Oleh
Nim : 2101412150
Rombel :5
Suatu hari Buyung, Wak Katok, dan Sutan berburu dan berhasil menembak
seekor rusa. Hal ini ternyata berakibat buruk bagi mereka. Ketika menguliti rusa
tersebut datang seekor harimau tua dan lapar dan terdengar aumannya yang
sebenarnya telah mengintai rusa itu lebih dahulu. Harimau ini penasaran karena
mangsanya jatuh ke tangan Buyung dan kawan-kawannya. Hanya karena ketuaan
harimau saja menyebabkan ia terlambat menyergap rusa itu. Kalau masih muda tentu
sekali terkam rusa itu sudah dapat dimangsanya. Suatu hari harimau itu mengitai dan
mengikuti setiap tempat bermalamnya rombongan, tiba-tiba Pak Balam merasa
perutnya mulas dan Pak Haji menyuruhnya untuk pergi membuang hajat. Di sinilah
kesalahan terjadi, harimau itu hendak menerkam Pak Balam yang sedang lengah dan
memisahkan diri dari cahaya api dan masuk ke sungai perbatasan api unggun, tiba-
tiba terdengar auman serta teriakan Pak Balam dan diseretnya Pak Balam ke hutan.
Karena teriakan Pak Balam, teman-temannya datang menolong dan Pak Balam dapat
diselamatkan meskipun ia luka berat. Dalam keadaan lemah Pak Balam menceritakan
mimpi buruknya yang memaknakan perbuatan dosa yang telah dilakukannya selama
ia hidup. Ia juga menceritakan perbuatan- perbuatan dosa yang telah dilakukan Wak
Katok. Ketika mereka meneruskan perjalanan pulang dengan mengusung Pak Balam,
Tiba-tiba Talib berada di barisan paling belakang dan hendak kencing, tanpa disadari
ia diintai oleh harimau, lalu dengan sigap harimau itu menerkam Talib. Atas usaha
teman-teman, Talib yang telah luka berat dapat direbut dari cengkraman harimau.
Sebelum ia meninggal masih sempat mengaku bahwa bersama Sanip ia pernah
mencuri kerbau tetangga. Karena serangan-serangan harimau ini Pak Balam minta
agar teman-temannya mengakui perbuatan dosa yang pernah dilakukan agar harimau
utusan Tuhan ini tidak mengganggu mereka lagi. Hal ini membuat Sutan jengkel dan
merencanakan untuk membunuh Pak Balam. Tapi rencana Sutan ini tidak kesampaian
dia memisahkan diri dari Pak Haji dan Pak Balam yang menunggu di pondok
menunggu Buyung, Sanip, dan Wak Katok memburu harimau. Justru ditengah
perjalannya harimau mengintai Sutan dan harimau tersebut menerkam dan membawa
Sutan menyeret dalam hutan dan Sutan tidak dapat ditemukan, hanya baju yang
koyak-koyak, dan tulang belulang. Dalam perjalanan berikutnya mereka berjumpa
lagi dengan harimau lapar itu. Wak Katok merebut senapan dari tangan Buyung dan
berhasil melarikan diri dari rombongan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Tetapi
justru dia sendiri yang menjadi sasaran harimau. Untung teman-temannya segera
memberi pertolongan dan ia dapat diselamatkan. Niat buruk Wak Katok yang hendak
mencelakakan Buyung dan Sanip dapat diketahui. Kemudian Buyung, Sanip, dan
Pak Haji menyusun strategi untuk merebut senapan dan tidak mengikuti Wak Katok
lagi, tapi justru Pak Haji tertenbak mati oleh Wak Katok. Sehingga Anggota badan
Wak Katok diikat dan tidak dilepas-lepas lagi. Wak Katok dijadikan umpan dan
diikatkan pada sebatang pohon. Pada saat harimau hendak memangsa Wak Katok,
Buyung melepaskan bidikan tepat mengenai sasaran dan harimau pun mati. Kini
mengertilah Buyung maksud kata-kata Pak Haji bahwa untuk keselamatan kita
hendaklah dibunuh dahulu harimau yang ada di dalam diri kita. Untuk membina
kemanusiaan perlu kecintaan sesama manusia. Seorang diri tidak dapat hidup sebagai
manusia. Buyung menyadari bahwa ia harus mencintai sesama manusia dan ia akan
sungguh-sungguh mencintai Zaitun. Buyung merasa lega bahwa ia terbebas dari hal-
hal yang bersifat takhyul, mantera-mantera, jimat yang penuh kepalsuan dari Wak
Katok.