Anda di halaman 1dari 11

Cerita Hutan Singa Vs Harimau

Cerpen Karangan: Tegar Diar Rohman


Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Fabel (Hewan)
Lolos moderasi pada: 24 October 2016

Pada suatu hari hiduplah seorang harimau, harimau itu sangat sombong karena dia
mengira kalau dialah yang paling kuat di hutan sehingga ia merasa ia adalah raja rimba, tapi
pada suatu hari ada seekor tupai yang bertemu dengan si singa, tupai itu berkata kepada singa
“kamu ini siapa dan dari mana kamu berasal?”
Kata singa “aku singa, aku berasal dari hutan selatan”
Tiba tiba ada seekor buaya dan singa itu melawan buaya tersebut dalam sekejap buaya
itu langsung berkata “ampun singa aku menyerah aku berjanji tidak akan menggangumu” lalu
tupai itu bertanya kepada singa “singa apa kamu suka makan daging hewan?”
Kata singa “suka” mendengar hal itu tupai langsung kaget dan kakinya bergetar “tapi daging
ikan aja” kata singa sambil tertawa, lalu tupai bertanya lagi kepada singa “singa apa kamu
bisa melawan harimau” kata singa berkata “harimau itu siapa” kata tupai “harimau itu hewan
yang sombong maukah kau membatu kami, kami kesal dengan sifat harimau yang sombong
aku ingin kau mengalakannya agar dia tidak sombong” kata singa “okelah kalau begitu
sekarang tunjukan aku jalannya untuk bertemu dengan harimau
Lalu singa bertemu dengan harimau, kata singa “perkenalkan aku singa harimau
tolonglah jangan menyusahkan penghuni hutan ini” kata harimau “memang kenapa aku kan
raja rimba” kata singa “iya tapi kalau ada yang lebih kuat dari kamu gimana?” Kata harimau
“hah siapa hah siapa yang berani dengan harimau!!!” Kata singa “akulah” mendengar hal itu
harimau langsung mengaung kata singa “mengaung saja aku juga bisa” lalu singa mengaung,
gajah yang melihat singa mengaung langsung berkata “wow kerasnya aungan singa”
Akhirnya terjadi pertarungan sengit dan akirnya yang memenangkan pertarungngan
itu adalah si singa, seluruh hewan yang melihat harimau dikalahkan sama singa mereka
langsung tertawa “tahu rasa kamu harimau” kata si kelinci sambil tertawa, sejak hari itu
harimau tidak bersifat sombong dan akhirnya singa jadi raja rimba yang baru.

*editor Sengeda
Cerita Rakyat Singkat : Harimau Berguru Pada
Kucing

Cerita_Rakyat_Singkat_Harimau_Berguru_Pada_Kucing

Pada zaman dahulu Kucing dikenal sebagai binatang yang hebat. Kucing binatang yang
sangat berwibawa. Sehingga banyak binatang yang hormat padanya, banyak juga yang ingin
menjadi muridnya. Akhirnya Kucing mendapat julukan sebagai guru besar.

Diantara sekian banyak muridnya, Singa dan Harimau adalah murid yang paling setia,
mereka rela mengikuti kamanapun Kucing pergi.

‘’Sebenarnya ilmu yang kuturunkan kepada kalian berdua sudah cukup banyak. Apalagi yang
kalian inginkan dariku,’’ tanya Kucing.

‘’Kami ingin guru mengajari kami cara memanjat pohon,’’ jawab Harimau.

‘’Itu adalah ilmu yang sangat langka. Sulit untuk mengajarkannya.’’

‘’Tapi kami berdua ingin guru mengajarinya…’’

Kucing mulai berpikir. Ilmu memanjat pohon ingin menjadi miliknya sendiri. Ia tidak mau
mengajari Singa dan Harimau bagaimana cara memanjat pohon. Ia berharap kedua muridnya
melupakan permintaannya tersebut. Ia mengalihkan perhatian dengan cara mengajari Singa
dan Harimau berenang.

Pada suatu hari Harimau sudah tidak sabar ingin mempelajari ilmu memanjat pohon. Pagi-
pagi Harimau menemui Kucing gurunya. Kucing berusaha menunda dan terus menunda.

‘’ Akan kau gunakan untuk apa mempelajari ilmu itu?’’

‘’Sebagai bekal guru,’’ jawab Harimau.

‘’ Ilmu itu tidak cukup jika sebagai bekal saja,’’ kata Kucing.
‘’Akan aku manfaatkan untuk apa saja?’’ ujar sang Harimau.

Kucing berusaha menjelaskan bahwa manfaat ada yang baik dan buruk. Panjang lebar Kucing
menjelaskan membuat Harimau jenuh dan kesal.

‘’Guru. Kau mau menurunkan ilmu itu atau tidak?’’ Tanya Harimau yang mulai kesal.

‘’Sabar-sabar. Tunggu sebentar.’’

‘’Cepat ajarkan aku ilmu itu. Jangan menunda-nunda terus!’’

‘’Kenapa? Jika aku menunda-nunda mengari kau ilmu itu?

‘’Membuat saya jadi kesal dan marah.’’

‘’Lalu, jika kau marah dan kesal. Kau mau apa?’’

‘’Saya bisa bertindak kasar!’’

‘’Kau berani mengancam gurumu sendiri?’’

‘’Aku sudah tidak peduli.’’ Sekarang juga kau turunkan ilmu itu.’’

‘’Saya tidak mau menurunkan ilmu itu padamu Harimau. Karena aku tau kau akan
memanfaatkan ilmu itu dengan cara yang tidak baik.’’ Kata Kucing sambil berlari
meninggalkan Harimau.

Harimau sangat marah karena merasa di bohongi. Ia langsung mengejar Kucing. Dalam
waktu singkat Harimau sudah menyusul Kucing. Tapi Kucing lebih pintar dan menggunakan
jurus memanjatnya itu. Kucing bergerak lebih gesit dari Harimau .

Harimau takjub dengan kelincahan Kucing memanjat pohon dengan gesit. Harimau hanya
melihat Kucing dari jauh. Ilmu memanjat pohon itu adalah impian sang Harimau. Setelah
Harimau tahu bahwa ilmu itu di miliki oleh Kucing guru besar.

Harimau marah pada dirinya sendiri. Perasaan Harimau tidak bisa di tahan lagi. Harimau
bersumpah akan membunuh Kucing itu.’’

“Aku bersumpah akan membunuhmu!’’

Mendengar sumpah Harimau, Kucing sangat kaget dan ia tidak berani turun dari pohon.
Harimau terus menunggunya. Tapi Harimau mulai merasa lapar. Ia pergi mencarai makanan
meninggalkan sang Kucing.

Akhirnya Kucing turun dengan hati-hati. Ia mulai pergi berkelana ke tempat yang jauh dari
Harimau. Dan ia terus mencari tempat yang aman.

Pesan Moral dari Cerita Rakyat Singkat Harimau Berguru Pada Kucing adalah gunakan ilmu
dan keterampilan yang kita miliki untuk berbuat kebaikan.
*editor Sengeda

Cerita Harimau Dan Kerbau

Dahulu kala, di suatu padang kering dan tandus hiduplah seekor kerbau kurus. Karena hampir
tiap hari tak mendapatkan rumput, maka kerbau itu pergi ke padang yang lain. Sampailah dia
ke padang dimana banyak rumputnya. Hatinya gembira melihat rumput hijau itu.

“Nah, inilah makananku,” gumamnya sendiri dan tersenyum.

Tapi tiba-tiba muncullah seekor harimau besar menghadangnya. Lalu dia berkata, “O, tidak
mudah kau ambil makan di sini kecuali sudah mendapat ijinku.”

“Kalau begitu ijinkanlah aku memakannya,” pinta kerbau.

“Silakan, asal kau mau memberikan sesuatu padaku,” jawab harimau. “Sebab setiap siapa
datang kemari untuk makan rumput pasti berjanji akan memberikan sesuatu untukku.
Bagaimana kalau kau besok memberikan hatimu kepadaku?”
Kerbau berpikir sejenak.

“Biarlah akan kuberikan padamu,” akhirnya kerbau berjanji akan memberikan hatinya kepada
harimau.

Beberapa hari kemudian harimau menemui kerbau, tapi si kerbau sudah mengerti maksud
kedatangan harimau.

“Bagaimana janjimu, kerbau?” tanya harimau,

“Kau terlalu cepat menagih janjimu,” jawab kerbau. “Sabarlah besok kalau badanku sudah
gemuk.”

Selang beberapa bulan kemudian badan kerbau memang sudah nampak gemuk. Karena
itulah, maka harimau ingin segera kerbau memenuhi janjinya. Tapi si kerbau tak mau
menyerahkan hatinya. Dia ingin mempertahankannya. “Kenapa aku harus menyerahkan satu-
satunya hatiku? Padahal hanya karena aku makan rumput di sini. Bukankah rumput ini juga
milikku?” pikirnya.

Mendengar geram harimau, kerbau siap melawannya. Dan memang terjadilah pertarungan
sengit antara dua binatang itu. Lama juga pertarungan yang nampak saling serang menyerang
itu. Tapi akhirnya kerbau tak kuat menahan serangan harimau. Dia lari. Tapi harimau terus
mengejarnya.

Di tengah perjalanan kerbau berjumpa dengan kuda.

“Ada apa kau lari terengah-engah?” tanya kuda terheran-heran.

“Aku dikejar harimau. Hendak membunuhku,” jawab kerbau tersengal-sengal.

“Jangan kuatir! Bersembunyilah di balik badanku!” suruh kuda.

Ketika harimau datang terjadilah perkelahian antara harimau dan kuda. Mereka saling dorong
mendorong. Saling memagut. Saling ingin merobohkan. Tapi akhirnya kuda pun terpaksa
mengakui keperkasaan si raja hutan.

Kuda dan kerbau terpaksa lari menemui banteng.

“Tolong kawan, kami akan dibunuh harimau. Dia mengejarku sekarang. Tolonglah …” kata
kuda gelisah.

“Baiklah. Jika harimau ingin membunuhmu, biarlah dia membunuh si banteng perkasa ini
lebih dulu,” ujar banteng bangga. “Mana dia sekarang?”

Belum lagi kuda dan kerbau menjawab, harimau telah melompat dan menerkam banteng. Dia
menerjangnya sekuat tenaga. Terjadilah pertarungan sengit. Tapi akhirnya bantengpun
terpaksa menyerah kalah. Mereka bertiga lari tunggang langgang. Sedangkan harimau terus
mengejarnya, seolah belum puas bila belum memakan ketiga binatang itu.

Sampailah mereka di sebuah padang rumput dimana terdapat sebuah sumur tua. Mereka
bertemu dengan kambing dan memberitahukan kalau mereka dalam keadaan bahaya, hendak
dibunuh harimau. Dan tanpa banyak kata kambing segera bersiap membantunya. Dia
mengoleskan buah kaktus hingga badannya merah.

Tiba-tiba harimau datang dengan geramnya.

“Kamu lihat kerbau dan kawan-kawannya?” tanya harimau garang.

“Ya, kenapa?” jawab kambing.

“Mereka hendak kubunuh.”

“Mereka telah kubunuh semua, karena menggangguku. Kau pun akan kubunuh jika
menggangguku. Lihatlah badanku sampai merah begini. Ketiga binatang itu telah
kubinasakan.”

“Dimana mereka sekarang ?” kejar harimau belum puas.


“Kalau kau ingin melihat mereka, tengoklah sumur itu!”

Harimau heran. Lalu dia melongokkan kepalanya ke dalam sumur. Tapi belum lagi dia
melihat isi sumur, banteng mendorongnya dari belakang hingga harimau terjerembab ke
dalam sumur tua itu. Matilah harimau.
PERSAHABATAN MACAN DAN SINGA
Di sebuah hutan hidup dua raja hutan yaitu Macan dan Singa. Singa menganggap kalau hutan
itu adalah wilayahnya. Dia tidak mau Macan mencari makan di daerah kekuasaannya itu.
Singa sering mengancam agar Macan pergi dari hutan itu. Tidak segan-segan Singa
menyerang Macan hingga terjadi perkelahian.
Suatu hari Singa bertemu Macan lagi di wilayah yang diakui sebagai kekuasaannya.
Kemudian Singa menantang Macan.
“Hai Macan pengecut, mengapa kau berkeliaran di daerah kekuasaanku lagi, cari mati ya!”
gertak singa.
“Siapa yang ada di daerah kekuasaanmu, hutan ini kan tiada yang memiliki. Jadi semua bebas
di sini.” Sahut Macan.
“Tak usah banyak omong kau, ayo kalau kau jantan hadapi aku. Yang menang akan
menguasai seluruh hutan ini. Dan yang kalah harus pergi serta tidak lagi kembali ke hutan
ini.” Tantang Singa.
Kemudian Singa langsung menyerang Macan dengan ganasnya. Macan pun tidak tinggal
diam, dia membalas serangan dari Singa. Keduanya berkelahi dengan imbang. Walaupun
Macan sudah terluka sampai mengeluarkan darah, pertarungan mereka tetap seru.
Tanpa sepengetahuan Macan dan Singa ternyata ada seorang pemburu yang mengintip
pertarungan mereka. Dia menunggu sampai salah satunya kalah. Dan dia akan menembak
yang menang. Sehingga akan mendapatkan kedua-duanya.
Pertarungan terus berjalan. Macan tampak lemas dan ingin minta ampun pada Singa. Tapi
Singa tetap menyerangnya. Malah Singa menyeruduk Macan sampai tubuh Macan terlempar
lemas.
Dan tiba-tiba terdengar suara mengejutkan “Door! Door! Door!” pemburu itu menembak
Singa. Sebuah peluru mengenai kaki Singa. Darah pun langsung mengucur dari Kakinya. Dia
jatuh dan meraung kesakitan.
Melihat itu Macan langsung menyeret Singa untuk lari. Terus bersembunyi di dalam gua
yang tersembunyi. Pemburu pun tidak bisa menemukan mereka.
Macan langsung menutup luka Singa dengan daun. Itu supaya darah yang keluar lekas
mampet. Dan Singa tidak kehabisan darah.
“Mengapa kau menolongku?” tanya Singa sambil merintih kesakitan. “Kau kan musuhku,
mungkin jika kau tinggal, aku tadi sudah tertangkap. Dan kau akan berkuasa sendiri di hutan
ini. Tapi mengapa tidak kau lakukan itu?” Lanjut Singa.
“Jangan berkata begitu, kita sebagai penghuni hutan ini memang harus saling tolong-
menolong. Sebaiknya kita lebih hati-hati, dan saling membantu untuk menjaga hutan ini.
“Kalau begitu maaf ya atas sikapku dulu, aku baru sadar kalau kita harus bersatu untuk
menjaga hutan ini dan untuk melawan para pemburu.”
“Ya, sama-sama.”
Setelah kejadian itu, Macan dan Singa hidup rukun. Kemana pun pergi mereka selalu
bersama. Mereka juga saling tolong-menolong setiap bahaya yang mengancam. (@yunisap,
dongeng)
Kisah Harimau yang Baik Hati
Suatu malam, seorang gadis kecil tersesat ketika bermain di sebuah hutan. Langit
malam mulai menghitam, suara-suara binatang malam terdengar dimana-mana. Burung hantu
pun berkukuk, bersahutan. Gadis kecil itu kebingungan mencari jalan pulang, dan ia
menangis. Tapi tak satu makhluk hutan pun memperdulikan tangis-nya.
Tiba-tiba, dari arah semak-semak yang rimbun, terdengar sebuah suara. Tangis gadis kecil itu
semakin menjadi karena ketakutan. Sekelebat kemudian, suara dari semak-semak itu semakin
keras. Suara menggeram. Dan sejurus kemudian, sesosok harimau telah muncul di hadapan
gadis kecil itu. Si gadis gemetar, dan matanya menatap sayu mata sang harimau yang seolah-
olah ingin menerkam-nya bulat-bulat.
Perlahan, harimau itu mendekati si gadis kecil yang sudah pasrah. Tiba-tiba, harimau
itu berkata kepada si gadis kecil, “Jangan takut gadis kecil, aku tidak akan memakan-mu…
Aku ini harimau yang baik hati, aku tidak makan daging… Apa yang bisa kubantu untuk
menghentikan tangis mu ?” Si gadis kecil tertegun, dan dengan segenap keberanian-nya ia
menjawab, “Aku tersesat dan tak tahu jalan pulang ke rumah ku”, ucapnya sambil berusaha
menghapus air matanya. Sang harimau kemudian menjawab, “Jangan takut gadis kecil, aku
akan mengantar mu ke perkampungan penduduk terdekat…”
Lalu sang harimau dan gadis kecil itu berjalan bersisian, menyusuri gelapnya malam,
hingga akhirnya mereka tiba di sebuah perkampungan. Dan si gadis kecil mengenali, kalau
itu adalah perkampungan dimana rumahnya berada. Dan sang harimau mengantar anak itu
hingga berada di depan rumahnya. Gadis kecil itu, bersorak riang dan ia memeluk harimau itu
seperti hewan peliharaan-nya.
Dan sang harimau pun membalas pelukan hangat si gadis kecil. Mereka pun berpisah,
sang harimau berjalan menjauh kembali ke hutan di iringi lambaian tangan si gadis kecil. Di
sisi kampung yang lain, beberapa orang peronda kelihatan memperhatikan setiap detail sudut
kampung yang mereka jelajahi, kalau-kalau ada hal yang mencurigakan. Tiba-tiba mereka
melihat sesosok harimau, sedang berjalan ke arah mereka.
Mereka pun bersiaga karena terkesiap dengan kehadiran binatang buas di kampung
mereka. Mereka berusaha mengumpulkan teman dan warga kampung untuk mengepung
harimau tersebut. Dalam waktu singkat, harimau itu tak menyadari di sekelilingnya warga
kampung telah mengepung dengan membawa obor dan senjata di tangan. Warga kampung
kemudian berusaha menangkap harimau tersebut. Dan sang harimau melawan sejadi-jadinya,
mengaum hingga auman-nya menggema di seluruh penjuru kampung.
Walau pun si raja hutan biasa membunuh, namun tampaknya ia bukan lawan dari
warga kampung yg berjumlah puluhan. Luka sabetan parang, kelewang, golok, membuat
kulit loreng sang raja hutan ternoda dengan darah. Dan sang raja hutan tersungkur, tidak
mampu melawan. Hingga nafas terakhirnya. Pagi menjelang, dan warga kampung yang lain
gempar karena sesosok bangkai harimau di ujung kampung. Bangkai yang masih bersimbah
darah segar.
Warga kampung mengelilingi bangkai harimau tersebut, karena penasaran. Si gadis
kecil terbangun karena sekonyong-konyong para tetangganya gaduh dan riuh. Si gadis kecil
keluar dan membawa boneka-nya sambil mengucek-ngucek mata-nya. Ia berjalan mengikuti
warga kampung menuju ke kerumunan orang yang mengelilingi bangkai harimau. Ia
menyelinap, di antara kaki kaki besar orang-orang dewasa hingga ia melihat dengan jelas
bangkai harimau tersebut. Si gadis kecil tertegun sejenak, memperhatikan bangkai harimau
itu. Dan ia sangat mengenali sosok harimau itu.
Harimau yang telah mengantarnya pulang ketika tadi malam ia tersesat di hutan.
Mendadak si gadis kecil menangis sejadi-jadinya, dan memeluk bangkai sang raja hutan yang
sudah terdiam, terkapar tanpa suara. Dan warga kampung hanya bisa keheranan melihat
tingkah si gadis kecil tersebut.

Anda mungkin juga menyukai