Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan yang terjadi pada anak akan terus mengalami peningkatan, baik
dari aspek – aspek berupa fisik, moral, proses berpikir, emosi atau sosial.
Perkembangan yang terjadi ini tidak akan berhenti atau dengan kata lain
perkembangan yang terjadi pada anak akan terus menerus terjadi seiring dengan
proses belajarnya ataupun dengan pengalaman yang ia lalui. Dalam aspek – aspek
perkembangan yang terjadi pada anak seperti aspek fisik, emosi, moral, proses belajar
dan juga sosial tidak semua dapat dengan mudah kita lihat. Pada aspek fisik
merupakan suatu aspek yang dapat dengan mudah kita amati. Tiap – tiap aspek yang
terjadi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan yang yang akan terjadi pada
anak di waktu yang akan dating.

Dalam perkembangan yang terjadi pada anak tiap – tiap aspek yang terjadi
selama masa perkembangan anak jelas memiliki isu – isu yang bisa saja dialami setiap
anak. Baik aspek fisik berupa masalah kesehatan, aspek emosi anak anak akan
mengalami peningkatan dalam merasakan emosi seperti mereka yang merasakan
ketidakpuasan pribadi. Pada aspek proses berpikir, isu – isu yang terjadi pada anak
seperti anak akan memunculkan egosentrisme dimana anak akan mulai berani
mengambil resiko tinggi karena anak – anak akan mulai berpikir bahwa mereka tidak
mudah dikalahkan. Dalam aspek moral, isu – isu yang terjadi pada anak bisa terjadi
seperti anak dapat melakukan pelanggaran norma di masyaraka suatu saat nanti. Dan
yang terakhir isu mengenai aspek sosial, dimana isu ini mengenai masalah interaksi
tumbuh kembang anak pada lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. (Yudrik
Jahja, 2011 Psikologi Perkembangan)

Dalam pengaruh sosial, terdapat banyak isu – isu yang terjadi pada
perkembangan anak, salah satunya faktor yang di sebabkan oleh gadget sendiri.
Sebagian dari kita sudah tahu, bahwa gadget memiliki dampak postif dari
penggunaannya. Banyak orang tua yang memberikan anak mereka gadget untuk
menenangkan anak mereka yang tidak dapat di tinggal. Akan tetapi, gadget juga
memiliki dampak negative dari penggunaannya bagi anak – anak pada perkembangan
anak. Salah satunya ialah bagaiaman pengaruh anak dalam interaksi sosialnya saat
anak sudah mengalami kecanduan gadget.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja isu – isu yang terjadi di setiap perkembangan anak?
2. Bagaimana pengaruh Gadget terdapat anak?
3. Apa yang menjadi faktor utama anak kecanduan gadget?
4. Apa isu – isu yang sering terjadi pada perkembangan anak?
5. Apa solusi yang dapat di lakukan orang tua dalam meminimalisir anak
mengalami kecanduan gadget?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Proposal ini di lakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat bagaiaman dampak gadget terhadap aspek sosial
2. Memberikan informasi mengenai isu – isu yang terjadi pada perkembangan anak
terutama dalam aspek sosial
3. Proposal ini di susun untuk memberikan kajian ulang mengenai apa terdapat
faktor lain dalam isu isu yang terjadi pada perkembangan anak
4. Proposal ini di susun untuk mengetahui solusi apa yang dapat dilakukan saat anak
mengalami kecanduan gadget
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Hasil yang sangat di harapkan dalam menyusun proposal ini adalah orang tua
dapat memahami bagaimana dalam menangani isu – isu yang terjadi pada
perkembangan anak. Orang tua ataupun masyarakat di harapkan dapat meminimalisir
terjadinya isu – isu yang bisa saja terjadi pada anak anak.
1.5 Kegunaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

GADGET
Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi modern saat ini.Gadget
semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Definisi komunikasi menurut Laswell
(West dan Turner.2007:30-31) adalah suatu proses yang menjelaskan siapa,mengatakan apa,
dengan saluran apa,kepada siapa,dengan akibat atau hasil apa,gadget jika dilihat melalui
model komunikasi Laswell, merupakan media dalam menyampaikan pesan antara
komunikator dan komunikan. Dapat disimpulkan bahwa gadget merupakan salah satu media
untuk mempermudah kegiatan komunikasi.
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial menurut Kulsum & Jauhar (2014) Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut
hubungan antara perorangan seperti hubungan ibu dan anak,antara kelompok-kelompok
seperti anggota kelas yang satu dengan kelas lain, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok seperrti guru dan muridnya.
Interaksi sosial merupakan pula salah satu prinsip integritas kurikulum pembelajaran
yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang bekerja sama yang dapat untuk
menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara individu dengan lingkungannya
(Hermawan,2010:314)
Jika teori-teori Kohlberg Dan Giligan terutama berfokus perkembangan penalaran
moral, maka studi mengenal perilaku moral prososial lebih menekankan aspek-aspek perilaku
dari perkembangan moral (Eisenberg dkk,2009). Anak-anak terlibat dalam berbagai tindakan
antisosial yang tidak bermoral seperti berbohong dan menipu,maupun perilaku moral
prososial seperti memperlihatkan berbohong dan menipu,maupun perilaku moral prososial
seperti memperlihatkan empati atau bertindak secara altruis (Gasser & Keller, 2009; Heyman
& Sweet, 2009). Di masa prasekolah anak-anak dapat saja peduli atau menenangkan orang
lain yang sedang sedih.
William Damon (1998) menjelaskan perkembangan berbagai pengalaman (sharing).
Selama tahun-tahun pertama,berbagai pengalaman pada anak-anak tidak bersumber pada
empati namun hanya untuk kesenangan yang diperoleh melalui ritual bermain atau meniru.
Usia 4 tahun,kombinasi dari kesadaran empati dan dorongan orang dewasa menghasilkan
kewajiban pada anak-anak untuk berbagi pengalaman dengan orang lain. Meskipun
demikian,sebagaian besar anak-anak usia 4 tahun bukanlah anak-anak yang tidak memikirkan
diri sendiri.Anak-anak berkeyakinan bahwa mereka memiliki kewajiban berbagi pengalaman.
Perilaku berbagai pengalaman pada anak-anak mencerminkan pemahaman yang lebih
kompleks dimasa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Ketika memasuki usia sekolah
dasar,anak-anak mulai mengeksprisikan ide-ide yang obyektif mengenai keadilan (Eisenberg,
Fabes & Spinard,2006). Merupakan hal yang umum anak usia 6 tahun mempersamakan kata
adil, sama dengan setara. Di pertengahan hingga akhir usia sekolah dasar,anak-anak
berpendapat bahwa kesetaraan kadang kala berarti bahwa orang-orang yang memiliki jasa
khusus atau kebutuhan khusus,layak memperoleh penangan khusus.

Terdapat 5 jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya sosial:

1) Anak yang ditolak oleh kelompoknya sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk
bersifat sosial
2) Anak yang dikucilkan,tidak memiliki pasangan sehingga ia merasa tidak diterima oleh
teman-temannya
3) Anak yang monilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan umtuk diterima
dalam kelompok yang sudah terbentuk
4) Anak yang berasal dari ras/kelompok agama yang terkena prasangka
5) Para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh
dengki dan tidak puas
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti perkembangan anak usia


dini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek yang terlibat dalam
penelitian ini adalah anak-anak berusia 2-6 tahun yang kecanduan dengan gadget.
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk sosial
pada perkembangan anak yang kecanduan gadget.

3.2 Tahapan Penilitian


Penilitian diawali dengan tahap studi literatur, perencanaan sistem kerja,
pengumpulan data, menganalisis data, dan pembuatan kesimpulan analisis.

Anda mungkin juga menyukai