Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN II

“SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO ”


Dosen : Dr.Drs. IDG. Dharma Suputra,M.Si.,Ak

OLEH:

PUTU INDY SURYA KINANTI 1807531125

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020

1
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.................................................................................................................................3
I. Perbandingan Sampling Audit Untuk Pengujian Atas Rincian Saldo Dan Untuk..........3
Pengujian Atas Rincian Saldo Dan Untuk Pengujian Pengendalian Serta Pengujian
Substantif Atas Transaksi.............................................................................................................3
II. Sampling Nonstatistik............................................................................................................3
III. Sampling Unit Moneter......................................................................................................4
IV. Variable Sampling...............................................................................................................4
V. Ilustrasi Menggunakan Perbedaan Estimasi Selisih...........................................................5
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................7

2
PEMBAHASAN

I. Perbandingan Sampling Audit Untuk Pengujian Atas Rincian Saldo Dan Untuk
Pengujian Atas Rincian Saldo Dan Untuk Pengujian Pengendalian Serta Pengujian
Substantif Atas Transaksi
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh auditor. Auditor
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi :
1. Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
2. Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya mengurangi pengujian
atas rincian saldo.
3. Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi
secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
II. Sampling Nonstatistik
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo.
Langkah-langkah tersebut sejalan dengan 14 langkah yang digunakan untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, walaupun tujuannya berbeda.

Langkah-Sampling Audit untuk Langkah-Sampling Audit untuk


Pengujian atas Rincian Saldo Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi

Merencanakan Sampel Merencanakan Sampel


1. Menyatakan tujuan pengujian audit 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2.Memutuskan apakah sampling audit 2. Memutuskan apakah sampling audit
dapat audit dapat diterapkan . dapat audit dapat diterapkan .
3. Mendifinisikan salah saji. 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
pengecualian.
4.Mendefinisikan populasi 4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling 5. Mendefiniskan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian
ditoleransi yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima 7. Menetapkan risiko yang dapat penilian
atas diterima atas penerima yang salah risiko pengendalian yang (ARACR)
terlalu rendah.

3
8. Mengestimasi salah saji dalam 8. Mengestimasi tingkat pengecualian
populasi. populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal 9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan Melaksanakan Memilih sampel dan Melaksanakan


Prosedur Audit Prosedur
10. Memilih sampel 10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit 11. Melaksanakan Prosedur Audit

Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil


12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi
13. Menganalisis salah saji 13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi 14. Memutuskan akseptibilitas
populasi

III. Sampling Unit Moneter


Sampling Unit Moneter atau Monetary Unit Sampling (MUS) merupakan metoda sampling
statistic yang paling banyak digunakan untuk pengujian rinci saldo karena kesederhanaan
statistic dari sampling atribut yang memberikan hasil statistik yang dinyatakan dalam rupiah
ataupun mata uang lainnya.
1. Perbedaan antara MUS dengan sampling nonstatistika
2. Generalisasi dari sampel ke populasi dengan menggunakan tehnik MUS
3. Generalisasi menggunakan MUS dari sampel ke populasi seandainya tidak ditemukan
kesalahan penyajian
4. Generalisasi apabila ditemukan kesalahan penyajian
5. Menetapkan akseptabilitas populasi dengan menggunakan MUS
6. Tindakan apabila sebuah populasi ditolak
7. Menentukan ukuran sampel dengan menggunakan MUS
8. Empat hal yang membuat MUS menarik bagi auditor
9. Kelemahan MUS
IV. Variable Sampling

Variable sampling adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor. Variable sampling
bertujuan untuk mengukur kesalahan pada saldo akun sama seperti nonstatistical sampling.

