Anda di halaman 1dari 10

TUGAS REMEDIAL

TEMA 2 SUBTEMA 3

DISUSUN OLEH :
AGNI NAILA ZIHNI
KELAS :
VI B
SDN UNGGULAN 2018/2019
ASAL USUL DAN SEJARAH UNTA
Unta atau Onta adalah dua spesies hewan berkuku genap dari genus Camelus (satu berpunuk tunggal -
Camelus dromedarius, satu lagi berpunuk ganda - Camelus bactrianus) yang hidup ditemukan di wilayah
kering dan gurun di Asia dan Afrika Utara. Rata-rata umur harapan hidup unta adalah antara 30 sampai
50 tahun.

Domestikasi Unta oleh manusia telah dimulai sejak kurang lebih 5.000 tahun yang lalu. Pemanfaatan unta
antara lain untuk diambil susunya (yang memiliki nilai nutrisi lebih tinggi dari pada susu sapi) serta
dagingnya, dan juga digunakan sebagai hewan pekerja. Seperti yang diketahui, unta hidup di padang pasir
yang memiliki range temperatur udara yang mampu membunuh mayoritas makhluk hidup. Selain itu,
mereka mampu untuk tidak makan dan minum selama beberapa hari.

Ada banyak hal yang membuat mereka mampu beradaptasi. Salah satunya adalah punuknya. Banyak
orang mengira punuknya menyimpan air, tapi sebenarnya tidak. Punuk unta menyimpan lemak khusus,
yang pada suatu saat bisa diubah menjadi air dengan bantuan oksigen hasil respirasi. Satu gram lemak
yang ada pada punuk unta bisa diubah menjadi satu gram air.Kemampuan adaptasi lainnya yang luar
biasa adalah, sistem respirasinya meninggalkan sedikit sekali jejak uap air. uap air yang keluar dari paru-
paru diserap kembali oleh tubuhnya melalui sel khusus yang terdapat di hidung bagian dalam, membentuk
Kristal dansuatu saat dapat diambil.

Tubuh unta dapat bertahan hingga pada suhu 41 derajat celcius. Lebih dari itu, unta mulai berkeringat.
Penguapan dari keringat yang terjadi hanya pada kulitnya, bukan pada rambutnya. Dengan cara
pendinginan yang efisien itu, unta mampu menghemat air cukup banyak. Unta mampu bertahan dengan
kehilangan massa sekitar 20%-25% selama berkeringat. Mayoritas makhluk hidup hanya mampu bertahan
hingga kehilangan massa sekitar 3%-4% sebelum terjadi gagal jantung akibat mengentalnya darah. Meski
unta kehilangan banyak cairan tubuh, darahnya tetap terhidrasi, hingga batas 25% tercapai.

Ada banyak hal mengapa darah unta tidak mengental pada kondisi di mana darah mayoritas makhluk
hidup sudah mengental. Sel darah merah unta berbentuk oval, bukan bulat seperti makhluk hidup lainnya.
Unta juga memiliki sistem imunitas yang cukup unik. Semua mamalia memiliki antibodi berbentuk Y
dengan dua rantai panjang sepanjang Y itu dengan dua rantai pendek di setiap ujung dari Y tersebut, tapi
unta hanya memiliki dua rantai panjang yang menjadikannya berbentuk lebih kecil sehingga mengurangi
kemungkinan darah akan mengental.

Ginjal dan usus mereka sangat efisien dalam menyaring air. Bentuk Urin mereka sangat kental dan
kotoran mereka sangat kering sehingga bisa langsung dibakar ketika dikeluarkan.
ASAL USUL HEWAN LANGKA DI INDONESIA

Badak Jawa

 Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus); Disebut juga sebagai Badak Bercula Satu, Binatang
endemik jawa yang hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon (Banten)
dengan populasi hanya 35 hingga 45 ekor saja (hasil sensus Badak 2011).

Ilustrasi Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri)

 Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) atau Wondiwoi Tree-kangaroo; Salah


satu jenis kanguru pohon asal Papua ini populasinya diperkirakan sekitar 50 ekor saja.
Pesut Mahakam

 Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) atau Irrawaddy Dolphin; Merupakan mamalia air
tawar yang unik. Di Indonesia hidup di Sungai Mahakam dengan populasi sekitar 70
ekor.

Macan Tutul Jawa atau Leopard

 Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) atau Javan Leopard; Disebut juga Macan
Kumbang dengan jumlah populasinya diperkirakan di bawah 250 ekor (IUCN 2008).
Badak sumatera

 Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau Sumatran Rhinoceros; Merupakan


badak bercula dua yang populasinya diperkirakan tidak lebih dari 275 ekor.

Leucocephalon yuwonoi (kura-kura hutan sulawesi)

 Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi Forest Turtle; Kura-
kura endemik sulawesi yang pernah terdaftar sebagai The World’s 25 Most Endangered
Tortoises and Freshwater Turtles—2011 dengan populasi kurang dari 250
Elang Flores

 Elang Flores (Nisaetus floris) atau Flores Hawk-Eagle; Burung elang endemik Flores
dengan populasi antara 150-300 ekor.

Rusa Bawean

Rusa Bawean (Axis kuhlii) atau Bawean Deer; Rusa endemik pulau Bawean, Jawa Timur. Populasinya
antara 250–300 animals (Semiadi 2004).
Burung Tokhtor Sumatera

 Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis) atau Sumatran Ground Cuckoo; Burung


endemik Sumatera dengan populasi sekitar 70-400 ekor.

Katak Merah

 Katak Merah (Leptophryne cruentata) atau Bleeding Toad; Adalah katak endemik yang
hanya hidup di TN Gunung Halimun-Salak dan TN Gede Pangrango.

Kakatua Jambul Kuning (Gambar: Lars Peterson)

 Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) atau Yellow-crested Cockatoo; Populasi
sekitar 7.000 ekor.

Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Orangutan Sumatera (Pongo abelii) hampir mirip dengan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus)
namun memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Tinggi tubuh orangutan sumatera sekitar 1,25-1,5 meter
dengan berat tubuh berkisar 30-50 kg (betina) dan 50-90 kg (jantan).
Trulek Jawa (Vanellus macropterus) adalah salah satu burung langka yang hanya terdapat (endemik) di
Jawa. Burung dari famili Charadriidae ini pada tahun 1994 pernah dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN,
namun sejak tahun 2000, statusnya direvisi menjadi “Kritis” (Critically Endangered; CR).

Kuskus Beruang Sulawesi dan Kuskus Beruang Talaud adalah dua spesies anggota genus Kuskus
Beruang (genus Ailurops) yang hidup endemik di Sulawesi. Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus)
hanya dapat ditemukan di daratan pulau Sulawesi, Peleng, Muna, Buton, dan Togian.
Ekidna Moncong Pendek

Ekidna merupakan hewan mammalia yang bertelur (ordo Monotremata) yang masih bertahan hidup
hingga sekarang di samping platipus (Ornithorhynchus anatinus). Sebagaimana dengan platipus, Ekidna
termasuk hewan yang aneh. Ekidna menjadi aneh lantaran hewan mammalia selayaknya harimau
ataupun tarsius tetapi ekidna tidak melahirkan anaknya melainkan bertelur.

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satu dari tiga subspesies Gajah Asia.
Subspesies Gajah Asia (Elephas maximus) selain Gajah Sumatera adalah Gajah Asia (Elephas maximus
maximus) yang terdapat di Srilangka dan Gajah India (Elephas maximus indicus) yang terdapat di Asia
Tenggara dan India. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) yang mempunyai nafsu makan besar
(hingga 150 kg seharinya) bisa dijumpai di pulau Sumatera Indonesia. Binatang ini juga ditetapkan
sebagai Fauna Identitas Provinsi Lampung.

Anda mungkin juga menyukai