Anda di halaman 1dari 10

( Pertemuan 3 )

Model Bisnis E-Business/E-Commerce

Dalam menjalankan proses e-business/e-commerce tentunya target yang


ingin dicapai adalah bagaimana mencapai profit atau keuntungan yang sebesar-
besarnya. Bisnis harus harus mampu mencapai efisiensi dalam meningkatkan
volume transaksi penjualan. Penyedia layanan e-business/e-commerce yang sukses
mampu mengembangkan dan melebarkan sayap usahanya dengan menghasilkan
produk yang unik dan kualitas yang terjamin dalam menjalankan usahanya. Dalam
mengembangkan dan menjalankan usahanya, dikembangkan suatu model bisnis
untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Laudon (2004) dalam E-Commerce, Second Edition, menyatakan bahwa “
A business model is a set of planned activities designed to result in a profit in a
market place”. Model bisnis merupakan serangkaian kegiatan yang telah
direncanakan dan dirancang dalam menghasilkan keuntungan. Model bisnis
tersebut harus dipastikan efektif dalam mengembangkan bisnis yang sukses. Semua
bisnis harus memiliki bisnis model. Jika tidak jelas bisnis modelnya maka hal ini
akan menyulitkan di masa depan. Orang sering mengatakan berbisnis sambil
mencari bentuk dan menemukan bentuk. Secara ideal sebenarnya sebelum mulai
berbisnis harus menentukan dulu bentuknya seperti apa. Namun yang terjadi pada
kebanyakan bisnis adalah berjalan seperti “air mengalir”. Membuat bisnis baru atau
pun yang sudah ada perlu dibuatkan bisnis modelnya agar jelas apa yang akan,
sedang, dan sudah dikerjakan.
Suatu model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah
organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai baik itu ekonomi,
sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya. Istilah model bisnis dipakai untuk
ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal untuk menunjukkan aspek
inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apa yang ditawarkan,
strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktik-praktik niaga, serta kebijakan-
kebijaan dan proses-proses operasional.
Dalam e-business/e-Commerce, business process yang diperlukan untuk
menghasilkan barang atau jasa hingga sampai pada customer akan mengalami
perubahan dibandingkan dalam bisinis konvensional. Begitupun dengan sisi
customer, dimana customer akan mengalami paradigma yang sedikit berbeda dalam
hal mendapatkan barang atau membeli barang yang diperlukannya. Tentunya,
proses mendapatkan barang tersebut akan berkaitan secara langsung dengan
business process yang terjadi pada model e-business/e-Commerce. Secara umum,
business process pada portal atau penyedia jasa e-commerce atau e-business akan
memiliki kesamaan, walaupun terdapat beberapa detail perbedaan yang tidak terlalu
signifikan (misalnya business process pada Alibaba.com memiliki perbedaan
dengan business process pada computer store, misalnya Tokopedia.com).
Riwayat mengenai model bisnis ini diawali dengan suatu hal dasar. Yakni
yang paling dikenal dan paling dasar adalah model bisnis ala pemilik toko atau
lapak dimana mereka membuka toko atau lapak mereka di lokasi di mana
kemungkinan banyak pelanggan potensial berada, lalu mereka pajang produk dan
jasa mereka di sana.
Selama bertahun-tahun, banyak model bisnis berkembang kian canggih. Model
bisnis kail dan umpan telah diperkenalkan pada awal abad ke-20. Model ini bekerja
dengan menawarkan produk dasar di level harga yang rendah yang dijadikan
umpan, lalu mengenakan biaya ekstra untuk produk tambahan, atau produk-produk
dan layanan lain yang terkait. Sebuah contoh menarik dari model bisnis dasar ini
adalah seorang pengembang peranti lunak yang memberikan peranti lunak pembaca
dokumen secara gratis, tetapi mengenakan sejumlah biaya untuk peranti lunak
penulis dokumennya.
Model bisnis baru telah muncul dari restoran McDonald dan perusahaan
Toyota pada tahun 1950-an. Kemudian pada 1960-an, berkembang bisnis model
baru yang penggagasnya ialah Wal-Mart dan Hypermarkets. Masa 1970-an
menyaksikan model bisnis baru dari FedEx dan Toys R Us; 1980-an dari
Blockbuster, Home Depot, Intel, dan Dell Computer; 1990-an ada Southwest
Airlines, Netflix, eBay, Amazon.com, dan Starbucks.
Model e-business/e-commerce memiliki beberapa model bisnis dalam
setiap kategori:
B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang
dilakukan antar perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional biasanya
menggunakan jenis e-commerce ini.
B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. Hal
ini sesuai dengan bagian ritel dari e-commerce yang biasa dioperasikan oleh
perdagangan ritel tradisional.Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga
lebih menyebar secara tak merata atau bahkan bisa terhenti. Jenis e-commerce ini
berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya website serta
banyaknya toko virtual bahkan mal di internet yang menjual beragam kebutuhan
masyarakat.
C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik
barang atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak
ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut.
Beberapa contoh penerapan C2C dalam website di Indonesia adalah Tokopedia,
Bukalapak dan Lamido. Disana penjual diperbolehkan langsung berjualan barang
melalui website yang telah ada.
C2B adalah jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi
pertukaran atau jual beli barang secara tradisional. Jenis e-commerce ini sangat
umum dalam proyek dengan dasar multi sumber daya.
B2A adalah jenis e-commerce yang mencakup semua transaksi yang
dilakukan secara online antara perusahaan dan administrasi publik. Jenis e-
commerce ini melibatkan banyak layanan, khususnya di bidang-bidang seperti
fiskal, jaminan sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, dan lainnya.
Consumer-to-Administration (C2A). Jenis C2A meliputi semua transaksi
elektronik yang dilakukan antara individu dan administrasi publik. Contoh
penerapan C2A sama dengan B2A, hanya saja pembedanya ada pada pihak
individu-administrasi publik dan perusahaan-administrasi publik.
O2O adalah jenis e-commerce yang menarik pelanggan dari saluran online
untuk toko fisik. O2O mengidentifiaksikan pelanggan di bidang online seperti email
dan iklan internet, kemudian menggunakan berbagai alat dan pendekatan untuk
menarik pelanggan agar meninggalkan lingkup online.
Model bisnis disusun berdasarkan komponen-komponen model bisnis itu
sendiri. Menurut Laudon dalam bukunya E-Commerce Second edition, yang
mengutip Ghosh (1998), ada 8 element yang menunjang model bisnis e-business/e-
commerce, yakni :
a. Value proposition
b. Revenue model
c. Market opportunity
d. Competitive environment
e. Competitive advantage
f. Market strategy
g. Organizational development
h. And, management team

Semua elemen ini sangat penting dalam menunjang model bisnis e-


business/e-commerce dalam memajukan usahanya. Kita akan fokus pada Value
proposition dan Revenue model. Value Proposition merupakan manfaat yang
ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani dengan produk dan
layanan yang diberikan bisa memenuhi keperluan pelanggan. Value proposition
menjadi alasan mengapa pelanggan memilih kita dibandingkan yang lain. Value
proposition bisa merupakan cara baru dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mungkin juga value proposition ini memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi ada nilai
tambahnya. Secara praktis value proportion dapat merupakan harga yang murah,
pengiriman tepat waktu, pembayaran yang fleksible, kualitas barang, kualitas
layanan dan lain sebagainya.
Tentu saja kita harus memberikan value proposition pada target pelanggan
yang tepat. Dalam menawarkan layanan kepada perusahaan besar maka harga
murah tidak tepat untuk target pelanggan tersebut. Untuk perusahaan besar, kita
lebih cocok menekankan kualitas layanan dan kualitas individu. Di mata pelanggan,
value proposition ini adalah sebagai solusi atau jawaban atas apa yang mereka
butuhkan, atau pemecahan dari masalah yang mereka hadapi. Sebagai contoh value
proposition dari restoran cepat saji adalah memenuhi rasa lapar para pelanggannya
dalam waktu cepat. Ada juga untuk restoran mewah, mereka menawarkan value
proposition berupa sauna rileks, suasana romantic, jadi selain menyajikan makanan
dan minuman mereka menyajikan suasana, design ruangan, live music, pertunjukan
lain untuk menciptakan suasana. secara garis besar kita bisa golongkan menjadi 2
besar value proposition, yaitu Kuantitatif dan Kualitataif. Contoh value proposition
kuantitaitf adalah : harga murah dan kecepatan pelayanan. Contoh VP kualitatif
adalah rasa relaks, rasa kenyang, rasa senang, rasa bangga, status dan sebagainya.
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur menyampaikan sebelas Value
Proposition yakni : Newness (kebaruan) Performance (kinerja), Customization,
Getting the job done (penyelesaian pekerjaan), Design (desain), Brand/Status
(merek/status), Price (harga), Cost Reduction (pengurangan biaya), Risk Reduction
(pengurangan resiko), Accessibility (akses), dan convenience / usability
(kenyamanan / kemudahan penggunaan)

Newness
Merupakan proposisi nilai yang sebelumnya tidak pernah ditawarkan oleh
perusahaan manapun.

Performance
Secara umum untuk menciptakan nilai lebih, perusahaan harus melakukan
peningkatan kinerja produk dan jasanya.

Customization
Customization adalah produk atau jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan
individual pelanggan.

Getting the job done


Nilai yang dapat diciptakan hanya dengan membantu pelanggan melakukan
pekerjaan tertentu. Sebagai contoh adalah jasa yang diberikan oleh advertising
agency. Mereka akan merancang dan membuat iklan utnuk membantu perusahaan
menjalankan fungsi promosinya. Dengan bantuan advertising agency, suatu
perusahaan dapat lebih berkonsentrasi menjalankan strategy promosi

Design
Suatu produk dan jasa dapat unggul di pasaran disebabkan karena
designnya.

Brand/Status
Perusahaan dapat memberikan nilai kepada pelanggan dengan cara member
status. Status sosial ekonomi seseorang dpaat dilihat dari merek mobil yang
dikendarai. Demikian pula, seseorang yang menginap di hotel bintang lima berbeda
status social ekonominya dengan merekan yang menginap di hotel bintang tiga.
Perusahaan dapat mendesign value proposition utnuk memenuhi kebutuhan
pengakuan status pelanggan.

Harga
Pada segmen pasar yang sensitive terhadap harga, harga yang rendah untuk
produk / jasa akan memeberikan nilai tersendiri.

Cost Reduction
Perusahaan dapat member nilai kepada pelanggan berupa pengurangan
biaya dari aktivitas yang dilakukan pelanggan

Risk Reduction
Perusahaan dapat member nilai untuk pelanggannya dengan cara
mengurangi resiko yang dihadapi pelanggan. Praktik umum yang dilakukan para
produsen adalah memberikan garansi dalam bentuk perbaikan atas kerusakan.

Accessibility
Cara lain memberikan nilai untuk pelanggan adalah memberikan akses
kepada pelanggan yang semula tidak bisa mendapatkan jasa / produk.
Convenience/usability
Perusahaan dapat menciptakan nilai untuk pelanggannya dengan cara
membuat mereka dapat melakukan aktivitas menjadi lebih nyaman. Industri
penerbitan, baik media maupun buku di Indonesia sekarang sedang berada lama
transisi menuju penerbitan digital. Dalam satu alat baca elektronik, sesorang dapat
menyimpan ratusan buku yang dapat diakses dengan mudah dimana saja. Kapan
saja.
Value proposition menjadikan produk dan layanan anda bernilai lebih, sehingga
benar-benar menjadi alasan bagi pelanggan untuk menggunakan produk Anda
bukan produk pesaing.
Sedangkan Revenue model adalah bagaimana suatu bisnis, baik yang
dinjalankan oleh perusahaan atau perorangan, memperolah pendapatan dari proses
transaksi, penjualan barang ataupun jasa. Berkaitan dengan e-business / e-
commerce, tentunya revenue model pada e-business / e-commerce akan berbeda
dengan model tradisional.
Revenue model merupakan suatu deskripsi bagaimana perusahaan atau proyek e-
commerce dapat menghasilkan revenue (pendapatan)
Revenue model sangat berkaitan dengan business model yang diterapkan oleh
perusahaan penyedia jasa e-commerce atau portal e-commerce. Revenue model ini
memiliki banyak ragam seperti penjelasan dibawah ini:
1. Pada model Advertising, revenue atau pendapatan diperoleh dari biaya
pemasangan jasa iklan untuk memperluas jangkauan pemasaran produk
dari customer. Biasanya sistem yang dipake bisa berupa PPC (pay per
click), CPM (cost per mile) dll
Secara garis besar, iklan dapat digolongkan menjadi tujuh ketegori pokok
yakni ;
a) Iklan Konsumen (Consumer Advertising)
iklan konsumen dibagi menjadi 2 kategori yaitu Barang konsumen
(consumer goods) seperti bahan makanan, shampoo, sabun dan
sebagainya dan Barang tahan lama (durable goods), misalnya bangunan
tempat tinggal, mobil, perhiasan, dan sebagainya.
b) Iklan Antar Bisnis
Kegunaan iklan antar bisnis adalah mempromosikan barang-barang dan
jasa non-konsumen. Artinya, baik pemasang maupun sasaran iklan sama-
sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara atau yang
harus diolah / menjadi unsur produksi
c) Iklan Perdagangan (Trade Advertising)
Iklan perdagangan secara khusus ditujukan kepada kalangan distributor,
pedagang-pedagang kulakan besar, para agen, eksportir/importir, dan para
pedagang besar dan kecil. Barang-barang yang diiklankan itu adalah
barang-barang untuk dijual kembali. Media : Pameran perdagangan, yang
diselenggarakan asosiasi perdagangan, yang ditujukan kepada para
distributor.
d) Iklan Eceran (Retail Advertising)
Contoh yang paling mencolok adalah iklan-iklan yang dilancarkan oleh
pasar swalayan atau pun toko-toko serba ada berukuran besar. Iklan
mengenai pasta gigi, produk susu, atau makanan ringan yang kita lihat di
pasar swalayan yg tidak dibuat oleh pihak pengelola pasar swalayan,
melainkan oleh perusahaan yang membuat makanan /minuman itu.
e) Iklan Keuangan (Financial Advertising)
Secara umum iklan keuangan meliputi iklan-iklan bank, jasa tabungan,
asuransi, dan investasi dsb Media : Koran keuangan dan bisnis saja,
misalnya di Bisnis Indonesia dan Investor Daily
f) Iklan Langsung (Direct Advertising)
Ciri khusus pada pemanfaatan media bagi iklan langsung adalah bersifat
personal dan produk-produk yang diiklankan meliputi barang-barang tahan
lama. Misalnya adalah penawaran produk kendaraan, tabungan, investasi,
properti, pendidikan dan sebagainya. Media-media yang digunakan pada
iklan langsung antara lain surat yang buat khusus untuk dikirimkan kepada
calon konsumen, pengiriman brosur, dan sejenisnya.
g) Iklan Lowongan Kerja (Recruitment Advertising)
Iklan jenis ini bertujuan merekrut calon pegawai (seperti pegawai
perusahaan swasta, pegawai negeri atau badan-badan umum lainnya)
Media-media untuk iklan lowongan ini biasanya adalah : Surat kabar
nasional, Surat kabar daerah, Terbitan-terbitan gratis iklan lowongan,
Radio dan televise
2. Pada model subscription, revenue atau pendapatan diperoleh dari biaya
berlangganan dari customer, misalnya pada content atau service, seperti di
pemium atau platinum Yahoo e-meil service. Beberapa situs penyedia jasa
video atau movie online juga memperoleh pendapatan dengan dari biaya
berlangganan dari para customer-nya.
3. Pada model transaction fee, revenue diperoleh penyedia jasa atau portal e-
commerce melalui fee atau komisi dari penjualan barang atau jasa. Contoh
situs ini adalah bukalapak.com, Pada online auction model menerapkan
dynamic procing model, dimana harga jual berubah-ubah sesuai dengan
harga penawaran yang berlaku (bid). Dengan demikian, semakin tinggi
harga penawaran maka akan semakin besar revenue yang diperolah situs
online auction. Hal ini berbeda dengan web store model di mana harga yang
ditawarkan adalah flat atau tetap
4. Pada model sales, revenue diperoleh dari keuntungan jual beli. Contoh situs
ini bhineka.com Revenue dari sales model dapat diperoleh dari penjualan
barang secara fisik, misalnya buku, barang-barang electronic, computer dan
lain-lain. Revenue juga dapat diperoleh dari penjualan barang yang bersifat
electronic content, misalnya video atau e-book yang dapat di-download
melalui web
5. Pada model Affiliate, revenue diperoleh dari semakin banyaknya orang
yang mengikuti bisnis kita melaui afiliate kita, semakin besar pula
keuntungan kita, contoh nya seperti MLM (Multi level Marketing)
Source:
E-commerce: Business, Technology, Society, Volume 1. Authors, Kenneth C.
Laudon, Carol Guercio Traver. Edition, 2, illustrated. Publisher, Pearson/Addison Wesley,
2004
https://id.wikipedia.org/wiki/Model_bisnis
http://blj.co.id/2016/02/10/pengertian-business-model-dan-penjabarannya/
http://www.proweb.co.id/articles/ultima-erp/value_proposition.html
http://www.jokoristono.com/2012/08/value-proposition.html
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/05/revenue-model-dalam-
ecommerce.html

Anda mungkin juga menyukai