Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AUFA LISTA AZMI

NO ABSEN : 7

Harimau Berguru Pada Kucing


Pada zaman dahulu Kucing dikenal sebagai binatang yang hebat. Kucing binatang yang
sangat berwibawa. Sehingga banyak binatang yang hormat padanya, banyak juga yang
ingin menjadi muridnya. Akhirnya Kucing mendapat julukan sebagai guru besar.

Diantara sekian banyak muridnya, Singa dan Harimau adalah murid yang paling setia,
mereka rela mengikuti kamanapun Kucing pergi.

‘’Sebenarnya ilmu yang kuturunkan kepada kalian berdua sudah cukup banyak. Apalagi
yang kalian inginkan dariku,’’ tanya Kucing.

‘’Kami ingin guru mengajari kami cara memanjat pohon,’’ jawab Harimau.

‘’Itu adalah ilmu yang sangat langka. Sulit untuk mengajarkannya.’’

‘’Tapi kami berdua ingin guru mengajarinya…’’

Kucing mulai berpikir. Ilmu memanjat pohon ingin menjadi miliknya sendiri. Ia tidak mau
mengajari Singa dan Harimau bagaimana cara memanjat pohon. Ia berharap kedua
muridnya melupakan permintaannya tersebut. Ia mengalihkan perhatian dengan cara
mengajari Singa dan Harimau berenang.

Pada suatu hari Harimau sudah tidak sabar ingin mempelajari ilmu memanjat pohon.
Pagi-pagi Harimau menemui Kucing gurunya. Kucing berusaha menunda dan terus
menunda.

‘’ Akan kau gunakan untuk apa mempelajari ilmu itu?’’

‘’Sebagai bekal guru,’’ jawab Harimau.

‘’ Ilmu itu tidak cukup jika sebagai bekal saja,’’ kata Kucing.

‘’Akan aku manfaatkan untuk apa saja?’’ ujar sang Harimau.

Kucing berusaha menjelaskan bahwa manfaat ada yang baik dan buruk. Panjang lebar
Kucing menjelaskan membuat Harimau jenuh dan kesal.

‘’Guru. Kau mau menurunkan ilmu itu atau tidak?’’ Tanya Harimau yang mulai kesal.

‘’Sabar-sabar. Tunggu sebentar.’’

‘’Cepat ajarkan aku ilmu itu. Jangan menunda-nunda terus!’’


‘’Kenapa? Jika aku menunda-nunda mengari kau ilmu itu?

‘’Membuat saya jadi kesal dan marah.’’

‘’Lalu, jika kau marah dan kesal. Kau mau apa?’’

‘’Saya bisa bertindak kasar!’’

‘’Kau berani mengancam gurumu sendiri?’’

‘’Aku sudah tidak peduli.’’ Sekarang juga kau turunkan ilmu itu.’’

‘’Saya tidak mau menurunkan ilmu itu padamu Harimau. Karena aku tau kau akan
memanfaatkan ilmu itu dengan cara yang tidak baik.’’ Kata Kucing sambil berlari
meninggalkan Harimau.

Harimau sangat marah karena merasa di bohongi. Ia langsung mengejar Kucing. Dalam
waktu singkat Harimau sudah menyusul Kucing. Tapi Kucing lebih pintar dan
menggunakan jurus memanjatnya itu. Kucing bergerak lebih gesit dari Harimau .

Harimau takjub dengan kelincahan Kucing memanjat pohon dengan gesit. Harimau
hanya melihat Kucing dari jauh. Ilmu memanjat pohon itu adalah impian sang Harimau.
Setelah Harimau tahu bahwa ilmu itu di miliki oleh Kucing guru besar.

Harimau marah pada dirinya sendiri. Perasaan Harimau tidak bisa di tahan lagi. Harimau
bersumpah akan membunuh Kucing itu.’’

“Aku bersumpah akan membunuhmu!’’

Mendengar sumpah Harimau, Kucing sangat kaget dan ia tidak berani turun dari pohon.
Harimau terus menunggunya. Tapi Harimau mulai merasa lapar. Ia pergi mencarai
makanan meninggalkan sang Kucing.

Akhirnya Kucing turun dengan hati-hati. Ia mulai pergi berkelana ke tempat yang jauh
dari Harimau. Dan ia terus mencari tempat yang aman.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Singkat Harimau Berguru Pada Kucing adalah


gunakan ilmu dan keterampilan yang kita miliki untuk berbuat kebaikan.
NAMA : DELIA OKTAVIANI

NO ABSEN :

Tikus dan Ular

Pada suatu hari, hiduplah seekor tikus di sebuah hutan rimba. Tikus itu memiliki sifat
yang baik hati dan suka tolong menolong. Bahkan penghuni hutan lainnya sangat
menyukai tikus itu.

Pada suatu ketika tikus itu hendak memcari makan di sebuah pohon yang terdapat
banyak buah apel. Tetapi ketika si tikus hendak mengambil sebuah apel, tiba tiba
terdengar suatu suara. Dan tikus pun ingin melihat ada apa yang terjadi sehingga
menimbulkan suara tersebut.

Ternyata suara tersebut berasal dari semak semak yang bergerak. Dan tikus pun
mendekati semak tersebut. Tiba tiba ada seekor ular yang tak sadarkan diri. Tikus
pun mendekati ular tersebut karena ia penasaran kenapa ular tersebut ada di sini.
Semakin dekat tikus pun marasakan ada sesuatu yang tidak beres, ternyata ular itu
tidak benar benar pingsan, ular itu ternyata ingin memakan tikus. Tetapi saat tikus
tau ular itu berbohong tikus itu langsung melarikan diri menjauhi ular.

“Untung saja aku bisa selamat dari ular pembohong itu”. Tikus pun melanjutkan
mencari makan di tempat lain dan bertemu dengan kelinci. “Hai, kelinci mau
kemana?”, tikus bertanya kepada kelinci. “Aku ingin mencari makan, kau juga mau
kemana tikus?”. “Aku juga ingin mencari makan juga, apakah kau mau mencari
makan bersamaku?”. “Boleh juga ide yang bagus tikus kita mencari makan di hutan
sebelah timur saja”. “Baiklah ayo”. Tikus dan kelinci pun mencari makan bersama.

Hari pun semakin gelap tikus pun akan kembali ke rumahnya. Tetapi di tengah
tengah perjalanan tikus bertemu dengan ular lagi. Tetapi ular itu terjebak di jaring
pemburu. Sebanarnya tikus ingin menolong ular, tetapi ia takut jika nanti akan
dimakan oleh ular. “Tolong, tolong”, teriak ular. Ia pun berusaha untuk melepaskan
jaring yang melilitnya, tetapi tidak bisa dan ia melihat tikus yang akan lewat. “Tolong
aku tikus aku mohon”, pinta ular kepada tikus agar mau membantu ular untuk
melepaskan diri dari jaring tersebut. Tapi tikus malah semakin menjauh dan ia takut
ditipu lagi oleh ular. Tetapi ular terus meminta bantuan tikus, “tolong tikus tolonglah
aku, aku tidak sedang berbohong seperti kemarin”, kata ular agar tikus mau
menolongnya. “Benarkah ular kau tidak bohong, tapi aku tidak akan termakan
tipuanmu lagi”, tikus hendak pergi meninggalkan ular, tetapi ular berkata “tolonglah
aku tikus, aku berjanji akan memenuhi segala permintaanmu!”. Tikus pun
memikirkan pesetujuan yang diberikan ular dan ia berkata “Baiklah aku akan
membantumu, tetapi engkau tidak boleh menggangu hewan lain di hutan ini
termasuk aku!”. “Baiklah aku akan menuruti semua janjimu!”.

alu tikus pun membantu ular untuk bebas dari jaring pemburu. “Terima kasih tikus,
aku akan selalu mengingat jasamu dan jika kau ada masalah aku akan siap
membantumu!”. “Terima kasih juga atas penawaranmu ular”.
Lalu ular pun meninggalkan hutan. Akhirnya hutan pun menjadi aman, tentram dan
damai setelah ular pergi dan tidak pernah terlihat lagi bahkan tidak pernah
berkunjung ke hutan itu lagi.

Anda mungkin juga menyukai