4
Distribusi sample memiliki arti normal apabila memenuhi dua ciri, yaitu: apabila kurva
berbentuk simetris dan sample yang jatuh dengan porsi dari distribusi sample sekitar rata – rata
dari mean. Mean dari sample mean sama dengan mean dari populasi dan standard deviasi dari
distribusi sample sama dengan SD/√n.
Berikut adalah tiga bentuk dari percobaan mengambil sample dalam jumlah yang besar
dari populasi yang diketahui:
1. Nilai mean dari semua sample mean sama dengan populasi mean
2. Bentuk distribusi frekuensi dari sample mean adalah distribusi normal selama ukuran
sample dalam jumlah yang besar
3. Presentase dari sample mean diantara dua nilai dari sample distribusi yang diukur.
Pengetahuan tentang distribusi sample menyediakan auditor untuk merumuskan sebuah
kesimpulan statistik atau statistik inferensial yang berkaitan dengan populasi. Auditor bisa
membuat kesimpulan dari selang konfiden menggunakan berbagai macam statistik
inferensial. Akan tetapi, auditor harus menghindari kesalahan penarikan kesimpulan. Berikut
akan dijelaskan metode tiga variable:
1. Estimasi Perbedaan. Auditor menggunakan estimasi ini untuk mengukur estimasi dari
total kesalahan jumlah dalam populasi ketika nilai tercatat dan nilai audit ada untuk setiap
item dalam sample.
2. Estimasi Rasio. Ini seperti perbedaan estimasi kecuali auditor menghitung rasio antara
kesalahan dan nilai yang merka catat serta proyek ini kepada populasi terhadap estimasi
total kesalahan populasi.
3. Mean Per Unit Estimation. Auditor lebih berfokus pada nilai audit daripada saldao
kesalahan dari tiap item yang ada dalam sample.
4. ARIA. ARIA adalah risiko statistik dimana auditor menerimanya dalam populasi sebagai
sebuah kesalahan. ARIR. ARIR adalah risiko statistik dimana auditor menyimpulkan
bahwa populasi tersebut memilliki kesalahan material padahal tidak.
V. Ilustrasi Menggunakan Perbedaan Estimasi Selisih
Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel, kita tela memilih estimasi
perbedaan dengan menggunakan pengujian hipotesis karena relative sederhana.
1. Merencanakan Sampel dan Menghitung Ukuran Sampel dengan Menggunakan
Estimasi Perbedaan
a. Menyatakan Tujuan Pengujian Audit
b. Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
c. Mendefinikan Kondisi Salah Saji
d. Mendefinisikan Populasi
e. Mendefinisikan Unit Sampling
f. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
g. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima
h. Salah Saji dalam Populasi

5
i. Menghitung Ukuran Sampel Awal
2. Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur
Memilih Sampel, karena memerlukan sampel acak ( selain PPS ), auditor harus menggunakan
salah satu metode pemilihan sampel probabilistic guna memilih 100 item sampel untuk
konfirmasi. Melaksanakan Prosedur Audit, dalam konfirmasi salah saji adalah perbedaan
antara respons konfirmasi dan saldo klien setelah merekonsiliasi semua perbedaan waktu serta
kesalahan pelanggan. Dalam situasi nonrespons, salah saji yang ditemukan dengan prosedur
alternative akan diperlakukan serupa dengan salah saji yang ditemukan melalui konfirmasi.
3. Mengevaluasi Hasil
a. Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi : Secara konseptual, estimasi nonstatistik dan
estimasi perbedaan akan melakukan hal yang sama menggeneralisasi dari sampel ke populasi.
Meskipun kedua metode itu mengukur kemungkinan salah saji populasi berdasarkan hasil
sampel, estimasi perbedaan menggunakan pengukuran statistic untuk menghitung batas
keyakinan.
b. Menganalisis Salah Saji : Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab
setiap salah saji dan memutuskan apakah perlu memodifikasi model risiko audit.
c. Memutuskan Akseptabilitas Populasi : Jika menggunakan metode statistic, maka untuk
memutuskan apakah suatu populasi dapat diterima auditor bergantung pada aturan keputusan
sebagai berikut :
 Jika interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam salah saji yang
dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis bahwa nilai buku tidak
disalahsajikan dalam jumlah yang material.
 Jika terjadi sebaliknya, terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan dalam jumlah
yang material.
4. Tindakan Jika Hipotesis Ditolak
Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang salah saji yang dapat ditoleransi,
populasi dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan diambil auditor adalah sama seperti
untuk sampling nonstatistik, kecuali estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi telah
dibuat. Jika interval presisi yang dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi, auditor
tidak akan mengharuskan pembukuan disesuaikan.
5. Analisis
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar ketimbang
jika ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk mengurangi
kemungkinan harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik estimasi lebih
besar dari yang diharapkan.

6
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi II. Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.
Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance.
Jakarta: Erlangga.
https://www.scribd.com/document/377707287/Ilustrasi-Pengguna-Estimasi-
Perbedaan_Senin, 12 Oktober 2020
Mulyadi. 2014. Auditing (Atribut Sampling untuk Pengujian Pengendalian). Jakarta: Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai