Bab V - Penutup
Bab V - Penutup
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian variasi pembebanan pada kuda-kuda beton komposit
dengan agregat batu bata bertulangan bambu dengan sambungan pelat baut, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk pengujian dengan beban vertikal simetris, keruntuhan terjadi pada beban
bertambah dengan rata-rata sebesar 600 kg untuk satu titik pembebanan atau
1200 kg untuk kedua titik pembebanan secara simetris. Benda uji tersebut
mencapai batas elastis pada beban 300 kg untuk satu titik pembebanan. Melihat
hasil ini, apabila dibandingkan dengan kekuatan kuda-kuda beton komposit
tulangan bambu tanpa sambungan pada penelitian sebelumnya mampu menahan
beban hingga mencapai rata-rata 3000 kg untuk satu titik pembebanan, hal ini
disebabkan oleh jarak tumpuan antar benda uji yang berbeda sehingga
menghasilkan kekuatan benda uji dalam menahan beban maksimum yang
berbeda pula.
2. Untuk pengujian dengan beban horizontal, keruntuhan terjadi pada beban
bertambah dengan rata-rata sebesar 2500 kg. Benda uji tersebut mencapai batas
elastis pada beban 500 kg. Beban maksimum yang mampu ditahan secara aktual
dan teoritis memilki perbedaan cukup jauh mencapai 54% dengan bebam
maksimum teoritis 5440,266 kg, hal ini menunjukkan bahwa banyak hal yang
tidak dapat diperhitungkan pada perhitungan teoritis yang sebenarnya terjadi di
keadaan aktual.
3. Dengan variasi pembebanan vertikal simetris dan horizontal, dapat dilihat bahwa
keretakan yang terjadi pada titik yang berbeda-beda tetapi secara umum berada
di batang tarik. Untuk beban vertikal simetris, keruntuhan yang terjadi
menunjukkan kelemahan beton dalam menahan gaya tarik, sehingga beton lebih
dahulu hancur dibandingkan dengan tulangan bambu nya, sedangkan untuk di
sekitar dan di dalam sambungan pelat baut belum terjadi keretakan. Apabila
dibandingan dengan kuda-kuda tanpa sambungan pada penelitian sebelum nya,
maka pola retak yang terjadi berada dibatang yang sama yaitu batang tarik.
69
70