Anda di halaman 1dari 3

Tugas Sastra indonesia

Maria F. Parakate

Kucing dan Tikus

Pada suatu hari, persahabatan binatang yang akrab yaitu seekor tikus dan kucing. Kedua
binatang tersebut sangat lah akur, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Didalam
kesehariannya mereka berdua selalu bersama. Setiap ada masalah mereka saling membantu.
Ketika kucing lagi ada kesulitan, Tikus akan selalu siap membantunya. Begitu juga
sebaliknya ketika tikus lagi dalam keadaan bahaya, kucing akan selalu datang untuk
membantu menyelamatkannya. Disuatu pagi hari yang cerah, tikus ingin mencari makan,
ketika berada di luar tikus bertemu dengan seekor musang yang besar, musang tersebut ingin
memangsa tikus karena musang sangat kelaparan. Kucing pun melihat musang tersebut yang
ingin memangsa sahabat akrabnya. Dengan cepat kucing langsung mendekati tikus untuk
melindungi dari musang yang lapar itu. Melihat keberadaan kucing akhirnya musang pun
pergi meninggalkan tikus.

“Terima Kasih sahabat ku kucing, kau datang di waktu yang tepat dan telah
menyelamatkanku”. Kata Tikus. “Iya sahabat ku tikus, sama sama… itu sudah akan menjadi
kewajibanku untuk menolong sahabat ku sendiri. Sahabat ku tikus, untuk kedepannya kalau
kau ingin keluar rumah atau berpergian, kau harus memberitahuku supaya aku bisa
melindungi mu dari binatang yang ingin mangsamu” Kata kucing. “Baiklah Sahabatku
kucing, lain kali aku akan memberitahumu kalau aku ingin berperpergian” kata Tikus.
“Tikus mari kita pulang, sepertinya keadaan disini sudah sangat tidak aman”. Ajak kucing
kepada tikus. Tikus pun berjalan tepat berada di balakang sahabatnya, dan sudah tidak tahu
lagi mau pergi kemana, dia percayakan kepada sahabatnya kucing. Ternyata ditengah
perjalanan kucing mempunyai rencana jahat terhadap tikus, tikus pun tidak mengetahui hal
tersebut. Tiba-tiba di sebuah batu besar kucing mengajak tikus untuk beristirahat sejenak.
“Kucing… Kenapa kita tiba-tiba berhenti disini?” tanya tikus. “Tikus… kita beristirahat dulu
disini sejenak, aku lelah sekali” Ajak kucing.

Tikus pun menuruti saja kemauan kucing, lalu mereka berdua merebahkan tubuh mereka di
batu besar itu. Kerena merasa kelelahan akibat dikejar-kejar sama musang tadi yang ingin
memangsanya, tikus itu pun ketiduran dengan sangat nyenyak sekali. Dengan ditiup angin
yang sepoi-sepoi sehingga membuat matanya mengantuk. Selang beberapa jam, tikus itu pun
akhirnya bangun dari tidurnya. Betapa kagetnya ketika membuka matanya tiba-tiba
dihadapannya sudah ada hewan berbadan besar, berwarna kuning, mempunyai taring yang
tajam, yang siap untuk memakan tikus tersebut. Tikus itu gemetar dan merasa ketakutan, dan
berusaha berteriak sekuat -kuatnya untuk meminta tolong kepada kucing. Kucing sahabatnya
itu memang sedang berada disana, tetapi kucing itu tidak mau menolong tikus sahabatnya
tersebut.
Bukannya malah menolong tikus itu tetapi justru pergi meninggalkannya. Rencana kucing itu
untuk menyerahkan sahabatnya tikus tersebut kepada singa telah berhasil. Kerena Singa telah
berjanji kepada kucing, jikalau kucing berhasil membawa tikus ke hadapan singa maka
kucing akan menjadi raja rimba.

Mendengar janji singa tersebut kucing rela menyerahkan sahabatnya sendiri kepada singa
pemangsa, demi menjadi raja hutan rimba. Akan tetapi singa itu tak mau kalau kucing itu
menjadi sainganya dalam menguasai hutan, akhirnya di singa itu punya rencana jahat kepada
kucing. Setelah memangsa tikus dia juga ingin memangsa kucing.
Ketika kucing ingin beranjak pergi, singa yang telah memakan tikus, langsung menagkap
kucing dan langsung memangsa kucing itu sampai habis. Akhirnya keduanya kucing dan
tikus habis dimakan singa si raja rimba.

##

Alur,Jalan cerita kucing dan tikus dari fabel yang kami paparkan menggunakan alur maju. Kisahnya
diungkapkan secara runtut mulai dari pertemuan kucing dan tikus, hingga bagaimana persahabatan
mereka yang berakhir karena pengkhianatan.

Pesan Moral

Ada beberapa pesan moral yang terselip dari kisah di atas. Pertama, ada baiknya jika kita tidak
mudah percaya pada orang lain, terlebih mereka yang baru kita kenal. Jangan sampai bernasib sama
dengan tikus karena terlalu mempercayai kucing yang dari luar terlihat ramah, padahal penipu dan
pengkhianat.Kedua, kita selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam berbagai hal, oleh karena
itu kita perlu saling tolong menolong. Ketiga, jangan mengkhianati kepercayaan orang lain. Jika ada
yang mempercayai kita, jagalah kepercayaan tersebut demi persahabatan yang sudah terjalin.Selain
unsur-unsur intrinsik tersebut, kisah yang satu ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Dalam hal ini, unsur
ekstrinsiknya adalah kepercayaan masyarakat mengenai kucing dan tikus yang tidak dapat
bersahabat. Seperti kita tahu, kucing menjadi hewan yang kerap kali memburu tikus.

Anda mungkin juga menyukai