Anda di halaman 1dari 13

Di antara ayat Al Quran yang terkait dengan fungsi perencanaan adalah: Surat Al Hasyr ayat

18 :
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr ayat 18).

Pemberdayaan dan pemaknaan hidup tersebut diidenifikasikan oleh Allah SWT sebagai
‘imaraul ard’ (pemakmuran dunia) sebagai tugas manusia dimuka bumi dalam dimensinya
yang amat luas meliputi pembangunan masyarakat manusia yang kuat dan sehat secara fisik
dan rohani. Tugas mulia ini ditegaskan oleh Allah SWT didalam Al-Quran, surah Huud
(11:61):

ِ َ‫وم اع ُب ُدوا هَّللا َ ما لَ ُكم مِن إِ ٰل ٍه َغي ُرهُ ۖ ه َُو أَن َشأ َ ُكم م َِن األ‬
‫رض َواس َتع َم َر ُكم فيها َفاس َتغفِروهُ ُث َّم‬ َ َ ٰ ِ‫َوإ‬
ِ ‫لى ثمو َد أخاهُم صالِحً ا ۚ قا َل يا َق‬
َ
ٌ‫توبوا إِلي ِه ۚ إِنَّ َربّي َقريبٌ مُجيب‬.

“dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata : “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah
ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepadanya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat sekali
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, ”Kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi, dapat
dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir dengan baik”. Pada intinya Ali bin Abi Thalib
ingin mendorong kaum muslim agar jika melakukan sesuatu yang hak, hendaknya ditata dan
disusun dengan rapi agar tidak terkalahkan oleh kebatilan yang disusun secara rapi. Dominasi
kemungkaran sering terjadi, bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak
rapihnya kekuatan ”hak”.

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad. Al-Qur’an juga satu-satunya
mukjizat yang bertahan hingga sekarang. Selain sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan
akhirat, al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah mati. Jika
dicermati, kebanyakan ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang, sejatinya telah Allah
tuliskan dalam al-Qur’an.

Firman Allah SWT dalam surah Ash Shaff (61:4):

ٌ‫ص ًّفا َكأ َ َّنهُم بُنيانٌ َمرصوص‬


َ ‫ِلون في َسبيلِ ِه‬ َ َّ‫إِنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ال‬
َ ‫ذين يُقات‬
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dalam dijalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Firman Allah SWT dalam surah Al Mu’minun (23:8) :

‫راعون‬
َ ‫ذين هُم أِل َمانات ِِهم َو َعه ِدهِم‬
َ َّ‫َوال‬

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,

1. Planning

At-Tahthiith atau perencanaan dari suatu kegiatan yang akan datang dengan acuan waktu atau
metode tertentu. Seperti sabda Nabi SAW yang artinya :

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan,
diklakukan dengan itqan(tepat, terarah, jelas, tuntas). (HR. Thabrani).

Lebih sederhananya lagi Allah berfirman dalam surat Al Insyirah (94:7-8):

َ ‫ك َف‬
‫ارغب‬ ٰ ِ‫ َوإ‬. ‫انصب‬
َ ‫لى َر ِّب‬ َ ‫غت َف‬
َ ‫َفإِذا َف َر‬

“Apabila kamu telah selesai (daris sesuatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

1. Organizing

At-Tandziim atau pengorganisasian merupakan wadah tentang fungsi setiap orang, hubunga
kerja baik secara vertical maupun horizontal. Dalam surat Ali Imran Allah SWT berfirman
ayat 103 :

‫لوب ُكم َفأَص َبح ُتم ِبنِع َم ِت ِه إِخوا ًنا‬ِ ُ‫ين ق‬


َ ‫ف َب‬ َ َّ‫ت هَّللا ِ َعلَي ُكم إِذ ُكن ُتم أَعدا ًء َفأَل‬
َ ‫بل هَّللا ِ َجمي ًعا َوال َت َفرَّ قوا ۚ َواذ ُكروا نِع َم‬
ِ ‫َواع َتصِ موا ِب َح‬
َ َ ُ َّ َ ُ َ ‫هَّللا‬ ٰ َ ُ َ َ َ َ ّ َ ٰ ُ ُ
‫دون‬
َ ‫ك ُي َبيِّنُ ُ لكم آيا ِت ِه ل َعلكم تهت‬ َ ِ‫ار فأنقذكم مِنها ۗ كذل‬ ِ ‫ُفر ٍة م َِن الن‬
َ ‫َوكنتم َعلى شفا ح‬

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Ayat diatas menunjukkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bisa
diorganisir dengan baik. Maka hendaklah bersatu-padulah dalam dalam bekerja dan
memegeng komitmen untuk mencapai cita-cita dalam satu payung organisasi dimaksud.
1. Coordinating

At-Tansiiq atau pengoordinasian, merupakan upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan
seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning
dengan mengharapkan tujuan yang di idamkan. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah
(2:208):

ٌ‫يطان ۚ إِ َّن ُه لَ ُكم َع ُدوٌّ مُبين‬


ِ ‫ت ال َّش‬
ِ ‫طوا‬ ِ َ َّ‫يا أَ ُّي َها ال‬
ُ ‫ذين آ َم ُنوا اد ُخلوا فِي السِّلم كا َّف ًة َوال َت َّت ِبعوا ُخ‬

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

1. Controling

Ar-Riqaabah atau pengendalian adalah pengamatan dan penelitian terhadap jalannya


planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan harus lebih baik dari
anggotanya, sehingga control yang ia lakukan akan efektif. Firman Allah SWT dalam surat
At Tahrim (66:6)

‫عصون هَّللا َ ما أَ َم َرهُم‬


َ ٌ ِ‫ِجارةُ َعلَيها َمال ِئ َك ٌة غ‬
‫الظ شِ دا ٌد ال َي‬ َ ‫ذين آ َمنوا قوا أَنفُ َس ُكم َوأَهلي ُكم نارً ا َوقو ُد َها ال ّناسُ َوالح‬
َ َّ‫يا أَ ُّي َها ال‬
‫رون‬
َ ‫لون ما يُؤ َم‬ َ ‫َو َيف َع‬

Hai orang-orang yang beriman, pelijharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik
organisasi keluarga maupun organisasi universal. Bagaimana manajer bisa mengontrol orang
lain sementara dirinya sendiri masih belum terkontrol. Dengan demikian seorang manajer
orang terbaik dan harus mengontrol seluruh anggotanya dengan baik.

1. Motivating

At-Targhiib atau motivasi yaitu menggerakkan kinerja semaksimal mungkin dengan hati
sukarela. Allah SWT berfirman dalam surah Ar Ra’d (13:11) :

‫َ هَّللا‬ َ ‫هَّللا‬ ‫ين َيدَي ِه َومِن َخل ِف ِه َيح َفظو َن ُه مِن أَ ِ هَّللا‬
ٍ ‫وم َح ّت ٰى ُي َغيِّروا ما ِبأن ُفسِ ِهم ۗ َوإِذا أرادَ ُ ِب َق‬
‫وم‬ ٍ ‫مر ِ ۗ إِنَّ َ ال ُي َغ ِّي ُر ما ِب َق‬ ٌ ‫لَ ُه ُم َع ِّق‬
ِ ‫بات مِن َب‬
َ َ
ٍ ‫سوءًا َفال َم َر َّد ل ُه ۚ َوما لهُم مِن دو ِن ِه مِن‬
‫وال‬

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran, dimuka
dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka tidak
ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Dari ayat ini kita dapat melihat implikasi adanya motivasi untuk selalu berusaha dan
mengubah keadaan. Dengan adanya usaha dan adanya upaya mengubah keadaan kearah yang
lebih baik akan mengantarkan kepada tujuan dan kesuksesan yang nyata.

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran, dimuka
dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka tidak
ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Dari ayat ini kita dapat melihat implikasi adanya motivasi untuk selalu berusaha dan
mengubah keadaan. Dengan adanya usaha dan adanya upaya mengubah keadaan kearah yang
lebih baik akan mengantarkan kepada tujuan dan kesuksesan yang nyata.

1. Leading

Al-Khilaafah atau kepemimpinan yakni mengatur dan memimpin segala aktivitas kepada
tujuan. Firman Allah SWtentang kepemimpinan kertera dalam surah Al-An’am (6:165) :

‫ب َوإِ َّن ُه لَ َغفو ٌر‬ َ ‫ت لِ َيبلُ َو ُكم في ما آتا ُكم ۗ إِنَّ َر َّب‬
ِ ‫ك َسري ُع العِقا‬ ٍ ‫عض َد َرجا‬ َ ‫ض ُكم َف‬
ٍ ‫وق َب‬ ِ َ‫ِف األ‬
َ ‫رض َو َر َف َع َبع‬ َ ‫َوه َُو الَّذي َج َعلَ ُكم َخالئ‬
‫َرحي ٌم‬

Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian
kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya dan Sesungguhnya
dia Maha Pengampun lagi Maha penyayang.

