8. Hitung kecepatan arus dari jumlah putaran yang didapat dengan menggunakan rumus
baling – balingtergantung dari alat bantu yang digunakan (tongkat penduga dan berat
bandul)
9. Hitung kecepatan (v) rata-rata pada setiap vertikal dengan rumus :
Apabilapengukuran dilakukan pada 1 titik (0.5 atau 0.6 d) contoh (vertikal 2) maka v
rata – rata = v pada titik tersebut
Apabilapengukuran dilakukan pada 2 titik (0.2 dan 0.8 d) contoh (vertikal 3) maka v
rata – rata = (v0.2 + v0.8) / 2
Apabilapengukuran dilakukan pada 3 titik (0.2 – 0.8 d dan 0.6 d) contoh (vertikal 4)
maka v rata – rata = [{(v0.2 + v0.8) / 2} + (v0.5 atau v0.6 )] / 2
10. Hitung luas sub/bagian penampang melintang
11. Hitung debit pada setiap sub/bagian penampang melintang
12. Ulangi kegiatan pada butir 10 sampai dengan butir 12 untuk seluruh sub bagian
penampang
13. Hitung debit total (Q total)
Debit total dihitung dengan cara menjumlahkan debit dari seluruh debit pada sub/ bagian
penampang
Q (total) = q1 + q2 + q3 + … + qn
14. Hitung luas seluruh penampang melintang (A)
Luas seluruh penampang melintang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh luas pada
sub/bagian penampang dengan : A = a1 + a2 + a3 + … + an
15. Hitung kecepatan rata-rata seluruh penampang melintang (V)
Kecepatan rata-rata seluruh penampang melintang = debit total / luas seluruh penampang
melintang atau V = Q total / A
16. Catat waktu dan tinggi muka air pada pelskal segera setelah pengukuran selesai pada
kartu pengukuran.
17. Catat hasil perhitungan butir 14 sampai dengan 16 pada kartu pengukuran
Pengukuran debit dengan menggunakan current meter dapat dilakukan dengan beberapa
metode diantaranya:
a. Merawas
Pengukuran debit dengan cara merawas adalah petugas pengukur langsung masuk ke
dalam badan air. Petugas pengukur minimal terdiri dari 2 orang, 1 orang
petugasmengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas
2) posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur arus dan tidak boleh
menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertikal yang diukur
3) letakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 – 7,5 cm di hilir kabel
baja yang telah dibentangkan
4) hindari berdiri dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan penampang
melintang
5) apabila posisi current meter (arah aliran) tidak tegak lurus terhadap penampang
melintang sungai, maka besarnya sudut penyimpangan perlu dicatat untuk
menghitung koreksi kecepatan di vertikalnya.
Metode merawas
b. Perahu
Pengukuran debit menggunakan perahu adalah petugas pengukur menggunakan sarana
perahu sebagai alat bantu pengukuran. Petugas pengukur minimal terdiri dari 3
orang, 1 orang petugas memegang dan menggeser perahu, 1 orang
petugasmengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Petugas pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan perahu perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) dilakukan apabila tidak memungkinkan pengukuran dengan cara merawas
2) alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel (sounding reel) dan
pemberat yang disesuaikan dengan kondisi aliran (kedalaman dan kecepatan)
3) posisi alat ukur harus berada di depan perahu
4) kabel yang digunakan untuk mengukur lebar sungai (tagline) harus terpisah dari
kabel yang digunakan untuk menggantungkan perahu
5) apabila lebar sungai lebih dari 100 m, atau sungai digunakan untuk transportasi air
maka kabel penggantung perahu tidak dapat digunakan. Pengaturan posisi perahu
diatur dengan menggunakan sextant meter agar lintasan pengukuran tetap berada
pada satu jalur sehingga lebar sungai sesuai dengan lebar sungai sesungguhnya.
Metode ini disebut metode sudut (angular method). Selain metode ini dapat juga
digunakan metode perahu bergerak.
Metode perahu
c. Sisi jembatan
1. Pengukuran debit dari sisi jembatan adalah pengukuran dilakukan dari sisi
jembatan bagian hilir aliran dan sebaiknya jembatan yang digunakan tidak terdapat
pilar. Peralatan yang digunakan adalah bridge crane, sounding reel, tagline, dan 1
set current meter + pemberat yang beratnya tergantung dari kecepatan aliran.
Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 2 orang petugasmengoperasikan
bridge crane dan peralatan pengukur dan 1 orang petugas mencatat data
pengukuran.
2. Pengukuran dari sisi jembatan dilakukan apabila pada lokasi pos terdapat
fasilitas jembatan, dengan kondisi kedalaman air lebih dari 2 m dan kecepatan
airnya cukup deras sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengukuran dengan
menggunakan perahu.
Metode Jembatan
Metode Pelampung
kecepatan aliran cukup tinggi. Larutan zat kimia yang biasa digunakan adalah Sodium
Chlorida (NaCl) atau yang biasa kita kenal dengan garam dapur.
Metode Larutan
Tahapan Pengukuran
1. tentukan lokasi pengukuran
2. ukur penampang basah di hulu dan di hilir dengan jarak antara dua penampang
tersebut L
3. tuangkan larutan zat kimia secara terus menerus di hulu dari penampang basah hulu
4. ukur konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir hingga puncak konsentrasi
sampai normal dengan alat electric conductivity
5. hitung waktu antara puncak konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir (T)
Pada metode ini larutan zat kimia dapat pula diganti dengan menggunakan zat warna.
Perjalanan zat warna dari penampang hulu ke penampang hilir dapat diamati secara manual.
d. Dengan Menggunakan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
ADCP adalah alat pengukur arus dimana kecepatan arus air dapat terpantau dalam 3 dimensi
pada suatu penampang melintang sungai dengan menggunakan efek dari doppler pada
gelombang supersonic. Alat ini dipasang di perahu dan akan mengukur air di sungai secara
cepat bila perahu melalui suatu penampang sungai.
Metode ADCP
Cara bekerjanya peralatan ADCP adalah air sungai yang mengandung larutan sedimen,
tanaman, kayu, dll. merupakan media untuk memantulkan gelombang supersonic didalam air
secara tegak lurus dalam 2 arah yang dikirim oleh peralatan ADCP. Dengan menghitung data
sistim transmisi, distribusi kecepatan arus 3 dimensi pada tampang aliran dapat diketahui.
Profil kecepatan arus digunakan untuk mengintegrasikan arah aliran vertikal dan susunan
keepatan arus terhadap tampang horizontal sungai dan digunakan untuk menghitung debit
aliran
Keuntungan dan kerugian menggunakan peralaran ADCP ini :
Pengukuran kecepatan dapat dilakukan secara cepat
Distribusi kecepatan arus secara 3 dimensi dapat teramati
Kondisi kecepatan aliran, dan debit dapat langsung diketahui
Pada kondisi dimana banyak kayu besar yang terbawa dapat menghantam alat ADCP
Pengukuran sulit untuk dilakukan pada malam hari dan sungai yang berkelok-kelok
Komunikasi antara perahu radio kontrol dan kontrol transmisi radio maksimum
berjarak 1000 meter
e. Dengan Menggunakan Bangunan Hidraulik
Debit aliran dihitung dengan menggunakan rumus hidrolika dimana koefisiennya dapat
ditentukan dari hasil kalibrasi di laboratorium dengan model tes atau dapat dilakukan
Shabrina Bella Carina Riando 2014/201 135060100111003
5
TUGAS BESAR HIDROLOGI 201
4
pengukuran debit dengan current meter pada berbagai elevasi muka air untuk mencari
koefisiennya.
3) Dilution methods
Q : debit (m3/det)
A : luas penampang basah (m2)
k : koefisien pelampung
u : kecepatan pelampung
Nilai k tergantung dari jenis pelampung yang dipakai. Nilai tersebut dapat dihitung
dengan
persamaan (menurut YB Francis) adalah sebagai berikut:
k : koefisien pelampung
λ : kedalaman tangkai (h) per kedalaman air (d)
λ : h/d
b. Pengukuran Dengan Current Meter
Kecepatan aliran biasanya diukur dengan menggunakan alat ukur current meter (alat ukur
kecepatan aliran yang berbentuk propeler). Alat berbentuk propeler tersebut
dihubungkan dengan kotak pencatat (alat monitor yang akan mencatat jumlah putaran
selama propeler tersebut berada di dalam air) kemudian dimasukkan ke dalam sungai yang
akan diukur kecepatan alirannya. Bagian ekor alat tersebut menyerupai sirip dan akan
berputar karena gesekan aliran air sungai.
Pengukuran biasanya dilakukan dengan membagi kedalaman sungai menjadi beberapa
bagian dengan lebar permukaan yang berbeda. Kecepatan aliran sungai pada setiap
bagian diukur sesuai dengan kedalaman, misalnya pada kedalaman 0,6 atau kedalaman
rata-rata antara 0,2 dan 0,8.
Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling (cup) per waktu
putarannya (n). Persamaan kecepatan aliran adalah sebagai berikut:
V=an+b
V : kecepatan aliran (m/det)
a & b : konstanta alat
n : jumlah putaran per waktu
Pemilihan jumlah vertikal yang akan diukur pada prinsipnya didasarkan atas: