Akhlak Manusia KPD Keluarga Dan Alam Semesta

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

http://caremuslimah.blogspot.co.id/p/akhlak-kepada-keluarga.

html
Secara sosiologis keluarga merupakan golongan masyarakat terkecil yang terdiri atas suami-isteri-anak.
Pengertian demikian mengandung dimensi hubungan darah dan juga hubungan sosial. Dalam hubungan
darah keluarga bisa dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti, sedangkan dalam dimensi sosial,
keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh saling berhubungan atau interaksi dan saling
mempengaruhi, sekalipun antara satu dengan lainnya tidak terdapat hubungan darah.

Pengertian keluarga dapat ditinjau dari perspektif psikologis dan sosiologis. Secara Psikologis, keluarga
adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota
merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri. Sedangkan pengertian secara sosiologis, keluarga adalah satu persekutuan hidup
yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan,
dengan maksud untuk saling menyempurnakan diri, saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Akhlakul Karimah dalam Rumah Tangga
Secara terminologi, akhlak adalah pola perilaku yang berdasarkan kepada dan memanifestasikan nilai-
nilai Iman, Islam dan Ihsan. Menurut Imam Ghazali, akhlak yaitu suatu keadaan yang tertanam di dalam
jiwa yang menampilkan perbuatan dengan senang tanpa memerlukan penelitian dan pemikiran.
Sedangkan karimah berarti mulia, terpuji, baik. Apabila perbuatan yang keluar atau yang dilakukan itu
baik dan terpuji menurut syariat dan akal maka perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia atau akhlakul
karimah.
Ketenteraman dalam beribadah akan semakin mudah diraih manakala ketenteraman kehidupan pun ada.
Dan ketenteraman hidup tentunya akan sangat membutuhkan timbal balik akhlakul karimah antar
individu (Khususnya suami isteri).
Akhlak Suami atau Isteri
 Menjadikan Pasangan sebagai pusat perhatian (sejak awal tidur – bangun tidur yang   lihat hanya
pasangan)
 Menempatkan kepribadian sebagai seorang suami atau isteri (isteri pakaian untuk suami dan
begitu juga sebaliknya)
 Jangan menabur benih keraguan/kecurigaan
 Merasakan tanggung jawab bersama baik suami maupun isteri (saling mengingatkan dan jangan
selalu menuntut)
 Selalu bermusyawarah (berdialog), lakukan komunikasi dengan baik, instospeksi masing-masing
 Menyiapkan diri untuk melakukan peranan sebagai suami atau isteri
 Nampakkan cinta dan kebanggaan dengan pasangannya/jangan kikir memberi pujian
 Adanya keseimbangan ekonomi dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
 Jangan melupakan dengan keluarga besar masing-masing (ortu)
 Menjaga hubungan dengan pihak lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Suami
Memberi nafkah zahir dan batin, Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam
menjalankan agama. (At-Taubah: 24). Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati
Allah dan Rasul- Nya. (At-Taghabun: 14). Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri
yang sholehah. (Al Furqan : 74)
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Istri
 Isteri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-laki adalah   pemimpin kaum
wanita. (An-Nisa’: 34)
 Isteri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah:
228)
 Isteri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)

Akhlak Orang Tua Kepada Anak


Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa :9:
۟ ُ‫وا ٱهَّلل َ َو ْليَقُول‬
‫وا قَوْ اًل َس ِديدًا‬ ۟ ُ‫وا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّق‬
۟ ُ‫ض ٰ َعفًا خَاف‬ ۟ ‫ش ٱلَّ ِذينَ لَوْ ت ََر ُك‬
ِ ً‫وا ِم ْن خَ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang
lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. (QS. An-
Nisa’:9)
1. Orang tua sebagai panutan
2. Orang tua sebagai motivator anak
3. Orang tua sebagai cermin utama anak
4. Orang tua sebagai fasilitator anak
5. Akhlak anak terhadap Orang Tua

Akhlak anak terhadap Orang Tua


1. Kewajiban kepada ibu
2. Berbuat baik kepada ibu dan bapak (QS.Luqman:14)
3. Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah (Al Isra ayat 23 dan 24)
4. Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia

http://chusnulnuraeni.blogspot.co.id/2014/04/akhlak-kepada-semesta-alam.html
Akhlak kepada Alam Semesta
Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan cara
melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :
1.         melarang penebangan pohon-pohon secara liar;
2.         melarang perburuan binatang secara liar;
3.         melakukan reboisasi;
4.         membuat cagar alam dan suaka margasatwa;
5.         mengendalikan erosi;
6.         menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai;
7.         memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada                                 seluruh
lapisan masyarakat;
8.         memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya.

Adapun akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1.         Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman :

ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬


}190{‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫إِ َّن فِي َخ ْل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran[3] : 190)

2.    Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam dan isinya ini untuk manusia. Allah
berfirman :

}22{‫اوال َّس َما َءبِنَا ًء َوأَ ْنزَ لَ ِمنَال َّس َما ِء َما ًءفَأ َ ْخ َر َجبِ ِه ِمنَالثَّ َم َراتِ ِر ْزقًالَ ُك ۖ ْمفَاَل تَجْ َعلُوالِلَّ ِهأ َ ْندَادًا َوأَ ْنتُ ْمتَ ْعلَ ُمون‬ َ ْ‫الَّ ِذي َج َعلَلَ ُك ُماأْل َر‬
َ ‫ضفِ َرا ًش‬

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
(QS. Al Baqarah[2] : 22)

Anda mungkin juga menyukai