Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP MOST FAVOURED NATIONS DAN PENGECUALIANNYA

DALAM WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)


FX. Joko Priyono
Fakultas Hukum Urnversitas Oiponegoro
JI. Prof. Soedarto, SH Tembalang, Semarang
ema~ . rransiskusjoko893@gmail.com

Abstract

Most Favoured Nations principle require the WTO members for not doing discrimination to products from
other WTO members for both tariff bound products and non tariff bound products. This principle is the
heart of GAIT, GATS dan TR/Ps. Thing that relevant in term of implementation of the principle is like
product application which is examined in certain cases either in the panel level or in the Appelate Body
level. Nevertheless, there are exceptional clauses for not applying the principle. They are Article XX,
XX/, XXIV dan XXV(5) in which Article XX(b) and (g) are often used by WTO members as a reasonable
grounds to protect human, animal, plant life or health and to protect exhaustable natural

Keywords: Most Favoured Nations (MFN), Like Product, Exceptional Clauses

Abstrak

Prinsip Most Favoured Nations mewajibkan negara anggota WTO untuk tidak melakukan tindakan
diskriminatifterhadap produk dari negara anggota WTO lainnya baik terhadap produk yang telah diikat
dalam tarif maupun yang tidak. Prinsip ini merupakan jantungnya persetujuan GAIT, GATS dan TR/Ps.
Hal yang sangat relevan dengan penerapan prinsip MFN ini adalah penerapannya pada produk sejenis
yang dalam kasus-kasus tertentu diuji pada tingkat panel maupun banding. Namun demikian, ada ruang
pengecualian penerapan prinsip MFN yaitu Pasal XX, XX/, XXIV dan XXV ayat 5. Dari k/ausu/
pengecualian tersebut yang banyak digunakan negara anggota WTO adalah Pasal XX (b) dan (g) dalam
rangka perlindungan kesehatan atau kehidupan manusia, hewan dan tanaman serta perlindungan
sumberdaya a/am yang terbatas.

Kata Kunci: Prinsip Most Favoured Nations, Produk Sejenis dan Klausul Pengecualian

A. Pendahuluan Klausula MFN dalam perjanjian antara dua


Prinsip non diskriminasi atau dikenal dengan negara biasanya mensyaratkan bahwa setiap
sebutan Most Favoured Nations merupakan prinsip negara harus memperlakukan pihak lain sama
dasar dari hukum WTO. Prinsip ini merupakan dibandingkan dengan pihak ketiga. Penggunaan
komponen dasar dari setiap persetujuan WTO yaitu klausul MFN ini dapat ditelusuri pada abad ke
GATI 1994, GATS ( General Agreement on Trade in sebelas, di mana kota Mantua di Italia memperoleh
Services) dan TRIPS (Trade Related of lntelektua/ jaminan dari kerjaan Romawi yaitu Henry Ill yang
Property Rights). Kedudukan sentral dalam WTO dikuatkan dalam Piagam (Charter) yang
didasarkan fakta bahwa ketentuan MFN ini hanya menyatakan bahwa kota Mantua akan memperoleh
dapat dirubah melalui kesepakatan bulat.' perlakuan khusus yang berbeda dengan kota
Ketentuan dasarnya memang terdapat di banyak lainnya. lstilah untuk pertama kali muncul pada akhir
ketentuan di WTO Agreement namun secara khusus abad ke tujuh belas. Setelah itu, klausula MFN
ketentuan MFN diaturdalam Pasal I GATI. menjadi kebiasaan dan menjadi pedoman dalam

1 Pasal X(2) WTO Agreement Persyaratan kesepakatan bulat juga bertaku pada Pasal II GATT (tanff commitments) dan Pasal IX WTO Agreement ( decision·
making)

593
MMH, Ji/id 42 No. 4 Oktober 2013

perjanjian komersial. Pada awalnya memang begitu Paling tidak ada lima alasan berkaitan dengan
banyak bentuk diskriminasi di mana beberapa arti penting prinsip MFN dalam GATI/WTO yaitu :3
negara memperoleh manfaat dari diskriminasi 1. Secara ekonomis, aturan MFN ini efisien.
tersebut karena adanya pertakuan khusus. Namun Maksudnya adalah sementara suatu negara
dari waktu ke waktu sebagai hasil dari GATI, dapat mengimpor produk tertentu dari setiap
kewajiban non diskriminasi atau MFN telah menjadi produsen, tentu saja negara tersebut akan
prinsip utama. mencari produk impor yang paling efisien
Ada dua bentuk konsep MFN yaitu konsep termasuk penggunaan sumber daya global.
MFN tanpa syarat (unconditional MFN). Jika negara Pembenaran ini sesungguhnya mengacu pada
A berkewajiban untuk tidak melakukan diskriminatif ajaran Adam Smith tentang efisiensi spesialisasi
kepada negara B maka segala apa yang dilakukan dan karya David Ricardo tentang keunggulan
negaraAkepada negara C harus pula dinikmati oleh kornparatf.' Tanpa ada aturan MFN tersebut,
negara 8. Kewajiban ini tanpa syarat. Konsep MFN suatu negara dapat mengenakan tarif, pajak a tau
yang kedua adalah MFN dengan syarat (conditional peraturan internal sedemikian rupa sehingga
MFN) di mana dua negara memiliki perjanjian sudah tidak efisien lagi bagi para produsen dan
dengan menggunakan MFN bersyarat. Jika negara secara luas memberikan dampak kerugian di
A memberikan pertakuan yang menguntungkan seluruh dunia. Misal, Negara A merupakan
kepada negara C berdasarkan perjanjian, maka sumber CPO (Crude Palm Oil) yang paling
negara A harus menawarkan pula pertakuan yang kompetitif sehingga memiliki keunggulan
sama kepada negara B namun dengan syarat komparatif dalam memproduksi CPO,
apabila negara B memenuhi persyaratan dalam sementara negara B tidak memilikinya dan 1 O
perjanjian yang dimaksud yang secara khusus persen kurang kompetitif dalam memperoduksi
meminta negara B untuk menawarkan kepada CPO. Tentu saja, negara-negara lain akan lebih
negara A pertakuan yang sama yang ditawarkan tertarik mengimpor CPO dari negara A, tetapi jika
negara C kepada negara A. Dengan demikian, hak diskriminasi tarif dilakukan maka keunggulan
MFN negara B ditentukan dengan syarat. Negara 8 CPO negara A dapat menjadi tidak efisien lagi.
memperoleh perlakuan khusus (advantage) hanya Katakanlah dalam contoh tersebut, negara
jika bersedia memenuhi persyaratan yang anggota WTO mengenakan tarif 20% pada
2
ditentukan dalam perjanjian. produk CPO negara A, tetapi hanya mengenakan
Penggunaan MFN tanpa syarat digunakan tarif 5% pada produk CPO negara B. Dengan
secara eksklusif hingga akhir abad ke delapan demikian maka efisiensi dan keunggulan
belas. Kemudian pada tahun 1778, AS komparatif yang semestinya dinikmati negara A
menandatangani dengan Perancis di mana malah menjadi tidak efisien lagi. lni artinya
pembertakuan MFN dibuat dengan syarat dengan sumberdaya dunia tidak secara optimal
memberikan kompensasi yang samaseperti yang digunakan. Aturan MFN dalam Pasal I GATI
telah dinikmati oleh pihak ketiga yang memperoleh pada umumnya mencegah tindakan tersebut.'
perlakuan khusus. Penggunaan klausul MFN 2. Dari perspektif WTO, ketentuan MFN ini diyakini
dengan syarat menjadi sangat populer hingga awal mampu mendorong liberalisasi perdagangan
abad ke 19, namun MFN tanpa syarat memperoleh multilateral. Jika anggota WTO yakin bahwa
dominasinya kembali hingga tahun 1920 an. konsensi larif yang ia peroleh dari has ii negosiasi
Prinsip MFN pada dasarnya mewajibkan terlindungi dari tindakan diskriminasi, maka
semua negara anggota WTO untuk tidak melakukan mereka akan semakin memperluas konsensi tarif
diskriminasi diantara produk yang berasal dari tersebut. Karena tujuan dasar WTO adalah
negara anggota WTO lainnya terkait dengan tarif, mendorong liberalisasi pasar, maka ketentuan
pajak internal dan peraturan nasional. MFN ini dianggap sebagai kunci untuk

2 Guzman Pauwelyn, 2009, lntemabonal Trade Law, New YOfk. Aspen Publishers IOuwer Law International, him 288-290.
3 WilliamJ.Davey, 2012, Non 0,SC11mlnetionin the ~Trade Otparualion: TheRules and Exceptions, HagueAcademyollntematlonal Law, hlm67-69.
4 J.Jackson, W.OaveydanA.Sykes,2008, LegalProblemsofEconomK:Relations. Sthed.StPa!A, Thomson/West, him 14-28
5 Namun demiloan ada pengec::uahan yang membOlehkan preferensi tanf 111tvk d,benkan kepada negara-negara berkembang dan kepada wilayah perdagangan
bebas (Free Trade Area) dan m,tra uni pabean (custom IHllOO).

594
FX. Joko Priyono, Prinsip Most Favoured Nations

menciptakan kondisi tersebut. product originating in or destined for any other


3. Ketentuan MFN mendorong tercipatanya country shall be accorded immediately and
kesamaan kedaulatan yaitu semua negara unconditionally to the like product originating in or
adalah sama dan memiliki posisi yang sama di destined for the territories of all other (Members).
dunia. Sepanjang diskriminasi dikontrol ketat
melalui sistem perdagangan yang berbasis Dari Artikel I ayat 1 ini terdapat empat kewajiban dari
aturan, maka akan menurunkan sengketa dan negara anggota :
menjadi pedoman di dalam perilaku a. kewajiban membayar bea cukai atau pungutan-
perdagangan. pungutan lain yang akan dikenakan pada
4. Ketentuan MFN menciptakan administrasi yang barang-barang ekspor-impor, atau bea-bea yang
efisien. Diskriminasi mensyaratkan aturan detil dikenakan pada pembayaran intemasional yang
untuk memutuskan negara-negara mana yang berhubungan dengan masalah ekspor-impor;
berhak untuk memperoleh perlakuan beda b. kewajiban yang menyangkut metoda pengenaan
(preferential treatmenQ dan mana yang tidak kewajiban membayar bea cukai dan pungutan
berhak. lain;
5. Ketentuan MFN dapat mengontrol para pencari c. kewajiban yang menyangkut segala peraturan
keuntungan dalam sistem politik dalam negeri dan formalitas ekspor-impor;
karena hal itu memungkinkan para penguasa d. kewajiban yang menyangkut segala masalah
untuk menolak adanya perlakuan khusus secara yang diatur dalam Artikel Ill Ayat 2 dan Ayat 4
lebih efektif. Pihak yang berwenang bisa GATI tentang pajak-pajak dalam negeri.
beralasan bahwa aturan intemasional melarang Negara anggota juga tidak terikat untuk
adanya perlakuan khusus karena apabila memberikan perlakuan khusus kepada negara
dilanggar akan memperoleh tekanan-tekanan bukan anggota wro. Perlakuan yang diberikan
internasional. kepada negara bukan anggota wro sangat
Sebagaimana kebiasaan di dalam pembuatan tergantung pada perjanjian bilateral. Namun
peraturan baik nasional maupun intemasional, demikian apabila negara bukan anggota tersebut
senantiasa diberikan katup pengaman bilamana ada memperoleh manfaat karenanya, maka manfaat
keadaan-keadaan khusus yang tidak bisa secara tersebut harus diberikan pula kepada negara-
ketat (absoluQ memberlakukan prinsip MFN. Katup negara anggota wro. Negara anggota wro berhak
tersebut berbentuk klausul pengecualian terhadap untuk memperoleh perlakuan sama.
pemberlakuan prinsip MFN. Pengecualian tersebut GATI 1994 juga berisi ketentuan-ketentuan
biasanya disebut dengan ·escape clause· atau lain yang berkaitan dengan MFN (non diskriminasi)
"enabling Clausen. atau sejenis MFN:
a. Artikel Ill : 7 berkaitan dengan pengaturan
B. Pembahasan kuantitatif internal
1. Ruang Lingkup MFN b. Artikel V berkaitan dengan kebebasan transit
Artikel I ayat 1 GATI yang berjudul "General Most c. Artikel IX : 1 berkaitan dengan persyaratan asal
Favoured Nation Treatment' menyatakan: barang
With respect to customs duties and charges of d. Artikel XIII berkaitan dengan hambatan
any kind imposed on or in connection with kuantitatif yang bersifat non diskriminatif
importation or exportation or imposed on the e. Artikel XVII berkaitan dengan perusahaan-
international transfer of payments for imports or perusahaan dagang milik negara (state trading
exports, and with respect to the method of levying enterprise)
such duties and charges, and with respect to all Prinsip MFN ini berlaku baik impor maupun
rules and formalities in connection with ekspor. Kegiatan impor yang dimaksud adalah
importation and exportation, and with respect to apabila negara anggota mengimpor produk sejenis
all matters refe"ed to in paragraphs 2 and 4 of (like producQ yang berasal dari wilayah negara
Article Ill, any advantage, favour, privilege or anggota lain, sedangkan kegiatan ekspor yang
immunity granted by any (Member) to any dimaksud adalah apabila negara anggota

595
MMH, Ji/id 42 No. 4 Oktober 2013

mengekspor produk sejenis yang ditujukan ke Pemerintah Kanada terhadap impor kendaraan
wilayah negara anggota lain. bermotor dari pabrikan-pabrikan tertentu. Secara
Sebagai contoh, negara Indonesia formal memang tidak ada hambatan tentang asal
mengenakan bea masuk sebesar 15% untuk produk muasal kendaraan bermotor tersebut yang layak
baja yang berasal dari negara-negara anggota lain. memperoleh perlakuan pengecualian. Namun
Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia demikian, pada kenyataannya temyata kendaraan
mengenakan bea masuk sebesar 10% untuk produk bermotor yang diimpor oleh pabrikan tersebut
baja dari negara Pakistan. Dalam hal ini, maka berasal dari perusahaan-perusahaan yang adalah
negara-negara lain bisa menuntut kepada milik importir. Sebagai akibatnya adalah mereka
Pemerintah Indonesia untuk memberikan perlakuan memperoleh manfaat secara de facto dari
sama dengan mengenakan bea masuk sama pengecualian tersebut.
dengan yang diterapkan pada negara Pakistan yaitu
sebesar 10%. 2. Produk Sejenis (Like Produc~
Dalam Kasus EC- Bananas Ill, Badan Banding Satu konsep yang sangat penting berkaitan
(Appellate Body) berkaitan dengan penerapan dengan prinsip MFN ini adalah konsep "produk
Artikel I : 1 menyatakan sebagai berikut : seienis' (like produc~ seperti yang tertuang dalam
The essence of the non-discrimination Artikel 1:1. Dikatakan bahwa negara anggota
obligations is that like products should be berkewajiban untuk memberikan perlakuan yang
treated equally, irrespective of their origin.As no sama terhadap "produk sejenis" dengan tanpa
participant disputes that all bananas are like syarat. Manfaat yang diperoleh sebagai implikasi
products, the non discrimination provision dari penerapan prinsip MFN harus bisa dirasakan
apply to all imports of bananas, irrespective of juga oleh semua negara. lstilah "like producr ini
wheter and how a member categorizes or muncul dan tersebardi beberapa pasal GATT 1994,
subdivides these imports for administrative or yaituArtikel II, VI, IX.XI, XIII.XVI dan XIX. GATT 1994
other reasons. 8 tidak memberikan definisi secara jelas tentang "like
Dalam kasus ini, yang dipermasalahkan adalah producr. Pad a saat perumusan konsep terse but
kebijakan Masyarakat Eropa berkaitan dengan dalam konteks MFN, ada usulan agar metode
impor pisang yang berasal dari negara-negara klasifikasi tarif dapat digunakan untuk menentukan
bekas jajahan mereka dengan memberikan apakah produk-produk yang dimaksud merupakan
perlakuan berbeda (diskriminati~ dibandingkan produk sejenis a tau tidak.
imporpisang dari negara-negaraAmerika Latin. Dalam kasus EC - Asbestos, Appellate Body
Artikel 1:1 tidak hanya mencakup diskriminatif melakukan uji terhadap konsep ·1ike producr
secara de jure tetapi juga de facto.1 Dalam Kasus berdasarkan Artikel 111:4, dikatakan bahwa "like
Canada - Autos, Badan Banding (Appellate Body) producr (produk sejenis) adalah produk-produk
menolak argumentasi Kanada yang menyatakan yang memiliki karakteristik yang identik atau sama.
bahwa Artikel 1:1 tidak berlaku untuk tindakan- Dalam Bahasa Perancis disebut dengan nama
tindakan yang diberikan kepada negara tertentu •produits similaire· sedangkan Bahasa Spanyol
dalam bentuk memberikan kesempatan atau menyebutnya "productos similares".1 Selanjutnya
peluang yang bersifat lebih atau longgar dikatakan bahwa berkaitan dengan penafsiran
dibandingakan dengan negara-negara lain. konsep tersebut tercfapat 3 (tiga) hal yang perlu
Tindakan ini sudah bisa dikatakan sebagai dipertimbangkan :9
pelanggaran Artikel 1:1. Tindakan yang a. karakteristik atau kualitas yang seperti apa untuk
dipermasalahkan dalam kasus ini adalah adanya menentukan bahwa suatu produk dikatakan
pengecualian bea impor yang dilakukan oleh •likeness· (sejenis);

6 Appelate Body Report, EC- Bananas Ill, para. 190. Dalam putusannya, Appelate Body Juga mengaa., pada kewajiban noo-<liskliminasl seperti yang tertuang
dalamArtikel X:3(a) dan XIII GATI 1994 danAltll<el 1:3 dari /mporl L.ketlsklgAgreement(Persetujuan Usensi Import).
7 Sebuah tindakan dikatakan diskliminatif secara deJure apabila jelas-jetas telah melanggar unsur~nsur dalam undang-undang, peraturan atau kebijakan. Jika
ternyata hal tersebuttidak terpenuhi maka blsa saja dilakukan dengan mengkaji faJda.faktayang bel1<aitan dengan bndakan dislcriminatif secara de facto (fakta).
8 Appellate Body Report. EC-Asbestos, para. 91. Perlu diketahui bahwa Bahasa Perancis dan Bahasa Spanyol adalah bahasa yang sah dalam GATI 1994
9 Appellate Body Report. EC -Asbestos, para. 92.

596
FX. Joko Priyono, Prinsip Most Favoured Nations

b. pada tingkatan atau derajad yang seperti apa berikut :13


suatu produk memiliki kualitas atau karakteristik The Panel examined all arguments that had been
agar bisa dikatakan sebagai "like producr; advanced during the proceedings for the
c. dari perspektif mana "likenessn(sejenis) tersebut justification of a different tariff treatment for
diputuskan. various groups and types of unroasted coffee. It
Pada umumnya diakui bahwa konsep "like noted that these arguments mainly related to
producf' memiliki arti yang berbeda baik dalam organoleptic differences resulting from
konteks yang berbeda maupun penggunaannya. geograpichal factors, cultivation methods, the
Sebagai contoh bisa dijumpai dalam Kasus Japan - processing of bean, and the genetic factor. The
Alcoholic Beverages II. Dalam kasus ini Appellate Panel did not consider that such differences were
Body memberikan ilustrasi perbedaan-perbedaan sufficient reason to allow for a different tariff
ruang lingkup konsep produk sejenis yang ada treatment. It pointed out that it was not unusual in
diantara ketentuan-ketentuan persetujuan WTO the case of agricultural products that the taste
seperti berikut ini : and aroma of the end-product would differ
The accordian of "likenessn stretches and because of one or several of the above-
squeezes in different places as different mentioned factors.
provisions of the WTO Agreement are The Panel furthermore found relevant to its
applied. The width of the accordian in any one of examination of the matter that unroasted coffee
those places must be determined by the was mainly, if not exclusively, sold in the form of
particular provision in which the term "like" is blends, combining various types of coffee, and
encountered as well as by the context and the that coffee in its end-use, was universally
circumstances that prevail in any given case to regarded as a well-defined and single product
which that provision may apply. '0 intended for drinking.
The Panel noted that no other contracting party
lstilah "like products" dalam Artikel I ayat 1 applied its tariff regime in respect of unroasted,
menjadi isu pembahasan yang menarik dalam GAIT non-decaffeinated coforegoing, in such a way
Working Party dan Panel Report.11 Dalam kasus that different types of coffee were subject to
Spain-Unroasted Coffee, Panel seharusnya different tariff rates.
memutus apakah berbagai macam kopi yang In the light of the foregoing, the Panel concluded
tergolong unroasted (tidak digoreng/dipanggang, that unroasted, non-decaffeinated coffee bean
kursip penulis) seperti Kopi 'Colombian Mild', 'other listed in the Spanish Customs Tariff ... should be
mild', 'unwashed Arabica', 'Robusta' dan kopi considered as "like productsn within the meaning
lainnya, bisa dikatakan sebagai produk sejenis ofArticle I: 1.
dalam arti Artikel I ayat 1. Pihak Spanyol tidak
mengenakan tarif impor pada 'Colombian Mild' dan Disamping tiga kriteria untuk menentukan
'other mild', sementara yang lainnya dikenakan tarif produk sejenis sesuai dengan Artikel I ayat 1, dapat
impor 7%. Brasilia sebagai negara eksportir kopi pula dipertimbangkan rasa (taste) dan kebiasaan
'unwashed Arabica' mengajukan prates kepada konsumen. Faktor ini memang bukan faktor yang
Spanyol bahwa tindakan tersebut bertentangan menjadi pertimbangan dalam kasus Spain -
dengan Artikel I ayat 1. Dalam melakukan uji Unroasted Coffee.
terhadap kasus tersebut, Panel mempertimbangkan Masalah lain yang juga patut dipertimbangkan
12
berbagai hal : adalah tentang metoda dan proses produksi
a. karakteristik produk (process or production method'). Sebuah produk
b. tujuan akhir dan katakanlah bisa dikatakan 'sejenis' apabila proses
c. rejim tarif dari negara anggota lainnya atau cara produksinya tidak berpengaruh pada
Dalam putusannya, Panel menyatakan sebagai karakteristik dari produk tersebut. Namun cara ini

10 Appellate Body Report. Japan-Alcoholic Beverages II, 114.


11 Lihat Wor'i<lng Party Report. Asutrafian Sub$1dyonAmmon,um Sulphate, GAIT Panel Report dalam ka1tanya dengan kasus EEC-Animal Feed Proteins
12 PeterVandenBossche, 2005, The LawandPd,cyoflheWolldTradeOrganaabon, Maastncht University, cambridge Un1vers1tyPress, him 315.
13 GAIT Panel Report, Spa,n- Unrosated Coffee.

597
MMH, Ji/id 42 No. 4 Oktober 2013

dianggap tidak relevan dalam kasus EC-Asbestos. informasi yang dianggap bertentangan dengan
Akibatnya adalah produk-produk yang dianggap kepentingan keamanan, lalu lintas senjata,
tidak ramah lingkungan tidak dapat diberlakukan tindakan dalam keadaan perang atau darurat
beda dengan produk-produk yang ramah atau pemenuhan kewajiban dalam rangka PBB
lingkungan yang semata-mata didasarkan pada dalam rangka untuk memelihara perdamaian
cara dan sistem produksinya berbeda. dan keamanan internasional
Kasus lain misalnya kebijakan Pemerintah c. Artikel XXIV (Free-TradeArea, Customs Union):
Australia yang memberikan perlakuan beda cakupan teritorial, perdagangan perbatasan, uni
terhadap produk ammonium Sulphate dan sodium pabean dan kawasan perdagangan bebas.
nitrate fertilisers (pupuk). Working Party (Badan d. Artikel XXV Ayat 5 : Artikel ini dijadikan dasar
Pekerja) pada tahun 1950 menguji klaim Chile perlakuan GSP (Generalized System of
tersebut dan menemukan bahwa dalam skedul tarif Preferences).14 Artikel ini memungkinkan para
Australia memang produk tersebut termasuk daftar pihak yang terlibat dalam perjanjian melalui
tarif yang terpisah. Selanjutnya, ditemukan pula di tindakan bersama Uoint action) untuk
skedul tarif pada banyak negara anggota bahwa mengesahkan ketidaktundukan (non-
produk ammonium Sulphate dan sodium nitrate compliance) pada sebuah kewajiban yang
fertilisers masuk dalam daftar yang terpisah diberikan GATI. Artinya adalah mengesahkan
sehingga kemudian disimpulkan bahwa produk pelanggaran atas kewajiban yang ditetapkan
ammonium Sulphate dan sodium nitrate fertilisers dalamGATI.
bukanlah produk sejenis. Dari pengecualian prinsip MFN tersebut di atas,
Perlu diketahui bahwa Artikel I ayat 1 berlaku yang paling krusial dan sering digunakan oleh
tidak hanya pada produk-produk yang sudah diikat negara maju untuk menghambat perdagangan
tarifnya tetapi juga terhadap produk yang belum adalah penggunaan Pasal XX GATI khususnya
diikat tarif. ayat (b) dan (g). Dalam kaitannya dengan
perlindungan kesehatan manusia, hewan dan
3. Pengecualian Pemberlakuan MFN tanaman serta kehidupan maka setiap negara
Beberapa ketentuan GATI 1994 dan beberapa diperbolehkan secara sepihak untuk tidak
keputusan para anggota telah menetapkan menjalankan kewajiban MFN (Pasal XX b). Untuk
pengecualian penerapan prinsip MFN, yaitu: perlindungan sumberdaya alam yang bersifat
a. Artikel XX (General Exceptions) : artikel ini terbatas, maka Pasal XX (g) menjadi landasan
menyangkut pembatasan-pembatasan dalam hukum untuk menghambatan produk yang
kaitan dengan hal-hal sebagai berikut: dihasilkan dari merusak atau mengeksploitasi
1) Melindungi moral publik sumberdaya alam.
2) Melindungi kesehatan atau kehidupan Struktur Pasal XX sering disebut dengan
manusia, hewan dan tanaman "Chapeau· yang berisi ketentuan sebagai berikut:
3) Perdagangan emas dan perak "Subject to the requirement that such measures
4) Perlindungan paten, merek, hak cipta dan are not applied in a manner which would
pencegahan praktek-praktek yang constitute a means of arbitrary or unjustifiable
menyesatkan discrimination between countries where the
5) Produk buruh tahanan same conditionsprevail, or a disguised restriction
6) Perlindungan kekayaan nasional dengan nilai on international trade, nothing in this Agreement
seni, sejarah atau nilai arkeologi shall be construed to prevent the adoption or
7) Konservasi sumberdaya alam yang dapat enforcement by any member of measures:
ha bis ( exhaustible natural resources) (a) Necessary to protect public morals;
b. Artikel XXI (Security Grounds) : kepentingan (b) Necessary to protect human, animal or plant
alasan keamanan seperti pengungkapan life or health;

14 GSP edalah slstem praferensl yang d1benkan oleh negara-negara tna/0 terhadap produk-produk lef'lentu yang berasal dan negara-negara berkembang yang
memenuhi syarat.syarat dalam bentuk pembenan konses1 perorunan atau pembebasan tanf bea masuk untuk membantu pembangunan negara-negara
berkembang melalul antara la,n penlngkatan pendapatan dev,sa dan mempercepat indllstriallsasl

598
FX. Joko Priyono, Prinsip Most Favoured Nations

(d) Necessary to secure compliance with laws or kerjasam intemasional yang mencerminkan adanya
regulations which are not incosnsistent with kepentingan bersama di negara kawasan di mana
the provisions of this agreement, including dolpin melakukan pergerakan tidak hanya di wilayah
those relating to customs enforcement, the lautan lepas (high seas) AS tetapi juga di Meksiko
enforcement of monopolies operated under dan Kanada. Upaya melalui kerjasama inilah yang
paragraph 4 of Article II and Article XVII, the sebenamya merupakan prasyarat untuk melakukan
protection of patents, trade marks and tindakan perdagangan untuk melindungi
copyrights and the prevention of deceptive lingkungan. Meskipun putusan panel ini ditentang
practices; oleh para pecinta lingkungan dengan menyatakan
(g) relating to the conservation of exhaustible bahwa keputusan panel tersebut telah mengabaikan
natural resources if such measures are made upaya 20 tahun yang ditempuh AS untuk
effective in conjunction with restrictions on menegosiasikan suatu persetujuan melalui "Inter-
domestic production or consumption; ... American Tropical Tuna Commission" untuk
melindungi dolpin di kawasan pasifik timur. Adanya
Pengecualian umum ini telah diberikan kepentingan bersama di negara-negara kawasan
penafsiran dalam keputusan-keputusan panel inilah yang dapat dimasukan dalam kategori Pasal
GAIT/WTO, termasuk dalam kasus yang terkenal xx (b).15
yaitu Tuna/Dolpihin I dan Tuna/Dolphin II dan juga Meskipun kasus ini dimenangkan Meksiko,
laporan dari badang banding WTO (Appelate Body) namun putusannya tidak memerintah Dewan GAIT
dalam kasus Reformulated Gasoline dan (GAIT Council) untuk mengadopsi laporan panel
Shrimp!Turtle. agar putusan panel menjadi mengikat secara
Dalam kasus Tuna/Dolpin I panel GAIT hukum. MMPA nyatanya masih berlaku dan
memenangkan gugatan Meksiko terhadap kemudian digugat lagi pada tahun 1994 oleh Uni
penggunaan US Marine Mammal Protection Act Eropa dalam kasus Tuna/Dolphin II.
(MMPA) dengan memberikan sanksi perdagangan Berbeda dengan penggunaan Pasal XX (b),
dalam rangka melindungi dolpin yang terancam oleh Pasal XX (g) digunakan dalam rangka perlindungan
praktek-praktek penangkapan ikan tuna. Meksiko untuk tindakan-tindakan yang "berkaitan dengan"
beralasan bahwa penggunaan Pasal XX (b) tidak ("relate to") perlindungan sumberdaya alam yang
bisa digunakan oleh AS untuk melakukan tindakan bersifat terbatas ("exhaustible natural resources").
pembatasan perdagangan dalam rangka lstilsh sumberdaya alam yang terbatas tersebut
melindungi lingkungan hidup di luar yurisdiksi AS. termasuk dolphin, salmon dan udara bersih. lsu
Panel GAIT menyatakan bahwa seandainya utama dalam menerapkan Pasal XX (g) ini adalah
penggunaan Pasal XX (b) diperbolehkan diterapkan kapan sebuah tindakan berkaitan dengan
di luar yurisdiksi AS, tindakan yang termasuk per1indungan sumber daya a lam yang terbatas.
bukanlah kategori "necessary" (perlu) dalam artian Perlu diketahui bahwa hubungan antara
Pasal XX (b). Untuk dinyatakan "necessary" (perlu), tindakan perdagangan dan tujuan lingkungan
negara yang mengajukan harus menunjukkan berbeda antara Pasal XX (g) dan Pasal XX (b).
bahwa tidak adanya tindakan lain yang sesuai Dalam Pasal XX (b) tindakan perdagangan harus
dengan GAIT. "necessary" untuk mencapai tujuan, sedangkan
Panel memutuskan bahwa tindakan AS, penggunaan Pasal XX (g) memasukkan
seandainya penggunaan Pasal XX (b) ditafsirkan persyaratan kurang keras yaitu hanya yang
secara luas yang diberlakukan secara berkaitan ("relate to") dengan tujuan. Selain
ekstrateritorial maka tidak akan memenuhi perbedaan tersebut, panel GAIT secara konsisten
persyaratan "necessary" seperti yang diatur dalam telah menerapkan analisis yang sama.
pasal tersebut. AS belum menunjukkan beberapa
alasan yang sesuai dengan GAIT untuk melindungi
dolpin khususnya melalui negosiasi perjanjian

1 S Davfd Hunter, James Salzman, Durwood Zaelke, 1998, /ntemationa/ Environrr.enta/ Law and Policy, New Yont, Foundation Press, him 1190.

599
MMH, Ji/id 42 No. 4 Oktober 2013

C. Simpulan DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan pembahasan sebelumnya,
penulis dapat menarik beberapa simpulan sebagai Appelate Body Report, EC-Bananas Ill.
berikut: Appellate Body Report, EC-Asbestos.
1. Prinsip MFN atau non diskriminasi merupakan Appellate Body Report, Japan - Alcoholic
jantungnya perjanjian perdagangan multilateral Beverages II.
dalam GATI, GATS dan TRIPs. Prinsip MFN Davey.William J., 2012, Non Discrimination in the
sebagaimana diatur dalam Pasal I ayat 1 adalah World Trade Organization : The Rules and
tanpa syarat (unconditional MFN) dan konsep Exceptions, Hague Academy of
yang sangat penting berkaitan dengan prinsip International Law
MFN ini adalah konsep "produk selenis' (like Den Bossche, Peter Van, 2005, The Law and Policy
product). Manfaat yang diperoleh sebagai of the World Trade Organization, Maastricht
implikasi dari penerapan prinsip MFN harus bisa University: Cambridge University Press.
dirasakan juga oleh semua negara. Prinip MFN GATI Panel Report, Spain - Unrosated Coffee.
berlaku tidak hanya pada produk-produk yang Hunter David, Salzman James, Zaelke Durwood,
sudah diikat tarifnya tetapi juga terhadap produk 1998, International Environmental Law and
yang belum diikat tarif. Policy, New York: Foundation Press.
2. Ada pengecualian pemberlakuan prinsip MFN Jackson, J., W.Davey dan A.Sykes, 2008, Legal
bagi negara anggota WTO untuk tidak Problems of Economic Relations, 5th
menjalankan kewajiban tersebut yaitu Pasal XX ed.St.Paul, Thomson/West
GATI (General Exception), XXI (Security Pauwelyn, Guzman, 2009, International Trade Law,
Grounds), XXIV (Free-Trade Area, Customs New York, Aspen Publishers Kluwer Law
Union), XXV Ayat 5 (perlakuan khusus bagi International.
negara berkembang melalui fasilitas GSP Working Party Report, Australian Subsidy on
(Generalized System of Preferences). Fasilitas Ammonium Sulphate.
GSP ini telah selesai masa pemberlakuannya.
Dalam praktek, klausula yang sering digunakan
oleh negara anggota WTO sebagai alasan
melakukan tindakan proteksionis adalah Pasal
XX (b) tentang perlindungan kehidupan atau
kesehatan manusia, hewan dan tanaman dan (g)
berkaitan dengan perlindungan sumberdaya
alam yang terbatas. Penggunaan pasal ini
banyak diuji baik pada level panel maupun badan
banding (Appelate Body).

600

Anda mungkin juga menyukai