ABSTRAK
Dilihat dari kegiatan pembelajaran, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti kata bahwa
kegiatan tersebut terlibat dua komponen yaitu pendidik (guru) sebagai komunikator dan siswa
sebagai komunikan.
Tujuan pembelajaran IPS, akan tercapai jika proses komunikasi antara guru dan siswa terjadi
komunikasi dua arah, dimana siswa bersikap tanggap dan responsif terhadap pembelajaran.
Komunikasi adalah kunci dari kegiatan pembelajaran IPS. Komunikasi efektif dalam
pembelajaran IPS merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan
teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami
maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih
baik. Pendidik adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya
komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru sebagai pendidik dituntut
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran IPS, merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana kegiatan pembelajaran dirancang dan dilaksanakan secara professional.
dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang
output-nya berupa sumber daya manusia.
PEMBAHASAN
Pengertian komunikasi.
Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika
diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang
hampir sama. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003)
secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang
artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti
satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris
disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan,
gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya
usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna
pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di
atas dapat diambil pemahaman bahwa :
Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan
atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima
pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam
keberhasilan komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai
objek yang pasif.
Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan
penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding
oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.
Proses komunikasi berlangsung pada suatu komunitas baik umum maupun khusus,
termasuk pada kegiatan pembelajaran dalam kelas. Komunikasi dalam kegiatan
pembelajaran terjadi antara guru dengan siswa dengan mengkomunikasikan pesan berupa
ide atau gagasan atau materi pelajaran. Proses komunikasi tersebut diharapkan dapat
berimplikasi pada kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuaan yang
dikomunikasikan guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran IPS adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memiliki kemampuan
untuk menghayati dan mengakui nilai-nilai pancasila, mengakui dan menghormati harkat
manusia, menghayati dan mengakui nilai / ajaran agamanya, memupuk sikap toleran, arif,
peduli, saling menghargai, menghormati perbedaan dan mengembangkan kebersamaan,
bersikap positif kepada bangsa dan negaraa serta kemauan untuk membelanya,
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pendidikan yang didasarkan konsep sosial, ge.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah
untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam, keterampilan mempraktekkannya,
dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara
ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah
keberagamaan, yaitu menjadi seorang Muslim dengan intensitas keberagamaan yang
penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan yang kuat..
Komunikasi efektif dalam pembelajaran IPS merupakan proses transformasi pesan berupa
ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik
mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik.
Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua belah pihak terdapat
hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila
pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani dalam bukunya membagi
keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu :
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses
pembelajaran,yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau
masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini
dapat ditumbuhkan oleh guru dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan
dan mendengarkan dengan aktif. Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, pendidik harus
bersikap: 1) memberi dorongan positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3)
fleksibel.
Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pengajar perlu
mengingat hal-hal berikut :
2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.
3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan
pembicara.
6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
2) Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati siswa dengan perilaku tersebut.
3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.
4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.
5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa.
Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat menentukan
efektivitas dan mutu pendidikan..
Pembelajaran PAI sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung
peningkatan mutu pendidikan Agama Islam, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi
komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta
didik atas pesan atau materi belajar.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran PAI merupakan proses transformasi pesan berupa
ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik
mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah
laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap
berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai
pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif.
Daftar Pustaka
Arismunandar, Wiranto. (2003). Komunikasi dalam Pendidikan. Departemen Teknik Mesin ITB.
Bandung.
Gafur, Abdul. (2006). Handout Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan. PPs UNY. Yogyakarta
Lestari G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi
Negara. Jakarta.
Sardiman AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta.
PENGGUNAAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN” by : Sohrah
bau
Dari beberapa pendapat menurut para ahli di atas mengenai definisi komunikasi, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa “Pengertian Komunikasi” merupakan proses interaksi antara
idividu yang satu dengan individu yang lainnya dalam rangka menyampaikan pesan baik
secara langsung maupun tidak langsung dialam kehidupan sehari-hari.
1. Tujuan Komunikasi
Menurut Hewitt (1981), tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik adalah sebagai
berikut:
1. Unsur-Unsur Komunikasi
2. Pesan (message)
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya
kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan
penerima
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa
pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima
1. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan
mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
komunikan.
2. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran
informasi yang disampaikan.
3. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan
informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana
komunikasi itu terjadi.
4. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika
yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
5. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan
tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan
budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal
maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Suatu sistem instruksional diartikan sebagai kombinasi komponen sistem instruksional dan
pola pengelolaan tertentu yang disusun sebelumnya di saat mendesain atau mengadakan
pemilihan, dan di saat menggunakan, untuk mewujudkan terjadinya proses belajar yang
berarah tujuan dan terkontrol, dan yang :
1. didesain untuk mencapai kompetensi tertentu atau tingkah laku akhir dari suatu
pembelajaran
2. meliputi metodologi instruksional, format, dan urutan sesuai desain
3. mengelola kondisi tingkah laku
4. meliputi keseluruhan prosedur pengelolaan
5. dapat diulangi dan diproduksi lagi
6. telah dikembangkan mengikuti prosedur; dan g) telah divalidasi secara empirik
(Yusufhadi M, dkk.:1986)
Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan
peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif.
Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang
terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk
menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang
sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.
Seorang guru memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan para
siswa dalam suatu ruangan atau di luar ruangan dalam konteks pembelajaran, seperti yang
biasanya dilakukan di sekolah
Guru dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatap muka
secara langsung dengan siswa, dan siswa pun dapat memperoleh informasi secara luas
melalui media tersebut.
Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi dimana terjadi proses
penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (guru, instruktur, media pembelajaran dll)
kepada penerima (peserta didik, murid) dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik
pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik) oelh peserta didik/murid.
Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan belajar dan pembelajaran, seungguhnya
ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan
menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya,
agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang
disampaikan dapat diterima oleh murid dengan baik.
Dalam proses pembelajaran ada yang disebut kegiatan encoding dan decoding. Encoding
merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan lambang-lambang yang akan
digunakan dalam kegiatan komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran). Sedangkan Decoding adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan
oleh penerima pesan (audience, murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan
yang disampaikan melalui lambang-lambang oleh komunikator.
Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing” yang diinginkan maka dilakukan
penyampaian dengan lebih konkret dan jelas, selain dengan memilih lambang verbal yang
berada dalam medan pengalaman murid. Misalnya menggunkaan alat peraga dan media
pembelajaran seperti chart, diagram, grafik, gambar diam dll.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara dalam proses belajar mengajar:
1. Sebagai alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan keapda
murid-murid
2. Pemanfaatan media pembelajaran sebagai saluran komunikasi berfungsi sebagai
sarana untuk menyampaikan pesan pembelajaran terutama oleh media belajar mandiri
seperti modul, Computer Based Instruction (CAI).