Anda di halaman 1dari 10

A.

MASALAH DAN PERENCANAAN


1. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil pengkajian dan pendataan yang dilakukan di ruang Seruni RST dr. Soedjono Magelang, yaitu
sebagai berikut:

No Analisa data Masalah


1 1. Primary nursing kurang optimal dalam melakukan preconference dan kurang optimalnya dalam pre dan post
postconference. onferen di Ruang Seruni RST dr.
2. Berdasarkan hasil observasi PN TIM 1 dalam kategori baik 76,1 % . TIM 2 Soedjono.
mendapatkan hasil 71,4 % atau dalam kategori cukup. Pada TIM 2 hanya dapat
dilakukan penilaian selama 2 hari yaitu pada tanggal 10 dan 11 saja, dikarenkan
Ketua TIM tidak berada di tempat karena dinas luar. Dan adapun TIM 3
didapatkan hasil 73,7 % atau dalam kategori cukup. Ada beberapa poin yang
rata-rata tidak dilakukan oleh ketua tim diantaranya adalah memperkenalkan AN
atau tim yang merawat.
3. Berdasarkan hasil analisis Hasil Evaluasi Pre conference, dapat diketahui nilai
tertinggi yaitu 100 % dalam kategori baik, dan nilai terendah yaitu terdapat 5
perawat dengan hasil 42 % yaitu dalam kategori buruk. Kategori buruk yang
didapatkan dikarenakan terdapat beberapa poin yang memiliki hasil o, yaitu pada
poin bersama-sama menegakkan diagnosa, merencanakan, dan melakukan
tindakan terutama pada sift siang.
4. Berdasarkan tabel diatas hasil evaluasi post conference untuk TIM didapatkan
hasil rata-rata adalah 58 % atau dalam kategori cukup, TIM II didapatkan hasil
rata-rata adalah 50 dalam kategori kurang, dan TIM 3 didapatkan hasil 58 dalam
kategori baik. Hasil ini dapat dikarenakan pergantian antara metode tim pada
dinas pagi ke dinas siang dengan metode konvensional. Serta terdapat beberapa
poin yang tidak pernah dilakukan selama pengkajian ini yaitu Ketua tim
memberikan reinforcemen positif kepada perawat pelaksana. Diamana ini dapat
terjadi karena waktu operan yang menjadi cukup lama akibat banyaknya jumlah
pasien tidak sesuai dengan jumlah perawat yang ada.
2 1. Universal Precaution ada dalam kategori baik dengan prosentase 64,8 % (cukup). Universal Precaution (cucitangan 6
2. Pada universal precaution poin yang sering tidak dilakukan adalah Perawat tidak langkah sebelum melakukantindakan)
cuci tangan ketika akan kontak dengan pasien atau melakukan tindakan pada belum optimal dilakukan.
pasien
3. Masih terdapat beberapa perawat yang tidak melakukan cuci tangan 6 langkah
sesuai dengan urutan setelah melakukan tindakan kepasien.

3 1. 10 penyakit terbesar selama semester 1 tahun 2017 adalah dispnea (25,1 %), CKD Kurangnya pedoman Standar Asuhan
(20,3 %), CVA Infark (19,8 %), Dispepsia (9,5 %), Typoid (7,8 %), DHF(6,6 %), Keperawatan yang dimiliki Ruang
Melena (3,0 %) , CHF (3,0 %), Bronkitis (2,6 %), dan Gastro Enteritis (1,9 %). Seruni RST dr. Soedjono Magelang
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang di ruang Seruni RST dr.
Soedjono Magelang, saat ini di ruang seruni tidak tersedia Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) karena masih dalam proses revisi dan perbaikan oleh pihak
Rumah sakit. Standar Asuhan Keperaawatan (SAK) terakhir yang tersedia adalah
terbitan tahun 2010.

3.

4 1. Dari tabel diatas didapatkan kesesuaian tindakan dengan SPO yang ada di tindakan keperawatan berdasarkan
bangsal seruni dalam melakukan EKG adalah 86,3 % pada perawat SBK dan SPO yang belum dilakukan secara
82% pada perawat RSA dengan kategori baik, adapun beberapa item yang belum optimal
dilakukan adalah memasang/melepas penutup debu, hal itu dikarenakan EKG
diletakan di tempat tertutup dan terjaga kebersihanya, sehingga tidak
memerlukan penutup debu.
2. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kepatuhan 10 perawat dalam
melakukan tindakan cuci tangan sesuai dengan SPO adalah 50% atau dalam
kategori kurang, dari 12 item cara cuci tangan yang baik yang benar, perawat
rata-rata hanya melakukan 6 langkah saja, hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat
beban kerja yang tinggi dan mengharuskan perawat melakukan semua pekerjaan
selesai tepat waktu.
3. Dari hasil evaluasi didapatkan hasil kepatuhan 3 perawat dalam melakukan
tindakan pemasangan infus sesuai SPO adalah SBK dan DW 59% dengan
kategori cukup dan DW 78% dengan kategori baik, dari 3 perawat yang di
observasi sudah mendapatkan kategori cukup dan baik, hal ini perlu ditingkatkan
lagi untuk menambah mutu pelayanan kepada pasien dengan melakukan setiap
tindakan sesuai item yang tercantum pada SPO, dan memperhatikan hal-hal
sederhana seperti memberikan salam sebelum melakukan tindakan atau
menanyakan kesiapan klien sebelum memulai tindakan, demi terciptanya
hubungan terapiutik antara perawat dank lien.
4. Berdasarkan hasil observasi di ruang seruni RST dr. Soedjono Magelang,
didapatkan kepatuhan perawat terhadap SPO dalam melakukan tindakan Injeksi
rata-rata adalah 56 % dalam kategori cukup. Berdasarkan data tabel di atas
terdapat beberapa poin yang menjadi tindakan yang tidak dilakukan antara lain,
menjelaskan tujuan dan meminta persetujuan sebelum melakukan tindakan.

5 1. Jumlah tenaga perawat yang ada di ruang Seruni RST dr. Soedjono berjumlah 27 Beban kerja dan tidak mencukupinya
oranga, dengan jumlah TT adalah 42. jumlah ketenaga kerja perawat
2. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakanMetode Gillies,kebutuhan tenaga
perawat di Ruang Rawat Seruni RST dr. Soedjono Magelang adalah 32orang.
Saat ini, jumlah tenagaperawat di Ruang Rawat Seruni RST dr. Soedjono
berjumlah 27 orang. Sehingga,dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga
perawat di Ruang Rawat Seruni RST dr. Soedjono Magelang belum mencukupi.
3. Hasil nilai BOR tahun 2017 adalah 85,9
4. Berdasarkan hasil analisa dari tabel diatas pada tanggal 10-11 April 2018 kepada
10 orang perawat tentang kepuasan kerja didapatkan tingkat kepuasan tertinggi
dengan presentasi 48% adalah cukup puas, sangat tidak puas 4,5%, tidak puas
16,5 %, puas 18,5 % dan 12,5 % perawat sangat puas dengan kinerja. Beberapa
perawat mengunkapkan adanya ketidakpuasan terhadap Pemberian insentif
tambahan atau suatu prestasi atau kerja ekstra, Adanya jaminan atas kesehatan/
keselamatan kerja, Perhatian institusi RS terhadap perawat, Kesesuaian antara
pekerjaan dan beban kerja dengan intensif yang didapatkan.

6 1. Berdasarkan hasil observasi pada 20 data Rekam Medis pasien dengan data belum maksimalnya
pendokumentasiaan pada data RM
Retrospektif, didapataakan hasil nilai terendah pada kategori diagnose dan
terutama pada Rencana tindakaan dan
perencanaan tindakan dengan 22 %. hasil ini dipengaruhi oleh adanya rekam Diagnosa.
medis yang tidak lengkap dalam mencantumkan lembar rencana tindakan,
sehingga menghilangkan seluruh poin dalam kategori tersebut.
7. 1. Berdasarkan hasil observasi di ruangan, diketahui bahwa struktur organisasi yang Belum tersedianya struktur organisasi
terdapat diruangan merupakan struktur organisasi yang lama dan belum pernah
ada perbaharuan kembali.
2. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui di Ruang Seruni terdapat 3 Tim dengan
1 kepala ruang. Dimana tim 1adalah pasein berjenis kelamin laki-laki, tim 2
adalah berjenis kelamin perempuan, dan tim 3 adalah ruang isolasi.
3. Ruang seruni terdiri dari 29 pegawai yang terbagi menjadi, 1 kepala ruang, 3
Ketua Tim atau perawat primer, 23 merupakan perawat, dan 2 orang
administrasi.
2. PRIORITAS MASALAH

No Masalah U MG A I MN T Total

1 kurang optimalnya dalam pre dan post onferen di 2 3 4 4 3 2 18


Ruang Seruni RST dr. Soedjono.

2 Universal Precaution (cucitangan 6 langkah 3 3 3 4 2 2 17


sebelum melakukantindakan) belum optimal
dilakukan.
3 Kurangnya pedoman Standar Asuhan 1 2 3 2 1 2 11
Keperawatan yang dimiliki Ruang Seruni RST
dr. Soedjono Magelang
4 Tindakan keperawatan berdasarkan SPO yang 2 3 3 3 2 2 15
belum dilakukan secara optimal
5. belum maksimalnya pendokumentasiaan pada 3 3 3 2 2 3 16
data RM terutama pada Rencana tindakaan dan
Diagnosa.
6. Beban kerja dan tidak mencukupinya jumlah 2 3 1 1 1 2 10
ketenaga kerja perawat
7. Belum tersedianya struktur organisasi 2 3 2 2 3 2 14

Keterangan:

U : urgency/mendesak ` 1:rendah sekali


MG : magnitude/penting/besar sesuatu 2:rendah
A : applicative/penerapan 3:sedang
I : impact/dampak yang kuat 4:tinggi
MN : money/keuangan 5:tinggi sekali
T : tools/alat sarana/fasilitas