Firman Allah SWT dalam surah An Nahl (16:64) :

‫ِنون‬ ٍ ‫ِتاب إِاّل لِ ُت َبي َِّن لَ ُه ُم الَّذِي اخ َتلَفوا في ِه ۙ َوه ًُدى َو َرح َم ًة لِ َق‬
َ ‫وم يُؤم‬ َ ‫ك الك‬ َ َ‫َوما أ‬
َ ‫نزلنا َعلَي‬

Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu
dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk
dan rahmat bagi kamu yang beriman.

Hendaklah kamu beramar ma’ruf dan bernahi mungkar, kalau tidak, maka Allah akan
menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat diantara kamu, kemudian orang yang
baik-baik diantara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (H.R. Abu Dzar)

Firman Allah SWT dalam Surah al-Munafiqun (63:9) :

‫ِك ُه ُم الخاسِ رون‬


َ ‫ولئ‬ َ ِ‫فعل ٰذل‬
ٰ ُ ‫ك َفأ‬ َ ‫ِكر هَّللا ِ ۚ َو َمن َي‬ َ َ ِ ‫ذين آ َمنوا ال ُت‬
ِ ‫له ُكم أموالُ ُكم َوال أوال ُد ُكم َعن ذ‬ َ َّ‫يا أَ ُّي َها ال‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalikan kamu
dari mengingat Allah, barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi.

Allah SWT menerangkan bahwa janganlah karena kesibukan mengurus harta benda dan
memperhatikan soal anak-anak menyebabkan manusia itu lalai terhadap kewajibannnya
kepada Allah atau tidak menunaikan kewajiban yang diwajibkan atasnya. Hendaklah
perhatian mereka itu terhadap dunia dan akhirat seimbang.

Didalam Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa sejatinya kenikmatan yang dirasakan didunia
saat ini hanyalah sementara. Firman Allah SWT dalam surah Ali Imran (3:14) :

‫ث ۗ ٰذل َِك‬
ِ ‫الحر‬
َ ‫نعام َو‬ َ
ِ ‫يل ال ُم َس َّو َم ِة َواأل‬ َ ‫ض ِة َو‬
ِ ‫الخ‬ َّ ِ‫ب َوالف‬ َّ ‫نين َوال َقناطير ال ُم َقن َط َر ِة م َِن‬
ِ ‫الذ َه‬ ِ َ ‫ت م َِن ال ِّنسا ِء َوال َب‬ ِ ‫ُزي َِّن لِل ّن‬
ِ ‫اس حُبُّ ال َّش َهوا‬
ِ ‫الحيا ِة الدُّنيا ۖ َوهَّللا ُ عِ ندَ هُ حُسنُ ال َمآ‬
‫ب‬ َ ‫َمتا ُع‬

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu :
wanita-wanita, anak-anak, harta yng banyak berjenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (syurga).

Firman Allah SWT dalam surah Al Kahfi (18:7) :

ِ َ‫إِ ّنا َج َعلنا ما َعلَى األ‬


َ َ‫رض زي َن ًة لَها لِ َنبلُ َوهُم أَ ُّيهُم أ‬
‫حسنُ َع َماًل‬

Sesungguhnya, kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya,
agar kami menguji mereka siapakan diantara mereka yang baik perbuatannya.

Maka dari ayat-ayat diatas tadilah mengapa Al-Qur’an menjadi landasan dalam manajemen
yang harus benar-benar kita perhatikan dalam menjalankan suatu perusahaan. Sehingga setiap
kegiatan dalam organisasi maupun perusahaan kita harus berdasarkan prinsip yang telah
tertera dalam Al-Qur’an.

1. Efektif

Efektif merupakan “ada efeknya baik dari segi akibat dan pengaruh yang ditimbulkan oleh
suatu hal yang di perbuat. Maka seorang pemimpin dituntut agar mendatangkan pengaruh
yang baik untuk organisasi demi memperoleh efek yang diharapkan oleh seorang leader dan
setiap bagian yang berkecimpung didalam organisasi, maka di dalam Q.S. Al-Insyrah (94: 7)
menjelaskan :

َ ‫غت َف‬
‫انصب‬ َ ‫َفإِذا َف َر‬

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh.

