Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN MISTERIUS, DARI SEKS KE SAMADHI

Keterampilan Patanjali dalam mengungkapkan yang tak terungkapkan sangat hebat. Tidak
ada yang pernah dapat melampaui dia. Dia telah memetakan dunia batin kesadaran di
dalam diri dengan seakurat mungkin; ia telah melakukan pekerjaan yang hampir mustahil
untuk dapat dilakukan.

Aku telah mendengar satu cerita tentang Ramakrishna:

Suatu hari ia berkata kepada murid-murid-nya, "Aku akan memberitahumu segala


sesuatunya hari ini dan tidak akan menyembunyikan rahasia apapun." Dia menggambarkan
dengan jelas pusat-pusat (chakra-chakra) dan pengalaman yang menyangkut hal itu sampai
ke chakra jantung/anahata/hati dan chakra tenggorokan, dan kemudian ia menunjuk ke titik
di antara dua alis dan ia berkata, “Sang Diri Tertinggi akan langsung diketahui dan
seseorang akan mengalami samadhi ketika pikiran telah sampai disini. Yang tersisa
hanyalah lapisan tipis transparan yang memisahkan Diri Tertinggi dan diri individual.
Lalu sang sadhaka/praktisi akan mengalami .... “Saat mengatakan ini, saat ia mulai
menjelaskan secara rinci tentang realisasi Diri Tertinggi, ia segera tenggelam di dalam
samadhi dan menjadi hilang kesadaran/keluar dari kesadaran biasa. Ketika samadhinya
berakhir dan ia kembali, ia mencoba lagi untuk menggambarkan hal itu dan kemudian
kembali lagi masuk ke dalam samadhi; lagi ia menjadi hilang kesadaran/keluar dari
kesadaran biasa. Setelah berulang kali hal tersebut terjadi air mata Ramakrishna mulai
berderai, ia mulai menangis, dan mengatakan kepada para murid-nya bahwa tidak mungkin
untuk berbicara tentang hal itu.

Tapi Ramkrishna telah mencoba, telah mencoba dengan berbagai cara, dari arah yang
berbeda, dan ini yang selalu terjadi, pada sepanjang hidupnya. Setiap kali dia akan
mencapai untuk melampaui pusat/chakra ajna/mata ketiga dan akan lebih dekat lagi dengan
ke sahasrar/chakra mahkota, ia seolah akan menjadi seperti dikuasai oleh sesuatu yang ada
di dalam dirinya, yang begitu dalam sehingga untuk hanya mengingat hal itu, segala upaya
untuk menggambarkan hal itu, akan membuatnya kembali hilang. Untuk beberapa jam ia
akan masuk ke dalam keadaaan diluar kesadaran biasa/samadhi. Itu adalah hal yang wajar
karena kebahagiaan dari sahasrar/chakra mahkota adalah seperti itu, kita seperti hampir
dikuasai olehnya. Kebahagiaan itu demikian menyerupai lautan sehingga kita seolah
menjadi sepenuhnya dikuasai dan diambil alih olehnya. Kita bukan diri kita lagi, setelah
engkau melampaui mata ketiga.

Ramakrishna telah mencoba dan gagal, tidak dapat menggambarkannya. Banyak yang
lainnya yang bahkan belum mencoba. Lao Tzu menolak, pada seluruh hidupnya, ia tidak
mengatakan apa-apa tentang dunia Tao karena ini.

Tidak ada yang dapat dikatakan tentang hal itu, dan pada saat dirimu mencoba untuk
mengatakannya, engkau akan terjun ke dalam angin puyuh yang ada di dalam dirimu
sendiri, kedalam pusaran air. Engkau lalu hilang, tenggelam. Dirimu lalu akan bermandikan
keindahan tersebut sehingga engkau tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.

Tapi Patanjali telah melakukan sesuatu yang mustahil. Dia telah menggambarkan setiap
tingkatan nya dengan sebaik mungkin, setiap integrasi, setiap chakra, fungsinya, dan
bagaimana untuk melampaui hal itu, hingga ke sahasrar/chakra mahkota - dan ia bahkan
telah mengindikasikan yang melampauinya. Pada setiap chakra, pada masing-masing roda
energi, integrasi tertentu terjadi. Aku akan memberitahumu.

Di pusat seks, pusat pertama, yang paling primitif tapi yang paling alami, adalah yang
tersedia untuk semua, integrasi terjadi antara yang ada di luar dan di dalam. Tentu saja ini
hanya untuk sesaat. Sebuah pertemuan antara seorang wanita dengan seorang pria atau
pertemuan antara seorang pria dan seorang wanita hanya untuk satu saat, tanpa sengaja,
ketika yang ada di luar bertemu dengan yang ada di dalam dan berbaur dan bergabung
menjadi satu. Itulah keindahan seks, orgasme nya, bahwa dua energi, energi yang saling
melengkapi, bertemu dan menjadi satu kesatuan. Tapi itu hanya akan terjadi sesaat karena
pertemuan itu adalah melalui elemen yang paling kasar, tubuh. Tubuh dapat menyentuh
permukaan tetapi tidak dapat benar-benar masuk ke dalam satu sama lainnya. Hal itu
seperti es batu. Jika engkau menempatkan dua es batu bersama-sama, mereka dapat
menyentuh satu sama lain, tetapi jika mereka mencair dan menjadi air, kemudian mereka
baru dapat bertemu dan berbaur dengan satu sama lainnya. Kemudian mereka dapat masuk
ke pusat. Dan jika air menguap, maka pertemuan itu menjadi sangat, sangat dalam. Maka
tidak ada lagi aku, tidak ada kamu, tidak ada yang di dalam, tidak ada yang di luar.

Pusat pertama, pusat seks, memberikan kepadamu integrasi tertentu. Itulah mengapa ada
begitu banyak orang yang mendambakan seks. Itu wajar, hal itu sendiri bermanfaat dan
baik, tetapi jika dirimu berhenti di situ, maka engkau telah berhenti di beranda istana.
Serambi itu baik, itu membawamu ke istana, tapi itu bukan tempat yang dapat engkau
jadikan untuk tempat tinggalmu, itu bukan tempat untuk berhenti selamanya ... dan
kebahagiaan yang menunggumu di integrasi yang lebih tinggi dari
pusat-pusat/chakra-chakra lainnya akan terlewatkan.

Dan dibandingkan dengan kebahagiaan sejati (bliss) dan kegembiraan dan sukacitanya,
keindahan seks adalah tidak berarti apa-apa, kesenangan seks adalah tidak berarti apa-apa.
Itu hanya akan memberikanmu kilasan sesaat.

Chakra kedua adalah hara. Pada hara, hidup dan mati bertemu. Jika engkau mencapai
pusat kedua, dirimu mencapai orgasme lebih tinggi dari integrasi. Kematian bertemu dengan
kehidupan, matahari bertemu dengan bulan. Dan pertemuan ini telah terjadi di dalam
sekarang, sehingga pertemuan dapat menjadi lebih permanen, lebih stabil, karena dirimu
tidak tergantung pada orang lain. Sekarang engkau bertemu dengan wanita atau pria yang
ada di dalam dirimu sendiri.

Pusat/chakra ketiga adalah pusar. Dimana yang positif bertemu dengan yang negatif - daya
positif dan daya negatif. Pertemuan mereka bahkan lebih tinggi dari hidup dan mati karena
energi listrik, prana, bioplasma atau bioenergi, lebih dalam dari kehidupan dan kematian. Hal
ini ada sebelum kehidupan, itu tetap ada setelah kematian. Kehidupan dan kematian ada
karena adanya bioenergi.

Pertemuan bioenergi di pusar, nabhi, bahkan memberikanmu pengalaman yang lebih tinggi
dalam menjadi satu, terpadu, suatu kesatuan.
Kemudian adalah jantung/chakra anahata/hati. Di pusat/chakra jantung/anahata/hati yang
lebih rendah dan yang lebih tinggi bertemu. Di pusat/chakra jantung/anahata/hati prakriti dan
purusha, seksual dan spiritual, duniawi dan dunia yang lain - atau engkau dapat
menyebutnya pertemuan langit dan bumi. Hal ini lebih tinggi karena untuk pertama kalinya
sesuatu dari luar mulai turun - engkau dapat melihat matahari terbit di cakrawala. Dirimu
masih mengakar di bumi, tetapi cabang-cabangmu menyebar sampai ke langit. Dirimu telah
menjadi pertemuan. Itu sebabnya pusat/chakra jantung/anahata/hati memberikan
pengalaman yang tertinggi dan yang paling halus yang mungkin pada umumnya-
pengalaman cinta. Pengalaman cinta adalah pertemuan bumi dan langit; jadi cinta adalah
dapat dikatakan duniawi dan juga dapat dikatakan surgawi.

Jika Yesus mendefinisikan Tuhan sebagai cinta, ini adalah alasannya mengapa demikian,
karena dalam kesadaran manusia cinta tampaknya merupakan kilasan tertinggi akan Tuhan.

Biasanya orang tidak pernah dapat melampaui pusat/chakra jantung/anahata/hati. Bahkan


untuk mencapai di pusat/chakra jantung/anahata/hati tampaknya akan sulit, hampir mustahil.
Orang tetap berada di pusat/chakra seks. Jika mereka berlatih secara mendalam di dalam
yoga, karate, aikido, t'ai chi, maka mereka mencapai pusat kedua, hara. Jika mereka dilatih
dalam mekanisme dalam pernapasan, prana, maka mereka mencapai pusat/chakra pusar.
Dan jika mereka dilatih bagaimana untuk dapat melihat melampaui bumi dan bagaimana
untuk melihat melampaui tubuh dan bagaimana untuk melihat dengan lebih dalam dan lebih
sensitif dimana dirimu tidak lagi terbatas pada yang kasar, maka cahaya sinar yang pertama
dari yang halus itu dapat menembus ke dalam dirimu, hanya setelahnya itu dapat tejadi, dan
itu terjadi pada pusat/chakra jantung/anahata/hati.

Semua jalur pengabdian, bhakti yoga, bekerja pada pusat/chakra jantung/anahata/hati.


Tantra dimulai dari pusat/chakra seks. Tao dimulai dari pusat hara. Yoga dimulai dari
pusat/chakra pusar. Bhakti yoga, jalan pengabdian dan cinta, Sufi dan yang sejenis dengan
itu, mereka mulai dari pusat /chakra jantung/anahata/hati.

Lebih tinggi dari jantung adalah pusat/chakra tenggorokan. Sekali lagi akan terjadi integrasi
yang lain, bahkan lebih unggul, lebih halus. Pusat ini merupakan pusat untuk menerima dan
memberi. Ketika seorang anak lahir ia menerima dari pusat tenggorokan. Pertama,
kehidupan masuk ke dalam dirinya dari pusat tenggorokan - dia mengisap udara, bernafas;
dan kemudian dia mengisap susu dari ibunya. Seorang anak berfungsi dari pusat
tenggorokan, tetapi itu hanya berfungsi setengah dan segera sang anak akan mulai
melupakan tentang hal itu. Dia hanya menerima. Dia belum dapat memberikan. Cintanya
pasif. Dan jika engkau meminta untuk cinta, maka engkau tetap remaja, engkau tetap
kekanak-kanakan. Kecuali engkau telah dewasa, maka engkau dapat memberikan cinta,
engkau belum menjadi dewasa. Semua orang meminta cinta, menuntut cinta, dan hampir
tidak ada yang dapat memberi. Itulah penderitaan di seluruh dunia. Dan semua orang yang
menuntut berpikir bahwa ia memberi, mereka percaya bahwa mereka memberi.

Aku telah melihat kepada ribuan orang - semua lapar untuk cinta, haus akan cinta, tapi tak
seorang pun dengan cara apapun mencoba untuk memberikan. Dan mereka semua percaya
bahwa mereka memberikan tetapi mereka tidak menerima. Setelah engkau memberi engkau
menerima, secara alami. Ini belum pernah terjadi sebaliknya. Pada saat engkau memberi,
cinta bergegas memasukimu. Ini tidak ada hubungannya dengan orang lain. Ini
hubungannya dengan energi kosmis Tuhan.

Pusat/chakra tenggorokan adalah pertemuan untuk menerima dan memberi. Engkau


menerima dari pusat itu dan engkau memberikan dari pusat itu. Itulah arti dari kata-kata
Kristus bahwa engkau harus menjadi seorang anak kecil lagi. Jika dirimu
menerjemahkannya ke dalam terminologi yoga itu berarti: engkau harus kembali ke pusat
tenggorokan lagi. Seorang anak seiring dengan waktu telah melupakannya.

Jika engkau melihat ke dalam psikologi Freudian, engkau akan melihat sesuatu yang paralel
dengan hal ini. Freud mengatakan tahap pertama anak adalah lisan, tahap kedua adalah
anal dan tahap ketiga adalah genital. Seluruh Psikologi Freudian berakhir dengan yang
ketiga. Tentu saja itu adalah psikologi yang sangat miskin, sangat sederhana, fragmentaris,
dan hanya perduli kepada fungsi yang sangat rendah dari manusia. Oral - ya, anak
menggunakan pusat tenggorokan, hanya untuk menerima. Dan sekali ia telah mulai
menerima, keberadaannya pindah ke anus.

Apakah engkau melihat bahwa beberapa orang melekat pada mulut, bahkan sampai
kematian mereka? Inilah orang-orang yang akan engkau temukan merokok; ini adalah
orang-orang oral. Mereka masih terus demikian .... Asap, rokok, cerutu, memberi mereka
perasaan seolah-olah sesuatu yang panas seperti susu ibu yang melewati pusat
tenggorokan; dan mereka tetap terbatas pada lisan, dan mereka tidak dapat memberikan.
Jika seseorang adalah termasuk dalam mata rantai-perokok, perokok berat, hampir pasti ia
bukan pemberi cinta. Ia menuntut, tapi ia tidak akan memberikan.

Orang yang merokok terlalu banyak selalu terlalu tertarik secara berlebihan pada payudara
wanita

Hal itu menjadi demikian, karena rokok adalah pengganti puting. Aku tidak mengatakan
bahwa orang-orang yang bukan perokok tidak tertarik pada payudara wanita. Mereka yang
merokok, mereka tertarik. Mereka yang tidak merokok, mereka juga tertarik; mereka dapat
mengunyah permen karet atau sesuatu yang lain, atau mereka mungkin hanya tertarik pada
pornografi - atau mereka mungkin hanya terobsesi dengan payudara terus menerus. Dalam
pikiran mereka, dalam mimpi mereka, dalam imajinasi mereka, fantasi, payudara - payudara
dan payudara terus mengambang di sekitar mereka.

Mereka adalah orang oral, terjebak disana.

Ketika Yesus mengatakan engkau harus menjadi seperti anak kecil lagi, itu berarti dirimu
harus kembali ke pusat tenggorokan, namun dengan energi baru untuk memberikan. Semua
orang-orang yang kreatif adalah pemberi. Mereka mungkin menyanyikan sebuah lagu
untukmu atau menarikan suatu tarian atau menulis puisi atau melukis suatu gambar atau
menceritakan sebuah kisah.

Untuk semua ini pusat/chakra tenggorokan digunakan sebagai pusat untuk memberikan.
Pertemuan untuk menerima dan memberi terjadi di tenggorokan. Kapasitas untuk menerima
dan memberi adalah salah satu integrasi terbesar.
Ada orang yang hanya mampu menerima. Mereka akan tetap sengsara karena engkau tidak
akan pernah dapat menjadi kaya dengan menerima. Engkau menjadi kaya dengan memberi.
Bahkan engkau hanya memiliki apa yang dapat dirimu berikan. Jika engkau tidak dapat
memberikan, engkau hanya percaya bahwa dirimu memilikinya. Engkau tidak memilikinya;
engkau bukan seorang master/yang menguasai. Jika dirimu tidak dapat memberikan
uangmu, maka engkau bukanlah master itu. Maka uang itulah masternya. Jika engkau dapat
memberikan, maka tentu dirimu adalah masternya. Ini akan terlihat seperti sebuah
paradoks, tapi biarkan aku mengulangi ini: engkau adalah pemilik hanya bagi yang mampu
engkau berikan. Pada saat engkau memberikan, di saat itu engkau telah menjadi seorang
pemilik, engkau diperkaya. Memberi itu sendiri memperkayamu.

Orang kikir adalah orang yang paling sengsara dan Miskin di dunia - lebih malang dari orang
yang benar-benar miskin. Mereka tidak dapat memberikan; mereka terjebak. Mereka terus
saja menimbun. Penimbunan mereka menjadi beban pada diri mereka; itu tidak
membebaskan mereka. Bahkan jika engkau memiliki sesuatu seharusnya engkau akan
menjadi lebih bebas. Tapi lihatlah orang-orang kikir. Mereka memiliki banyak, tetapi mereka
terbebani; mereka tidak bebas. Bahkan para pengemis lebih bebas daripada mereka. Apa
yang telah terjadi dengan mereka? Mereka telah menggunakan pusat/chakra tenggorokan
mereka hanya untuk menerima. Tidak hanya itu mereka tidak menggunakan pusat/chakra
tenggorokan mereka untuk memberikan, mereka bahkan belum pindah ke pusat Freudian
yang kedua, anal. Orang-orang ini selalu akan menderita sembelit; penimbun, kikir, selalu
menderita sembelit. Ingat, aku tidak mengatakan bahwa semua orang yang memiliki
sembelit adalah orang yang kikir; mungkin ada alasan lain.

