Anda di halaman 1dari 7

BILANGAN BULAT

SMP NEGERI 3 SILO | JL. RANGGI NO. 2 GARAHAN SILO, GARAHAN, KEC. SILO, KAB. JEMBER
Materi : BILANGAN BULAT
Kelas : VII
Semester : Ganjil
Tahun Ajaran : 2020/2021
Pertemuan :3

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan negatif)
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan bulat
3. Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dengan memanfaatkan
berbagai sifat operasi
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat
1. Perkalian Bilangan Bulat
Kalian telah mengetahui bahwa perkalian adalah operasi penjumlahan
berulang dengan bilangan yang sama. Perhatikan contoh berikut.
4 × 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
5 × 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20
Meskipun hasilnya sama, perkalian 4 × 5 dan 5 × 4 berbeda artinya. Secara
umum, dapat dituliskan sebagai berikut.
Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka
n × a = a + a + a + …. + a
a sebanyak n
Perhatikan sifat-sifat berikut.
Jika p dan q adalah bilangan bulat maka
i. p × q = pq;
ii. (–p) × q = –(p × q) = –pq;
iii. p × (–q) = –(p × q) = –pq;
iv. (–p) × (–q) = p × q = pq.
Lebih jelasnnya lagi perhatikan berikut ini :
Bilangan Positif × Bilangan Positif = Bilangan Positif
Bilangan Positif × Bilangan Negatif = Bilangan Negatif
Bilangan Negatif × Bilangan Positif = Bilangan Negatif
Bilangan Negatif × Bilangan Negatif = Bilangan Positif
Contoh :
1. 4 × 5 = 20
Positif dikali positif = positif

2. 6 × (−8) = −(6 × 8) = −48


Positif dikali negatif = negatif

3. (−7) × 3 = −(7 × 3) = −21


negatif dikali positif = negatif

4. (−9) × (−2) = (9 × 2) = 18
negatif dikali negatif = positf

Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat


a. Sifat tertutup
Untuk mengetahui sifat tertutup pada perkalian bilangan bulat, perhatikan hasil
perkalian berikut.
3 × 8 = 24
3 × (–8) = -24
Hasil perkalian bilangan di atas juga merupakan bilangan bulat. Kalian akan
memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku
p × q = r dengan r juga bilangan bulat.
b. Sifat komutatif
Untuk mengetahui sifat komutatif pada perkalian bilangan, perhatikan hasil
perkalian berikut.
2 × (–5) = (–5) × 2
(–3) × (–4) = (–4) × (–3)
Apa yang dapat kalian simpulkan dari perkalian pasangan bilangan bulat di
atas? Kalian akan memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku
p×q=q×p

c. Sifat asosiatif
Untuk mengetahui sifat asosiatif pada perkalian bilangan bulat, perhatikan hasil
perkalian berikut.
3 × (–2 × 4) = (3 × (–2)) × 4
(–2 × 6) × 4 = –2 × (6 × 4)
Apa yang dapat kalian simpulkan dari perkalian pasangan bilangan bulat di
atas? Kalian akan memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku
(p × q) × r = p × (q × r)

d. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


Untuk mengetahui sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, salin dan
tentukan hasil perkalian berikut.
2 × (4 + (–3)) = (2 × 4) + (2 × (–3))
(–3) × (–8 + 5) = ((–3) × (–8)) + (–3 × 5)
Apa yang dapat kalian simpulkan dari perkalian pasangan bilangan bulat di
atas? Kalian akan memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku
p × (q + r) = (p × q) + (p × r)
e. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Untuk mengetahui sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, perhatikan
hasil perkalian berikut.
5 × (8 – (–3)) = (5 × 8) – (5 × (–3))
6 × (–7 – 4) = (6 × (–7)) – (6 × 4)
Apa yang dapat kalian simpulkan dari perkalian pasangan bilangan bulat di
atas? Kalian akan memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku
p × (q – r) = (p × q) – (p × r)

f. Memiliki elemen identitas


Untuk mengetahui elemen identitas pada perkalian, perhatikan hasil perkalian
berikut.
3×1=1×3
(–4) × 1 = 1 × (–4)
Apa yang dapat kalian simpulkan dari perkalian pasangan bilangan bulat di
atas? Kalian akan memperoleh sifat berikut.
Untuk setiap bilangan bulat p, selalu berlaku
p×1=1×p=p
Elemen identitas pada perkalian adalah 1.

2. Pembagian Bilangan Bulat


Pembagian sebagai operasi kebalikan dari perkalian Perhatikan uraian
berikut.
a) 3 × 4 = 4 + 4 + 4 = 12
Di lain pihak, 12 : 3 = 4 atau dapat ditulis
3 × 4 = 12 ⇔ 12 : 3 = 4.
b) 4 × 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12
Di lain pihak, 12 : 4 = 3, sehingga dapat ditulis
4 × 3 = 12 ⇔ 12 : 4 = 3.
Dari uraian di atas, tampak bahwa pembagian merupakan operasi kebalikan
(invers) dari perkalian. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut.
Jika p, q, dan r bilangan bulat, dengan q faktor p, dan
q × 0 maka berlaku p : q = r ⇔ p = q × r
Coba ingat kembali sifat perkalian pada bilangan bulat. Dari sifat tersebut,
diperoleh kesimpulan berikut. Lebih jelasnnya lagi perhatikan berikut ini :
Bilangan Positif ÷ Bilangan Positif = Bilangan Positif
Bilangan Positif ÷ Bilangan Negatif = Bilangan Negatif
Bilangan Negatif ÷ Bilangan Positif = Bilangan Negatif
Bilangan Negatif ÷ Bilangan Negatif = Bilangan Positif

Contoh :
1. 36 ÷ 9 = 4
Positif dibagi positif = negatif

2. 56 ÷ (−8) = −(56 ÷ 8) = −7
Positif dibagi negatif = negatif

3. (−18) ÷ 3 = −(18 ÷ 3) = −6
negatif dibagi positif = positif

4. (−10) ÷ (−2) = (10 ÷ 2) = 5


negatif dibagi negatif = positf

3. Operasi Hitung Campuran


Dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua hal yang
perlu kalian perhatikan, yaitu
1) tanda operasi hitung;
2) tanda kurung.
Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat terdapat tanda
kurung, pengerjaan yang berada dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih
dahulu.
Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan bulat tidak terdapat tanda
kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut.
a. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
b. Operasi perkalian ( × ) dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
c. Operasi perkalian ( × ) dan pembagian (:) lebih kuat daripada operasi
penjumlahan (+) dan pengurangan (–), artinya operasi perkalian ( × ) dan
pembagian (:) dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan (+)
dan pengurangan (–).
Contoh :
1. (−6) + 4 × 8 − 15 ÷ (−3) = …
= (−6) + 4 × 8 − 15 ÷ (−3)
Ada 4 operasi di soal tersebut, yang dikerjakan dulu
itu yang perkalian atau pembagian
+ × − ÷ Karena perkalian ada di kiri maka perkalian dulu
setelah itu baru pembagian

= (−6) + (4 × 8) − 15 ÷ (−3)
= (−6) + 32 − 15 ÷ (−3)! Karena perkalian dan pembagian sudah diselesaikan,
kini tinggal penjumlahan dan pengurangan.
= (−6) + 32 − (−5) Penjumlahan dikerjakan terlebih dahulu karena
letaknya lebih kiri

+ −

= (−6) + 32! − (−5)
= 26 − (−5)
= 26 + 5
= 31
"#$%, (−6) + 4 × 8 − 15 ÷ (−3) = 31

Latihan 3
Tentukan nilai dari operasi berikut ini! 13. 72 ÷ (−8) − 21 × 6 + (−37) = …
1. 12 × 8 = … 14. (−43) + 216 ÷ (−18) × 7 − (−25) =
2. 5 × (−11) = … 15. Dalam suatu tes, penilaian
3. (−13) × 7 = … didasarkan bahwa :
4. (−21) × (−6) = … jawaban benar diberikan nilai 2,
5. 132 × (−26) = … jawaban salah diberikan nilai –1, dan
6. 12 × (−16) × (−9) = … soal yang tidak dijawab bernilai 0.
7. 24 ÷ 3 = … Dari 30, Udin menjawab sebagai
8. 72 ÷ (−9) = … berikut :
9. (−98) ÷ 7 = … menjawab benar 21 soal
10. (−112) ÷ (−16) = … menjawab salah 6 soal
11. (−624) ÷ 13 ÷ (−6) = … tidak menjawab soal 3 soal.
12. 1320 ÷ (−22) ÷ 5 = … Berapa skor yang didapat Udin?

Anda mungkin juga menyukai