Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KODE ETIK AKUNTAN


Dalam rangka memenuhi Tugas Etika Profesi dan Bisnis

MAKALAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

RAHMAT ARAFAH C301 18 502

ANDI MIA AGRITHA C301 18 471

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI NONREGULER

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika
secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang
batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal untuk
dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik kemudian muncul untuk
menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika
menjalankan profesinya.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan Publik juga mempunyai kode etik
yang digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika seorang Akuntan
Publik menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari seorang Akuntan Publik tentang
kode etik, akan menciptakan pribadi Akuntan Publik yang profesional, kompeten, dan
berdaya guna. Tanpa adanya pemahaman yang cukup tentang kode etik, seorang Akuntan
Publik akan terkesan tidak elegan, bahkan akan menghilangkan nilai esensial yang paling
tinggi dari profesinya tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut :

1. Apa definisi dari pengertian etika?


2. Bagaimana struktur kode etik akuntan?
3. Apa yang dimaksud kerangka konseptual?
4. Jelaskan tentang prinsip dasar!
5. Bagaimana kode etik untuk akuntan dalam bisnis?
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA

Apa yang dimaksud dengan etika? Pengertian Etika adalah  suatu norma atau aturan
yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait
dengan sifat baik dan buruk.
Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang kesusilaan dan
perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan
aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan
tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat. Secara etimologis, kata
etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “Ethikos” yang artinya timbul dari suatu
kebiasaan. Dalam hal ini etika memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah
manusia dan perbuatannya.

Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Agar kita lebih memahami apa arti etika, maka kita dapat merujuk pada pendapat para
ahli. Berikut ini adalah pengertian etika menurut para ahli:

1. Soergarda Poerbakawatja
Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu yang
memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia.

2. H. A. Mustafa
Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki terhadap suatu
perilaku yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan perbuatan manusia sejauh apa
yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.

3. K. Bertens
Menurut K. Bertens, definisi etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi suatu
acuan bagi umat manusia secara baik secara individual atau kelompok dalam mengatur
semua tingkah lakunya.

4. DR. James J. Spillane SJ


Menurut DR. James, etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah ke
penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau salahnya serta
tingkah laku seseorang terhadap lainnya.
5. Drs. H. Burhanudin Salam
Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat yang
membicarakan perihal suatu nilai-nilai serta norma yang dapat menentukan suatu perilaku
manusia ke dalam kehidupannya.

6. W. J. S. Poerwadarminto
Menurut Poerwadarminto, arti etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu perilaku
atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat
ditentukan oleh akal manusia.

2. STRUKTUR KODE ETIK AKUNTAN

Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik
dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. IAI adalah satusatunya organisasi profesi
akuntan di Indonesia. IAI beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor independen,
auditor pemerintah dan auditor intern), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja sebagai
pendidik.
Sehingga kode etik yang dikeluarkan oleh IAI tidak hanya mengatur anggotanya yang
berpraktik sebagai akuntan publik, namun mengatur perilaku semua anggotanya
yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lainnya.

Kode Etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya. Struktur kode etik IAI meliputi:

a.       Prinsip etika akuntan


b.      Atiran etika akuntan
c.       Interpretasi aturan etika akuntan

Kongres IAI tahun 1973 berhasil dirumuskan dan disahkan Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia untuk pertama kalinya. Dalam perkembangannya kode etik tersebut mengalami
beberapa kali perubahan, yaitu pada Kongres IAI tahun 1981, Kongres IAI tahun 1986,
Kongres IAI tahun 1990, Kongres IAI tahun 1994, dan yang terakhir adalah Kongres IAI
tahun 1998. Kode Etik IAI yang berlaku saat ini adalah Kode Etik IAI yang disahkan dalam
Kongres IAI VIII tahun 1998. Struktur Kode Etik IAI tersebut terdiri atas empat bagian yang
disusun berdasarkan struktur berikut,yaitu:

Prinsip etika

Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh kongres
bagi seluruh anggota yang terdiri dari delapan prinsip berikut ini :
a. Prinsip Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang di
lakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan
dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka.
Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan anggota
untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.

b. Prinsip Kepentingan Publik


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik.
Profesi akuntansi memegang peranan yang penting di masyarakat, dimana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai,
investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya yang bergantung kepada objektivitas
dan integritas akuntan dalam memelihara jalannya fungsi bisnis secara tertib.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah
laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat
dan negara.

c. Prinsip Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas
adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas
merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi
anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Integritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil.

d. Prinsip Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
berada di bawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan
objektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik publik memberikan jasa
atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan
keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam
kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintahan. Mereka
juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa
atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara
objektivitas.

e. Prinsip Kompetensi Dan Kehati-Hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Kehati-hatian
profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
kompetensi dan ketekunan.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
jasa profesional dengan sebaikbaiknya sesuai dengan kemampuannya demi kepentingan
pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung-jawab profesi kepada publik. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.

f. Prinsip Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota dan
klien atau pemberi kerja berakhir.
Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah diberikan
atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk mengungkapkan informasi.
Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi. Kerahasiaan juga
mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional
tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi
atau keuntungan pihak ketiga.
Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasiatentang penerima jasa
tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu, anggota tidak boleh membuat
pengungkapan yang tidak disetujui (unauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini
tidak berlaku untuk pengungkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung jawab
anggota berdasarkan standar profesional.

g. Prinsip Perilaku Profesional


Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi
kerja, dan masyarakat umum.

h. Prinsip Standar Teknis


          Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Aturan etika

Aturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan
ditetapkan untuk masing-masing kompartemen. Untuk akuntan sektor publik, aturan etika
ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP). Sampai saat ini,
aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang penyusunannya mengacu
pada Standard of Professional Practice on Ethics yang diterbitkan oleh the International
Federation of Accountants (IFAC).
Berdasarkan aturan etika ini, seorang profesional akuntan sektor publik harus memiliki
karakteristik yang mencakup:

1. Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.


2. Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi kerja
maupun untuk auditan.
3. Berpandangan obyektif.
4. Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi.

Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk mendukung  tercapainya tujuan profesi
akuntan yaitu: bekerja dengan standar profesi yang tinggi, mencapai tingkat kinerja yang
diharapkan dan mencapai tingkat kinerja yang memenuhi persyaratan kepentingan
masyarakat. Oleh karena itu, menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga kebutuhan mendasar
yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Kredibilitas akan informasi dan sistem informasi.


2. Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi.
3. Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika profesional dan standar
teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak dapat
dikompromikan.

Aturan etika ini harus ditetapkan oleh anggota IAI-KAP dan staf profesional. Dalam
hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAI-KAP melanggar
aturan etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab atas tindakan
pelanggaran tersebut
Interpretasi aturan etika
Interpretasi aturan etika merupakan penafsiran, penjelasan, atau elaborasi lebih
lanjut atas hal-hal, isu-isu, dan pasal-pasal yang diatur dalam aturan etika, yang dianggap
memerlukan penjelasan agar tidak terjadi perbedaan pemahaman atas auran etika yang
dimaksud.
Interpretasi aturan etika ini dikeluarkan oleh suatu badan yang dibentuk oleh
pengurus kompartemen atau institut profesi sejenis yang bersangkutan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya.

3 KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual  adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan standar. 
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat
selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah
sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.  Secara lengkap, kerangka kerja
konseptual adalah :

 Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi


 Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar
khusus yang mengaturnya.
 Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
 Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode
akuntansi.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh  FASB sebagai :


“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting”.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai
akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan
keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep
lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi
berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi
keuangan dan pelaporan.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai


laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas
antar laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada

Perumusan Kerangka Konseptual

Proses perumusan kerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi


yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya. Upaya dilakukan sebelum dihasilkan
kerangka konseptual, dapat dilacak pada berbagai publikasi.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai


laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas
antar laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada

4. PRINSIP DASAR

Di dalam prinsip dasar kode etik akuntan terdapat delapan prinsip yang menjadi dasar
kode etik akuntan :

1. TANGGUNG JAWAB PROFESI


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai
jasa profesional mereka.

2. KEPENTINGAN PUBLIK
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik.Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa
akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai
dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

3. INTEGRITAS
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik
tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.

4. OBJEKTIVITAS
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan.
Selain itu juga memiliki ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan
teknik yang paling mutakhir.Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya,
demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada
publik.

6. KERAHASIAAN
Prinsip ini menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.Seorang akuntan berkewajiban untuk menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan
klien atau pemberi jasa berakhir.

7. PERILAKU PROFESIONAL
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.

8. STANDAR TEKNIS
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, berkewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

5. KODE ETIK UNTUK AKUNTAN DALAM BIDANG BISNIS

Kita mengetahui bahwa secara fundamental, kode etik yang harus dipatuhi oleh
akuntan meliputi: integritas, objektivitas, kompetensi professional dan kehatian-hatian,
kerahasiaan, serta memelihara perilaku professional. Prinsip-prinsip ini haruslah senantiasa
diterapkan oleh akuntan. Begitupun dalam penerapannya dalam dunia bisnis, kode etik ini
tetap harus dipatuhi oleh akuntan.
Akuntan professional dalam bisnis seringkali terlibat dalam persiapan dan pelaporan
informasi yang nantinya akan diterbitkan bagi khalayak public maupun digunakan oleh
perusahaan pengguna jasa maupun perusahaan lainnya. Informasi yang dihasilkan ini
menyangkut informasi keuangan atau informasi manajemen, sebagai contoh:
proyeksi/perkiraan dan anggaran, diskusi dan analisis manajemen, dan surat manajemen
representasi yang diberikan kepada auditor selama audit atas entitas laporan keuangan.
Seorang akuntan profesional dalam bisnis harus menyiapkan atau menyajikan informasi
tersebut secara adil, jujur dan sesuai dengan standar profesional yang relevan sehingga
informasi akan dipahami dalam konteksnya.
Seorang akuntan profesional dalam bisnis yang memiliki tanggung jawab dalam
persiapan atau persetujuan laporan keuangan untuk tujuan umum dari suatu organisasi yang
mempekerjakan. Organisasi ini harus dipuaskan dengan laporan keuangan yang telah
disajikan sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku.
Seorang akuntan profesional dalam bisnis harus mengambil langkah-langkah yang
wajar untuk menjaga informasi untuk akuntan profesional dalam bisnis bertanggung jawab
dengan cara :

(a) Menjelaskan dengan jelas sifat sebenarnya dari transaksi bisnis, aset, atau kewajiban;
(b) Mengklasifikasikan dan mencatat informasi secara tepat waktu dan tepat, dan
(c) Mewakili fakta-fakta secara akurat dan lengkap dalam semua hal yang material.
Ancaman terhadap kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar, misalnya, self interest atau
intimidasi, ancaman terhadap objektivitas atau kompetensi profesional dan kehati-hatian,
diciptakan dengan kondisi seorang akuntan profesional dalam bisnis ditekan (baik eksternal
atau dengan kemungkinan keuntungan pribadi) agar menjadi lebih waspada dengan
informasi yang menyesatkan, begitupun bila terdapat kemungkinan adanya informasi yang
menyesatkan karena tindakan pihak lain.
Penting tidaknya ancaman tersebut akan tergantung pada faktor-faktor seperti sumber
tekanan dan sejauh mana informasi tersebut berpotensi menyesatkan. Arti penting dari
ancaman harus dievaluasi dan perlindungan perlu diterapkan bila diperlukan untuk
menghilangkan atau menguranginya ancaman ke tingkat yang dapat diterima. Perlindungan
tersebut termasuk konsultasi dengan atasan dalam organisasi yang mempekerjakan, komite
audit atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola organisasi, atau dengan badan
profesional yang relevan.
Bila ancaman tidak mungkin untuk dikurang/ditekan ke tingkat yang dapat diterima,
seorang akuntan profesional dalam bisnis hendaknya menolak untuk tetap berhubungan
dengan informasi yang telah ditentukan oleh akuntan profesional sebagai informasi yang
menyesatkan. Seorang akuntan profesional dalam bisnis mungkin telah sadar terkait dengan
informasi yang menyesatkan ini
Setelah menyadari hal ini, akuntan profesional dalam bisnis harus mengambil langkah-
langkah untuk memisahkan diri dari informasi tersebut. Dalam menentukan apakah ada
persyaratan untuk melaporkan, akuntan profesional dalam bisnis dapat mempertimbangkan
mendapatkan nasihat hukum. Selain itu, akuntan profesional dapat mempertimbangkan
apakah akan mengundurkan diri.

BAB III
ANALISIS KASUS

GAMBARAN KASUS

Kasus Pelanggaran Etikas Profesi di Bidang Auditor.

ANALISIS KASUS

Pulang dari Rumah Sakit, Akuntan Publik ini Ditahan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur
(10, Mei 2016).

Surabaya - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur kembali menahan tersangka dugaan
korupsi proyek pengadaan dan distribusi logistik Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan
Presiden (Pilpres) 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim, Selasa
(10/5/2016).Penahanan Ahmad Sumaryono selaku akuntan publik adalah yang paling
terakhir dari 5 tersangka yang lebih dulu ditahan penyidik Pidsus Kejati.Tersangka
Sumaryono memenuhi panggilan penyidik setelah dinyatakan sehat setelah dirawat di
sebuah rumah sakit di Yogyakarta.Ia datang sekitar pukul 09.00 WIB dan ditahan penyidik
sekitar pukul 15.00 WIB di Rutan Kelas I Medaeng.
Teman Sumaryono yang ditahan lebih dulu adalah Achmad Suhari, Bendahara KPU Jatim;
Anton Yuliono, PNS KPU Jatim; Nanang Subandi, rekanan swasta; dan Fahrudi, pegawai
BUMN yang berperan sebagai perantara. 
Kasus ini diungkap kejaksaan sejak Januari lalu. Ditengarai para tersangka melakukan
kegiatan pengadaan dan distribusi fiktif pada Pemilu 2014 lalu untuk mencairkan anggaran
negara. Uang itu diduga dipakai kepentingan pribadi. Diperkirakan, negara dirugikan Rp12
miliar karena perbuatan tersangka.Modus yang dilakukan oknum KPU yakni melaporkan
adanya kegiatan cetak untuk keperluan pemilihan, seperti Formulir C dan D, sekaligus
distribusinya.
Kegiatan itu untuk mencairkan anggaran. Ternyata kegiatan yang dilakukan itu tidak
ada atau fiktif. Oknum KPU Jatim lantas mentransfer uang ke lima perusahaan yang
digandeng untuk mencetak DPT. Namun uang tersebut dikembalikan lagi ke oknum KPU
itu.Dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pengadaan fiktif logistik Pemilu ini
telah merugikan negara sebesar Rp 7 miliar.Dari audit BPK membuat oknum pejabat KPU
Jatim kelabakan.
Mereka harus mengembalikan kerugian negara itu ke kas negara, ternyata yang
dikembalikan/disetorkan baru Rp 600 juta.Kejari Surabaya yang memeriksa saat itu
langsung menetapkan lima tersangka pejabat penandaTangan surat perintah membayar
(PPSPM) di KPU Jatim.

Komentar :
Terjadinya kasus akuntan ini dikarenakan adanya kecurangan dari pihak akuntan
publik dan lemahnya pengendalian internal dari pihak Pemerintah.Terdeteksinya kecurangan
tersebut dapat dilihat pada laporan adanya kegiatan cetak untuk keperluan pemilihan, seperti
Formulir C dan D, sekaligus distribusinya.Kegiatan itu untuk mencairkan anggaran.
Ternyata kegiatan yang dilakukan itu tidak ada atau fiktif.Untuk jenis kasus seperti ini dapat
dihindari dengan cara pengendalian internal yang lebih ketat serta apabila kasus seperti
inisudah terlanjur terjadi maka sebaiknya berikan sanksi yang membuat jera atas
penyalahgunaan tersebut. Menetapkan lima tersangka pejabat penandaTangan surat perintah
membayar (PPSPM) di KPU Jatim.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Adanya kode
etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari kode etik suatu
profesi mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang
mengatur etika profesi tersebut.

Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar kode etik tidak
selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa oleh majelis kode
etik dari setiap profesi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31769421/MAKALAH_Kel_19.docx

https://istiqamah26.wordpress.com/2014/11/06/makalah-kode-etik-akuntan/

https://rose-mia.blogspot.com/2012/12/makalah-kode-etik-profesi-akuntan.html

https://irwansyah-hukum.blogspot.com/2012/05/makalah-etika-profesi-akuntan.html

Anda mungkin juga menyukai