Anda di halaman 1dari 28

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motor Listrik


2.1.1. Pengertian Motor Listrik

Menurut Ruyiam (2011), motor listrik adalah alat untuk mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik dipakai sebagai motor penggerak

dimana tenaga gerak / tenaga mekanik yang dihasilkan berasal dari energi listrik.

Tenaga mekanik dimaksud adalah berupa putaran poros motor listrik pada saat

arus listrik dialirkan kedalam kumparan motor listrik tersebut

Motor listrik juga disebut motor yang mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik yang disebut dengan generator yang didirikan oleh pabrik-pabrik

elektrik motor yang ternama, dengan adanya motor listrik bertujuan untuk

menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi pencemaran (Wijaya, 2001)

Motor listrik juga disebut motor yang merubah tenaga primer yang tidak

diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga

mekanis magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan

pasangan gaya menghasilkan tenaga putar (Indra Gunawan, 2010).

2.1.2. Spesifikasi Motor Listrik

Pada motor listrik yang harus diketahui spesifikasi motor meliputi,

spesifikasi motor listrik, jenis arus listrik( AC atau DC, Fasa 1 fasa atau 3 fasa,

tegangan kerja / voltage kerja 110 volt / 220 volt = 1 pahse, 380 volt = 3 phase,

ampere daya / HP atau Watt / Kilo Watt, putaran kerja permenit (RPM). Pada

umumnya spesifikasi motor listrik terdapat pada nameplete badan motor yang

meliputi:

1. Model

2. Power

3. Voltage
2

4. Frequency (Hz)

5. Arus Listrik

6. Frame

7. Ampere (A)

8. RPM

9. Berat

Spesifikasi dari motor listrik berfungsi sebagai acuan mengetahui

spesifikasi atau daya motor listrik yang pada umumnya menempel pada badan

motor agar memudahkan identifikasi mesin untuk melihat daya dan kekuatan

momen putar pada motor listrik (Ruyiam, 2011).

2.1.3. Bagian Komponen Motor Listrik

Motor listrik juga merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik/gerak ini

digunakan untuk, memutar impeller pompa, fan atau blower, salah satunya

adalah sebagai pengerak kincir air untuk mengerakan daun kinciar yang

membawa air melaju dan keatas untuk mengikat oksigen (Kusnaedi dan

Suharsono, 2002), adapun beberapa komponen motor listrik pengerak kincir air

yang bekerja antara lain.

Gambar 1. Bagian Motor Listrik Yang Bekerja


Sumber Data: Aris Munandar (2010)
3

1. Rotor motor listrik

Rotor adalah bagian motor listrik yang berputar, pada motor listrik 3 fasa

mengunakan rotor sangkar yang mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan

rotor terdiri atas batang - batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur

rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujung-

ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat,

sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini

disebut motor Induksi rotor sangkar.

Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka

tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor

pada saat awal berputar. Alur - alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar

dengan sumbu poros tetapi sedikit miring (Daryanto, 2012).

2. Stator

Stator adalah bagian motor listrik yang diam atau tidak berputar. Pada

dasarnya belitan stator motor listrik induksi tiga fasa sama dengan belitan motor

sinkron. Konstruksi statornya belapis-lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan

kumparan.stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan

dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan

sumber tegangan.

Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub

jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah

kutubnya maka putaranyang terjadi semakin rendah, akan tetapi momen kopel

tanaga pada motor semakin kuat (Daryanto, 2012).

3. Bearing

Bearing digunakan sebagai bantalan antara permukaan poros dengan

motor housing. Tujuan digunakanya bearing ialah agar putaran yang nantinya

dihasilkan oleh motor listrik akan berlangsung secara mulus. Bearing pada motor
4

listrik terbuat dari bahan yang memiliki gaya gesek yang kecil, sehingga tidak

akan menghambat putaran motor.

Pada bagian stator yang diam dengan adanya lilitan kawat yang jika

teraliri oleh arus listrik akan menghasilkan medan magnit yang akan memutar

rotor, pada putaran rotor inilah yang akan dimanfaatkan untuk tenaga putar oleh

motor listrik ( Aris Munandar, 2010).

2.1.4. Kegunaan Motor Listrik

Dalam sebuah industri rata - rata konsumsi listrik untuk motor listrik

adalah sekitar 65 - 70 % dari total biaya listrik, jadi memakai elektrik motor yang

efisien akan mengurangi biaya overhead produksi, sehingga menaikkan daya

saing produk, apalagi dengan kenaikan tarif listrik setiap tahun, maka pemakaian

motor listrik sudah menjadi keharusan (Onny, 2018).

Motor listrik disebut kuda kerja industri, sebab diperkirakan bahwa

motor-motor menggunakan sekitar 70 % beban listrik total di industri. Mekanisme

kerja untuk seluruh jenis motor listrik. Salasatunya adalah pemakian motor listrik

pada kegiatan budidaya udang vannamei, seperti halnya kincir air, pompa air,

generator pembangkit listrik, arus listrik dalam medan magnet akan memberikan

gaya jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran /

loop.

2.1.5. Panel Kelistrikan Motor Listrik

Pada listrik arus bolak balik (AC) yang dihasilkan dari generator

pembangkit, jika dilihat dari perbedaaan sudut fasanya terbagi menjadi 2 tipe

yaitu 1 phasa dan 3 phasa. Karena terdapat perbedaan sudut pada masing-

masing phasa maka pada sistem listrik 3 phasa terdapat 2 model koneksi yaitu :

1. Koneksi bintang (star connection Y )

Motor listrik 3 fasa apabila akan dihubungkan dengan sumber arus /

jaringan listrik, sebelumnya perlu diperhatikan yaitu tegangan kerja yang tertulis
5

pada motor listrik 220 / 380 volt yang harus disambungan secara star, maka

sambungan listrik yang digunakan dengan star (Y), koneksi bintang dengan

ujung ke tiga lilitan harus dihubungan dengan satu titik dengan bantuan jemper

khusus Jika masing-masing arus yang mengalir pada listrik 3 phasa bernilai

sama maka disebut arus yang seimbang sehingga titik netral bernilai 0, jika

masing-masing arus yang mengalir berbeda nilainya maka disebut arus tidak

seimbang. Arus yang tidak seimbang itu akan mengalir ke netral dan diteruskan

ke tanah atau ground (Admin, 2016).

Lebih jelasnya Koneksi bintang (star connection Y), bisa dilihat pada. Gambar 2

Gambar 2. Koneksi Panel Sambungan Star


Sumber Data: Daryanto (2012)

Pemasanga terminal pada koneksi star tersusun U1, V1, W1, dan W2,

V2, U2, susunan tersebut sudah menjadi standard pemasanga untuk

memudahkan pengoneksian (admin, 2016).

2. Koneksi delta (delta connection ∆)

Model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 3 kabel tanpa

sambungan netral, dimana ketiganya dihubungkan satu sama lain membentuk

segitiga. Salah satunya adalah diterapkan ke berbagai hal seperti; transmisi


6

listrik, distribusi listrik, dan kontrol motor listrik 3 phasa rangkaian dan koneksi

delta. Motor listrik 3 fasa dihubungkan dengan sumber arus / jaringan listrik

sebagian dari beban 3 fasa hubungan delta adalah hubungan star pada masala

pemakian beban, dan jenis sambungan delta sangat cocok untuk motor – motor

konvayer. Pada koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir

ke beban langsung di teruskan ke tanah ground.

Koneksi sambungan delta lebih jelanya bisa dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Koneksi Panel Sambungan Delta


Sumber Data: Daryanto (2012)

Pada motor induksi tiga fasa mempunyai terminal listrik sebanyak 6 titik

atau 3 pasang titik, dimana tiga titik dipakai untuk terminal ujung kabel masuk

(UVW), dan tiga titik lainnya untuk terminal kabel keluar (XYZ). Dengan menukar

kedudukan salah satu kabel masuk tersebut akan merubah arah putaran poros

motor (Admin, 2010.)

Untuk panel motor listrik 1 fasa volt yang digunakan 110 / 220 yang

digunakan hanya netral dan 1 fasa yang terhubungdengan belitan stator terdiri

atas belitan utama dengan notasi terminal U1 - U2, dan belitan bantu dengan

notasi terminal Z1 - Z2. Jala - jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat

netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar


7

perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90°.

Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja

CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan

terminal U2. Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambung

kan ke terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U2 (Indra

Gunawan, 2010). Untuk lebih jelasnya Panel kelistrikan motor listrik 1 fasa bisa

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Panel kelistrikan Motor Listrik 1 Fasa


Sumber Data: Irawan (2014)

Dari bentuk dan sifatnya motor listrik 1 fasa sama dengan split phase

motor, hanya ditambahkan kapasitor untuk start (Start capasitor) yang

dihubungkan secara deret / seri dengan kumparan bantu / start dan dengan

centrifugal switch/starting relay, capasitor hanya dipakai pada waktu permulaan

start, agar starting kopelnya bertambah (Irawan, 2014).

Setelah kecepatan putar poros mencapai 75 % dari putaran maximum,

hubungan arus listrik kekapasitor dan kekumparan bantu / start diputus oleh

centrifugal switct. Sehingga setelah putaran motor normal kapasitor start dan

kumparan start tidak dipergunakan lagi, dan poros motor akan terus berputar

sebagai motor induksi. Dengan adanya kapasitor start ini starting kopelnya dapat
8

dinaikan sampai 40 %. Dan daya motor pada jenis ini berkisar antara 1/6 – ¾ DK,

pada mumnya kapasitas dari kapasitor ini antara 6 mF – 150 mF. Pada waktu

start, kedua kapasitor mendapat aliran listrik dan memberikan tenaga untuk

memutar poros motor, setelah 75 % putaran poros mendekati maksimum,

centrifugal switch memutuskan listrik antara kapasitor start dan kumparan

start/bantu (Indra Gunawan, 2010).

Jenis motor listrik DC ini diklasifikasikan menjadi tiga yakni motor DC

shunt, seri, dan campuran.

1. Motor DC Shunt adalah motor listrik DC yang medan gulungannya

disambung dengan gulungan motor listrik secara paralel, sehingga arus total

dalam jalur merupakan penjumlahan antara arus medan dengan arus dinamo.

2. Motor DC Seri adalah motor listrik DC yang medan gulungannya

disambung dengan gulungan motor listrik secara seri, sehingga arus medan

listrik sama dengan arus dinamo.

3. Motor DC Campuran adalah motor listrik DC yang medan gulungannya

disambung dengan gulungan motor listrik secara seri dan paralel, sehingga

memiliki torque penyalaan awal yang bagus dengan kecepatan yang stabil

(Alfianto, 2004).

2.2. Kincir Air

2.2.1. Cara kerja Kincir Air

Menurut Aris Munandar (2010), motor listrik adalah alat untuk mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik / gerak. Perubahan ini dilakukan dengan

mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnit.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub-kutub dari magnet yang senama akan
9

tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Lebih jelasnya cara

kerja motor listrik bisa dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Cara kerja motor listrik


Sumber Data: Admin (2017)

Ketika lilitan kawat diberikan arus listrik maka kawat penghantar akan

berubah menjadi medan magnet. Dalam peristiwa ini dikatakan bahwa kawat

penghantar mengalami gaya alektromagnet atau dalam fisika disebut gaya

“LORENTZ.”. Besarnya gaya elektromagnet (Gaya lorentz) yang timbul pada

kawat penghantar berarus yg berada dalam medan magnet (Royer, 2009).

1. Sebanding dengan arus yg mengalir pada kawat

2. Sebanding dengan panjang kawat yang dilingkupi medan magnet

3. Sebanding dengan besarnya induksi magnet /kuat medan magnet

4. Sebanding dengan sudut sinus antara arus kuat arus dan arah induksi

magnet

Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah

magnet pada sebuah poros yang dapat berputar menjadi energi mekanik/gerak

ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, salah

satunya adalah sebagai pengerak kincir air untuk mengerakan daun kinciar yang
10

membawa air melaju dan keatas untuk mengikat oksigen terlarut kedalam air

(Maulina, 2016).

2.2.2. Macam - Macam Kincir Air

Menurut Maulina (2016), kincir air adalah alat yang digunakan pada

kolam atau tambak yang berfungsi untuk melakukan aerasi atau membantu

melarutkan oksigen yang ada di udara ke dalam air. Aerasi, selain dapat

digunakan untuk melarutkan oksigen ke dalam air serta melepas kandungan gas-

gas yang terlarut dalam air juga punya fungsi untuk menghilangkan oksidasi besi

dan mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi.

Berikut adalah beberapa jenis aerator yang sesuai kebutuhan kolam atau tambak

1. Kincir air paddle wheel,

Kincir yang digerakan oleh motor listrik memiliki bilah dayung pada

rodanya di satu badan pelampung, terdapat masing-masing satu impeller pada

kedua sisinya. Bahkan jumlah impeller bisa ditambah lebih banyak sesuai

dengan kekuatan gerak motor listrik, kincir air ini merupakan kincir yang biasanya

juga digunakan di tambak atau ikan maupun kolam untuk menghasilkan arus dan

gelombang udara yang stabil di dalam air (Kusnaedi dan Suharsono, 2002).

Lebih jelasnya kincir air paddle wheel bisa dilihat pada Gambar 6.
11

Gambar 6. Kincir Air Peddle Wheel


Sumber Data: Bima Apriandi (2017)

Selain itu kincir air tambak ini digunakan untuk menambah kadar DO.

dengan kincir air tambak, menstabilkan proses biologi sekitar, mengurangi

pertumbuhan algae, dan dapat membantu penyebaran obat apabila sedang ada

perawatan kimia.

2. Turbo Jet Aerator

Turbo jet aerator menimbulkan udara langsung pada kedalaman air

dalam bentuk gelombang mikro, dengan minimum 22.500 - 87.000 liter udara per

jam. Tingkat aerasi seperti ini lebih tinggi hingga 7 - 8 kali dari kincir aerator

traditional. Daya aduk dari Turbo Jet aerator membawa udara kedalam air dan

tercampur dalam kecepatan tinggi sehingga membuat air penuh dengan oksigen.

Selain itu, Turbo Jet menghasilkan hingga 21 % udara adalah oksigen, proses ini

akan membersihkan dan memurnikan kolam tambak dalam beberapa minggu.

arus yang ditimbulkan pun sampai kedalaman dan jarak hingga 35 meter

(Maulina, 2016). Untuk lebih jelasnya Turbo Jet Aerator bisa dilihat pada Gambar

7.

Gambar 7. Turbo Jet Airator


Sumber Data: Mualina (2016)
12

Pemakian torbo jet aerator ini bisa meratakan dan menyebarkan oksigen

ke seluruh kolam tambak. Kualitas bahan yang dipakai pun sangat tinggi yang

memberikan efek tahan terhadap korosif atau karat dari air asin atau polutan.

3. Airator Bubblers

Desain aerator yang memiliki banyak pori - pori kecil yang berfungsi untuk

melepaskan gelembung di dasar tambak. Oksigen ditransfer sebagai gelembung

yang kemudian naik ke permukaan kolam. Diffusers untuk aerasi skala besar

biasanya berbentuk cakram atau tabung yang terbuat dari kaca silika yang diikat,

keramik, plastik berpori, atau membran berlubang fleksibel, Airator Bubblers

dapat digunakan untuk aerasi pada pengolahan air limbah dengan cekungan 15 -

30 kaki untuk mengoptimalkan perpindahan oksigen.

Kincir air ini memiliki generator listrik yang berfungsi untuk

mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dan menambah kecepatan

putaran dari kincir ke generator. Prinsip sederhananya, aerator kincir air dengan

diameter yang lebih besar akan mentransfer oksigen lebih banyak dibandingkan

yang berukuran kecil. Untuk lebih jelasnya Airator Bubblers bisa dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Airator Bubblers


13

Sumber Data: Maulina (2016)

Ada juga diffusers yang menggunakan oksigen murni pada fase gas

dapat memiliki kecepatan transfer oksigen tinggi, tetapi biaya operasi terlalu

tinggi untuk aerasi kolam besar (Maulina, 2016).

2.2.3. Sistim Kerja Kincir Air

Menurut Kusnaedi dan Suharsono (2002), sistim kerja kincir air

menggunakan permukaan air untuk mempercepat laju difusi udara khususnya

oksigen ke dalam badan air pada aerasi permukaan terjadi perusakan lapisan

film yang dapat mempercepat difusi oksigen. Air yang terangkat ke atas akibat

putaran bilah dayung kincir akan mendapat tambahan oksigen melalui difusi

okigen pada saat berada di udara pada saat air jatuh di permukaan, air

menyebabkan lapisan film pada permukaan air menjadi rusak sehingga terjadi

pula transfer oksigen dari udara lewat pecahan permukaan air kolam atau

tambak. Pada sistim kerja kincir air mumbutuhkan beberapa komponen yang

bekerja pada kincir antara lain.

1. Motor Listrik

Berfungsi sebagai motor pengerak yang merubah energi listrik menjadi energi

mekanik /putaran

2. Gear box

Berfungsi sebagai mereduksi kecepatan tinggi putaran dari motor listrik

kepada putaran rendah kincir air .

3. Turbin kincir

Berfungsi sebagai merubah aliran air mrnjadi energi mekanik. air yang jatuh

akan mendorong baling-baling sehinga menyebebkan turbin berputar


14

4. Pelempung

Berfungsi sebagai pengapung tidak terjadinya tengelam pada motor listrik dan

kincir air.

2.2.4. Kincir Air Untuk Budidaya

Menurut Kurnia Amir (2008), kincir air aerator bagi tambak dan

kegunaannya tambak sebagai suatu ekosistem perairan buatan dan bersifat

tertutup sangat membutuhkan perlakuan teknis budidaya yang dapat

menstimulasi proses-proses fisika, kimia dan biologi menuju keseimbangan

ekosistem perairan tersebut.

Keseimbangan ekosistem perairan tambak diharapkan dapat

menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi udang seperti dalam

ekosistem alaminya. Fungsi kincir air itu sendiri dalam perairan buatan juga untuk

menciptakan aerasi. Aerasi adalah proses meningkatkan kandungan oksigen

pada suatu lingkungan air , dengan tujuan untuk membuat organisme hidup di

dalamya untuk tumbuh lebih sehat dan cepat besar.

Nutrisi atau pakan yang anda tambahkan pada kolam menyebabkan

kebutuhan oksigen dalam air meningkat, terutama pada cuaca panas yang

dimana kadar DO (Oksigen terlarut) semakin rendah, dan dapat menyebabkan

kondisi yang dapat Membunuh Ikan/Udang dan pertumbuhan algae semakin

meningkat. Itulah sebabnya diperlukan kincir air yang berguna untuk (Khaoirul

dan (Khairuman, 2003).

1. Menciptakan perairan air buatan tercipta lebih alami dan untuk membuat

kadar DO pada perairan itu teratur hingga menstabilkan proses biologi sekitar.

2. Membantu penyebaran obat apabila ada perawatan kimia.

3. Membantu dalam proses pencampuran karakteristik antara perairan tambak

lapisan atas, dan bawah.

4. Membantu dalam proses pemupukan air.


15

5. Membantu dalam mengarahkan kotoran dasar tambak ke arah sentral

pembuangan, sehingga memudahkan dalam proses pembersihan dasar

tambak.

Lebih jelasnya pemasangan kincir air bisa dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pemasangan Kuncir Air


Sumber Data: Apriandi (2017)

Kincir air salah satu sarana yang memiliki peran yang sangat penting

dalam menciptakan kondisi perairan tambak terutama pada budidaya skala

intensif seperti tersebut di atas adalah kinci air. Pemahaman dasar terkait dengan

peran dan fungsi kincir air dalam operasional tambak sangat diperlukan, agar

kincir air tersebut dapat berperan secara optimal (Apriandi, 2017).

2.4. Perawatan Kincir Air

2.4.1. Perawatan Motor Listrik

Menurut Aldrin (2013), perawatan Mesin adalah konsepsi semua dari

aktifitas yang diperluikan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas

mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awalnya. peralatan atau

mesin agar dapat berfungsi dengan baik.

Sedangkan yang dimaksud dengan perbaikan adalah pemulihan suatu

kondisi peralatan atau permesinan yang telah mengalami kerusakan atau


16

penurunan performa sehingga tetap atau mendekati keadaan semula, Adapun

bagian yang harus dirawat pada mesin bensin agar tetap tahan lama dalam

pengunaanya yang meliputi.

1. Current check

Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat me monitor keadaan

motor dengan melakukan pengecekan atas arus listrik yang bekerja pada

motor.  Pastikan arus listrik yang bekerja pada motor masih dibawah arus

maksimal yang tertera pada nameplate motor. Jika arus kerja motor masih

dibawah arus max yang tertera pada nameplate atau hasil perhitungan maka

motor masih dalam keadaan baik (Aldrin,2013).

2. Insulation reistance check

Jika motor listrik dalam keadaan mati kita dapat melakukan pengecekan

bepapa tahahan isolasi yang ada pada motor, ukur tahanan isolasi tiap fasa

terhadap ground jika tahanan isolasinya melebihi dari 5 mega ohm lilitan

terhadap ground lembab dan bisa mengakibatkan schort ciruit ketika motor listrik

dijalankan.

3. Temperatur check

Pada nameplate mototr tertera insulasion class yang menerangkan

tentang ketahanan isolasi motor listrik terhadap suhu kerja motor, pengecekan

suhu ini dilakukan agar motor listrik tidak mengalami overheating saat dijalankan.

Perawan motor listrik jika terjadi kerusakan pada motor atau motor dalam keadan

mati total tidak dapat dijalankan yang pada dasarnya bahwah gerak motor

dihasilkan oleh induksi elektromagnetik yang terjadi sehingga jika tidak terjadi

putaran ada bebrapa hal yang menjadi acuan kerusakan (Aldrin, 2013).

1. Lilitan motor induksi terbakar


17

Ini merupakan kerusakan yang paling parah yang terjadi pada motor listrik

yang dapat dilakukan hanya mengulung ulang lilitan pada motor. Kurusakan ini

terjadi jika motor mengalami short circuit pada lilitan baik dikarenakan proteksi

yang gagal bekerja atau juga kurusakan isolasi lilitan yang memburuk.

2. Pergantian bearing

Pergantian bearing dilakukan karena mempunyai flem pelindung sebaik

apapun pelumasan yang kita lakukan tetap dilakukan pergantian sesuai ukuran

dan speed motor listrik maksimal 10000 ranning hour untuk 3000 rpm.

3. Belancing rotor

Belancing rotor juga perlu ketika kita menganti bearing , jika bearing yang aus

bisa juga terjadi vebrasi atau goyangan dan membuat kontruksi rotor tidak

sebelanca lagi. Ada baiknya melakukan belancing pada rotor sehingga perbaikan

yang kita lakukan lebih baik (Aldrin, 2013).

2.4.2. Perawatan Kincir Air

Menurut Raharjo (2016), kincir air semakin sering digunakan dalam

budidaya karena aerasi erat kaitannya dengan peningkatan oksigen per satuan

luas atau volume air pada kolam maupun tambak. Pemakian kincir yang begitu

terus menerus akan terjadinya penurunan dalam kinerja kincir air. Perawatan

merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan

kerusakan pada kincir air (Maulina, 2016). Berikut yang harus dirawat pada

kincir air.

1. Memastikan kincir air tambak yang digunakan bekerja maksimal, berikut tips

perawatan yang dapat Anda lakukan:

2. Setelah digunakan, usai panen, sikat pasir yang menempel pada permukaan

impeller. Bersihkan dari padatan-padatan lain yang menempel sehingga


18

permukaan motor tidak mudah berkarat atau mencegah korosi dan

pembungan panas.

3. Pastikan tegangan listrik selalu stabil dan normal bila aerator dioperasikan.

tentunya ini akan memperpanjang umur motor.

4. Ganti minyak pelumas roda gigi setelah aerator digunakan selama 300 jam

dan setiap 3.600 jam kemudian. Hal ini untuk mengurangi kerusakan akibat

gesekan dan memperpanjang umur peredam.

Dengan pelampung terbuat dari HDPE membersihkan kotoran pada

pelampung untuk tetap mengambang pada kedalaman normal dan aerasi yang

optimal.

2.4. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif

2.4.1. Deskripsi Udang Vannamei

Soetomo (2000) menjelaskan bahwa klasifikasi udang vannamei

(Penaeus monodon) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Fillum : Arthropoda

Subfillum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Subordo : Matantia

Famili : Penaeidae

Spesies : Litopenaeus vannamei (udang vannamei tambak)

2.4.2. Morfologi Udang Vannamei

Menurut Soetomo (2000), tubuh udang vannamei terdiri dari dua bagian,

yaitu bagian depan yang disebut kepala (chepalothorax) yang meliputi bagian

kepala dan dada menyatu, dan bagian belakang yang disebut badan (abdomen).
19

Seluruh tubuhnya terdiri dari ruas-ruas (segmen) yang terbungkus oleh kerangka

luar (exoskeleton) yang terbuat dari bahan semacam zat tanduk (chitin) yang

diperkeras oleh bahan kapur (kalsium karbonat), kecuali pada bagian

sambungan ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini memudahkan mereka untuk

bergerak.

Bagian kepala dada tetutup oleh cangkang kepala (karapas) yang

berbentuk memanjang ke arah depan dan runcing, yang bagian pinggirnya

bergigi-gigi yang disebut cucuk kepala (rostrum). Bentuk tubuhnya simetris

bilateral, mempunyai coelom (rongga berisi cairan) dan mengalami segmentasi

metameri. Kepala-dada terdiri dari 13 ruas, yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan

dadanya 8 ruas, sedangkan bagian perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan

mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula. Di bawah pangkal

cucuk kepala mata majemuk (mata facet) yang bertangkai sehingga mata dapat

digerak-gerakkan, mulut terdapat dibagian bawah kepala diantara rahang

-rahang (mandibula).

Bagian kepala dada terdapat anggota - anggota tubuh lainnya yang

berpasang-pasangan. Berturut - turut mulai dari muka ke belakang adalah sungut

kecil (anntenula), sirip kepala (scophocerit), sungut besar (antena), dan rahang

(mandibula). Alat - alat pembantu rahang (maxilla) yang terdiri dari 2 pasang,

maxillaped yang terdiri dari 3 pasang, dan kaki jalan pertama ( kaki jalan ke - 1,

ke - 2, ke - 3 ), ujung-ujungnya bercapit yang dinamakan chela. Di bagian perut

(abdomen) terdapat 5 pasang kaki renang (pleopoda) yaitu pada ruas ke - 6

kearah belakang membentuk ujung ekor (telson). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 10.


20

Gambar 10. Morfologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)


Sumber Data: Soetomo (2000)

Adapun komposisi kimia daging udang sebagian besar (71,- 79,6 %)

terdiri dari air, protein (18,0 - 22,0 %), lemak (23,0 %) dan sebagian kecil unsur

-unsur mineral. Secara lengkap komposisi kimia udang mengenai besarnya

kandungan air, protein, lemak, dan unsur-unsur mineral (Purwaningsih, 2000).

Daging udang banyak mengandung asam amino esensial yang penting bagi

manusia, seperti lisin, histidin, arginin, tirosin, triptofan, dan sistein.

2.4.3. Persiapan Tambak

Menurut. Adiwidjaya, Triyono, Herman, Aris Supramono dan Subiyanto.

(2005), dalam usaha pembesaran udang vannamei, perlu dilakukan persiapan

kolam yang akan digunakan dalam pembesaran nila salin. Dalam persiapan

kolam, dilakukan pegolahan media tanah sebagai syarat pengkondisian

lingkungan yang cocok untuk kelangsungan hidup ikan. Kegiatan persiapan

kolam antara lain :

1. Pengeringan tanah

Pada pembesaran udang vannamei, dilakukan penyemprotan air ke tanah

guna membersihkan lumpur. Tanah sebagai dasar pada persiapan satu kali siklus

dibiarkan dalam kondisi terjemur matahari. Dalam pengeringan ini, bertujuan

untuk membunuh sisa-sisa bakteri pembusuk, sisa kotoran dan pakan pada
21

siklus sebelumnya, menghilangkan air - air yang tergenang yangmengandung

gas-gas beracun dan sisa plankton. Pengeringan dasar tambak dilakukan selama

± 1 bulan sesuai dengan terik matahari hingga tanah menjadi kering. Diharapkan,

setelah dilakukan pengeringan tanah tambak, sinar UV yang ada pada sinar

matahari dapat membunuh bakteri pembusuk, menaikkan pH tanah, serta

memudahkan dalam renovasi kolam agar tidak licin dan berlumpur.

2. Penyesetan

Setelah proses pengeringan dasar tambak, dilakukan penyesetan dasar

tambak dengan menggunakan traktor jika dasar tambak berlumpur dan tidak rata

sedangkan untuk dasar tambak yang tidar berlumpur cukup dengan cara

mencangkul saja. Fungsi dari penggunaan traktor dalam proses penyesetan yaitu

untuk mengangkat lumpur pada dasar tambak dan meratakannya. Selain itu,

beberapa perbaikan dilakukan di beberapa bagian tambak seperti tanggul, parit

air, pintu air, menggali saluran pembuangan air, serta memperbaiki alat - alat

yang akan digunakan dalam budidaya udang vannamei seperti kincir air, pompa,

genset dan alat operasional lainnya.

3. Pengapuran

Pengapuran dilakukan setelah dilakukan pengeringan tanah dasar dan

penyesetan. Pemberian kapur ini bertujuan untuk menaikkan pH tanah dan

mempertahankannya dalam kondisi yang stabil. Selain itu, diharapkan, setelah

pemberian kapur tanah dasar menjadi subur, reaksi kimia yang terjadi didasar

tanah menjadi baik, gas - gas beracun dapat terikat secara kimiawi. Pada

umumnya, kapur yang digunakan dalam pengapuran untuk persiapan tambak

adalah kapur kaptan dan dolomite yang mengandung unsur magnesium dengan

dosis 20 ppm.

Menurut Amri (2008), kapur digunakan untuk meningkatkan kapasitas

penyangga air dan menaikkan pH. Beberapa jenis kapur yang biasa digunakan
22

yaitu kapur pertanian/kaptan (Ca CO3), kapur mati (Ca OH2), dan dolomit (Ca

Mg) (CO3). Dari ketiga jenis kapur tersebut, yang sering digunakan pembudidaya

di lapang adalah kaptan (Ca CO3).

Pengapuran dilakukan pada saat tanah benar-benar kering dengan dosis

disesuaikan dengan tingkat keasaman (pH) dan tekstur tanah. Kapur tersebut

disebar secara merata di seluruh permukaan tanah dasar tambak kemudian

dibiarkan selama 2 - 3 hari. Setelah itu di aliri dengan air yang telah mengalami

proses penyaringan. Dan dipasangi kincir.

Kolam yang digunakan dalam budidaya udang vannamei adalah pola

intensif yaitu kolam yang dilengkapi pompa air, kincir, pakan 100% pelet dan

tingkat penebaran yang tinggi. Jumlah kolam yang ada 11 petak, masing masing

petak berukuran 4500m2,.

Kedalamam kolam budidaya nila salin rata-rata 2,5 meter, ketinggian air

dari dasar kolam 1,5 - 2 meter, setiap kolam memiliki 1 Center line yang berguna

untuk menyedot lumpur, 8 jembatan piling untuk mengecek kondisi udang. Setiap

kolam mempunyai saluran pengisian dan pemasukan yang terpisah untuk

keperluan penggantian, penyiapan kolam sebelum penebaran benih, sirkulasi air

dan pemanenan.

2.4.4. Penebaran Benur

Benur merupakan bibit udang vannamei yang siap ditebar untuk usaha

pembesaran. Jenis benur sangat menentukan kualitas dari benur seperti

ketahanan terhadap penyakit dan virus (amir, 2008), benur yang baik selalu

masih cerah warnanya dan langsing, padat berisi, tidak bengkok kusam. Diciduk

dengan gayung bersama airnya dan dituang ketempat lain, selalu berusaha

menempel didasar gayung, tidak mau hanyut begitu saja.

Penebaran benur udang vannamei harus segera dilakukan setelah

petakan tambak siap untuk pemeliharaan. Waktu penebaran sebaiknya dilakukan


23

pada pagi hari sebelum jam 08.00 atau pada malam hari atau pada saat kondisi

cuaca teduh. Karena pada waktu tersebut kondisi fluktuasi suhu tidak mencolok,

parameter air yang lain seperti pH, salinitas tidak banyak berubah. Kondisi

lingkungan demikian mengurangi tingkat stress pada benih yang akan ditebar.

Aklimatisasi benur dimaksudkan untuk mencegah tingginya tingkat

kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran. Aklimatisasi benur

dilakukan dengan cara menempatkan kantong yang berisi benur pada

permukaan selama ± 15 - 30 menit. Setelah itu tali pengikat kantong satu per

satu kemudian dibuka dan memasukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam

kantong benur tersebut sampai parameter kualitas air tambak relatif sama atau

mendekati parameter kualitas air pada kantong. Hal ini ditandai dengan

keluarnya benur dengan sendirinya saat kantong dimiringkan. 

2.4.5. Pemiliharaan

Air yang merupakan media hidup bagi udang vannamei , memiliki peran

yang sangat vital karena akan menentukan kelangsungan hidup udang vannamei

yang akan dibudidayakan karena mahluk hidup memiliki ambang toleransi

terhadap beberapa zat - zat sebagai kebutuhan hidup udang (Khoirul dan

Khairuman, 2008).

2.4.6. Pemberian Pakan

Program pemberian pakan pada budidaya udang vannamei merupakan

langkah awal yang harus diperhatikan untuk menentukan baik jenis, ukuran

frekuensi dan total kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan, pengelolaan

pakan sangat penting dalam budidaya udang vannamei. Biaya pakan merupakan

komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa

pelet dengan kadar protein 20 - 30 %. Udang vannamei membutuhkan pakan

sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari.


24

Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua

minggu sekali, ambil sampel udang secara acak kemudian timbang bobotnya.

Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan. (Adiwidjaya, dan Triyono).

Oleh karena itu, upaya perbaikan komposisi nutrisi dan perbaikan efisiensi

penggunaan pakan tambahan perlu dilakukan guna menigkatkan produksi hasil

perikanan budidaya dan mengurangi biaya pengadaan pakan, serta

meminimalkan produksi limbah pada media budidaya, sehingga dapat tercipta

budidaya udang vannamei yang berkelanjutan (Adiwidjaya, 2005).

Pengelolaan pakan harus dilakukan sebaik mungkin dengan

memperhatikan apa, berapa banyak, kapan, berapa kali, dimana ikan diberi

pakan. Penerapan feeding ragim hendaknya disesuikan dengan tingkah laku

kultivan, serta siklus alat pencernaan guna memaksimalkan penggunaan pakan

(Amir, 2008). Selain itu juga memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Ukuran butiran pakan.

Ukuran pakan yang diberikan harus sesuai dengan capit dan mulut

udang karena sangat penting menyangkut efisiensi kestabilan lingkungan.pakan

yang terlalu kecil dan terlalu besar,akan berakibat rendahnya efisiensi, dan akan

cepat menurunkan kualitas air.

2. Cara pemberian pakan.

Ada saat pakan no. D 0 S pemberian pakan harus dicampur dengan air

agar pemberian pakan rata, cepat tenggelam, dan tidak berhaburan karena

angin. Setelah pakan no D0 pakan dibasahi secukupnya. Pakan bisa ditebar

keliling tanggul juga bisa dengan memakai rakit tergantung luas petak dan

ketrampilan anak feeder, yang penting pakan jangan sampai tercecer di tanggul,

dan harus tertebar merata di feeding area.

Frekuensi pemberian pakan, awal kita berikan 3 kali sehari , kemudian 4

kali sehari dan 5 kali sehari. Jam pemberian pakan, sebaiknya diberikan pkl
25

08.00, 15.00, 19.00, 23.00. diatas jam 23.00 jangan dilakukan pemberian pakan

apapun alasannya karena saat itu kondisi kualitas air menurun, suhu turun, DO

turun, H2S meningkat daya racun karena pH turun dan karyawan mengantuk.

2.4.6. Pengelolaan Kualitas Air

Haliman dan Adijaya (2005), juga menambahkan bahwa kualitas air

tambak terkait erat dengan kondisi kesehatan dan pertumbuhan udang.

Beberapa kualitas air primer yang harus selalu dipantau yaitu suhu air, salinitas

air, pH air, kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen), dan amonia.

Parameter-parameter tersebut akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh

udang, seperti keaktifan mencari pakan, proses pencernaan, dan pertumbuhan

1. Salinitas

Pada umumnya budidaya udang vannamei air yang digunakan dalam

tambak adalah air payau, yaitu campuran air laut dan air tawar pada

perbandingan tertentu. Tetapi pada lokasi praktek kerja lapang ini hanya

mengandalkan air payau dengan salinitas dalam pemebesaran ikan nila berkisar

antara 20 - 25 ppt.

2. Oksigen

Oksigen pada air, yang sering disebut dissolved oksigen adalah oksigen

terlarut dalam air yang sangat dibutuhkan biota perairan. Kuantitas DO dijaga

dengan pemberian kincir dengan jumlah mengikuti jumlah tebaran benur yang

ditebar. Hal ini dilakukan karena, akan menentukan seberapa besar jumlah

kebutuhan oksigen terlarut. Parameter ini dijaga hingga diatas 4 ppm, (Amir,

2008).

Kebutuhan kincir air dalam petakan tambak dengan motor listrik pengerak

kincir air beroperasi selama 24 jam dengan 2 belah dayung pada ke dua sisi

kincir untuk menambah kadar oxsigen dalam air dapat diperhitungkan banyaknya

kincir air yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah
26

kincir air yang digunakan untuk 1 siklus bididaya. Hal ini dapat dilihat pada

rincian berikut:

1. Tebar = 25.000 ekor

2. Luas petakan = 3.700 m

3. Jumlah ikan = 25.000 : 3700 = 6,756 berkisar 7 ekor / m3

4. Tinggi air = 1 m3

5. V = L x T = 3.700 m3 air

6. Jumlah Ikan : 80% x 25.000 = 20.000

7. Berat ikan dikolam : (Biomass) = 20.000 x 0,019 = 380 gr

Jika 90 hari berat ikan 25 grm dengan 1.000 grm = 40ekor x biomasa

tingkat kehidupan 20.000 x 25 grm = 500.000 g .jadi total biomassa = 500 kg

.Menurut Amir (2008), efisiensi 1 kincir dapat memsuplai oxsigen terlarut untuk

300 kg ekor ikan. Jadi bisa membutuhkan 2 kincir untuk untu berumur 90 hari.

Menurut Herman dan Aris (2005), menjelaskan bahwa, kadar oksigen

terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan

organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah cukup.

Kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, dan bervariasi antar

organisme.

3. pH air

Pada pembesaran udang vannamei, parameter pH dilakukan pengecekan

setiap hari di pagi hari dan sore hari dengan menggunakan pH meter. Karena

menurut adiwijaya (2005), sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap

perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7 - 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi

2.4.7. Pengolahan Hama dan Penyakit


27

Pengolahan kesehatan udang adalah cara pencegahan atau gangguan

pada fungsi atau struktur organ bagian tubuh udang. Pengetahuan tentang

penyakit udang vannamei dirasakan sangat penting manakala wabah peyakit

udang vannamei telah menyebabkan kegagalan dan kehilangan yang sangat

bermakna (Khoirul dan harimun, 2003).

Penyakit dapat muncul dan menyerang udang vannamei, ada beberapa

jenis penyakit yang menyerang udang vannamei disebabkan oleh predator,

prasit, bakteri dan jamur, dan virus.

Serangan penyakit pada udang vannamei merupakan salah satu

masalah yang dapat menimbulkan kerugian besar. Berbagai kasus wabah

penyakit ikan dan dannudang yang terjadi di Indonesia maupun di negara lain

menunjukkan kerugian yang besar. Wabah penyakit tersebut umumnya

disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus. Berikut beberapa cara

rekomendasi guna meminimalkan infeksi hama dan penyakit pada udang

vannamei.

1. Gunakan benih udang vannamei yang berkualitas, baik SPF atau F1.

2. Deteksi dan monitoring keshehatan udang secara rutin dan teratur.

3. Menjaga kualitas air agar tetap stabil sehingga udang tidak mengalami stres.

4. Aplikasi probiotik dan imunostimulan untuk meningkat imunitas udang

terhadap serangan penyakit. (Rubiyanto Widodo Haliman dan Dian Adijaya S,

2005).

2.4.8. Panen dan Pasca Panen

Waktu yang diperlukan untuk budidaya udang vannamei mulai dari

penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran udang

untuk pasar domestik berkisar 20 - 25 gram / ekor. Untuk memelihara udang

vannamei dari ukuran 2 - 5 gram hingga menjadi 20 - 25 gram dibutuhkan waktu

sekitar 3 - 4 bulan. Keunggulan udang vannamei F1 selain kuat menghadapi


28

salinitas tinggi juga panen lebih cepat. Jika menebar benih berukuran 2 - 4 cm

bobot 25 gram dicapai dalam waktu 3 - 4 bulan. Pasca panen bertujuan untuk

menjamin mutu udang vannamei tetap tinggi dengan mempertimbangkan

beberapa faktor, seperti udang tidak membahayakan kesehatan konsumen

karena ikan termasuk produk makanan yang mudah sekali rusak (busuk). Oleh

karena itu, sejak dari panen hingga pacapanen harus dalam kondisi dingin.

Sedangkan waktu panen yang paling baik adalah saat malam hari hingga dini

hari, untuk menghindari panas matahari yang bisa mempercepat kerusakan

udang vannamei yang dipanen.

Anda mungkin juga menyukai