Kelas : XI Multimedia 1
Harimau Harimau
Mochtar Lubis
Novel ini mengisahkan tujuh orang pendamar di hutan damar dekat danau Bantau, Sumatera.
Mereka adalah: Pak Haji, Buyung, Sanip, Talib, Pak Balam, Sutan, dan Wak Katok yang
merupakan pemimpin rombongan karena ia seorang guru silat dan memiliki mantera. Di hutan
mereka menginap di gubug Wak hitam, seorang ahli ilmu gaib dan sihir berusia 70 tahun.
Wak Hitam sering tinggal di gubug peristirahatannya itu bersama Siti Rubinah, istri
keempatnya yang muda belia. Melihat istri Wak hitam, banyak pendamar tergoda oleh
kecantikannya. Pada suatu hari ketika Siti Rubiah sedang mandi di sungai, Wak Katok
mengintipnya dan berusaha menyeretnya ke semak. Buyung yang sudah punya tunangan pun
jatuh cinta pada Siti Rubiah. Siti Rubiah yang menderita hidup dengan Wak Hitam
menyambut cinta Buyung.
Mereka menjalin hubungan mesra. Dalam perburuannya para pendamar mendapat seekor kijang
yang sebenarnya sudah diincar harimau tua. Karena mangsanya diambil, harimau itu marah. Pada
hari berikutnya, harimau itu menerkam Pak Balam hingga luka parah. Merasa ajal telah dekat,
Pak Balam berpendapat bahwa harimau itu adalah utusan Tuhan untuk membalas dosa yang
diperbuat, maka ia pun mengakui dosa karena telah membiarkan Wak katok merampok,
membunuh dan memperkosa.
Pendapat Pak Balam ini menimbulkan konflik di antara para pendamar. Satu pihak menuntut agar
masing-masing orang mengaku dan bertobat atas dosa-dosanya, pihak lain tidak mau karena
dosa adalah tanggung jawab pribadi masing-masing. Giliran berikutnya Talib diterkam harimau
dan meninggal.
Maka mereka pun memutuskan untuk memburu harimau itu. Ketika bertemu dengan harimau
buruannya, Wak Katok yang membawa senjata dan memiliki mantera ternyata tidak dapat
berbuat apa-apa. Dari peristiwa ini terungkap bahwa Wak katok adalah pengecut dan
penipu. Merasa rahasianya telah terbongkar, Wak katok berencana membunuh teman-
temannya.
Di antara mereka terjadilah perseteruan memperebutkan senjata. Pak Haji tertembak dan
meninggal, namun Wak Katok dapat dilumpuhkan lalu diikat untuk umpan harimau. Ketika
harimau datang hendak memangsa Wak Katok, Buyung segera menembaknya tepat di kepala,
dan harimau itu pun tersungkur. Buyung sadar bahwa untuk keselamatan bersama, harimau dalam
diri masing-masing, yakni kezaliman, kemunafikan dan egoisme, harus dibunuh dulu.
Buyung merasa legakarena telah terbebas dari cengkeraman tahyul dan mantra serta jimat
palsu. Buyung dan Sanip segera meninggalkan hutan damar itu dan menyerahkan Wak Katok
kepada polisi karena ia telah membunuh Pak Haji, dan memperbuat kejahatan-kejahatan lain
yang terungkap selama dalam cekaman maut oleh harimau.
Amanat :
i. Janganlah berbuat curang dengan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kedudukan.
ii. Janganlah mudah mengikuti hawa nafsu yang ada dalam diri kita.
iii. Sebelum kita menyuruh orang lain mengakui segala kesalahannya, lebih kita terlebih dahulu
mengakui kesalahan diri sendiri.
iv. Maafkanlah segala kesalahan yang telah diperbuat oleh orang lain kepada kita.
v. Jangan pernah mengganggu istri orang lain.
vi. Bertobatlah sebelum terlambat.
vii. Kita harus berbuat jujur dalam menjalani kehidupan.
viii. Janganlah menyombongkan sesuatu yang kita punya.
ix. Janganlah mengganggu habitat hewan, jika tidak mau hewan tersebut menerkam kita.
x. Janganlah percaya tahayul dan ilmu magis, karena kekuatan Tuhan jauh melebihi kekuatan apapun
di dunia ini.
xi. Dalam menghadapi suatu masalah, selesaikanlah dengan bersama-sama, agar masalah tersebut
cepat terselesaikan.
xii. Dalam menjalani persahabatan dan kesetiakawanan, kita harus selalu jujur dan tulus satu sama
lain, agar tidak menyebabkan suatu permasalahan.
xiii. Jangan mudah percaya terhadap orang lain, meskipun dia sahabat kita.