suitability class of the research
location was S3wrs (according to the marginal with limiting factors in the availability of water,
rooting media, and terrain). With a high management level, potential land suitability class will
become S3rs (according to the marginal with limiting factors in rooting media and terrain).

Keywords: land evaluation, land suitability, rubber, land characteristics


24 Nurmiaty et al.

Produksi pertanian yang tinggi dan


PENDAHULUAN
berkelanjutan, hanya dapat dicapai dengan
Tanaman karet merupakan salah satu
praktik pertanian yang didasarkan pada
komoditi perkebunan penting, baik sebagai
daya dukung lahan (carrying capacity)
sumber pendapatan, kesempatan kerja dan
yang diindikasikan dengan kemampuan
devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi
lahan dan kesesuaian lahan. Oleh karena
sentra-sentra baru di wilayah sekitar
itu, pengelolaan usaha tani (pengembangan
perkebunan karet maupun pelestarian
komoditi) pada suatu wilayah harus
lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun
mempertimbangkan kemampuan lahan dan
sebagai negara dengan luas areal terbesar
kesesuaian lahan wilayah tersebut terhadap
dan produksi kedua terbesar dunia,
komoditi yang akan dikembangkan. Di sisi
Indonesia masih menghadapi beberapa
lain, informasi tentang kemampuan lahan
kendala, yaitu rendahnya produktivitas
dan kelas kesesuaian lahan untuk berbagai
terutama karet rakyat yang merupakan
tanaman masih terbatas. Tersedianya
mayoritas (91%) areal karet nasional dan
informasi tentang kemampuan lahan dan
ragam produk olahan yang masih terbatas
kesesuaian lahan harus didahului dengan
yang didominasi oleh karet remah atau
tersedianya data karakteristik iklim dan
crumb rubber (Kartasapoetra, 2004).
lahan (Reyes, 2007) yang selanjutnya
Kabupaten Pangkep merupakan
dievaluasi untuk memperoleh kelas
salah satu wilayah di Sulawesi Selatan yang
kemampuan dan kesesuaian lahan.
sarat dengan berbagai potensi daerah.
Evaluasi lahan merupakan suatu
Salah satu potensi daerah penting dan
proses penilaian suatu lahan sehingga
merupakan salah satu misi Kabupaten
sesuai dengan kondisinya pada
Pangkep adalah sektor pertanian. Sektor ini
penggunaan-penggunan tertentu
dapat memberikan kontribusi yang cukup
(Hardjowigeno, 2007a). Evaluasi lahan
besar bagi pembangunan Kabupaten
berguna untuk mengetahui
Pangkep yang diindikasikan dari
potensi/kemampuan lahan bagi
banyaknya penduduk bermata pencaharian
penggunaan lahan tertentu. Misalnya untuk
sebagai petani dan luasnya areal pertanian.
pertanian, padang rumput dan cagar alam.
Untuk meningkatkan kesejahteraan
Apabila potensi lahan tresebut diketahui
masyarakat terutama petani, usaha
secara dini, perencanaan untuk tata guna
peningkatan produksi pertanian dan
lahan diharapkan dapat memberikan
perkebunan menjadi salah satu prioritas
dampak berkelanjutan bagi lahan tersebut
pembangunan di Kabupaten Pangkep.
(Hardjowigeno, 2007b).
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet (Havea brasiliensis) di 25
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan

Tujuan evaluasi lahan adalah untuk Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten


menentukkan nilai atau kelas kesesuaian Pangkep untuk pengembangan tanaman
suatu lahan untuk tujuan tertentu. Dalam karet.
evaluasi lahan perlu memperhatikan aspek-
aspek seperti ekonomi, sosial serta BAHAN DAN METODE
lingkungan yang berkaitan dengan Lokasi Penelitian
perencanaan tata guna lahan (Nurmiaty & Penelitian dilaksanakan di Kecamatan
Baja, 2013a; Nurmiaty & Baja, 2013b; Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep,
Nurmiaty & Baja, 2014). Kesesuaian lahan berjarak kurang lebih 40 km ke arah utara
pada hakekatnya merupakan gambaran Kota Makassar. Kecamatan Tondong
tingkat kecocokan sebidang lahan untuk Tallasa terdiri atas enam desa, yakni
suatu penggunaan tertentu (Nurmiaty et al., Bantimurung, Bulutellue, Lanne,
2019), misalnya untuk budidaya atau Tondongkura, Bontobirao, dan Malaka
pengembangan komoditas perkebunan. (Gambar 1).
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kesesuaian lahan di

Kecamatan
Tondong Tallasa

Gambar 1. Lokasi Penelitian, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep


26 Nurmiaty et al.

Metode Penelitian 3. Analisis Laboratorium; analisis

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk sampel tanah dilakukan di laboratorium

survey untuk mengidentifikasi kualitas dan guna penetapan sifat fisik dan kimia

karakteristik lahan sebagai parameter. Data tanah (tekstur, bahan organik, Kapasitas

kualitas dan karakteristik lahan tersebut Tukar Kation (KTK), kemasaman

selanjutnya diperbandingkan (matching) tanah, dan kejenuhan basa.

dengan keriteria kelas kesesuaian lahan 4. Penggolongan Kelas Kesesuaian

yang telah disusun berdasarkan persyaratan Lahan; berdasarkan hasil penetapan

penggunaan atau persyaratan tumbuh laboratorium yaitu pengamatan fisik

tanaman karet. Metode perbandingan ini tanah (medan dan profil tanah) serta

sama dengan yang dilakukan oleh Albaji et sifat kimia tanah ditetapkan kelas

al. (2009), Baja et al. (2018), Chinene et al. kesesuaian lahannya. Prosedur dan

(1992), dan Jafarzadeh et al. (2008). penetapan kelas kesesuaian lahan

Kesesuaian lahan dilakukan dengan dilakukan berdasarkan prosedur yang

menentukan kelas kesesuaian lahan telah ditetapkan oleh FAO (1976)

berdasarkan metode FAO (1976), untuk sebagai berikut :

selanjutnya dibuat rekomendasi kesesuaian  Penetapan karakteristik iklim dan


untuk tanaman karet dan cara tanah daerah penelitian ;
pengolahannya.  Penentuan persyaratan iklim dan
tanah untuk tanaman perkebunan
Pelaksanaan Penelitian
berdasarkan review literatur (FAO,
Pelaksanaan penelitian meliputi:
1976);
1. Persiapan; tahapan ini meliputi
 Penentuan kelas untuk masing-
pengumpulan data sekunder berupa
masing karakteristik lahan;
peta topografi, peta administrasi, jenis
 Penentuan kelas kesesuaian lahan
tanah dan penggunaannya serta data-
dengan memperbandingkan dengan
data iklim.
kriteria kesesuaian lahan berdasakan
2. Survey Lapang; kunjungan ke
Badan Penelitian dan Pengembangan
lapangan untuk pengumpulan data
Pertanian Indonesia (2016) yang
primer dan memperoleh gambaran
diadaptasi dari metode FAO (1976).
mengenai kondisi fisik lahan (medan
dan profil tanah), kondisi pertanaman
dan manajemen pertanaman.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet (Havea brasiliensis) di 27
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan


ditampilkan pada Tabel 1.
Karakteristik Iklim
Hasil identifikasi karakteristik iklim dan
lahan di Kecamatan Tondong Tallasa,

Tabel 1. Karakteristik Iklim di Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi


Selatan.
Karakteristik Nilai data Keterangan
Regim Suhu (t)
- suhu rata-rata tahunan 26,60C-280C Tahunan
ketersedian air (w)
- Bulan kering 4 bulan Rata-rata 10 tahun
- Curah hujan /tahun (mm) 2.647 mm Rata -rata 10 tahun
Sumber: data sekunder setelah diolah, 2019

Hasil pengolahan data iklim di dilakukan sistem irigasi untuk mendukung


Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten pertumbuhan tanaman karet.
Pangkep seperti ditampilkan pada Tabel 1 Karakteristik Lahan
memperlihatkan bahwa regim suhu (t) rata- Hasil analisis lapangan dan laboratorium
o- o
rata tahunan wilayah studi adalah 26 28 C, tanah lokasi studi (Tabel 2) menunjukkan
nilai ini sesuai untuk pertumbuhan tanaman bahwa parameter media perakaran (r)
karet. Parameter ketersediaan air lokasi yakni, drainase baik, dan tekstur lempung,
studi (w) yaitu jumlah bulan kering 4 bulan cukup mendukung pertumbuhan tanaman
dan jumlah curah hujan 2.647 mm/tahun. karet. Akan tetapi, kedalaman efektif yang
Jumlah curah hujan dengan nilai 2.647 hanya 51 cm dapat menghambat
mm/tahun cukup mendukung pertumbuhan pertumbuhan tanaman karet. Untuk
tanaman karet, akan tetapi curah hujan ini parameter retensi hara (f) (KTK rendah-
diharapkan merata sepanjang tahun. Untuk sedang dan pH 5,4-7,7), serta parameter
lokasi studi yang memiliki jumlah hujan hara tersedia (n) yakni total N sedang, P2O5
kering 4 bulan mengindikasikan bahwa tinggi, K2O tinggi cukup mendukung
curah hujan tidak merata sepanjang tahun. pertumbuhan tanaman karet. Akan tetapi,
Kondisi seperti ini akan menjadi parameter terrain (s) dapat menghambat
penghambat bagi pertumbuhan tanaman pertumbuhan tanaman karet dengan adanya
karet, untuk meminimalisir maka dapat singkapan batuan 3-15%, meskipun lereng
28 Nurmiaty et al.

0-15 %, batuan permukaan 3-15 % serta (sesuai marginal) dengan faktor pembatas
tanpa bahaya banjir cukup mendukung ketersediaan air (w) dengan jumlah bulan
pertumbuhan tanaman karet. kering empat bulan, media perakaran (r)
dengan kedalaman efektif 51 cm, dan
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk
Tanaman Karet parameter terrain (s) dengan singkapan
batuan 3-15%. Meskipun jumlah curah
Hasil evaluasi lahan karakteristik iklim
hujan pertahun sebanyak 2.647 mm cukup
lokasi studi untuk tanaman karet
sesuai untuk pertumbuhan tanaman karet,
berdasarkan kriteria Badan Penelitian dan
akan tetapi karena jumlah curah hujan tidak
Pengembangan Pertanian Indonesia (2016)
merata sepanjang tahun dengan jumlah
yang diadaptasi dari metode FAO (1976)
bulan kering empat bulan menyebabkan
seperti yang ditampilkan pada Tabel 3
faktor ketersediaan air juga menjadi faktor
menunjukkan bahwa kelas kesesuaian
pembatas.
lahan parameter iklim pada lokasi studi S3

Tabel 2 Karakteristik Lahan di Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi


Selatan
Nilai data
Karakteristik lahan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Keterangan
Media perakaran (r)
-Drainase tanah Baik Baik Baik Baik
-Tekstur Lempung Lempung Lempung Agak halus
berliat berdebu
-Kedalaman efektif (cm) 60 cm 40 cm 55 cm Sedang
Retensi hara (f)
-KTK 11,29 10,02 24,97 Rendah-
-PH 5,42 5,36 7,74 Sedang
-C – Organik (%) 1,09 1,37 1,11 Masam-Netral
Rendah
Hara tersedia (n)
-Total N (%) 8 12 11 Sedang
-P2O5 (ppm) 40 40 96 Tinggi
-K2O (ppm) 48 40 101 Tinggi
Terrain (s)
-Lereng (%) 0-15 0-15 15-25 Berbukit
-Batuan permukaan(%) 3-15 Banyak
-Singkapan batuan (%) 3-15 Banyak
i. .Bahaya banjir (fh) F0 F0 F1 Tanpa
Sumber: data Primer Setelah Diolah, 2019
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet (Havea brasiliensis) di 29
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan

Parameter ketersediaan air (w) yang air ini bisa diperbaiki dari kriteria
termasuk karakteristik iklim sangat sulit kesesuaian lahan aktual S3 menjadi kriteria
dilakukan perbaikan, meskipun dengan kesesuaian lahan potensial S2 dengan
tingkat pengelolaan sedang sampai tinggi melakukan sistem irigsi untuk budidaya
(memerlukan modal) menjadi sampai tinggi tanaman karet di Kecamatan Tondong
dengan tingkat teknik pertanian sedang Tallasa, Kabupaten Tondong Tallasa,
sampai tinggi. Faktor pembatas ketersedian Sulawesi Selatan.

Tabel 3. Hasil evaluasi lahan dinyatakan dalam kondisi aktual (kesesuaian lahan aktual) dan
kondisi potensial (kesesuaian lahan potensial) untuk pertumbuhan tanaman karet
Kelas Klas
kesesuaian Usaha kesesuaian
Karakteristik lahan Nilai data
lahan perbaikan lahan
aktual potensial
Regim suhu (t) S1 S1
-Suhu rata - rata 260C–280C S1
tahunan
Ketersediaan air (w) S3 S2
-Bulan kering 4 S3 Sistem S2
-Curah hujan/tahun 2.647 S1 irigasi/peng
airan
Media perakaran(r) S3 S3
-Drainase tanah Baik S1
-Tekstur Lempung S1
-Kedalaman efektif 51 cm S3 S3
Retensi hara (f) Rendah- S2 S2
-KTK Sedang S1
-PH 5,4-7,7 S2
Hara tersedia (n) S1
-Total N Sedang S1 S1
-P2O5 Tinggi S1
-K2O Tinggi S1
Terrain (s) S3 S3
-Lereng (%) 0-15 S1
-Batuan permukaan 3-15 S2
-Singkapan batuan 3-15 S3
S3
Bahaya banjir (b) S1 S1
-Bahaya banjir F0 S1
S3wrs S3rs
Kelas kesesuaian Aktual potensial
lahan
Keterangan :
S1 : Sangat sesuai S2 : Cukup sesuai
S3 : Sesuai marginal N1 : Tidak sesuai saat ini
N2 : Tidak sesuai selamanya
30 Nurmiaty et al.

Meskipun parameter lainnya yaitu (r) yang biasanya masih dapat diperbaiki
regim suhu memiliki kesesuaian lahan S1 dengan tingkat pengelolaan tinggi, maka
(sangat sesuai) tetapi parameter terberat pada lahan-lahan di Kecamatan Tondong
ketersediaan air (jumlah bulan kering) Tallasa, kedua parameter faktor pembatas
adalah S3 dan parameter curah hujan S1 ini sangat sulit diperbaiki meskipun dengan
maka kriteria kesesuaian lahan total tingkat pengelolaan yang tinggi. Hal ini
karakteristik iklim lokasi study (aktual) disebabkan karena lokasi studi didominasi
adalah S3w (sesuai marginal dengan faktor dengan lapisan batuan yang belum
pembatas ketersediaan air). Akan tetapi, melapuk, demikian pula dengan singkapan
setelah dilakukan perbaikan dengan tingkat batuan berasal dari bagian batuan gunung
pengelolaan sedang sampai tinggi pada yang muncul ke permukaan.
faktor pembatas ketersediaan air, maka Berdasarkan hasil analisis kriteria
kriteria kesesuaian lahan total karakteristik kesesuaian lahan berdasarkan kriteria
iklim lokasi study (potensial) meningkat Badan Penelitian dan Pengembangan
menjadi S3w (sesuai marginal dengan Pertanian Indonesia (2016) yang diadaptasi
faktor pembatas ketersediaan air). dari metode FAO (1976) untuk
Selain parameter ketersediaan air karakteristik iklim dan lahan di Kecamatan
pada karakteristik iklim, parameter media Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep,
perakaran (r) dan parameter terrain (s) juga disimpulkan bahwa kelas kesesuaian lahan
menjadi faktor pembatas dengan aktual wilayah study S3wrs (sesuai
kedalaman efektif rata-rata 51 cm dan marginal dengan faktor pembatas
adanya singkapan batuan 3-15%. ketersediaan air, media perakaran, dan
Berdasrkan parameter tersebut, terrain). Dengan tingkat pengelolaan
karakteristik lahan lokasi studi memiliki tinggi, maka kelas kesesuaian lahan
kriteria kesesuaian lahan aktual S3rs (sesuai potensial menjadi S3rs (sesuai marginal
marginal dengan faktor pembatas media dengan faktor pembatas media perakaran,
perakaran (r) dan terrain (s). Meskipun dan terrain). Ini berarti, karakteristik lahan
demikian, kedua parameter karakteristik (iklim dan lahan) lokasi studi masih sesuai
lahan ini masih dalam batas toleransi untuk marginal untuk mendukung pertumbuhan
pertumbuhan karet dengan tingkat tanaman karet sehingga budidaya karet
kesesuaian S3 (sesuai marginal). dapat memberikan produksi yang optimal.
Berbeda dengan lokasi lain yang
memiliki faktor pembatas parameter
kedalaman efektif (r) dan parameter terrain
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet (Havea brasiliensis) di 31
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan

KESIMPULAN FAO and Agriculture Organization


of the United Nation, Rome.
Hasil analisis kesesuaian lahan
Hardjowigeno S., 2007a. Ilmu Tanah.
(karakteristik iklim dan lahan) di Akademika Pressindo: Jakarta.
Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten
Hardjowigeno S., 2007b. Metode
Pangkep, diperoleh kesimpulan bahwa Inventarisasi Sumber Daya Lahan.
Penerbit Andi Yogyakarta:
kelas kesesuaian lahan aktual wilayah studi
Yogyakarta.
S3wrs (sesuai marginal dengan faktor
Jafarzadeh AA., Alamdari P., Neyshabouri
pembatas ketersediaan air, media
MR., Saedi S. 2008. Land suitability
perakaran, dan terrain). Dengan tingkat evaluation of bilverdy research
station for wheat, barley, alfalfa,
pengelolaan tinggi, maka kelas kesesuaian
maize and safflower. Soil Water Res.
lahan potensial dapat menjadi S3rs (sesuai 3: 81–8.
marginal dengan faktor pembatas media Kartasapoetra A.G, 2004. Budidaya
perakaran, dan terrain). Tanaman Karet. Bumi Aksara:
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Nurmiaty & Baja S. 2013a. Spatial based
assessment of land suitability and
Albaji M., Naseri AA., Papan P., Nasab SB. availability for Maize (Zea mays L.)
2009. Qualitative evaluation of land development in Maros Region,
suitability for principal crops in the South Sulawesi, Indonesia. Open J
west shoush plain, Southwest Iran. Soil Science: 244-51.
Bulg J Agric Sci. 15 (2): 135-45.
Nurmiaty & Baja S. 2013b. Land suitability
Badan Penelitian dan Pengembangan assessment for Maize cultivation
Pertanian Indonesia. 2016. Petunjuk using a fuzzy set approach in
Teknis Pedoman Penilaian Geographic Information System
Kesesuaian Lahan untuk Komoditas (GIS). In: Proceeding Of the 11 th
Pertanian Strategis Tingkat Semi international confrence the east and
Detail Skala 1 : 50.000. Bogor. Southeas Asia Federation Of Soil
Baja S., Neswati R., Arif S. 2018. Land use Sciience Societies. p. 282.
and land suitability assessment Nurmiaty & Baja S. 2014. Using fuzzy set
within the context of spatial planning approaches in a raster GIS for land
regulation. IOP Conf. Series: Earth suitability assessment at a regional
and Environmental Science 157 scale: case study in Maros Region,
012025. Indonesia. Mod Appl Sci. 8 (3): 115-
Chinene VRN. 1992. Land evaluation using 25.
the FAO Framework: an example Nurmiaty, Baja S., Arif S., Ridwan A.,
from Zambia. Soil Use Manag 8 (3): Rahmad D., Sukmawati. 2019.
130-8. Developing agricultural land
Food and Agriculture Organization (FAO). geospatial information in supporting
(1976). A framework for land regional food resilience. IOP
evaluation. FAO Soil Bulletin 32. Conference Series: Earth Environ
Sci. 279 012005.
32 Nurmiaty et al.

Rayes ML. 2007. Metode Inventarisasi


Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi
Yogyakarta: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai