Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

T TRIMESTER 3
8 BULAN GANGGUAN POLA TIDUR
DI LEBAKLARANG DESA WANAHAYU KABUPATEN MAJALENGKA
”Diajukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Salah Satu Tugas Praktik Belajar Lapangan 2 ( PBL ) Mata
Kuliah Keperawatan Maternitas”

Disusun Oleh :
Siti Zulfah Windriyani
NIM. 18142011099

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T TRIMESTER 3
8 BULAN GANGGUAN POLA TIDUR
DI LEBAKLARANG DESA WANAHAYU KABUPATEN MAJALENGKA

Disusun Oleh :
Siti Zulfah Windriyani
NIM. 18142011099

Dosen Pembimbing :
Eti Wati, S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.Pd
NIK. 17020797011
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER III

1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa kehamilan
terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan
(28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Prawirohardjo, 2002).
Trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan yakni usia 7 bulan sampai 9 bulan
atau 28 minggu – 40 minggu (syaifuddin, Abdul Bari : 2008 : 89)
Trimester tiga adalah trimester trimester terakhir kehamilan, pada periode ini pertumbuhan
janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan.
(manuaba : 2008)
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penentuan. Pada periode ini wanita menanti
kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk melihat bayinya
(kusmiyati yuni : 2009).

2. Perubahan Fisiologis pada Trimester III


Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
a) Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30
gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk
uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan
antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk
membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita
penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak
antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara
½  jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira
1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30
cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah
prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk kedalam rongga panggul.
b) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat
kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks
menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen.
Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks
tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja
mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi
yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin
bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi
lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

c) Vagina dan Vulva


Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan
(livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut
meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau persalinan maka perdarahan akan
banyak  sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan
vagina mulai meningkat dan lebih kental.
d) Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.
e) Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume
plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah
sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat ± 30% pada
minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi
sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30
minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi.
Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik
vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai
(dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga mencapai
maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkanoleh
vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat,
sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
f) Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma
terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume
tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih
rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak
kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.
g) Traktus Digestifus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler yang
disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi
isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang
dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan
konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
h) Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering berkemih timbul
karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan
oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus
juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi
seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
i) Sistem Imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG, IgA dan Ig M
serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu
ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.
j) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.

3. Perubahan Psikologis Ibu pada Kehamilan Trimester III


Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan ingin
segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh persiapan-persiapan kebutuhan bayi.
Selain itu akan disibukan pula oleh pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua
minggu kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh bayinya
(Hulliana, 2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran
bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi
membesaar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada persiapan dan persepsi ibu
terhadap kehamilan ini (Hamilton, 2005).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul dan mulai
dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui, misalnya Apakah ia bisa melahirkan
normal ? Bagaimanan cara mengejan ? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat
melahirkan ? Apakah bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya
memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan yang yang pertama
kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap kakak-kakak “si bayi” agar tidak
tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan
memikirkan kondisi putra-putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman pada ibu dan
dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya dengan latihan senam bersama-sama,
menemani saat kontrol kehamilan, dan membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya.
Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat berarti (Hulliana,
2001).

4. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III


Usia kehamilan Tanda subjektif Tanda objektif
29-33 minggu a. Fatigue (perasaan lemah a. Rasa panas dalam perut
untuk bekerja hingga disebabkan tekanan uterus,
perasaan letih yang berat mild hiatus hernia dan
sesudah melakukan kerja muntahan asam perut ke
fisik dan mental). dalam esophagus.
b. Ansietas tentang masa b. Kontraksi braxton-hick.
depan. c. Fundus terletak diantara
c. Mimpi buruk. umbilikus dan xipoid
d. Penurunan keinginan
seksual karena
ketidaknyamanan fisik.
34-38 minggu a. Sakit punggung, a. Heartburn (pirosis, nyeri
perubahan gaya berjalan. dada).
b. Ketidaksabaran untuk b. Konstipasi.
mengakhiri kehamilan. c. Vena varikosa (varicose
c. Perasaan buaian tentang veins).
masa depan yang d. Edema kaki.
ambivalen. e. Haemoroid (wasir).
Sebelum kelahiran a. Lightening atau tanda dini Fundus ada di bawah
dimulainya persalinan. diafragma sampai kepala
b. Sakit perut bagian bawah. janin masuk kedalam
rongga panggul, kemudian
perut kelihatan maju ke
depan.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu:
Usia kehamilan Perkembangan janin
Minggu 28 – 31 a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur, respiratory
distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
Minggu 32 – 36 a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
Minggu 37 – 40 a. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin
menjadi menggumpal.
b. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki.
c. Testis turun ke arah scrotum.
d. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.

Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi. Proses anabolik


fundamental yang terjadi selama kehamilan yaitu proses pertumbuhan dan pematangan janin,
plasenta yang selanjutnya menjadi bayi, dengan berat waktu lahir kira-kira 7,5 pound (3,4 kg).
Sebagai tambahan si Ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama
mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi dalam janin dan
plasenta. Hal-hal tersebut dikatalisis oleh perubahan, kelenjar endokrin pada ibu sehingga
membesarkan ukuran uterus, payudara dan volume darah ibu, cairan ketuban dan masa jaringan
adiposa. Berat badan selama hamil dapat digunakan sebagai tanda apakah ada sesuatu yang salah
dengan kondisi ibu hamil atau ibu hamil baik-baik saja. Berat badan bayi yang bertambah pada
masa kehamilan karena tumbuh, perkembangan sistem placenta yang sehat, cairan ketuban, dan
persediaan darah yang meningkat untuk memberikan nutrisi dan melindungi bayi, dan persiapan
dilakukan untuk masa laktasi (Einsberg dkk, 2005).

Kenaikan Berat Badan dan Perinciannya


Bayi 3,37 kg
Plasenta 0,67 kg
Cairan ketuban 0,78 kg
Pembesaran 0,90 kg
Jaringan buah dada ibu 0,45 kg
Volume darah ibu 1,23 kg
Cairan pada jaringan ibu 1,35 kg
Lemak ibu 3,15 kg
Total Rata-rata 11,9 kg

Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur kehamilan, Ibu hamil
dengan Pertambahan berat badan normal akan melahirkan bayi dengan berat badan normal juga
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg. Kemudian dinilai normal
apabila setiap mingggu berat badan naik 0,5 kg. Pada kehamilan tua, rata-rata kenaikan berat badan
ibu akan mencapai 12 kg. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat menimbulkan
komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklampsia), ataupun anak terlalu besar sehingga
menimbulkan kesulitan persalinan. Sebaliknya, jika kenaikan berat badan ibu hamil kurang dari
normal, kemungkinan ibu beresiko keguguran, anak lahir prematur, berat badan lahir rendah,
gangguan kekuatan rahim saat mengeluarkan anak, dan pendarahan sehabis persalinan. Anak yang
dilahirkan juga berukuran lebih kecil dari rata-rata bayi seusianya.

6. Perubahan Kebutuhan pada Ibu Hamil Trimester III


a) Oksigen
Seorang dewasa, istirahat yang sehat rata-rata 53 liter oksigen per jam. rata-rata, dewasa sehat
bernafas sekitar 500 mL udara per napas.Ini disebut volume tidal normal. yaitu terdiri dari 150 mL
udara ini akan pergi ke daerah yang tidak berfungsi paru-paru, yang disebut “ruang mati.” Tingkat
napas rata-rata nafas adalah 12 napas per menit. Jadi, jumlah udara yang terhirup adalah 12 x (500
ml -150 ml) = 4.200 mL /.menit. Kalikan dengan 60 untuk mendapatkan 252.000 mL / jam.
Artinya, setiap jam, orang akan bernapas dalam 252 liter udara. Sedangkan kebutuhan oksigen ibu
hamil meningkat 20-25%.
b) Nutrisi bagi Ibu Hamil Trimester 3
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan
kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-
sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit. Bila terjadi keracunan
kehamilan/uedem (bengkak-bengkak pada kaki) maka janganlah menambah garam dapur dalam
masakan sehari-hari. Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan
trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
1) Kalori.
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal),
dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada
20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar
285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan
menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna
sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan
dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan
produk olahannya, kentang, gula, kacang- kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk
lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak
nabati.
2) Vitamin B6 (Piridoksin).
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh
yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat
pula kemampuan untuk mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil
adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
3) Yodium.
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol
setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga
janin tumbuh  melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh
saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.

4) Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3).


Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem
pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram
per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga
vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
5) Air.
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan.
Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan
danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang
meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari
sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih.  Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari.
Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi
jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan
softdrink.
7. Proses Terjadinya Persalinan
Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis
yang kompleks teori yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain:
(1) Teori kerenggangan: otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai. (2) Teori penurunan
progesteron: Progesteron menurun menjadikan otot rahim sensitif sehingga menimbulkan his atau
kontraksi. (3) Teori oksitosin: Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga dapat
mengakibatkan his. (4) Teori pengaruh prostaglandin: Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. (5) Teori plasenta menjadi
tua: dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi corialis
mengalami perubahan sehingga kadar esterogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan
kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahim. (6) Teori distensi rahim: keadaan
uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga
mengganggu sirkulasi uteroplasenter. (7) Teori berkurangnya nutrisi: bila nutrisi pada janin
berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Asrinah,et al, 2010).

8. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian :
a) Data Subjektif
Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien dengan petugas
kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas kesehatan dengan orang lain yang mengetahui
keadaan/kondisi klien (alo anamnesa). Anamnesa dapat dilakukan pada pertama kali klien datang
(secara lengkap) dan anamnesa selanjutnya/ulang untuk hal yang diperlukan saja setelah
melakukan review data yang lalu.
Hal – hal yang perlu dikaji dalam dat subjektif, meliputi :
1. Biodata
- Nama klien
Dimaksudkan agar lebih mengenal klien sehingga tercipta hubungan interpersonal yang
baik, sehingga bidan lebih mudah dalam memberikan asuhannya karena klien lebih kooperatif.
- Umur
      Untuk mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia produktif atau usia beresiko
tinggi untuk hamil, karena umur yang < 20 tahun atau > 35 tahun beresiko tinggi bila hamil.
- Pendidikan
      Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pendidikan dan tingkat intelegensi klien, sehingga
bisa menyesuaikan cara pemberian konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
kemampuan daya tangkap klien.

- Pekerjaan
      Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien yang tentunya berpengaruh
dengan kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya. Hal ini juga dapat
membantu bidan dalam pemberian KIE tentang nutrisi ibu hamil. Selain itu juga untuk
mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan atau tidak.
- Suku atau bangsa
      Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari.
- Agama atau kepercayaan
      Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui agama atau kepercayaan yang dianut klien,
sehingga bidan secara tidak langsung dapat menyesuaikan pemberian KIE yang sesuai dengan
ajaran-ajaran maupun norma-norma agama atau kepercayaan yang dianut.
- Alamat
      Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan
mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkunganya. Dengan tujuan untuk mempermudah menghubungi
keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan saat
kunjungan rumah.
- Penanggung jawab
      Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap klien, sehingga bila sewaktu –
waktu dibutuhkan bantuannya dapat segera ditemui.
2. Keluhan pasien
Perlu dikaji untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam kehamilannya ini,
terutama keluhan saat pengkajian dilakukan. Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil
kembar berbeda-beda dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas untuk masing-masing
ibu.Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda dan gejala yang mengarah pada
bahaya maupun ketidaknormalan (patologis).

3. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit yang berbahaya bagi
kehamilannya.Selain itu untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang
berhubungan dengan organ reproduksinya atau tidak, karena akan berpengaruh pada
kehamilanya
- Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-benar dalam keadaan sehat,
tidak menderita suatu penyakit kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi, ginjal, DM
dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan pada saat ibu hamil akan secara tidak
langsung berpengaruh pada kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.
- Riwayat kesehatan keluarga
Hal penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit menular dalam keluarga ibu
maupun suami (seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan kepada
anggota keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat penyakit keturunan dalam
keluarga ibu maupun suami seperti jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena
dapat menurunkan kepada anggota keluarga yang lain dan dapat membahayakan apabila
penyakit – penyakit tersebut terjadi pada ibu yang sedang hamil.
4. Riwayat obstetri
- Riwayat haid
Beberapa hal yang perlu dikaji di dalam riwayat haid meliputi umur menarche,siklus
haid (teratur atau tidak), lama haid, dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT (Haid Pertama
Haid Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT maka bidan dapat menentukan HPLnya (Hari
Perkiraan Lahir), usia kehamilan sehingga keadaan kehamilannya dapat dipantau, terutama
untuk memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan frekuensi gerak anak,
karena hal tersebut dapat mendukung dalam penegakkan diagnose kehamilan, selain
melalui palpasi dan USG.
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk
atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, sehingga bila memang ibu
memiliki riwayat obstetric yang buruk maka dapat dipersiapkan tindakan-tindakan untuk
pencegahan.
- Riwayat kehamilan sekarang
Hal-hal yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa kali ibu sudah melakukan
ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan
berapa kali mendapatkannya, apakah ibu teratur minum tablet tambah darah, kalk dan
vitamin yang ibu peroleh setiap kali control, apakah ada keluhan atau komplikasi selama
ibu hamil dan apakah ibu mempunyai kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan,
merokok, minum jamu dan alcohol dan sebagainya, sehingga bidan dapat memantau
perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan, pemeriksaan ANC harus lebih sering guna
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandung.
- Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama klien menikah, sudah berapa kali klien
menikah, berapa umur klien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah
klien masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan.Selain itu secara normal juga untuk
mengetahui apakah anak yang dikandungnya sah secara hokum atau anak hasil hubungan di
luar nikah karena dapat berpengaruh terhadap penerimaan ibu terhadap kehamilannya.
- Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB sebelum hamil atau tidak,
metode kontrasepsi yang digunakan apa dan sudah berapa lama ibu menjadi akseptor KB
serta rencana KB apa yang akan digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menunjukkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupannya sehari – hari atau belum. Pola – pola yang dikaji di dalamnya,
meliputi :
- Pola nutrisi
Dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah ibu hamil (klien) sudah
makan teratur 3x sehari atau belum, apakah sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai
dengan menu seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum, karena asupan nutrisi
juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya.
Selain makanan, berapa kali minum dalam sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga
dimaksudkan untuk mencegah keadaan kekurangan cairan.
- Pola eliminasi
Eliminasi yang dikaji adalah BAB dan BAK. BAB perlu dikaji untuk mengetahui
berapa kali ibu BAB setiap harinya dan bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya
pada ibu hamil kemungkinan besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon
progesterone dan juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh tablet Fe
yang dikonsumsi selama hamil.
BAK dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar atau tidak.
Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan sering BAK karena adanya penekanan
pada kandungan kencing oleh uterus (TM 1) dan oleh kepala janin (TM II-III).
- Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup dan tenang setiap
harinya atau tidak, karena dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila tidak
mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
- Pola personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupannya. Kebersiahan diri yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah
kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak menjaga genetalia akan memudahkan
masuknya kuman ke dalam kandungan.
6. Psikologi dan sosiospiritual ibu
Dikaji untuk mengetahui bagaiman penerimaan ibu terhadap kehamilannya. Dikaji pula
apakah pihak keluarga mendukung kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan keluarga
dan masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan, karena hewan peliharaan
dapat menyebabkan penyakit TORCH pada ibu hamil yang dapat mengancam janin yang
dikandungnya.
b) Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum, meliputi :
- Keadaan umum
Dikaji pada saat pertama kali pasien datang. Lihat apakah pasien tampak baik atau
tampak lemah dan pucat. Hal ini penting untuk mengetahui bila ibu mengalami anemia
yang merupakan komplikasi tersering dari kehamilan.
- Tanda-tanda vital (Vital sign)
Vital sign terpenting yang harus selalu dikaji, yaitu:
a) Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur untuk mengetahui bila
ibu mengalami preeklamsia terutama selama trimester II dan III. Waspadai bila
tekanan darah sistolik ibu > 140 mmHg dan diastolic > 90 mmHg.

b) Berat badan
Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu 6,5 kg – 16,5 kg selama
hamil.
- Status present
a) Kepala
Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.Palpasi bila tampak benjolan
untuk mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan mobilitasnya.
b) Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut, seperti hitam, lebat, tidak berbau, tidak
berketombe.
c) Muka
Untuk mengetahui bentuk muka lonjong atau bulat, ada atau tidak ada kelainan.
d) Mata
Untuk mengetahui mata simetris atau tidak, apakah terjadi anemia atau tidak pada
conjungtiva, sklera ikterik atau tidak.
e) Hidung
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada polip atau secret.
f) Telinga
Untuk mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada serumen di telinga.
g) Mulut
Untuk mengetahui kebersihan dan keadaan konstruksi gigi apakah terjadi kekeroposan
atau tidak dimana hal ini menjadi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak, ada
stomatitis atau tidak.
h) Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ada atau
tidaknya struma atau kelenjar gondok, dan ada atau tidaknya pembesaran vena
jugularis.

i) Dada
Observasi bentuk thorak. Misal, apakah kifosis atau tidak.
j) Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui bentuk payudara. Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
k) Aksila
Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan. Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.
l) Abdomen
Untuk mengetahui bentuk abdomen membujur/melintang. Ada tidaknya bekas operasi.
m) Pinggang
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada daerah ginjal.
n) Punggung
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis atau tidak.
o) Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan genetalia, adanya keputihan atau tidak, dan varises.
p) Ekstremitas
Atas : Obeservasi keadaan tangan terutama kelengkapan jari tangan, kuku pucat atau
sianosis, oedem atau tidak.
Bawah : Obeservasi keadaan kaki terutama kelengkapan jari tangan, kuku pucat atau
sianosis, oedem atau tidak, adanya varises atau tidak.
q) Kulit
Observasi kelembaban kulit ibu dengan kembalinya turgor kulit.
- Pemeriksaan obstetri
a) Inspeksi
1. Muka :
Dikaji apakah ada chlosma gravidarum, apakah ada oedema muka, terutama pada
trimester II dan III yang dapat mengarah pada preeklamsia, terutama bila tekanan darah
ibu tinggi.
2. Dada
Kaji mammae ibu dan kesiapan masa laktasi yang meliputi bagaimana bentuk putting
susunya, pigmentasi pada areola mammae dan putting, bentu payudara serta apakah
kolostrum sudah keluar atau belum.
3. Abdomen
Lihat apakah ada linea nigra dan striae. Biasanya pada kehamilan kembar, striae
akan sangat jelas terlihat karena peregangan dari kulit perut akibat perbesaran perut
ibu.
4. Vulva
Kaji apakah ada oedema, varises dan kondiloma yang nantinya dapat mengganggu
proses persalinan pervaginam, karena varises dapat pecah saat persalinan dan
menimbulkan perdarahan.
b) Palpasi leopold
- LI : Pada leopold I dikaji bagian janin apakah yang ada pada fundus uteri, apakah
kepala (bulat keras) atau bokong janin (bulat lunak). Pada kehamilan kembar dapat
teraba dua bagian besar janin pada fundus uteri. Tetapi bila kehamilan masih dalam
Trimester I dan awal Trimester II, leopold I hanya untuk mengetahui adanya
ballottement.
- LII : Leopold II ini efektif digunakan bila umur kehamilan sudah menginjak usia 6
bulan, karena bagian-bagian janin sudah mulai dapat dibedakan. Leopold II ini
dilakukan untuk mengetahui dimanakah letak punggung janin yang ditandai dengan
terabanya bagian panjang, keras, danada tahanan dan juga untuk mengetahui dimanakah
letak ekstremitas janin yang dtandai dengan terabanya bagian-bagian kecil.
- LIII : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah janin, yaitu bulat lunak/bulat keras.
Masih bisa digoyangkan atau tidak.
- LIV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk PAP atau
belum. Apabila posisi tangan difergen berarti bagian bawah janin sudah masuk PAP
dan konvergen apabila bagian bawah janin belum masuk PAP.
c) Auskultasi
Mendengarkan DJJ menggunakan linex ataupun doppler. DJJ normal 120 – 160 x /
menit.

Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur kehamilan TFU Keterangan

8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek


12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -

28 mgg 3 jr ats pusat -

32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada
di atas pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun
kembali, karena
kepala janin masuk
ke rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU (cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)

Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur kehamilan
dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan :
Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25
cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri
turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang
pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul. (Hanifa Wiknjosastro, 2002)

2) Diagnosa yang mungkin muncul


a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan perubahan aliran darah dalam desidua,
perubahan suplai oksigen/kapasitas pembawa oksigen darah.
b. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
d. Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk persalinan serta perawatan
bayi.

3. Rencana asuhan keperawatan (NOC dan NIC)


DIAGNOSA NOC NIC
Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC: Respiratory monitoring
pola nafas tindakan keperawatan a. Monitor rata-rata, irama,
berhubungan 1x 20 kedalaman dan usaha respirasi
dengan perubahan menit, diharapkan b. Perhatikan pergerakan dada, amati
aliran darah dalam klien menunjukkan kesemetrisan, penggunaan otot-otot
desidua, status respirasi: aksesoris, dan retraksi otot
perubahan suplai ventilasi dengan supraklavikuler dan interkostal
indikator: c. Monitor pola pernafasan:
oksigen/kapasitas
- Respiratory Rate
pembawa oksigen bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
(5)
darah respirasi Kussmaul,
- Mampu melakukan
respirasi Cheyne-Stokes
inspirasi dalam (3)
d. Monitor kualitas nadi
- Tidak mengalami
e. Monitor suhu, warna, dan
dispnea (3)
kelembaban kulit.
- Auskultasi bunyi
nafas dalam
rentang normal (3)

Gangguan Setelah dilakukan NIC: 


eliminasi urin tindakan keperawatan 1. Berikan informasi tentang
berhubungan 1x 20 perubahan perkemihan sehubungan
dengan menit, diharapkan dengan trimester ketiga.
pembesaran klien dapat mengerti 2. Anjukan klien untuk melakukan
uterus, tentang perubahan pola posisi miring saat tidur. Perhatikan
peningkatan eliminasi urin, dengan keluhan-keluhan nokturia.
tekanan abdomen, kriteria hasil: 3. Anjurkan klien untuk menghindari
fluktuasi aliran - Mengungkapkan posisi tegak dalam waktu yang
darah ginjal dan pemahaman lama.
laju filtrasi tentang kondisi 4. Berikan informasi mengenai
glomerolus. saat ini (3) perlunya masukan cairan 6-8 gelas/
- Mengidentifikasi hari, penurunan masukan 2-3 jam
cara-cara untuk sebelum beristirahat, dan
mencegah stasis penggunaan garam, makanan, dan
urinarius dan atau produk mengandung natrium dalam
edema jaringan. (3) jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai
bahaya menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
6. Berikan informasi mengenai
bahaya menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
Gangguan pola Setelah dilakukan NIC :
tidur berhubungan tindakan keperawatan 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan
dengan perubahan 1x15 tidur normal berkenaan dengan
pada tingkat menit, diharapkan kehamilan. Tentukan pola tidur
aktifitas, stres, klien tidak mengalami saat ini.
psikologi, gangguan pola tidur 2. Evaluasi tingkat kelelahan.
ketidakmampuan dengan kriteria hasil : 3. Kaji terhadap kejadian insomnia
untuk - Melaporkan dan respons klien terhadap
mempertahankan perbaikan istirahat penurunan tidur. Anjurkan alat
kenyamanan. (3) bantu untuk tidur, seperti teknik
- Melaporkan relaksasi, membaca, mandi air
peningkatan rasa hangat,dan penurunan aktifitas
sejahtera dan sebelum istirahat.
perasaan segar (3) 4. Anjurkan tidur pada posisi semi
fowler.
5. Rujuk klien untuk konseling bila
kurang tidur atau kelelahan
mempengaruhi aktifitas kehidupan
sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Hamilton, Persis. (2005). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hulliana, Mellyna. (2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai