7204 15474 1 SM
7204 15474 1 SM
PERKERASAN KAKU
Sutanto
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik, Undip
Abstract
Concrete as a building material has advantages compared with other materials because of its strength,
easy to shape as desired designer, easy to work, easy to obtain raw materials, densities, treatment is
relatively simple and economical considerations.
As a material for rigid pavement on the highway project, treatment is similar to other construction work.
Failure to avoid a construction that needs to be done according to standard and quality control
requirements in SNI-03-1734-1989 on the concrete and SNI-03-1737-1989 on the highway as well as the
international consensus as ASTM, ACI, etc.. Quality control includes the preparation of concrete materials,
mixing, transporting, placing and casting the mixture, compacting the mixture, treatment and final concrete
work.
Specimen testing performed to evaluate the quality of the work. Of this evaluation will be concluded
whether the work is in accordance with the plan.
15
Pengendalian mutu dalam Kapur (CaO), Silika (Si O2) dan Alumunia
pelaksanaan pembetonan setelah mutu (Al2 O3) ditambah dengan sedikit
beton dan komposisi campuran Magnesia (Mg O), Alkali dan Oksida besi.
dikendalikan adalah mencakup sejak Komposisi dan variasi bahan baku tersebut
persiapan, pelaksanaan hingga masa tergantung dari tujuan konstruksi. Sehingga
perawatan selesai dan struktur dapat semen untuk konstruksi gedung berbeda
digunakan. dengan konstruksi Jalan Raya, demikian
Tahapan dalam pengendalian mutu pula berbeda untuk konstruksi pelabuhan.
beton adalah sebagai berikut : 2. Agregat kasar dan halus
1. Persiapan Pembetonan Agregat adalah masa beton yang paling
a. Lokasi pembetonan banyak (sekitar 60% - 80%). Karenanya
Karena yang dicor berupa perkerasan dibutuhkan persyaratan menurut ASTM.
jalan maka harus diperiksa dulu lapisan Variasi ukuran dalam suatu campuran harus
jalan di bawah perkerasan. Apakah sudah mempunyai gradasi yang baik dan sesuai
memenuhi syarat kepadatan. Pada dengan standard analisa saringan, jenis
umumnya uji kepadatan dilakukan dengan agregat dapat berupa batu pecah alami,
metode CBR atau yang lain. Harus kerikil alami, pasir alami, agregat buatan
dihitung juga secara cermat berapa meter serta agregat khusus untuk konstruksi
kubik beton yang nanti akan dicor sebagai pelindung nuklir. Syarat agregat tidak boleh
perkerasan kaku. Dimensi, alinemen, mengandung lumpur yang berlebihan, juga
kekuatan dan stabilitas acuan untuk tidak boleh mengandung senyawa kimia
menahan berat dan tekanan beton basah yang bersifat destruktif terhadap beton.
harus memenuhi persyaratan. Untuk 3. Air
mencegah terjadinya penguapan akibat Air digunakan untuk membuat beton yang
suhu tinggi, lokasi pembetonan harus karena terjadi reaksi kimia dengan semen
terlindung dari pengaruh cuaca langsung, untuk membasahi agregat dan melumasnya
hal ini untuk menghindari retaknya beton. agar mempunyai sifat workability.
b. Tersedianya bahan dasar beton Selanjutnya setelah terjadi proses kimia
Bahan dasar beton adalah portland yang berupa rekristalisasi dalam bentuk
cement, agregat halus (pasir), agregat interlocking crystal. Dari sini kemudian
kasar (kricak), air, serta bahan additive. terbentuk gelombang yang akan
Bahan dasar tersedia minimal 110% dari mempunyai kekuatan tinggi apabila
jumlah kebutuhan yang direncanakan. mengeras. Syarat – syarat air untuk beton
Mutu beton sangat tergantung pada bahan pada umumnya sama dengan syarat – syarat
dasar ini selain faktor lainnya. Jadi bahan air untuk minum. Air tidak boleh
dasar harus berkualitas sesuai dengan mengandung senyawa yang berbahaya,
contoh yang dijadikan dasar perencanaan tidak boleh mengandung garam, minyak,
(mix design). gula atau bahan – bahan kimia lainnya.
Selain itu harus dipertimbangkan jarak Karenannya apabila dipakai maka akan
antara basecamp dan quarey dan juga menurunkan kekuatan beton dan juga
jarak antara basecamp dengan lokasi mengubah sifat – sifat semen. Faktor air
pembetonan. semen juga merupakan kriteria penting
c. Persyaratan bahan dasar beton dalam desain struktur beton, yang biasanya
Bahan dasar beton : merupakan perbandingan antara berat air
1. Semen terhadap berat semen dalam campuran.
2. Agregat kasar dan halus 4. Bahan tambahan (admixture)
3. Air Bahan tambahan adalah bahan yang
4. Bahan tambahan (Admixture) bukan semen, agregat dan air yang
ditambahkan. Pada saat pencampuran
1. Semen yang berfungsi untuk mengubah sifat –
Kekuatan semen merupakan hasil dari sifat beton agar sesuai dengan pekerjaan
proses hidrasi, artinya semen akan tertentu yang diinginkan.
mengeras apabila berinteraksi dengan air. Jenis bahan tambahan adalah sebagai
Bahan baku pembentuk semen adalah berikut :
16
a. Tipe A : Water Reducing Admixtures agar tidak terjadi kelebihan dosis, karena
atau Plasticizer dosis yang berlebihan akan bisa
Bahan kimia tambahan untuk mengakibatkan menurunnya kinerja
mengurangi jumlah air yang beton bahkan lebih ekstrem lagi bisa
digunakan. Dengan pemakaian bahan menimbulkan kerusakan pada beton.
ini diperoleh adukan dengan faktor air Menurut ASTM C494 dan British Standard
semen lebih rendah pada nilai 5075, Superplasticizer adalah bahan kimia
kekentalan adukan yang sama, atau tambahan pengurang air yang sangat
diperoleh kekentalan adukan lebih encer effektif. Dengan pemakaian bahan tambahan
pada faktor air semen yang sama. ini diperoleh adukan dengan faktor air
b. Tipe B : Water Retarding Admixtures semen lebih rendah pada nilai kekentalan
Bahan kimia untuk memperlambat adukan yang sama atau diperoleh adukan
proses pengikatan semen. Bahan ini dengan kekentalan lebih encer dengan faktor
diperlukan apabila dibutuhkan waktu air semen yang sama, sehingga kuat tekan
yang cukup lama antara beton lebih tinggi.
pencampuran/pengadukan beton Superplasticizer juga mempunyai pengaruh
dengan penuangan adukan. Atau dimana yang besar dalam meningkatkan workabilitas
jarak antara tempat pengadukan beton bahan ini merupakan sarana untuk
dan tempat penuangan adukan cukup menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi
jauh. pemisahan (segregasi/bleeding) yang
c. Tipe C : Accelerating Admixtures umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air
Bahan kimia untuk mempercepat yang besar, maka bahan ini berguna untuk
proses pengikatan dan pengerasan pencetakan beton ditempat-tempat yang sulit
semen. Bahan ini digunakan jika seperti tempat pada penulangan yang rapat.
penuangan adukan dilakukan dibawah Superplasticizer dapat memperbaiki
permukaan air, atau pada struktur workabilitas namun tidak berpengaruh besar
beton yang memerlukan pengerasan dalam meningkatkan kuat tekan beton untuk
segera. faktor air semen yang diberikan. Namun
d. Tipe D : Water Reducing and kegunaan superplasticizer untuk beton mutu
Retarding Admixtures tinggi secara umum sangat berhubungan
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda dengan pengurangan jumlah air dalam
yaitu untuk mengurangi air dan campuran beton. Pengurangan ini tergantung
memperlambat proses pengikatan. dari kandungan air yang digunakan, dosis dan
e. Tipe E : Water Reducing and tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L. J.
Accelerating Admixtures Parrot,1998).
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda Untuk meningkatkan workability campuran
yaitu untuk mengurangi air dan beton, penggunaan dosis superplasticizer
mempercepat proses pengikatan. secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1
f. Tipe F : Water Reducing, High Range meter kubik beton. Larutan superplasticizer
Admixtures (Superplasticizer) terdiri dari 40% material aktif. Ketika
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda superplasticizer digunakan untuk
yaitu untuk mengurangi air sampai 12 menguarangi jumlah air, dosis yang
% atau bahkan lebih dan digunakan akan lebih besar, 5 sampai 20 liter
mempercepat proses pengikatan dan tiap 1 meter kubik beton.(Neville, 1995)
pengerasan beton. Diposkan oleh Iqbal Batubara di 03.04
g. Tipe G : Water Reducing, High Range Kirimkan Ini lewat Email
Retarding Admixtures BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke
Bahan kimia tambahan biasanya Facebook
dimasukkan dalam campuran beton Label: Teknologi Bahan
dalam jumlah yang relatif kecil civil community:Admixture
dibandingkan dengan bahan-bahan 5. Peralatan
utama, maka tingkatan kontrolnya Jumlah dari kondisi peralatan harus dalam
harus lebih besar daripada pekerjaan keadaan baik dan cukup. Alat tersebut
beton biasa. Hal ini untuk menjamin antara lain pencampur beton, pemadat,
17
concrete pump, conveyor belt, bucket dan selalu disertai dengan penambahan semen
tower crane, dumper dan truck mixer. Yang setara dengan faktor air semen yang telah
semuanya disediakan sesuai dengan jenis ditetapkan.
dan kualitas beton yang direncanakan.
Untuk menghindari hal yang tidak 3. Pengangkutan, Penempatan dan
diinginkan harus disediakan peralatan Pengecoran Campuran Beton
cadangan. Pengangkutan campuran dari
6. Tenaga kerja mixer/batch plant kelokasi pembetonan harus
Jumlah dan kemampuan (skill) tenaga kerja disesuaikan dengan sifat beton dan jenis
harus sesuai dengan jumlah peralatan, jenis konstruksi. Macam-macam alat pengangkut
serta volume campuran yang akan beton adalah gerobak dorong, ember, talang,
dihasilkan dan waktu pelaksanaan yang pompa (concrete pump), conveyor belt, bucket
direncanakan. dan tower cran, dumper dan truck mixer. Hal
yang penting harus dihindari dalam proses
2. Pencampuran Beton pengangkutan adalah :
Pencampuran bahan dasar beton - Terjadinya segregasi
harus menggunakan takaran yang telah - Kehilangan pasta dan air
dikalibrasi. Penakaran bahan dasar harus - Pengurangan tingkat kemudahan
memenuhi ketelitian untuk semen dan air 1%, pengerjaan.
agregat 2% dan bahan aditive 3%. Ada dua Penempatan campuran beton
cara pencampuran bahan dasar, yaitu harus sedekat mungkin pada lokasi yang akan
berdasarkan volume dan berat, untuk mutu dicor. Pelaksanaan pengecoran dilakukan
beton kurang dari fc 25 MPa, pencampuran bertahap dan saling tumpang tindih untuk
dapat dilakukan berdasarkan volume bahan mencegah sambungan dingin. Bila pembetonan
dasar. Beton mutu tinggi bahan dasarnya tidak selesai, maka pembetonan dihentikan
ditakar berdasarkan berat. Pencampuran harus pada tempat yang tidak membahayakan
dilakukan dengan alat pencampur mekanis konstruksi sesuai petunjuk tenaga ahli. Bila
agar didapatkan mortal yang homogen. pembetonan telah mengeras, pembetonan baru
Modifikasi campuran dilapangan berupa dapat dilaksanakan setelah permukaan beton
kebutuhan penambahan air untuk lama dikasarkan dan dibersihkan dengan sikat
meningkatkan konsistensi campuran harus kawat.
Pengecoran
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BETON SEMEN (RIGID PAVEMENT)
DI PALU – SULAWESI TENGAH
Oleh : Ir. Peter L. Barnabas, MT
18
4. Kompaksi Campuran Beton mekanis (vibrator). Pelaksanaan pemadatan
Kepadatan beton sangat seharusnya memperhatikan hal-hal sebagai
dipengaruhi oleh konsistensi campuran beton. berikut :
Disamping itu cara pemadatan yang benar juga - Hindari kemungkinan saling
merupakan salah satu faktor yang tidak boleh meredam
diabaikan, oleh karena itu pengendalian mutu - Penggetaran dilakukan
campuran berupa pengukuran kekentalannya secukupnya untukmenghindari
harus dilakukan secara teliti dan terukur. segregasi
Metode ini dikenal dengan slump test. Harus - Jangkauan titik pemadatan harus
diperhatikan bahwa pemadatan adalah usaha saling tumpang tindih agar hasil
untuk memperkecil rongga udara seminimal pemadatan merata.
mungkin, alat yang dipakai adalah penggetar
Slump Test
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BETON SEMEN (RIGID PAVEMENT)
DI PALU – SULAWESI TENGAH
Oleh : Ir. Peter L. Barnabas, MT
19
Proses Pemadatan dengan Vibrator
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BETON SEMEN (RIGID PAVEMENT)
DI PALU – SULAWESI TENGAH
Oleh : Ir. Peter L. Barnabas, MT
5. Perawatan dan Pekerjaan Akhir diberikan segera setelah lapisan air hilang
Beton dan sebelum permukaan beton terlalu
Tujuan utama perawatan beton kering sehingga meresap. Perlu diingatkan
adalah mencegah penguapan air secara tiba- bahwa pada 3 hari pertama sesudah
tiba pada permukaan beton, mencegah pengecoran proses pengerasan beton tidak
perubahan suhu secara mendadak dan boleh diganggu oleh getaran atau
mencegah retak plastis setelah pembetonan. tumbukan. Disamping itu beton tidak boleh
Cara melaksanakan perawatan beton adalah dibebani selama beton belum cukup
dengan melindungi beton selama perawatan keras/umur. Pelepasan cetakan beton
(finishing), bahan pelindung dapat berupa diperkenankan apabila beton sudah cukup
karung atau terpal yang lembab diletakkan keras/umur dan kalau masih ada terdapat
di atas permukaan beton secara tidak lubang atau rongga yang diakibatkan oleh
langsung. Selama beberapa jam setelah pemadatan kurang sempurna segeralah diisi
finishing perlu diadakan penyiraman halus dengan mortar. Menurut SNI penggunaan
(fog spraying) dengan air. Cat membran struktur diperbolehkan setelah beton
dapat juga menahan air dalam beton, dan berumur 28 hari.
20
Proses Curing
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BETON SEMEN (RIGID PAVEMENT)
DI PALU – SULAWESI TENGAH
Oleh : Ir. Peter L. Barnabas, MT
21
memakai palu beton (hammer test). c. Semua pihak yang terkait dalam
Permukaan yang diuji ditembak dengan pelaksanaan pekerjaan harus berpegang
hammer test, kemudian dicatat angka pada komitmen bahwa hasil pekerjaan
pantulannya dan dikorelasikan terhadap kuat harus baik.
tekan beton. Sedang sistem pengujian
dengan cara merusak bagian konstruksi DAFTAR PUSTAKA
hanya dilaksanakan atas persetujuan pihak-
pihak terkait. Jadi bagian dari konstruksi ini Nawy, 6 Edward, 2009, Reinforce Concrete,
diambil dalam bentuk kubus kecil yang Pearson Education Inc, New Jersy
kemudian kubus ini diuji di laboratorium.
Hasil dari cara ini relatif lebih valid Sukirman Silvia, 1994, Dasar-Dasar
dibanding dengan cara pertama. Dalam hal Perencanaan Geometrik Jalan, Nova
kasus-kasus tertentu apabila semua upaya Bandung
pengujian tetap meragukan hasilnya, maka
berdasarkan alasan teknis dapat dilakukan Sudarsono, 1995, Konstruksi Jalan Raya, Badan
uji pembebanan penuh (loading test) atas Penerbit PU, Jakarta
pengawasan dari tenaga ahli yang ditunjuk.
SNI-03-1725-1989 tentang Tata Cara
V. KESIMPULAN Perencanaan Pembebanan Jembatan
a. Pengendalian mutu beton pada dan Jalan Raya
pekerjaan rigid pavement dilakukan
sebelum, selama dan sesudah SNI-03-1734-1989 tentang Tata Cara
pembetonan sesuai persyaratan- Perencanaan Beton Bertulang
persyaratan teknis yang berlaku. Hal ini
karena apabila terjadi kegagalan SNI-03-1737-1989 tentang Pengujian CBR
konstruksi biaya perbaikan akan lebih Lapangan
besar bila dibanding dengan flexible
pavement. SNI-03-1738-1989 tentang Tata Cara
b. Pengujian benda uji mutlak harus Pelaksanan Lapis Aspal Beton untuk
dilakukan untuk mengevaluasi Jalan Raya
pelaksanaan pekerjaan apakah sudah
sesuai atau belum dengan perencanaan.
22