Tapi orang yang kikir pasti mengalami sembelit.

Freud mengatakan bahwa ada sesuatu pada emas dan kotoran. Keduanya tampak kuning,
dan orang-orang yang menderita sembelit terlalu tertarik kepada emas. Jika tidak emas tidak
akan memiliki nilai eksistensial - beberapa nilai psikologis, tapi tidak ada nilai eksistensial.
Engkau tidak dapat memakannya, engkau tidak dapat meminumnya. Apa yang dapat
engkau lakukan dengan itu? Bahkan segelas air lebih berharga secara eksistensial. Tapi
mengapa emas menjadi begitu berharga? Mengapa orang begitu terobsesi dengan emas?
Mereka belum pindah dari mulut ke anus. Mereka sembelit di dalam batin mereka. Sekarang
seluruh hidup mereka akan mencerminkan sembelit mereka; mereka akan menjadi
penimbun emas. Emas adalah simbol. Warna kekuningan nya memberi mereka beberapa
ide.

Apakah engkau melihat anak-anak kecil? Adalah hampir sulit untuk membujuk mereka untuk
pergi ke toilet; mereka telah hampir dipaksa untuk pergi ke toilet. Dan bahkan ketika
kemudian mereka bersikeras, "Tidak ada yang terjadi. Dapatkah aku kembali?" Mereka
belajar pelajaran pertama akan kekikiran - bagaimana untuk menahan. Cara menahan,
bagaimana untuk tidak memberikan bahkan untuk sesuatu yang tidak berguna, bahkan
untuk sesuatu yang berbahaya jika engkau menyimpannya di dalam dirimu. Bahkan racun,
sulit bagi mereka untuk meninggalkannya, untuk melepaskannya.

Aku telah mendengar tentang dua bhikkhu Buddhis. Salah satunya adalah orang yang kikir
dan penimbun dan dia terus mengumpulkan uang dan menyimpannya, dan yang lainnya
biasa menertawakan sikap bodoh ini.
Apapun akan diterima dalam perjalanannya, ia akan menggunakannya, ia tidak akan pernah
menimbunnya. Satu malam mereka sampai di suatu sungai. Itu adalah malam hari, matahari
terbenam, dan adalah berbahaya untuk tetap tinggal di sana. Mereka harus pergi ke pantai
lain; ada sebuah kota. Di sisi ini hanya ada padang gurun.

Sang penimbun mengatakan, "Sekarang engkau tidak memiliki uang, jadi kita tidak dapat
membayar orang yang menyewakan perahu. Apa yang dirimu katakan sekarang tentang hal
itu? Engkau menentang penimbunan; sekarang jika aku tidak memiliki uang kita berdua
akan mati. Engkau melihat intinya?" Ia mengatakan, "Uang dibutuhkan." Bhikkhu yang
percaya pada penolakan/penggunaan tertawa, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Kemudian bhikkhu penimbun membayar dan mereka menyeberangi sungai; mereka
mencapai pantai lainnya. Sang penimbun berkata lagi, "Sekarang ingat, jangan pernah lagi
berdebat dengan diriku. Engkau lihat? Uang membantu. Tanpa uang kita sudah mati.
Sepanjang malam di pantai lainnya, itu berbahaya untuk bertahan hidup - banyak binatang
liar.“

Bhikkhu lainnya tertawa dan dia berkata, "Tapi kita telah menyeberang sungai karena
engkau mampu melepaskan uang itu. Ini bukan karena penimbunan kita telah selamat. Jika
dirimu bersikeras untuk penimbunan uang itu dan engkau tidak mau membayar kepada
orang yang menyewakan perahu, kita akan mati. Hal ini karena engkau dapat melepaskan
dan memberikan uang itu - karena engkau dapat melepaskannya, engkau dapat
memberikannya - Itulah sebabnya kita telah selamat “

Argumen tetap terus terjadi. Tapi ingat, aku tidak menentang uang. Aku berada dipihak
uang, tetapi gunakan lah. Menguasainya, memilikinya; namun kepemilikanmu hanya muncul
saat engkau telah menjadi mampu untuk memberikan. Di pusat/chakra tenggorokan sintesis
baru ini terjadi. Engkau dapat menerima dan engkau dapat memberikan.

Ada orang yang berubah dari satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Pertama mereka tidak
mampu memberi, mereka hanya dapat menerima; kemudian mereka berubah, mereka pergi
ke ekstrim lainnya - sekarang mereka dapat memberikan tetapi mereka tidak dapat
menerima. Itu juga sama saja. Seorang manusia sejati adalah ia yang mampu menerima
hadiah dan memberikan hadiah. Di India engkau akan menemukan banyak Sannyasins,
banyak yang disebut mahatmas, yang tidak akan menyentuh uang. Jika engkau
memberikan kepada mereka, mereka akan menyingkirkannya kembali, seolah-olah seperti
engkau telah memberikan ular atau sesuatu yang beracun. Mereka menyingkirkan itu
kembali dan itu hanya menunjukkan bahwa sekarang mereka telah pindah ke ekstrim
lainnya: sekarang mereka telah menjadi tidak mampu menerima.

Sekali lagi pusat/chakra tenggorokan mereka hanya menjadi setengah-berfungsi - dan


pusat/chakra ini tidak akan pernah benar-benar berfungsi kecuali ia berfungsi secara penuh,
kecuali roda bergerak dengan cara yang sempurna, terus bergerak dan menciptakan medan
energi.

Kemudian adalah pusat/chakra mata-ketiga/ajna. Di pusat/chakra mata-ketiga/ajna inilah


yang kanan dan yang kiri bertemu, pingala dan ida bertemu, dan menjadi sushumna. Dua
belahan otak bertemu pada mata ketiga; itu berada di antara dua mata. Satu mata mewakili
kanan, mata yang lain mewakili kiri, dan itu berada di tengah kedua mata. Pertemuan otak
kanan dan kiri ini terjadi pada mata ketiga, ini adalah sintesis yang sangat tinggi.
Orang-orang hanya mampu untuk menjelaskan perjalanan mereka sampai pada titik ini.
Itulah sebabnya Ramakrishna hanya dapat menggambarkan sampai ke mata ketiga. Dan
ketika dia mulai berbicara tentang yang terakhir, sintesis utama yang terjadi di
sahasrar/chakra mahkota, dia lagi dan lagi jatuh ke dalam keheningan, ke dalam samadhi.
Dia tenggelam di dalamnya; itu terlalu banyak untuk dihadapi dan dijelaskan. Itu seperti
membanjirinya; ia dibawa menuju ke lautan. Dia tidak dapat menjaga dirinya tetap sadar,
dan terjaga.

Sintesis yang utama dan terakhir di sahasrar, chakra mahkota. Karena sahasrar/chakra
mahkota ini, seluruh raja-raja di dunia, kaisar, raja, dan ratu, menggunakan mahkota. Hal ini
telah menjadi formal, tetapi pada dasarnya itu diterima karena kecuali sahasrar/chakra
mahkotamu berfungsi, bagaimana engkau dapat menjadi seorang kaisar, bagaimana
engkau dapat menjadi seorang raja? Bagaimana engkau dapat memerintah orang, engkau
bahkan belum menjadi penguasa bagi dirimu sendiri? Dalam simbol mahkota tersembunyi
rahasia. Rahasianya adalah bahwa seseorang yang telah mencapai ke pusat mahkota,
sintesis akhir dari keberadaannya, hanya dia yang harus menjadi seorang raja atau ratu,
tidak ada orang lain. Hanya dia yang mampu untuk memerintah orang lain, karena ia telah
mampu untuk menguasai dirinya sendiri. Dia telah menjadi master/penguasa bagi dari
dirinya; sekarang dia dapat membantu orang lain juga.

Sungguh, ketika engkau mencapai ke sahasrar/chakra mahkota, Sebuah mahkota yang


berbunga di dalam dirimu, seribu kelopak teratai terbuka. Tidak ada satu mahkota pun yang
dapat dibandingkan dengan itu, tapi kemudian itu menjadi hanya sebuah simbol.

Dan simbol itu telah ada di seluruh dunia. Itu hanya menunjukkan bahwa di mana-mana saat
seseorang akhirnya menjadi terjaga dan sadar dalam satu cara atau lainnya maka sintesis
tertinggi itu terjadi pada sahasrar/chakra mahkota tersebut. Yahudi menggunakan kopiah itu;
itu adalah tepat pada sahasrar/cahkra mahkota tersebut. Hindu membiarkan sejumput
rambut, mereka menyebutnya choti, puncak, untuk tumbuh persis di tempat di mana
sahasrar/chakra mahkota itu berada. Ada beberapa masyarakat Kristen yang mencukur
tepat hanya pada bagian itu di kepalanya. Ketika seorang Master/Guru memberkati seorang
murid, ia meletakkan tangannya di sahasrar/chakra mahkota. Dan jika si murid benar-benar
reseptif/memilki kemampuan penyerapan yang baik, berserah diri, ia akan tiba-tiba
merasakan meningkatnya energi, berjalan dari pusat/chakra seks ke sahasrar/chakra
mahkota.

Kadang-kadang ketika aku menyentuh kepalamu dan dirimu tiba-tiba menjadi seksual
jangan takut, jangan menyusutkannya kembali, karena itu adalah bagaimana yang
seharusnya terjadi. Energi itu berada di di pusat seks. Itu mulai terurai sendiri. Engkau
menjadi takut, engkau menyusutkannya, engkau menekannya - Apa yang terjadi? Dan
menjadi seksual di kaki Gurumu tampaknya akan menjadi sedikit canggung, memalukan.
Bukan begitu. Ijikan itu, biarkan begitu, dan segera engkau akan melihat energi itu bergerak
melalui pusat/chakra pertama dan pusat/chakra kedua dan, jika engkau berserah diri, hanya
dalam hitungan detik energi itu akan bergerak ke sahasrar/chakra mahkota dan dirimu akan
memiliki perasaan akan adanya pembukaan baru di dalam dirimu. Itu sebabnya seorang
murid seharusnya menundukkan kepalanya ke bawah, sehingga Master/Guru dapat
menyentuh kepalanya.

Sintesis terakhir adalah dari objek dan subjek, yang di luar dan yang di dalam, sekali lagi.
Dalam orgasme seksual yang ada di luar dan yang ada di dalam bertemu, tapi itu hanya
sesaat. Pada sahasrar/chakra mahkota mereka bertemu secara permanen. Itulah mengapa
aku mengatakan kita harus melakukan perjalanan dari seks ke samadhi. Di dalam seks
sembilan puluh sembilan persen adalah seks, satu persen adalah sahasrar/chakra mahkota;
di sahasrar/chakra mahkota sembilan puluh sembilan persen adalah sahasrar/chakra
mahkota, satu persen adalah seks. Keduanya bergabung dan mereka dijembatani, oleh arus
energi yang ada di dalam. Jadi jika engkau menikmati seks, jangan membuat tempat
tinggalmu di sana. Seks hanya suatu kilasan dari sahasrar/chakra mahkota.
Sahasrar/chakra mahkota akan memberikan seribu kali lipat, sejuta kali lipat, kebahagiaan
untukmu, berkah untukmu.

Yang ada di luar dan yang ada di dalam, aku dan engkau bertemu, pria dan wanita bertemu,
yin dan yang bertemu; dan pertemuan ini adalah mutlak. Maka tidak ada pembagian, maka
tidak ada perpisahan.

Ini yang disebut yoga. Yoga berarti pertemuan dari yang dua menjadi satu. Dalam agama
Kristen mistik ini disebut UNIO Mystica; yang merupakan terjemahan yang tepat dari yoga.
UNIO Mystica:

Pertemuan yang misterius. Pada sahasrar/chakra mahkota alfa bertemu dengan omega,
awal dan akhir. Yang awal adalah di pusat seks, seks adalah alpha mu; samadhi adalah
omega mu.

Dan kecuali alpha dan bertemu omega, kecuali jika engkau telah mencapai ke penyatuan
tertinggi ini, dirimu akan tetap sengsara, karena penyatuan itu adalah takdirmu. Engkau
akan tetap tidak terpenuhi. Engkau dapat terpenuhi hanya pada puncak tertinggi sintesis ini.

~ OSHO, Yoga The Alpha and The Omega, Vol 9

Patanjali's skill in expressing the inexpressible is superb. Nobody has ever been able to
surpass him. He has mapped the inner world of consciousness as accurately as it is
possible; he has almost done the impossible job.

I have heard one story about Ramkrishna:

One day he said to his disciples, "I will tell you everything today and will not keep anything
secret." He described clearly the centers and the corresponding experiences up to the heart
and throat, and then pointing to the spot between the eyebrows he said, "The supreme self
is directly known and the individual experiences samadhi when the mind comes here. There
remains then but a thin transparent screen separating the supreme self and the individual
self.

The sadhaka then experiences...." Saying this, the moment he started to describe in detail
the realization of supreme self, he was plunged in samadhi and became unconscious. When
the samadhi came to an end and he came back, he tried again to describe it and was again
in samadhi; again he became unconscious. After repeated attempts Ramkrishna broke into
tears, started crying, and told his disciples that it is impossible to speak about it.

But Ramkrishna has tried, has tried in many ways, from different directions, and this always
happened, his whole life. Whenever he will come beyond the third-eye center and will be
coming nearer sahasrar, he will be caught hold of by something inner, so deeply that the
very remembrance of it, the very effort to describe it, and he is gone. For hours he will
remain unconscious. It's natural because the bliss of sahasrar is such, one is almost
overpowered by it. The bliss is so oceanic that one is possessed by it and taken over. One is
no longer oneself, once you transcend the third eye.

Ramkrishna tried and failed, could not describe it. Many others have not even tried. Lao Tzu
resisted, for his whole life, saying anything about the world of tao because of this.

Nothing can be said about it, and the moment you try to say it, you are plunged into an inner
whirlwind, whirlpool. You are lost, drowned. You are bathed in such beauty and beatitude
that you cannot utter a single word.

But Patanjali has done the impossible. He has described as exactly as possible each step,
each integration, each chakra, its functioning, and how to transcend it, up to sahasrar - and
he has even indicated beyond. On each chakra, on each wheel of energy, a certain
integration happens. Let me tell you.

At the sex center, the first center, the most primitive but the most natural, the one that is
available to all, the integration happens between the outer and the inner. Of course it is
momentary. A woman meeting a man or a man meeting a woman come for a single
moment, split moment, where the outer and inner meet and mingle and merge into each
other. That's the beauty of sex, the orgasm, that two energies, the complementary energies,
meet and become one whole. But it is going to be momentary because the meeting is
through the most gross element, the body. The body can touch the surfaces but it cannot
really enter into the other. It is like ice cubes. If you put two ice cubes together, they can
touch each other, but if they melt and become water, then they meet and mingle with each
other. Then they go to the very center. And if the water evaporates, then the meeting
becomes very, very deep. Then there is no I, no thou, no inner, no outer.

The first center, the sex center, gives you a certain integration. That's why there is so much
hankering for sex. It is natural, it is in itself beneficial and good, but if you stop there, then
you have stopped on the porch of a palace. The porch is good, it leads you into the palace,
but it is not a place to make your abode, it is not a place to stop forever... and the bliss that is
waiting for you on the higher integrations of other centers will be missed.

And in comparison to that bliss and happiness and joy, the beauty of sex is nothing, the
pleasure of sex is nothing. It simply gives you a momentary glimpse.

The second chakra is hara. At the hara, life and death meet. If you reach to the second
center, you reach to a higher orgasm of integration. Life meeting death, sun meeting moon.
And the meeting is inner now, so the meeting can be more permanent, more stable, because
you are not dependent on anybody else. Now you are meeting your own inner woman or
your own inner man.

The third center is the navel. There the positive and the negative meet - the positive
electricity and the negative electricity. Their meeting is even higher than life and death
because the electric energy, the prana, the bioplasma or bioenergy, is deeper than life and
death. It exists before life, it exists after death. Life and death exist because of bioenergy.

This meeting of bioenergy at the navel, nabhi, gives you even a higher experience of being
one, integrated, a unity.

Then is the heart. At the heart center the lower and the higher meet. At the heart center the
prakriti and purusha, the sexual and the spiritual, the worldly and the other-worldly - or you
can call it the meeting of heaven and earth. It is still higher because for the first time
something of the beyond dawns - you can see the sun rising at the horizon. You are still
rooted in the earth, but your branches are spreading into the sky. You have become a
meeting. That's why the heart center gives the highest and the most refined experience
ordinarily available - the eXperience of love. The experience of love is the meeting of earth
and heaven; so love is in a way earthly and in another way heavenly.

If Jesus defined God as love, this is the reason, because in human consciousness love
seems to be the higher glimpse.

Ordinarily people never go beyond the heart center. Even to reach at the heart center seems
to be difficult, almost impossible. People remain at the sex center. If they are trained deeply
in yoga, karate, aikido, t'ai chi, then they reach to the second center, the hara. If they are
trained in the deep mechanism of breathing, prana, then they reach the navel center. And if
they are trained how to look beyond earth and how to see beyond the body and how to look
so deeply and so sensitively that you are no longer confined to the gross, and the subtle can
penetrate its first rays into you, only then, the heart center.

All paths of devotion, bhakti yoga, work on the heart center. Tantra starts from the sex
center.'rao starts from the hara center. Yoga starts from the navel center. Bhakti yoga, paths
of devotion and love, Sufis and others, they start from the heart center.

Higher than heart is the throat center. Again there happens another integration, even more
superior, more subtle. This center is the center of receiving and giving. When the child is
born he receives from the throat center. First, life enters into him from the throat center - he
sucks air, breathes; and then he sucks milk from his mother. The child functions from the
throat center, but it is half functioning and soon the child forgets about it. He just receives.
He cannot give yet. His love is passive. And if you are asking for love, then you remain
juvenile, you remain childish. Unless you mature, that you can give love, you have not
become a grown-up. Everybody asks for love, demands love, and almost nobody gives.
That's the misery all over the world. And everybody who demands thinks that he is giving,
believes that he is giving.

I have looked into thousands of people - all hungry for love, thirsty for love, but nobody in
any way trying to give. And they all believe that they are giving but they are not receiving.
Once you give you receive, naturally. It has never happened otherwise. The moment you
give, love rushes in you. It has nothing to do with persons and people. It has something to do
with the cosmic energy of God.

The throat center is the meeting of receiving and giving. You receive from it and you give
from it. That is the meaning of Christ's saying that you must become a child again. If you
translate it into the yoga terminology it will mean: you must come to the throat center again.
The child forgets by and by.

If you look into Freudian psychology, you will have a parallel. Freud says the first stage of
the child is oral, the second stage is anal, and the third stage is genital. The whole Freudian
psychology ends with the third. Of course it is a very poor psychology, very rudimentary,
fragmentary, and concerned with the very lower functioning of human beings. Oral - yes, the
child uses the throat center, just to receive. And once he has started receiving, his being
moves to the anal.

Have you watched that a few people cling to the oral, even up to their death? These are the
people you will find smoking; these are oral people. They still go on.... The smoke, the
cigarette, the cigar, gives them a feeling as if something hot like mother's milk is passing
through the throat center; and they remain confined to the oral, and they cannot give. If a
person is a chain-smoker, heavy smoker, almost always he is not a giver of love. He
demands, but he will not give.

People who are smoking too much are always interested in women's breasts too much.

Bound to be, because a cigarette is a substitute for the nipple. I am not saying that people
who are not smokers are not interested in women's breasts. Those who smoke, they are
interested. Those who don't smoke, they are also interested; they may be chewing pan or
gum or something else, or they may be simply interested in pornography - or they may be
just obsessed by the breast continuously. In their mind, in their dream, in their imagination,
fantasy, the breast - breasts and breasts go on floating all around them.

These are oral people, stuck.

When Jesus says you have to be a child again, he means you have to come back to the
throat center, but with a new energy to give. All creative people are givers. They may sing a
song for you or dance a dance or write a poem or paint a picture or tell you a story.

For all these the throat center is again used as a center to give. The meeting of receiving
and giving happens at the throat. The capacity to receive and to give is one of the greatest
integrations.

There are people who are only capable of receiving. They will remain miserable because
you never become rich by receiving. You become rich by giving. In fact you possess only
that which you can give. If you cannot give it, you simply believe that you possess. You don't
possess it; you are not a master. If you cannot give your money, then you are not the master
of it. Then the money is the master. If you can give it, then certainly you are the master. This
will look like a paradox, but let me repeat it: you are the possessor only of that which you
give. The moment you give, in that very moment you have become a possessor, enriched.
Giving enriches you.

Miserly people are the most miserable and Poor people in the world - poorer than the poor.
They cannot give; they are stuck. They go on hoarding. Their hoarding becomes a burden
on their being; it does not free them. In fact if you have something you will become freer. But
look at the misers. They have much, but they are burdened; they are not free. Even beggars
are more free than they. What has happened to them? They have used their throat center
just to receive. Not only that they have not used their throat center to give, they have not
even moved to the second Freudian center, anal. These people are always constipatory;
hoarders, misers, always suffer from constipation. Remember, I am not saying that all
people who have constipation are misers; there may be other reasons.

But misers are certainly constipated.

Freud says that there is something in gold and excreta. Both look yellow, and people who
are constipatory are too attracted to gold. Otherwise gold has no existential value - some
psychological value, but no existential value. You cannot eat it, you cannot drink it. What can
you do with it? Even a glass of water is more valuable existentially. But why has gold
become so valuable? Why are people so obsessed with gold? They have not moved from
the oral to the anal. They are constipated in their inner being. Now their whole life will reflect
their constipation; they will become hoarders of gold. Gold is symbolic. The yellowness gives
them some idea.

Have you watched small children? It is almost difficult to persuade them to go to the toilet;
they have almost to be forced to go to the toilet. And even then they insist, "Nothing is
happening. Can I come back?" They are learning the first lessons of miserliness - how to
hold. How to hold, how not to give even that which is useless, even that which is harmful if
you keep it within you. Even the poison, it is difficult for them to leave it, to renounce it.

I have heard about two Buddhist bhikkhus. One of them was a miser and a hoarder and he
wed to collect money and keep it, and the other used to laugh at this foolish attitude.

Whatsoever will come on his way, he will use it, he will never hoard it. One night they came
across a river. It was evening, the sun was setting, and it was dangerous to stay there. They
had to go to the other shore; there was a town. This side was simply wilderness.

The hoarder said, "Now you don't have any money, so we cannot pay the ferryman. What do
you say now about it? You are against hoarding; now if I don't have any money we both will
die. You see the point?" He said, "Money is needed." The man who believed in renunciation
laughed, but he didn't say anything. Then the hoarder paid and they crossed the river; they
reached the other shore. The hoarder again said, "Now remember, next time don't start
arguing with me. You see? Money helps. Without money we would have been dead. The
whole night on the other shore, it was dangerous to survive - wild animals.”

The other bhikkhu laughed and he said, "But we have come across the river because you
could renounce it. It is not because of hoarding that we have survived. If you had insisted on
hoarding it and you were not going to pay the ferryman, we would have died. It is because
you could renounce - because you could leave it, you could give it - that's why we have
survived.”

The argument must be continuing still. But remember, I am not against money. I am all for it,
but use it. Possess it, own it; but your ownership arises only the moment you have become
capable of giving it. At the throat center this new synthesis happens. You can accept and
you can give.

There are people who change from one extreme to another. First they were incapable of
giving, they could only receive; then they change, they go to the other extreme - now they
can give but they cannot receive. That too is lopsidedness. A real man is capable of
accepting gifts and giving them. In India you will find many sannyasins, many so-called
mahatmas, who will not touch money. If you give them any, they will shrink back, as if you
have produced a snake or something poisonous. Their shrinking back shows that now they
have moved to the other extreme: now they have become incapable of receiving.

Again their throat center is half-functioning - and a center never functions really unless it
functions fully, unless the wheel moves the full way, goes on moving and creates energy
fields.

Then is the third-eye center. At the third-eye center the right and left meet, pingala and ida
meet, and become sushumna. The two hemispheres of the brain meet at the third eye; that
is just between the two eyes. One eye represents the right, another eye represents the left,
and it is just in the middle. These left and right brains meeting at the third eye, this is a very
high synthesis. People have been capable of describing up to this point. That's why
Ramkrishna could describe up to the third eye. And when he started to talk about the final,
the ultimate synthesis that happens at sahasrar, he again and again fell into silence, into
samadhi. He was drowned in it; it was too much. It was floodlike; he was taken over to the
ocean. He could not keep himself conscious, alert.

The ultimate synthesis happens at sahasrar, the crown chakra. Because of this sahasrar, all
over the world kings, emperors, monarchs, and queens, use the crown. It has become
formal, but basically it was accepted because unless your sahasrar is functioning, how can
you be a monarch, how can you be a king? How can you rule people, you have not even
become a ruler of yourself? In the symbol of the crown is hidden a secret. The secret is that
a person who has reached to the crown center, the ultimate synthesis of his being, only he
should be the king or the queen, nobody else. Only he is capable of ruling others, because
he has come to rule himself. He has become a master of himself; now he can be helpful to
others also.

Really, when you achieve to sahasrar, A crown flowers within you, a one-thousand- petaled
lotus opens. No crown can be compared with it, but then it became just A symbol.

And the symbol has existed all over the world. That simply shows that everywhere people
became alert and aware in one way or other of the ultimate synthesis in the sahasrar. Jews
use the skullcap; it is exactly on the sahasrar. Hindus allow a bunch of hair, they call it choti,
the peak, to grow exactly on the spot where the sahasrar is or has to be. There are a few
Christian societies which shave just that part of the head. When a Master blesses a disciple,
he puts his hand on the sahasrar. And if the disciple is really receptive, surrendered, he will
suddenly feel an upsurge of energy, running from the sex center to the sahasrar.

Sometimes when I touch your head and you suddenly become sexual don't be afraid, don't
shrink back, because that is how it should be. The energy is at the sex center. It starts
uncoiling itself. You become afraid, you shrink, you repress it - What is happening? And
becoming sexual at the feet of your Master seems to be a little awkward, embarrassing. It is
not. Allow it, let it be, and soon you will see it has passed the first center and the second
and, if you are surrendered, within a second the energy is moving at the sahasrar and you
will have a feeling of a new opening within you. That's why a disciple is supposed to bow his
head down, so the Master can touch the head.

The last synthesis is of object and subject, the outer and inner, again. In a sexual orgasm
outer and inner meet, but momentarily. In sahasrar they meet permanently. That's why I say
one has to travel from sex to samadhi. In sex ninety-nine percent is sex, one percent is
sahasrar; in sahasrar ninety-nine percent is sahasrar, one percent is sex. Both are joined
they are bridged, by deep currents of energy. So if you have enjoyed sex, don't make your
abode there. Sex is just a glimpse of sahasrar. Sahasrar is going to deliver a thousandfold, a
millionfold, a bliss to you, benediction to you.

The outer and the inner meet, I and thou meet, man and woman meet, yin and yang meet;
and the meeting is absolute. Then there is no parting, then there is no divorce.

This is called yoga. Yoga means the meeting of the two into one. In Christianity mystics have
called it UNIO MYSTICA; that is the exact translation of yoga. UNIO MYSTICA:

the mysterious union. At the sahasrar the alpha and the omega meet, the beginning and the
end. The beginning is in the sex center, sex is your alpha; samadhi is your omega.

And unless alpha and omega meet, unless you have attained to this supreme union, you will
remain miserable, because your destiny is that. You will remain unfulfilled. You can be
fulfilled only at this highest peak of synthesis.

~ OSHO, Yoga The Alpha and The Omega, Vol 9

Anda mungkin juga menyukai