Ajaran islam menuntut ummatnya untuk melakukan sesuatu hal itu haruslah efektif dan
sungguh-sungguh dalam arti kata tidaklah setengah-setengah. Apabila seseorang telah
menyelesaikan pekerjaannya, maka ia baru memfokuskan konsentrasinya kepada hal yang
lain.
Efesien adalah “tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu dengan tidak
membuang-buang waktu”. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi
seorang leader dituntut untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

Didalam Q.S. Al-‘Asr (103: 1-3) Allah SWT bersumpah demi waktu dikarenakan banyaknya
hamba tidak lihai dalam memanfaatkan waktu sehingga apa yang mereka usahakan tidaklah
mencapai hasil yang maksimal.

‫َّبر‬ َ ‫الح ِّق َو َت‬


ِ ‫واصوا ِبالص‬ َ ‫واصوا ِب‬ ِ ‫ذين آ َمنوا َو َع ِملُوا الصّالِحا‬
َ ‫ت َو َت‬ َ َّ‫ إِاَّل ال‬.‫سر‬
ٍ ‫نسان لَفي ُخ‬
َ ‫اإل‬
ِ َّ‫ إِن‬.‫صر‬
ِ ‫َوال َع‬

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

3. Tidak Boros

Firman Allah SWT dalam surah Al A’raf  (7:31) :

‫فين‬ ِ ‫اشربوا َوال ُت‬


ِ ‫سرفوا ۚ إِ َّن ُه ال ُيحِبُّ الم‬
َ ‫ُسر‬ َ ‫يا َبني آ َد َم ُخذوا زي َن َت ُكم عِ ن َد ُك ِّل َمس ِج ٍد َو ُكلوا َو‬

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.

Ayat diatas menganjurkan bagi setiap muslim haruslah mempergunakan apapun yang yang
perlu dipergunakan, akan tetapi Allah sangat membenci orang-orang yang melampaui
batas. .Israf adalah sesuatu yang dilarang, sesuatu yang tidak disukai Allah SWT. jangan
mengeluarkan sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

4. Musyawarah

Musyawarah adalah hal yang yang tidak boleh dilupakan oleh seorang leader yang hendak
menuntaskan suatu perkara agar keputusan yang diambil bukan merupakan keputusan
keputusan yang egois dari seorang manager artinya keputusan yang dihasilkan secara
musyawarah.

Pada umumnya  metode musyawarah melahirkan keputasan yang matang karena melalui
proses yang penuh pertimbangan. Allah memerintahkan agar semua urusan itu diputuskan
dengan musyawarah. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Asy-Syura (42: 38) :

َ ‫شورى َبي َنهُم َو ِممّا َر َزقناهُم يُنف‬


‫ِقون‬ ٰ ‫ذين اس َتجابوا ل َِرب ِِّهم َوأَقامُوا الصَّال َة َوأَم ُرهُم‬
َ َّ‫َوال‬

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

5. Kebersamaan

Berlatarbelakang sebagai makhluk sosial, maka manusia di muka bumi ini membutuhkan
pasangan sehingga manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, akan tetapi manusia
membutukan kebersamaan. Demikian halnya jua dengan manajemen dalam perspektif islam
yang menuntut kebersamaan walaupun  dipisahkan oleh jurang perbedaan dan berbagai
profesi dan tingkatan dalam manajemen.

Allah SWT berfirman Dalam Q.S. Al-Hujurat (49 :13) :

‫كر َم ُكم عِ ن َد هَّللا ِ أَتقا ُكم ۚ إِنَّ هَّللا َ َعلي ٌم َخبي ٌر‬
َ َ‫عارفوا ۚ إِنَّ أ‬ ٰ ُ ‫يا أَ ُّي َها ال ّناسُ إِ ّنا َخلَقنا ُكم مِن َذ َك ٍر َوأ‬
ُ ‫نثى َو َج َعلنا ُكم‬
َ ‫شعوبًا َو َقبا ِئ َل لِ َت‬

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.

6. Akhlak Sebagai Kunci  Ibadah

Berbicara tentang akhlak, pastinya sedikit menyinggung masalah bagaimana sikap/tatacara


seorang pemimpin mengdapi bawahannya. Hal ini jelas disebutkan dalam Surah Al-Baqarah
(2: 44) :

َ ‫ِتاب ۚ أَ َفال َتعق‬


‫ِلون‬ َ ‫ون أَنفُ َس ُكم َوأَن ُتم َت‬
َ ‫تلون الك‬ َ ‫البرِّ َو َتن َس‬
ِ ‫اس ِب‬ َ ‫أَ َتأم‬
َ ‫ُرون ال ّن‬

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)?,   Maka tidaklah kamu
berpikir?.

Hampir semua atasan adalah yang lebih mengetahui disbandingkan bawahan menkipun tidak
secara Kaaffah, akan tetapi hendaknya seorang atasan ada baiknya mengemukakan terdahulu
apa yang ia inginkan dan menjelaskan tujuannya sekaligus memberikan contoh kepada
bawahannya.

Artinya jika seorang atasan menyuruh bawahannya, maka dia harus memulai dari dirinya
sendiri, tidak mungkin kita menyuruh bawahan kita bersikap baik, sedangkan kita tidak.

7. Kebersamaan adalah hal yang Konstruktif

Pada dasarnya, majemen bukanlah kegiatan yang individual. Manajemen itu bersifat
membangun (konstruktif). Kegiatan membangun pada umumnya dilakukan secara bersama-
sama. Tidak berbeda dalam Islam, Allah sangat mencintai hamba-hambanya yang kompak.
Dan karena kekompakan tersebut, Allah mengibaratkan orang-orang tersebut laksana satu
bangunan yang berdiri kokoh.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Ash-Shaff (61: 4). :

ٌ‫ص ًّفا َكأ َ َّنهُم بُنيانٌ َمرصوص‬


َ ‫ِلون في َسبيلِ ِه‬ َ َّ‫إِنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ال‬
َ ‫ذين يُقات‬

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Kokoh disini berarti adanya sinergi antara bagian yang satu dengan bagian dengan bagian
yang  lain.

8. Possitive Thinking

Salah satu sudut padang manajemen dalam Islam adalah berfikir positif (Possitive Thinking).
Artinya kita dianjurkan agar tetap menjalin tali silaturrahim terhadap sesama komponen yang
ada dalam satu organisasi atau dalam dalam organisasi yang berbeda.

  Allah sangat melarang hamba-hambanya untuk berprasangka buruk. Berprasangka buruk


meupakan suatu dosa yang wajib dihindari oleh setiap bagian dari suatu organisasi tertentu.
Karena dapat menimbulkan suatu perpecahan antar sesama.

Adapun perumpamaan tentang orang yang berprasangka buruk adalah seperti yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam surah Al-hujurat (49: 12):

‫ضا ۚ أَ ُيحِبُّ أَ َح ُد ُكم أَن َيأ ُك َل‬ً ‫ض ُكم َبع‬ َّ ‫عض‬


ُ ‫الظنِّ إِث ٌم ۖ َوال َت َجسَّسوا َوال َيغ َتب َبع‬ َ َّ‫يا أَ ُّي َها ال‬
َّ ‫ذين آ َم ُنوا اج َتنِبوا َكثيرً ا م َِن‬
َ ‫الظنِّ إِنَّ َب‬
َ
‫لَح َم أخي ِه َمي ًتا َف َك ِره ُتموهُ ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َتوّ ابٌ َرحي ٌم‬

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena


sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.

9. Etos kerja yang Tinggi

Dalam pandangan Islam mempunyai etos kerja yang tinggi dalam sebuah manajemen
merupakan suatu keharusan. Hal ini disebabkan karena setiap pekerjaan yang tersusun jelas
akan membawakan kepada kesuksesan, keberhasilan, dan pencapaian tujuan yang diidam-
idamkan.

Adapaun janji Allah SWT. bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh, maka mereka akan
mendapatkan apa yang diharapkannya. Sebagaimana firman Allah  surah Al-Ankabut (29:
69) :

َ ِ‫ذين جا َهدوا فينا لَ َنه ِد َي َّنهُم ُس ُبلَنا ۚ َوإِنَّ هَّللا َ لَ َم َع المُحس‬


‫نين‬ َ َّ‫َوال‬

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik. Al-ankabut 69) Berkerja dengan sungguh-sungguh. 

10. Disiplin

Sebagaimana halnya shalat yang maktubah yang telah ditetapkan waktunya seperti yang telah
kita ketahui bersama ayat tersebut tergambarkan dalam Surah An-Nisa (4: 103), maka begitu
pula halnya sistim manajemen yang harus di terapkan oleh kita semua agar tujuan yang kita
harapkan pada tujuan utama mendirikan sebuah organisasi.
َ ‫ُنوب ُكم ۚ َفإِ َذا اط َمأ َنن ُتم َفأَقيمُوا الصَّال َة ۚ إِنَّ الصَّال َة كا َنت َعلَى المُؤم‬
‫ِنين‬ ٰ ‫ضي ُت ُم الصَّال َة َفاذ ُكرُوا هَّللا َ قِيامًا َوقُعو ًدا َو َع‬
ِ ‫لى ج‬ َ ‫َفإِذا َق‬
ً‫كِتابًا َموقوتا‬

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

“Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan¬Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

“Barangsiapa yang mengerjakan perbuatan baik maka (hasilnya) untuk dirinya sendiri dan
barangsiapa yang berbuat jahat maka (balasannya) untuk dirinya sendiri, dan sekali-kali
Tuhanmu tidaklah me¬nganiaya hamba-hamba (Nya).” (Fushshilat: 46).

“Tak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhan-Mu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari Arafah, ber¬zikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” (Al-Baqarah
: 198). [3]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan pernia¬gaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu. Dan jangan¬lah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya adalah Allah Maha
Penya¬yang kepadamu.” (An-Nisa’ : 29).

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila
mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar dan menuju kepadanya dan mereka
tinggal¬kan kamu sedang berdiri (berkhotbah). “Katakanlah apa yang di sisi Allah adalah
lebih baik daripada permainan dan perniagaan?” dan Allah adalah sebaik-baik Pemberi rizki.”
(Al-Jumu’ ah : 10-11).

“Dan tiap-tiap orang memperoleh hasil (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan
Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-An’ aam : 132).
A. Ayat alquran tentang bisnis

1) ‫ت فَ ۡاذ ُکرُوا هّٰللا َ ِع ۡن َد ۡال َم ۡش َع ِر ۡال َحـ َر ِام ۖ َو ۡاذ ُکر ُۡوهُ َک َما‬
ٍ ‫ضتُمۡ ِّم ۡن ع ََر ٰف‬
ۡ َ‫ضاًل ِّم ۡن َّربِّ ُکمۡ ؕ فَا ِ َذٓا اَف‬
ۡ َ‫س َعلَ ۡي ُکمۡ ُجنَا ٌح اَ ۡن ت َۡبتَ ُغ ۡوا ف‬
َ ‫لَ ۡي‬
َۡ‫ه َٰدٮ ُک ۚمۡ‌ َواِ ۡن ُک ۡنتُمۡ ِّم ۡن قَ ۡبلِ ٖه لَ ِمنَ الضَّٓا لِّين‬
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah
di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar
termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Baqarah : 198)

‫اۡل‬ ۡ ‫هّٰللا‬ ۤ ‫و ۡابتَغ ف ۡيم ۤا ٰا ٰتٮ َ هّٰللا‬


2) ؕ‌‫ض‬ِ ‫َص ۡيبَكَ ِمنَ ال ُّد ۡنيَا‌ َواَ ۡح ِس ۡن َك َما اَ ۡح َسنَ ُ اِلَ ۡيكَ‌ َواَل ت َۡب ِغهّٰللاالـفَ َسا َد فِى ا َ ۡر‬ َ ‫ك ُ ال َّدا َر ااۡل ٰ ِخ َر ‌ةَ َواَل ت َۡن‬
ِ ‫سن‬ َ ِ ِ َ
ۡ ۡ
َ‫اِ َّن َ اَل ي ُِحبُّ ال ُمف ِس ِد ۡين‬
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan. (QS. Al-Qasas ayat 77)

3) َ ‫اض ِّم ۡن ُكمۡ‌ ۚ َواَل ت َۡقتُلُ ۡۤوا اَ ۡنـفُ َس ُكمۡ‌ؕ اِ َّن هّٰللا‬ ۤ ۡ ۤ ۡ ٰ ۤ
ٍ ‫ٰيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ا َمنُ ۡوا اَل تَا ُكلُ ۡوا اَمۡ َوالَـ ُكمۡ بَ ۡينَ ُكمۡ بِالبَا ِط ِل اِاَّل اَ ۡن تَ ُك ۡونَ تِ َجا َرةً ع َۡن تَ َر‬
‫َكانَ بِ ُكمۡ َر ِح ۡي ًما‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S. An-Nisaa’ : 29)

