Monia, seorang anak perempuan berusia 1,5 tahun datang ke puskesmas bersama ibunya.
Monia mengalami demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, disertai batuk kering dan nyeri tenggorokan.
Batuk sesekali, tidak disertai penarikan napas panjang dan kebiruan. Dokter menanyakan apakah Monia
pernah tersedak saat makan sesuatu. Atau ada unggas yang mati mendadak di sekitar rumahnya. Dokter
juga menanyakan riwayat imunisasi Monia dan apakah ada riwayat kontak dengan keluarga atau teman
yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap Monia Dari pemeriksaan fisik pada didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang, denyut nadi 105x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi
napas 28x/ menit, suhu 39,5°C. Pada pemeriksaan paru ditemukan suara napas bronkovesikuler, ronkhi
+/+, wheezing -/-. Dokter memberikan terapi oksigen dengan nasal kanul 3L/menit sehingga tercapai
SpO2 99%. Dokter menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
lanjutan di rumah sakit rujukan.
Ibu Monia bertanya apakah sakit anaknya sama dengan suaminya 3 tahun yang lalu. Ia
memperlihatkan ekspertise rontgen thoraks suaminya yaitu terdapat gambaran cavitas berdinding tebal
dengan air fluid level. Selain itu, Ibu Monia juga bertanya kepada dokter, bagaimana kemungkinan
dirinya untuk mengalami kondisi yang sama dengan anaknya.
Step 1
1. Imunisasi
Proses meningkatkan kekebalan tubuh.
3. Ronkhi
4. Nasal kanul
Salah satu terapi untuk pemberian oksigen melalui selang dengan memasukkan dua selang kecil
ke dalam lobang hdung masing”
5. Wheezing
Suara silna bernada tinggi yang mucul saat bernapas
6. Cavitas
Rongga yang terihat pada gambaran x-ray. Kantung tidak normal yang terbentuk dalam paru”
akibat infeksi atau keganasan.
7. Kebiruan
Sianosis adalah perubahan warna kulit saat kekurangan oksigen
10. Covid-19
Penyakit yang disebabkan sars cov 2 dan menyebabkan pandemic saat ini
Step 2
1. Apa hubungan penyakit monia dengan gejala demam, batuk dan nyeri tenggorokan?
2. Mengapa doter menannyakan Riwayat imunisasi monia?
3. Mengapa dokter menanyakan monia pernah tersedak atau ungags yang mati di sekitar?
4. Mengapa dokter memberi terapi ksigen kepada monia dengan nasal kanul?
5. Apa interpretasi pemeriksaan fisik monia?
6. Apa interpretasi pemeriksaan paru monia?
7. Mengapa dokter mengecek penarikan nafas Panjang dan kebiruan pada monia?
8. Apa yang terjadi pada ayah monia?
9. Apa saja pemeriksaan dan tatalaksana lanjutan yang akan dilakukan pada monia?
10. Berapakah batas saturasi oksigen minmal yang dikatakan cukup?
11. Adakah hubungan penyakit ayah monia dnegan penyakit monia?
Step 3
1. Apa hubungan penyakit monia dengan gejala demam, batuk dan nyeri tenggorokan?
Demam yang dialami monia adalah demam yang tinggi (39,5) dimana demam tinggi
merupakan infeksi dari bakteri dari jamur. Pada virus, biasanya lebih rendah. Nyeri tenggorokan
baisanya disebabkan oleh inflamasi.
3. Mengapa dokter menanyakan monia pernah tersedak atau ungags yang mati di sekitar?
Pada anak” ada benda asing yang masuk akan dikeluarkan. Pada anak, pengeluaran
belum adekuat. Pada tersedak dapat terjadi pneumonia aspirasi sehingga memicu pertumbuhan
bakteri gram negative sehingga terjadi inflamasi. Sehingga trjadi demam dll.
Tujuan menyanyakan ungags adalah apakah gangguan pernafasan dariunggas seperti flu
burung atau pneumonia karena e.coli dari mayat burung dapat menyebabkan pneumonia
4. Mengapa dokter memberi terapi ksigen kepada monia dengan nasal kanul?
Untuk membantu sebagai terapi supportif karena monia ada gangguan saluran nafas
sehingga perlu diberi terapi supportif dan agar saturasi oksigen naik menjadi 99%
Ada kemungkinan onia terkena hipoksia. Ada baiknya sebelum rujukan untuk
menghindari hal yang tidak baik, maka dilakukan peningkatan SpO2 untuk menghindari hipoksia
atau kegawatdaruratan lain
Didasarkan usia. pada anak kurag dari 2 tahun kebuuhan oksigen 2L per menit sehingga
diberi nasal kanul dengan
7. Mengapa dokter mengecek penarikan nafas Panjang dan kebiruan pada monia?
Penarikan nafas sebenarnya disebabkan oleh kurangnya oksigen. Untuk anak dicek
melihat Gerakan dinding dada. Apakah dinding dadanya terlalu mencekung ke dalam. Jadi di
scek di dinding dada atau abdomen. Pada kebiruan negative menandakan tidak ada obstruksi
jalan nafas
9. Apa saja pemeriksaan dan tatalaksana lanjutan yang akan dilakukan pada monia?
Adanya gejala rhonki mngkin akan dilakukan rontgen saluran nafas atas dan bawah dan
juga dilakukan aspirasi pada tenggorokan untuk mengetahui adakah bakteri atau kuman
penyebab penyakit pada monia. Dapat pula dilakukan kultur untuk mengetahui penyebab
penyakit. Untuk rontgen dapat digunakan untuk melihat adanya keabnormalan di organ
pernafasan. Bila di rujuk, dokter dapat memberi antibiotic apa yang cocok atau bisa diberikan
pemberian oksigen yang lebih massive
Pemeriksaan ragiologis yang sederhana adalah rontgen thorax dan laboratorium
hemaoolgi namun kurang bermakna. Selain itu dapat dilakukan pewarnaan dan pemeriksaan
lainnya seperti zean Nielsen dll. Berikutnya dapat diberi antibiotic sesuai kuman penyebab
penyakit
Step
Step 5
1. M3 definisi dan epidemiologi infeksi saluran pernafasan bawah
2. M3 klasifikasi, etiologi, dan faktor risiko infeksi saluran pernafasan bawah
3. M3 patogenesis dan patofisiologi infeksi saluran pernafasan bawah
4. M3 manifestasi klinis dan pemeriksaan penujang infeksi saluran pernafasan bawah
5. M3 tatalaksana komprehensif infeksi saluran pernafasan bawah (preventif, promotive,
kuratif)
6. M3 diagnosis banding infeksi saluran pernafasan bawah
7. M3 pronosis dan komplikasi infeksi saluran pernafasan bawah