Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASIDENGAN


STIMULASIPERSEPSIDI RUANGMELATI
RSJ MUTIARA SUKMAPROVINSI NTB

Di Susun Oleh
Kelompok I

1. ADI PRASETIA, S.Kep


2. GINA ANGGRIANI, S.Kep
3. EGIS MULIA PURNAMA, S.Kep
4. MAYUTI S.Kep
5. NI MADE ANIES SULISTIAWATI, S.Kep
6. RABIATUL ADAWIYAH, S.Kep
7. NURSALIM ZAELANI, S.Kep
8. INDRA ARIANTO, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XIV B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) MATARAM2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di
dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang
terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial
dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah
yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia
untuk jangka panjang. 
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori:
Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Untuk mengatasi gangguan stimulasi persepsi pada klien jiwa, therapi aktivitas
kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena
merupakan keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari
therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang bersamaan. Dan merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa.

Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan,
dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Angka terjadinya
halusinasi cukup tinggi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012, jumlah
penderita gangguan jiwa di Indonesia masih tinggi. Secara Nasional tahun 2012, NTB
berada di urutan ke-4 yang warganya mengalami gangguan jiwa berat. Angka penderita
gangguan jiwa berat di NTB sejumlah satu persen dari jumlah penduduknya (4 juta),
atau lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 0,5 persen. Gangguan jiwa berat
terbanyak di Kabupaten Bima (1,5%), Lombok Timur (1,2%), Kota Mataram (0,9%),
Dompu (0,8%), kabupaten lain seperti Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah
dan Kota Bima lebih rendah (rata-rata 0,6%) serta gangguan jiwa ringan (gangguan
emosional) di NTB, angkanya lebih tinggi (12,8%) dibanding nasional (11,6%)
(http://regional.kompas.com/, di akses 19 Nopember 2015 pukul 10.15 WITA).
Berdasarkan data yang didapat di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dilaporkan
bahwa jumlah pasien yang dirawat inap terjadi peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
2014 jumlah pasien halusinasi yang dirawat di Ruang Melati berjumlah 56 orang dari
total jumlah 57 pasien.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Mutiara Sukma khususnya
Ruang Parkit sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu
diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.
B. Pengertian
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi sensori adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi
yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrolhalusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi IV: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
C. Tujuan
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi sensori adalah klien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Tujuan khususnya:
1.Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat.
2.Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
D. Klien
1. Kriteria klien
a. Kliengangguanorientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klienyangmengalamiperubahan persepsi.
2. Kriteriakelompok
a. Kecil
Terdiridari 4 orang klien
b. Sedang
Terdiri dari 7 orang klien
c. Besar
Terdiri dari minimal 10 orang klien
3. Prosesseleksi mengobservasi klien yang masuk kriteria.
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
E. Kriteria Hasil
1. EvaluasiStruktur 
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasiterhadapkegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. EvaluasiHasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
F. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini

G. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
JENIS
SESI HARI TANGGAL WAKTU TEMPAT
TAK
Stimulus 1 Rabu 23-01-19 10.00 R. Melati
persepsi 2 Rabu 23-01-19 10.00 R. Melati
3 Kamis 24-01-19 10.00 R. Melati
4 Kamis 24-01-19 10.00 R. Melati
5 Kamis 24-01-19 10.00 R. Melati

2. Pengorganisasian Kelompok
JENIS
SESI LEADER CO LEADER FASILITATOR OBSERVER
TAK
Stimulus 1 Gina Mayuti 1. Egis Mulia Ni Made anis
persepsi Anggraini pratama sulistyawati
2. Rabiatul
Adawiayah
3. Adi prasetia
4. Ni Made anis
sulistyawati
5. NuralimZaelani
6. Indra arianto
2 Adi prasetia Egis Mulia prata 1. Gina Anggraini Mayuti
ma 2. Mayuti
3. Ni Made anis
sulistyawati
4. Rabiatul
adawiayah
5. NuralimZaelan
6. Indra arianto
3 Ni Made NuralimZaela 1. Gina Anggraini Adi prasetia
anis ni 2. Ni Made anis
sulistyawati sulistyawati
3. NuralimZaelan
4. Indra arianto
5. Mayuti
6. Adi prasetia

4 Indra Rabiatul 1. Adi prasetia Gina


arianto adawiayah 2. Ni Made anis Anggraini
sulistyawati
3. Rabiatul
adawiayahIndra
arianto
4. Rabiatul
adawiayah
5. Gina Anggraini
6. Mayuti

5 Mayuti Gina Anggraini 1. Egis Mulia Rabiatul


pratama adawiayah
2. Rabiatul
3. Adawiayah
4. Adi prasetia
5. Ni Made anis
sulistyawati
6. NuralimZaelani
7. Indra arianto

1. Persiapan lingkungan.
1. Ventilasi baik.
2. Penerangan cukup.
3. Suasana tidak bising.
4. Pengaturan posisi tempat duduk.

2. Peran Dan Fungsi


1) Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok
2) Co Leader
Tugas:
a. Membuka acara
b. Mendampingi Leader
c. Mengambil alih posisi Leader jika Leader bloking
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
e. Menutup acara diskusi.
3) Fasilitator
Tugas:
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompokuntuk aktif
mengikuti jalannya terapi
4) Observer
Tugas
a.Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b. Mengawasi jalannya anktivitas kelompok dari mulai persiapan,proses, hingga
penutupan.
3. Setting : peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran

CL
L
K
K
K

F F

K
K
K O K
Keterangan:
L : Leader O : Observer.

CL : Co Leader K : Klien

F
: Fasilitator.

4. Klien & Karakteristik


N NAMA KLIEN DX KEPERAWATAN KARAKTERISTIK
O
1
2
3
4
5
6
7
8

BAB II
APLIKASI TAK STIMULASIPERSEPSI :HALUSINASI
Sessi 1
Mengenal halusinasi

A. Tujuan Therapy aktivitasKelompok


Tujuan :Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
B. KriteriaAnggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah :
a. Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama ( cooperative).
C. Media danAlat
a. Kertas
b. Bolpoin
c. Bola
d. Music
e. Speaker
f. Papan nama
g. Kursi
D. Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab.
b. Bermain peran atau simulasi.
E. Uraian Tugas Pelaksana
a. Leader
Tugas :
1) Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4) Memimpin diskusi kelompok.

b. Co. Leader
Tugas :
1) Membukaacara.
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5) Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
Tugas :
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy.
d. Observer
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatatpada format yang tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
F. Tahapkerja
a. Terapis menjelaskan kagiatan yang akan dilaksankan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien.
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien.
c. Terapis meminta klien menggambar apasaja sesuai dengan yang diinginkan saat ini.
d. Sementara klien mulai gambar, terapis berkeliling, dan memberi penguatan kepada
klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selsai menggmbar, terapis meminta masing-masing klien untuk
memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada klien. Yang
harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
f. Kegiatan poin e. dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mangajak klien lain
bertepuk tangan
G. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
terapis menganjurkan klien untuk mengepresikan perasaan melalui gambar.
c. kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
 Menyepakatiwaktudantempat.
H. Evaluasi dan Dokumentasi.
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan
adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya
halusinasi, dan perasaan saat terjadinya halusinasi.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi sesi I. Klein mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul),
waktu (pukul 9 malam), situasi (sedangsendiri), perasaan (jika sedang geram).
Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
I. Tata Tertib dan ProgramAntisipasi
a. Tata Tertib :
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2) Berpakaian rapi dan bersih.
3) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.
4) Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5
menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan  maka peserta tersebut diganti
peserta cadangan.
5) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan.
Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain
setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh
peserta cadangan.
6) Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
7) Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu
dan berbicara setelah dipersilahkan.
8) TAK berlangsung selama 40 menit dari pukul 10:00 sampai 10:40.
b. Program Antisipasi
1. Usahakan dalam keadaan terapeutik.
2. Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
3. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada
peserta.
4. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa
diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.
5. Bila adaanggota yang inginkeluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari
peserta TAK yang lain.
6. Bilaadapeserta TAK yang melakukankegiatantidaksesuaidengantujuan, leader
memperingatkan dan mengarahkankembalibilatidak bisa,
dikeluarkandarikelompok.
Bilapesertapasif, leader memotivasidibantuolehfasilitator

TABEL EVALUASI SESI 1???


Sessi 2
Mengontrol halusinasi dengan menghardik

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman & tenang
C. Alat
1. Bola
2. Musik
3. Speaker
D. Metode
1. Diskusi & Tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam Klien dari terapis untuk klien
2) dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol
halusinasi
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis
 Lama kegiatan 20 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu music akan dihidupkan serta Bola diedarkan dan pada
saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang memegang Bola
memperkenalkan dirinya.
b. Hidupkan music dan edarkan Bola berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat musikdimatikan anggota kelompok yang memegang Bola
mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama panggilan
hobi dan asal dimulai oleh perawat sebagai contoh
d. Tulis nama panggilan pada kerta stempel atau dipakai
e. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi dan terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
f. Ulangi 2 sampai 4 dan semua anggota kelompok mendapat giliran
g. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

F. Evaluasi & Dokumentasi


Evaluasi
Sessi 1 : TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan Menghardik Halusinasi

Mestinya Evaluasi Sesi 2!!


N Aspek yang dinilai Nama Klien
O
1 Menyebutkan cara yang selama ini
digunakan mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik halusinasi
Petunjuk
 Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
 Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi

EVALUASI SESI 2?

Sessi 3
Mencegah Halusinasi dengan Bercakap – cakap

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap – cakap dengan
orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mencegah halusinasi
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama
dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Musik
2. Bola
3. Gambar
4. Speaker
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah
mengikuti sessi 1
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Salam dari terapis kepada klien
c. Klien dan terapis pakai papan
nama
3. Evaluasi / validasi
a. Menanyakan perasaan klien
saat ini
b. Menanyakan pengalaman
klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi.
4. Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap –
cakap.
b. Terapis menjelaskan aturan sebagai berikut:
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis
2) Lama kegiatan20 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
5. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap – cakap
dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi. music akan
dihidupkan serta karet gelanh gelang di oper/ diedarkan dan pada saat musik
dimatikan maka anggota kelompok yang memegang karet gelanguntuk bisa
berlatih bercakap-cakap dengan bisa di ajak cakap-cakap.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok
pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan.
c. Terapis memperagakan cara bercakap – cakap jika
halusinasi muncul.
d. Terapis meminta tiap klien untuk memperagakan
percakapan dengan orang disebelahnya.
e. Berikan pujian atas keberhasilan klien
f. Ulangi point e dan f sampai semua klien mendapat
giliran.
6. Tahap terminasi
Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan
klien setelah mengikuti TAK
b. Terapis menanyakan TAK
mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
c. Memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
7. Tindak lanjut
a. Menganjurkan klien menggunakan tiga cara
mengontrol halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, dan
bercakap – cakap.
b. Kontrak yang akan datang
c. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk
TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
d. Terapis menyepakati waktu dan tempat
F. Evaluasi & dokumentasi
1. Evaluasi
a. Sessi 2 : TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi MESTINYA SESI 3
b. Kemampuan Bercakap – cakap untuk Mencegah Halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan orang yang


biasa diajak bicara

2 Memperagakan percakapan

3 Menyusun jadwal percakapan

4 Menyebutkan tiga cara


mengontrol dan mencegah
halusinasi

c. Petunjuk
a) Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja.
b) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
c) Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak
mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan

EVALUASI SESI 3??


Sessi 4
Mengontrol halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya
halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Speaker
2. Musik
3. Bola
4. Format Jadwal kegiatan harian pasien
D. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK sessi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol cara mengontrol halusinasi yang
telah dipelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan20 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari – hari secara
teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari
– hari, dan tulis di kertas yang telah dibagikan
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian, terapis menulis formulir
yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu – persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. .
e. music akan dihidupkan serta kelereng di oper/ diedarkan dan pada saat musik
dimatikan maka anggota kelompok yang memegang karet gelanguntuk bisa
membacakan kegiatan yang telah disusun
f. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
g. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakannya.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

F. Evaluasi & Dokumentasi


1. Evaluasi
Sessi 3 : TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan melakukan kegiatan
Mestinya sesi 4
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan kegiatan yang


biasa dilakukan
2 Memperagakan kegiatan yang
biasa dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan
harian
4 Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi

Petunjuk
 Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya tahap kerja.
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
 Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan asuhan keperawatan.

EVALUASI SESI 4
Sessi 5
Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

A. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat / kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar dalam aturan minum obat
B. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Kertas warna-warni
2. Pulpen/spidol
3. Musik
4. speaker
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi & Tanya jawab
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4
b. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan dengan kegiatan, dan bercakap – cakap).
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat.
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 20 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang diminum klien :
nama dan warana (upayakan tiap klien dapat menyebutkan)
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa
dilakukan klien.
c. Tuliskan di kertas hasil point a & b
d. Menjelaskan enam benar cara minum obat, yaitu
benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar
cara minum obat, benar dosis obat dan benar dokumentasi.
e. Minta klien menyebutkan enam benar cara minum
obat secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar
g. Mendiskusikan perasaan klien setelah minum obat
(catat di kertas)
h. Mendiskusikan peranan klien setelah teratur minum
obat (catat di kertas)
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu
salah satu cara mencegah halusinasi / kambuh
j. Menjelaskan akibat / kerugian jika tidak patuh
minum obat, yaitu kejadian halusinasi / kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan
patuh minum obat & kerugian tidak patuh minum obat
l. Memberi pujian pada jawaban klien yang benar
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari
 Memberikan pujian & penghargaan atas jawaban yang benar
b. Tindak lanjut
 Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi social
asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah
perilaku kekerasan
 Memasukkan kegiatan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan dating
Mengakhiri pertemuan untuk TAK halusinasi, dan disepakati jika klien
perlu TAK yang lai
F. Evaluasi & Dokumentasi
1. Evaluasi

Sessi 5 : TAK Stimulasi Persepsi halusinasi


Kemampuan Mencegah Stimulasi Persepsi halusinasi dengan Patuh minum obat
No Nama Klien Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
Lima Benar Keuntungan Minum Akibat Tidak Patuh
Minum Obat Obat Minum Obat

1
2
3
4
5

Petunjuk
 Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
 Beri tanda √ bila klien mampu & beri tanda × bila klien tidak mampu

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
Keliat, Budi Anna dan Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai