Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BESAR HIDROLOGI 201

8. PENGUKURAN DEBIT SUNGAI


Pengukuran Debit Secara Langsung
a.   Dengan Menggunakan Current Meter
Pengukuran debit dengan menggunakan current meter (alat ukur arus) dilakukan
dengan cara merawas, dari jembatan, dengan menggunakan perahu, dengan menggunakan
winch cable way dan dengan menggunakan cable car.
Apabila pengukuran dilakukan dengan kabel penggantung dan posisi kabel penduga
tidak tegak lurus terhadap muka air, maka kedalaman air harus dikoreksi dengan besarnya
sudut penyimpangan.

Pengukuran debit dengan current meter


Pengukuran dengan merawas dilakukan apabila kedalaman air tidak lebih dari 1,2 m
dan kecepatan air lebih kecil dari 1 m/detik, apabila kedalaman dan kecepatan arus air lebih
dari kriteria tersebut maka pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
pengukuran yang lain.
Tahapan pengukuran dengan menggunakan current meter adalah sebagai berikut:
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran yaitu:
 1 (satu) set alat ukur arus atau current meter lengkap
 2 (dua) buah alat penduga kedalaman (stang/stick) panjang masing-masing 1 m
 Kartu Pengukuran
 Alat Tulis
 Alat pengambilan sample air
 Botol tempat sample air
 Peralatan penunjang lainnya seperti topi, sepatu lapangan dll.
2. Bentangkan kabel pada lokasi yang memenuhi persyaratan dan posisi tegak lurus
dengan
arah arus air dan tidak melendut
3. Tentukan titik pengukuran dengan jarak antar vertikal ± 1/20 dari lebar sungai dan
jarak minimum = 0.50 m
4. Berikan tanda pada masing-masing titik
5. Baca ketinggian muka air pada pelskal
6. Tulis semua informasi/keterangan yang ada pada kartu pengukuran seperti nama
sungai dan tempat, tanggal pengukuran, nama petugas dll.
7. Catat jumlah putaran baling – baling selama interval waktu yang telah ditentukan (40
– 70 detik), apabila arus air lambat waktu yang digunakan lebih lama (misal 70 detik),
apabila arus air cepat waktu yang digunakan lebih pendek (misal 40 detik)

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

8. Hitung kecepatan arus dari jumlah putaran yang didapat dengan menggunakan rumus
baling – balingtergantung dari alat bantu yang digunakan (tongkat penduga dan berat
bandul)
9. Hitung kecepatan (v) rata-rata pada setiap vertikal dengan rumus :
 Apabilapengukuran dilakukan pada 1 titik (0.5 atau 0.6 d) contoh (vertikal 2) maka v
rata – rata = v pada titik tersebut
 Apabilapengukuran dilakukan pada 2 titik (0.2 dan 0.8 d) contoh (vertikal 3) maka v
rata – rata = (v0.2 + v0.8) / 2
 Apabilapengukuran dilakukan pada 3 titik (0.2 – 0.8 d dan 0.6 d) contoh (vertikal 4)
maka v rata – rata = [{(v0.2 + v0.8) / 2} + (v0.5 atau v0.6 )] / 2
10. Hitung luas sub/bagian penampang melintang
11. Hitung debit pada setiap sub/bagian penampang melintang
12. Ulangi kegiatan pada butir 10 sampai dengan butir 12 untuk seluruh sub bagian
penampang
13. Hitung debit total (Q total)
Debit total dihitung dengan cara menjumlahkan debit dari seluruh debit pada sub/ bagian
penampang
Q (total) = q1 + q2 + q3 + … + qn
14. Hitung luas seluruh penampang melintang (A)
Luas seluruh penampang melintang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh luas pada
sub/bagian penampang dengan :         A    = a1 + a2 + a3 + … + an
15. Hitung kecepatan rata-rata seluruh penampang melintang (V)
Kecepatan rata-rata seluruh penampang melintang = debit total / luas seluruh penampang
melintang atau V = Q total / A
16. Catat waktu dan tinggi muka air pada pelskal segera setelah pengukuran selesai pada
kartu pengukuran.
17. Catat hasil perhitungan butir 14 sampai dengan 16 pada kartu pengukuran
Pengukuran debit dengan menggunakan current meter dapat dilakukan dengan beberapa
metode diantaranya:
a. Merawas
Pengukuran debit dengan cara merawas adalah petugas pengukur langsung masuk ke
dalam badan air. Petugas pengukur minimal terdiri dari 2 orang, 1 orang
petugasmengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas
2) posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur arus dan tidak boleh
menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertikal yang diukur
3) letakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 – 7,5 cm di hilir kabel
baja yang telah dibentangkan
4) hindari berdiri dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan penampang
melintang
5) apabila posisi current meter (arah aliran) tidak tegak lurus terhadap penampang
melintang sungai, maka besarnya sudut penyimpangan perlu dicatat untuk
menghitung koreksi kecepatan di vertikalnya.

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

Metode merawas

b. Perahu
Pengukuran debit menggunakan perahu adalah petugas pengukur menggunakan sarana
perahu sebagai alat bantu pengukuran. Petugas pengukur minimal terdiri dari 3
orang, 1 orang petugas memegang dan menggeser perahu, 1 orang
petugasmengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Petugas pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan perahu perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) dilakukan apabila tidak memungkinkan pengukuran dengan cara merawas
2) alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel (sounding reel) dan
pemberat yang disesuaikan dengan kondisi aliran (kedalaman dan kecepatan)
3) posisi alat ukur harus berada di depan perahu
4) kabel yang digunakan untuk mengukur lebar sungai (tagline) harus terpisah dari
kabel yang digunakan untuk menggantungkan perahu
5) apabila lebar sungai lebih dari 100 m, atau sungai digunakan untuk transportasi air
maka kabel penggantung perahu tidak dapat digunakan. Pengaturan posisi perahu
diatur dengan menggunakan sextant meter agar lintasan pengukuran tetap berada
pada satu jalur sehingga lebar sungai sesuai dengan lebar sungai sesungguhnya.
Metode ini disebut metode sudut (angular method). Selain metode ini dapat juga
digunakan metode perahu bergerak.

Metode perahu

c. Sisi jembatan

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

1. Pengukuran debit dari sisi jembatan adalah pengukuran dilakukan dari sisi
jembatan bagian hilir aliran dan sebaiknya jembatan yang digunakan tidak terdapat
pilar. Peralatan yang digunakan adalah bridge crane, sounding reel, tagline, dan 1
set current meter + pemberat yang beratnya tergantung dari kecepatan aliran.
Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 2 orang petugasmengoperasikan
bridge crane dan peralatan pengukur dan 1 orang petugas mencatat data
pengukuran.
2. Pengukuran dari sisi jembatan dilakukan apabila pada lokasi pos terdapat
fasilitas jembatan, dengan kondisi kedalaman air lebih dari 2 m dan kecepatan
airnya cukup deras sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengukuran dengan
menggunakan perahu.

Metode Jembatan

d. Cable Car (Kereta Gantung)


Cable car adalah alat bantu pengukuran berupa kereta gantung yang digantungkan
pada kabel utama yang juga berfungsi sebagai alat ukur lebar sungai, dilengkapi
dengan tempat duduk petugas pengukur dan dudukan sounding reel. Peralatan
yang digunakan adalah current meter lengkap dengan ekor panjang dan pemberat
yang disesuaikan dengan kondisi kecepatan dan kedalaman aliran. Petugas
pengukur terdiri dari 2 orang, 1 orang petugasmengoperasikan peralatan dan 1
orang petugas mencatat data pengukuran.

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

Metode Kereta Gantung

e. Winch Cable Way


Pengukuran debit dengan menggunakan winch cable way dilakukan dari pinggir
sungai dengan menggunakan peralatan winch cable way. Petugas pengukur
minimal terdiri dari 2 orang, 1 orang petugasmengoperasikan peralatan dan 1
orang petugas mencatat data pengukuran.
Lokasi penempatan winch cable way harus memenuhi persyaratan teknis seperti
halnya tempat pengukuran dengan metode lainnya. Persyaratan tersebut antara lain
pada bagian alur sungai yang lurus, aliran laminar dan merata, dll.
Peralatan winch cable way yang terdiri dari:
1. Kabel pengukur lebar sungai
2. Kabel pengukur kedalaman air juga berfungsi sebagai kabel penghantar listrik
untuk menghitung jumlah putaran dan juga berfungsi sebagai penggantung
current meter + pemberat yang disesuaikan dengan kondisi aliran (kedalaman dan
kecepatan)
3. Kabel utama (main cable) yang berfungsi sebagai penggantung semua peralatan
yang digunakan. Kabel utama diikatkan pada dua buah tiang yang dipasang pada
kedua tebing sungai, dan salah satu tiangnya digunakan untuk menempatkan
pengerek (winch)
4. Pengerek (winch) yang berfungsi untuk menggulung kabel pengukur lebar sungai
dan kabel pengukur kedalaman air. Winch dapat terdiri dari 2 (double drum
winch) atau hanya terdiri dari 1 winch (single drum winch)

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

Metode Winch cable

b.   Dengan Menggunakan Pelampung


Pengukuran debit menggunakan alat pelampung pada prinsipnya sama dengan metode
konvensional, hanya saja kecepatan aliran diukur dengan menggunakan pelampung.
Metode pengukuran debit dengan menggunakan pelampung biasa digunakan pada saat
banjir dimana pengukuran dengan cara konvensional tidak mungkin dilaksanakan karena
faktor peralatan dan keselamatan tim pengukur.
 Lokasi Pengukuran
Pengukuran debit dengan pelampung perlu memperhatikan syarat-syarat lokasi sebagai
berikut :
1. Syarat lokasi pengukuran seperti pada metode konvensional
2. Kondisi aliran sedang banjir dan tidak melimpah
3. Geometri alur dan badan sungai stabil
4. Jarak antara penampang hulu dan hilir minimal 3 kali lebar sungai pada kondisi banjir
 Peralatan Pengukuran
1. alat pengukur jarak
2. alat pelampung
3. alat pengukur waktu (stop watch)
4. alat penyipat ruang (theodolith)
 Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang basah dapat dilakukan pada saat sungai tidak sedang banjir yaitu
sesudah atau sebelum banjir. Pengukuran paling sedikit 2 penampang melintang yaitu di hulu
dan di hilir yang merupakan titik awal dan titik akhir lintasan penampang. Luas penampang
basah sungai didapat dengan cara merata-rata luas kedua penampang basah yang telah diukur.
 Tahapan Pengukuran
a.  Persiapan
1. Pilih lokasi pengukuran
2. Siapkan pelampung
3. Siapkan peralatan untuk mengukur jarak antara dua penampang
4. Siapkan peralatan untuk menentukan posisi lintasan pelampung
5. Siapkan peralatan untuk memberi aba-aba
6. Siapkan alat pencatat waktu
7. Siapkan alat tulis
Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003
5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

b.  Pelaksanaan Pengukuran


1. Lakukan pembacaaan tinggi muka air pada pos duga air di awal pengukuran
2. Letakan alat penyipat ruang di tengah-tengah antara penampang hulu & hilir
3. Ukur jarak antara penampang hulu dan penampang hilir
4. Lepaskan pelampung kira-kira 10 meter di hulu penampang hulu
5. Ukur sudut azimuth posisi pelampung pada saat pelampung melalui penampang hulu
dan penampang hilir. Pada saat itu juga catat waktunya
6. Ulangi pekerjaan (d) dan (e) sampai pelampung terakhir
7. Catat tinggi muka air pada akhir pengukuran

c.  Perhitungan Debit


1.   Gambar penampang basah di hulu dan hilir
2.   Gambar lintasan pelampung
3.   Hitung panjang tiap lintasan pelampung
4.   Hitung kecepatan aliran permukaan tiap pelampung, untuk mendapatkan kecepatan aliran
sebenarnya  maka kecepatan aliran permukaan tiap pelampung harus dikalikan dengan koreksi
yang besarnya berkisar antara 0.7 dan 0.8 tergantung dari panjang pelampung dan proses
lintasan pelampung
5.   Gambar  grafik kecepatan aliran
6.   Tentukan bagian penampang basah
7.   Tentukan nilai kecepatan aliran pada setiap batas bagian penampang
8.   Hitung kecepatan rata-rata pada setiap bagian penampang basah
9.   Hitung luas bagian penampang basah
10. Hitung debit untuk setiap bagian penampang basah
11. Hitung debit total
12. Hitung tinggi muka air rata-rata

Metode Pelampung

c.   Dengan Menggunakan Larutan


Debit aliran dapat diukur dengan menggunakan larutan zat kimia. Metode larutan ini baik
digunakan pada lokasi pengukuran yang alur sungainya dangkal, aliran relatif turbulens dan

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

kecepatan aliran cukup tinggi. Larutan zat kimia yang biasa digunakan adalah Sodium
Chlorida (NaCl) atau yang biasa kita kenal dengan garam dapur.

Metode Larutan
 Tahapan Pengukuran
1. tentukan lokasi pengukuran
2. ukur penampang basah di hulu dan di hilir dengan jarak antara dua penampang
tersebut L
3. tuangkan larutan zat kimia secara terus menerus di hulu dari penampang basah hulu
4. ukur konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir hingga puncak konsentrasi
sampai normal dengan alat electric conductivity
5. hitung waktu antara puncak konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir (T)
Pada metode ini larutan zat kimia dapat pula diganti dengan menggunakan zat warna.
Perjalanan zat warna dari penampang hulu ke penampang hilir dapat diamati secara manual.
d.   Dengan Menggunakan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
ADCP adalah alat pengukur arus dimana kecepatan arus air dapat terpantau dalam 3 dimensi
pada suatu penampang melintang sungai dengan menggunakan efek dari doppler pada
gelombang supersonic. Alat ini dipasang di perahu dan akan mengukur air di sungai secara
cepat bila perahu melalui suatu penampang sungai.

Metode ADCP
Cara bekerjanya peralatan ADCP adalah air sungai yang mengandung larutan sedimen,
tanaman, kayu, dll. merupakan media untuk memantulkan gelombang supersonic didalam air
secara tegak lurus dalam 2 arah yang dikirim oleh peralatan ADCP. Dengan menghitung data
sistim transmisi, distribusi kecepatan arus 3 dimensi pada tampang aliran dapat diketahui.
Profil kecepatan arus digunakan untuk mengintegrasikan arah aliran vertikal dan susunan
keepatan arus terhadap tampang horizontal sungai dan digunakan untuk menghitung debit
aliran
Keuntungan dan kerugian menggunakan peralaran ADCP ini :
 Pengukuran kecepatan dapat dilakukan secara cepat
 Distribusi kecepatan arus secara 3 dimensi dapat teramati
 Kondisi kecepatan aliran, dan debit dapat langsung diketahui
 Pada kondisi dimana banyak kayu besar yang terbawa dapat menghantam alat ADCP
 Pengukuran sulit untuk dilakukan pada malam hari dan sungai yang berkelok-kelok
 Komunikasi antara perahu radio kontrol dan kontrol transmisi radio maksimum
berjarak 1000 meter
e.    Dengan Menggunakan Bangunan Hidraulik
Debit aliran dihitung dengan menggunakan rumus hidrolika dimana koefisiennya dapat
ditentukan dari hasil kalibrasi di laboratorium dengan model tes atau dapat dilakukan
Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003
5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

pengukuran debit dengan current meter pada berbagai elevasi muka air untuk mencari
koefisiennya.

3.    Pengukuran Debit Secara Langsung


a.   Metode Kemiringan Luas (Slope Are Method)
Metode ini meliputi perhitungan debit banjir pada saluran terbuka atau sungai dengan
menggunakan karakteristik penampang yang representatif, kemiringan muka air, dan
koefisien kekasaran.
Ringkasan Metode
Metode Kemiringan Luas digunakan untuk menentukan debit secara tidak langsung dari suatu
ruas saluran, biasanya setelah banjir terjadi dengan menggunakan tanda bekas banjir dan
karakteristik fisik penampang melintang ruas saluran tersebut.
Survei lapangan dilakukan untuk menentukan jarak antara dan elevasi tanda bekas banjir dan
menetapkan penampang sungai.Data itu selanjutnya digunakan menghitung beda tinggi muka
air diantara dua penampang melintang yang berdekatan dan untuk menetapkan sifat-sifat
tertentu dari penampang tersebut. Informasi tersebut digunakan bersama dengan nilai n
Manning untuk menghitung debit.
b.    Metode Darcy-Weisbach
Metode ini meliputi perhitungan debit banjir pada saluran terbuka atau sungai yang dasarnya
berbatu-batu dengan menggunakan karakteristik penampang yang representatif, kemiringan
muka air, dan koefisien resistensi Darcy-Weisbach.
Ringkasan Metode
Metode Darcy-Weisbach digunakan untuk menentukan debit banjir cara tidak langsung dari
suatu ruas sungai, biasanya setelah banjir terjadi dengan menggunakan tanda bekas banjir dan
karakteristik fisik penampang melintang ruas sungai tersebut. Persamaan Darcy-Weisbach
yang digunakan untuk menghitung debit (Q).
Pengukuran debit secara tidak langsung
digunakan tiga cara:
1) Velocity area methods

2) Slope area methods

3) Dilution methods

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

1) Velocity area methods


Pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu sungai/saluran dilakukan pengukuran
kecepatan aliran dan penampang sungai/saluran. Rumus umum untuk menghitung
debit adalah:
Q=AxV
3
Q : debit (m /det)
A : luas penampang basah (m2)
V : kecepatan aliran rata-rata (m/det)
Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Pengukuran dengan pelampung
b. Pengukuran dengan Current meter
a. Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung
Bila kecepatan aliran diukur dengan pelampung, maka diperoleh persamaan debit sebagai
berikut:
Q=Axkxu

Q : debit (m3/det)
A : luas penampang basah (m2)
k : koefisien pelampung
u : kecepatan pelampung
Nilai k tergantung dari jenis pelampung yang dipakai. Nilai tersebut dapat dihitung
dengan
persamaan (menurut YB Francis) adalah sebagai berikut:
k : koefisien pelampung
λ : kedalaman tangkai (h) per kedalaman air (d)
λ : h/d
b. Pengukuran Dengan Current Meter
Kecepatan aliran biasanya diukur dengan menggunakan alat ukur current meter (alat ukur
kecepatan aliran yang berbentuk propeler). Alat berbentuk propeler tersebut
dihubungkan dengan kotak pencatat (alat monitor yang akan mencatat jumlah putaran
selama propeler tersebut berada di dalam air) kemudian dimasukkan ke dalam sungai yang
akan diukur kecepatan alirannya. Bagian ekor alat tersebut menyerupai sirip dan akan
berputar karena gesekan aliran air sungai.
Pengukuran biasanya dilakukan dengan membagi kedalaman sungai menjadi beberapa
bagian dengan lebar permukaan yang berbeda. Kecepatan aliran sungai pada setiap
bagian diukur sesuai dengan kedalaman, misalnya pada kedalaman 0,6 atau kedalaman
rata-rata antara 0,2 dan 0,8.
Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling (cup) per waktu
putarannya (n). Persamaan kecepatan aliran adalah sebagai berikut:
V=an+b
V : kecepatan aliran (m/det)
a & b : konstanta alat
n : jumlah putaran per waktu
Pemilihan jumlah vertikal yang akan diukur pada prinsipnya didasarkan atas:

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4

a. bentuk dan ukuran penampang sungai


b. sifat aliran
c. waktu yang disediakan
2. Slope Area Method
Prakiraan besarnya debit dengan pendekatan slope-area method akan memberikan hasil
yang memadai apabila pemilihan badan air yang akan diprakirakan kecepatan airnya
memiliki aliran yang kurang lebih seragam. Artinya, lebar dan kedalaman aliran,
kecepatan aliran, kedalaman dasar sungai, dan kemiringan dasar permukaan
sungai/saluran air relatif seragam atau tidak berubah secara mencolok (Asdak, 2002)
3. Metode Larutan (Delution Methods)
Pengukuran debit dengan menggunakan bahan-bahan kimia, pewarna atau radioaktif
sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya tidak beraturan (turbulent).
Menurut Church, (1974) dalam Gordon et al., (1992) dalam Asdak, (2002), untuk
maksud-maksud pengukuran hidrologi, bahan-bahan tersebut di atas seyogyanya
dalam bentuk:
a) mudah larut dalam air sungai,
b) bersifat stabil,
c) mudah dikenali dalam konsentrasi rendah,
d) tidak meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan dampak negatif yang
permanen pada badan perairan,
e) relatif tidak mahal.
f) Metode larutan dilakukan pada sungai yang dangkal, berbatu, dan sungai yang
memiliki derajat turbulensi tinggi, sehingga tidak mungkin menggunakan current
meter.
Metode larutan didasarkan pada perhitungan perbedaan konsentrasi ion yang terkandung
dalam air dan menggunakan alat Electric Conductivity Meter (EC-Meter). Dalam
pengu-kuran digunakan garam dapur (NaCl), yang mudah didapat dan tidak
berpengaruh terhadap tanaman maupun ikan.
Ada dua cara perhitungan debit:
 Metode Injeksi tetap.
 Q : debit sungai (m3/detik)
 Q : debit injeksi larutan
 c0 : konsentrasi air sungai awal (tanpa larutan)
 c1 : konsentrasi larutan
 c2 : konsentrasi sungai setelah bercampur larutan
 Metode Injeksi Sesaat
 Q : debit sungai (m3/detik)
 V : volume larutan
 T : waktu
 c1 : konsentrasi larutan
 c2 : konsentrasi air sungai setelah bercampur larutan

Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003


5

Anda mungkin juga menyukai