4) ‫خَي ُر‬ۡ ُ ‫ارِ‌ة ؕ َوهّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ َ ‫َواِ َذا َراَ ۡوا تِ َجا َرةً اَ ۡو لَ ۡه َو ۟ا ۨا ْنفَضُّ ۡۤوا اِلَ ۡيهَا َوتَ َر ُك ۡو‬
َ ‫ك قَٓا ِٕٕٮِـ ًما‌ ؕ قُ ۡل َما ِع ۡن َد ِ خ َۡي ٌر ِّمنَ اللَّ ۡه ِو َو ِمنَ التِّ َج‬
َ‫ال ٰ ّر ِزقِ ۡين‬
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk
menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan",
dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki. (Q.S. Al-Jumu’ah : 11)

5) ُ‫ِر َجا ٌل ۙ اَّل تُ ۡل ِه ۡي ِهمۡ تِ َجا َرةٌ َّواَل بَ ۡي ٌع ع َۡن ِذ ۡك ِر هّٰللا ِ َواِقَ ِام الص َّٰلو ِة َو اِ ۡيتَٓا ِء ال َّز ٰكو ِۖ‌ة ۙ يَخَافُ ۡونَ يَ ۡو ًما تَتَقَلَّبُ فِ ۡي ِه ۡالقُلُ ۡوب‬
‫صا ُر‬َ ‫َوااۡل َ ۡب‬
laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang. (Q.S. An-Nuur : 37)

6) Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (Q.S. Ash-Shaff : 10)

7) Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum


keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasik. (Q.S. At-Taubah : 24)

8) Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat
dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tidak akan merugi, (Q.S. Faathir : 29)

9) Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada
lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang
yang zalim. (Q.S. Al-Baqarah : 254)

10) Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqarah : 275)

11) Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. Al-Jumu’ah : 9)

12) Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (Q.S. At-Taubah : 111)

13) Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka


mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka
secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada
bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (Q.S. Ibrahim : 31)

14) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
(Q.S. Al-Munaafiquun : 10)

15) Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda
mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha
Kuasa terhadap segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzaab : 27)

B. Hadist tentang bisnis

HADITS PERTAMA:

1.Dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam


bersabda:

‫ان َيأْ ُك ُل مِنْ َع َم ِل َي ِد ِه‬


َ ‫ َوإِنَّ َن ِبىَّ هَّللا ِ دَاوُ َد – َعلَ ْي ِه ال َّسالَ ُم – َك‬، ‫َما أَ َك َل أَ َح ٌد َط َعامًا َق ُّط َخيْرً ا مِنْ أَنْ َيأْ ُك َل مِنْ َع َم ِل َي ِد ِه‬

“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan
dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu
senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir
Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).

HADITS KEDUA:  

2.Dan di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‫ وما أنفق الرجل على نفسه وأهله وولده وخادمه فهو صدقة‬،‫ما كسب الرجل كسبا ً أطيب من عمل يده‬

“Tidaklah seseorang memperoleh suatu penghasilan yang lebih baik dari jerih payah
tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahi dirinya, istrinya, anaknya dan
pembantunya melainkan ia dihitung sebagai shodaqoh.” (HR. Ibnu Majah di dalam As-
Sunan, Kitab At-Tijaroot Bab Al-Hatstsu ‘Ala Al-Makasibi, no.2129. al-Kanani
berkata, ‘Sanadnya Hasan’, Lihat Mishbah Az-Zujajah III/5).

HADITS KETIGA:

3.Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‫ والصديقين والشهداء‬Z‫التاجر الصدوق األمين مع النبيين‬


“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang
selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma
Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)

HADITS KEEMPAT:

4. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:

‫إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا لم يكذبوا و إذا ائتمنوا لم يخونوا و إذا وعدوا لم يخلفوا و إذا اشتروا لم يذموا‬
‫)و إذا باعوا لم يطروا و إذا كان عليهم لم يمطلوا و إذا كان لهم لم يعسروا‬.

“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila
berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak
mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam
menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih
hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di
dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).

HADITS KELIMA:

5. Dari Rafi’ bin Khadij radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Ada seseorang bertanya,
“Penghasilan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?” Beliau jawab:

‫عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور‬

“Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.”
(HR. Ahmad di dalam Al-Musnad no.16628)

Anda mungkin juga menyukai