3. URUTAN PRIORITAS MASALAH


1. Kurang optimalnya dalam pre dan post onferen di Ruang Seruni RST dr. Soedjono.
2. Universal Precaution (cucitangan 6 langkah sebelum melakukantindakan) belum optimal dilakukan.
3. Belum maksimalnya pendokumentasiaan pada data RM terutama pada Rencana tindakaan dan Diagnosa.
4. Tindakan keperawatan berdasarkan SPO yang belum dilakukan secara optimal
5. Belum tersedianya struktur organisasi
6. Kurangnya pedoman Standar Asuhan Keperawatan yang dimiliki Ruang Seruni RST dr. Soedjono Magelang
7. Beban kerja dan tidak mencukupinya jumlah ketenaga kerja perawat
8. POA (planning of action)
POA (Planning Of Action)
Ruang Seruni RST dr. Soedjono Magelang

No Masalah Tujuan Target RencanaKegiatan Sasaran Waktu Penanggung


Jawab
1 Kurang Pelaksanaan Rata-rata 1. Role play Kepala 16-21 April Arip
optimalnya dalam MPKP pelaksanaan - Pre conference Ruang, 2018
pre dan post MPKP meningkat - Operan jaga Perawat Indah
onferen di Ruang menjadi >95% - Meating morning Primer,
Seruni RST dr. atau dalam - Post conference &
Soedjono. kategori baik. - Tugas Karu Perawat
- Tugas PP Assosiate
- Tugas PA
2. Memodifikasi ruangan agar
menjadi efisien antara visit
dokter dan operan jaga.
2 Universal Pelaksanaan Cuci Rata-rata 1. Sosialisasi mengenai Ruang, 16-21 April Dina
Precaution tangan 6 langkah kategoripelaksana Cucitangan 6 langkah serta Perawat 2018
(cucitangan 6 bisa dilakukan an Universal 5 moment kepada perawat Primer, Rido
langkah sebelum sesuai dengan Precaution yang bertugas di ruang &
melakukantindaka urutan dan sesuai meningkat teratai. PerawatAsso
n) belum optimal dengan 5 momen 2. Melakukan serta siate
dilakukan. yang ada. membiasakan
demonstrasicucitangan 6
langkah secara bersama-
sama kepada seluruh
perawat yang jaga setelah
melakukan operanjaga.
3. Melkukan meeting morning
dengan mendemosntrasikan
cuci tangan 6b langkah

3 Belum pelaksanaan dan Data rekam 1. Mengyusulkan Ruang, 16-21 April


maksimalnya pendokumentasian pendampingan kelengkapan Perawat 2018 maria
medis lengkap,
pendokumentasiaa yang lengkap serta data Primer,
n pada data RM diagnose dan dan meningkat 2. Memmbuat diagnose & Eva
terutama pada rencana tindakan berdasarkan PES PerawatAsso
menjadi baik 80
Rencana tindakaan yang tepat. 3. Membuat diagnose siate
dan Diagnosa. % berdasarkan Perioritas

4 Tindakan tindakan yang tindakan 1. Membuat SPO lebih mudah Ruang, 16-21 April Septi R
keperawatan dilakukan sesuai keperawatan dijangkau/diakses dengan Perawat 2018
berdasarkan SPO dengan SPO sesuai dengan memodifikasi rak dokumen Primer, Septi A
yang belum SPO yang ada berupa perpustakaan kecil &
dilakukan secara serta memberi label pada PerawatAsso
optimal tiap buku yang tersedia siate
2. Mengusulkan
pendampingan SPO
tindakan oleh kepala
ruang/Kasie
5. Belum Tersedianya 1. Mendikusikan struktur Ruang, 19-23 April Arip
tersedianya struktur organisasi organiassi bersama kepala Perawat 2018
penunjang ruang Primer, Rido
struktur 2. Menbuat skema awal &
organisasi struktur organisasi yang ada PerawatAsso
3. Konsultasi kembali Struktur siate
organisasi kepada ruangan
kepala ruang
4. Membuat struktur
organisasi

5. Kurangnya Pengkajian Terdapat SAK di 1. Mendiskusikan bersama Kepala ruang 16-21 April Arip
pedoman Standar kembali terhadap Ruang Seruni kepala ruang 2018 Septi R
Asuhan SAK RST dr. Soedjono 2. Mengusulkan sense
Keperawatan yang Magelang pendampingan terhadap Eva
dimiliki Ruang SAK
Seruni RST dr.
Soedjono
Magelang

6. Beban kerja dan Pengkajian dilakukan 1. Mengusulkan Kepala 16-21 April Rido
tidak kembali beban pengkajian dan pendampingan pengkajian Ruang 2018 Indah
mencukupinya kerja perawat dan perhitungan ulang terhadap beban kerja Septi A
jumlah ketenaga jumlah ketenaga beban kerja serta dan jumlah tenaga perawat Dina
kerja perawat kerjaan jumlah perawat.

Anda mungkin juga menyukai