Anda di halaman 1dari 3

JEJAK JEJAK ILMUKU

Perkenalkan nama saya Muhammad Ramadhan, biasa dipanggil Rama saya


anak kelima dari lima bersaudara. Saya lahir dari keluarga yang sederhana, walaupun
demikian suasana keluargaku sangatlah menyenangkan sehingga saya memiliki
motivasi yang tinggi dalam dunia pendidikan. Perjuangan saya bisa dikatakan
ekstrim, dan penuh tantangan bukan berarti perjuangan saya menjadi pupus, justru hal
tersebut yang membuat saya kain semangat.

Kepahitan masa lalu itu masih terbayang - bayang dan masih melekat di
benakku hingga sekarang. Jika waktu bisa diputar, saya ingin memperbaiki masa lalu
tersebut. Kejadian itu bermula 8 tahun yang lalu pada saat saya masih beranjak di
bangku Sekolah Dasar Negeri 10 kelas 5. Pada saat itu saya masih seorang anak -
anak yang masih asik – asiknya bermain, canda, dan tawa bersama teman – teman.
Hal itu lah yang membuat saya terjerembab ke hal – hal buruk secara perlahan –
lahan. Dimulai dengan bolos sekolah karena diajak teman – teman, bermain warnet,
sampai mengambil uang orang tua.

Seiring berjalannya waktu, saya terlalu asik dengan nikmatnya dunia sehingga
saya melupakan masa depan saya, yang di mana itu merupakan tanggung jawab saya
sebagai seorang siswa yaitu belajar untuk menimba ilmu. Padahal kedua orang tuaku
sudah menasehati, memperingati, dan mengajarkan mana baik dan mana yang buruk.
Akan tetapi saya tetap saja bersikap acuh tak acuh apa yang dikatakan kedua orang
tuaku.

Waktu pun terus bergulir dan kini tibalah pembagian rapor untuk kenaikan
kelas ke tingkat selanjutnya. Saat saya melihat hasil belajar saya selama setahun di
kelas 5, nilai saya turun semua sehingga menyebabkan saya tidak naik kelas. Hal ini
membuat saya kecewa, sedih, dan frustasi. Kesedihan itu pun tidak dapat dibendung
lagi, rasanya ingin terus menerus menangis. Tapi kedua orang tuaku tetap
menyemangatiku agar bisa merubah diriku ke arah yang lebih baik. Dalam raut wajah
kedua orang tuaku saya melihat wajah bahagia agar saya berhenti menangis, saya tau
di balik raut wajah itu kedua orang tuaku sedang menangis. Tetapi sebagai orang tua,
pasti ingin membahagiakan anaknya walaupun harus ada yang dikorbankan. Setelah
kejadian itu, saya pun belajar sungguh – sungguh untuk memperbaiki kejadian di
masa lampau agar tidak terulang lagi.

Tahun ajaran baru pun tiba, saya masih duduk di bangku kelas 5 sedangkan
teman – teman saya naik ke tingkat selanjutnya. Saya pun merasa malu saat bertemu
dengan teman – teman ku. Walaupun begitu, saya tetap membuang perasaan itu dan
tetap berusaha untuk memperbaiki semua kesalahan – kesalahan yang selama ini saya
buat. Saya bertekad dan berjanji dengan diri sendiri, bahwa saya tidak akan
mengulangi kejadian – kejadian yang tidak saya inginkan.

Seiring berjalannya waktu, hari demi hari saya belajar dan memiliki teman
baru. Saya ingat pesan dari orang tuaku “Carilah teman – teman yang baik dan jauhi
teman – teman yang buruk, hal itu dapat mempengaruhimu. Kamu sudah besar dan di
sekolahkan, jadi kamu sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk.” Hal itu pun
membuahkan hasil, saya menjadi siswa yang terbaik dari yang terbaik di kelas pada
saat itu.

Tidak berapa lama, sekolah mengadakan suatu perlombaan antar kelas untuk
menguji kecerdasan siswa yaitu Cerdas Cermat MIPA. Saya pun terpilih untuk
menjadi perwakilan kelas dan 2 teman saya yang lainnya. Saya pun segera
mempersiapkan diri untuk perlombaan nanti. Setelah beberapa hari kemudian,
perlombaan pun dimulai. Soal demi soal dilontarkan kepada kami dan siswa lainnya
untuk menjawab dengan jawaban yang benar. Setelah sesi terakhir, tim kami
memperoleh nilai tertinggi sehingga kami juara 1 dalam ajang perlombaan ini. Saya
merasa senang dan terharu dengan pencapaian saya. Kedua orang tuaku pun merasa
senang setelah mendengar kabar gembira ini.

Hari yang dinantikan pun tiba yaitu pembagian rapor, saya tidak sabar lagi
ingin melihat hasil rapor saya yang merupakan hasil proses belajar selama setahun
ini. Orang tuaku pun mengambil rapor yang diberikan kepada guru. Setelah di buka
rapornya, ternyata saya peringkat 1. Saya pun merasa senang dan bahagia
mendengarnya, ternyata perjuangan ku tidak lah sia – sia. Sebagai orang tua, sangat
senang jika harapannya sesuai dengan keinginannya. Dengan ini pun, saya
melanjutkan ke tingkat selanjutnya ke bangku kelas 6.

Seiring berjalannya waktu, dengan hari yang seperti biasanya saya belajar,
belajar dan belajar hingga Ujian Nasional pun tiba. Saya menjawab soal – soal
dengan kemampuan saya yang telah di asah dari awal. Dan akhirnya nilai pun
memuaskan dan saya telah dinyatakan lulus, dan berhak untuk melanjutkan ke tingkat
selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama. Hingga sampai sekarang saya sudah
menduduki bangku Sekolah Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai