Anda di halaman 1dari 1

Di suatu gurun pasir, hidup seekor ular dan tikus pasir.

Sang ular sebenarnya sangat ingin


memangsa tikus sementara tikus berusaha mencari akal agar ular tak lagi berniat memangsanya

Ular sedang tidak memiliki makanan saat itu. Ada niat dirinya untuk memangsa tikus. Sementara
tikus yang berada tak jauh dari sang ular sedang asyik melahap makanannya. Melihat kelakuan tikus
tersebut, sang ular merasa tidak senang. Ular tersebut merasa sangat tertantang untuk menyantap
tikus yang dengan sombongnya melahap makanan.
Ular berkata, “Dengar ucapanku wahai tikus yang sangat angkuh! Aku pasti akan mendapatkan
tubuh mungil dan lezatmu itu.”
Tikus pun berkata “Hei ular, jangan sombong. Jangan hanya beraninya mengancam. Berusaha dan
bekerjalah engkau. Kalau kamu hanya mengancam bahkan seekor semut pun pasti bisa berkata
demikian”.
Mendengar apa yang dikatakan tikus, sang ular sangat marah. Namun ular memutuskan kembali ke sarangnya
dengan kondisi perut yang sangat lapar. Sementara tikus masih santai melahap makanannya.

Waktu pun terus berjalan, namun ular tak kunjung menemukan makanan. Ia juga merasa enggan keluar dari
sarangnya. Sementara tikus sudah lelap di dalam sarangnya. Mengetahui tikus yang sudah kembali ke sarangnya,
ular yang kondisinya masih sangat lapar mengendap – endap mendekati sarang tikus tersebut.

Kini ular berada di samping tikus persis yang saat itu sedang tertidur pulas.

Ular berkata, “Hei, Tikus. Aku sudah berada di sebelahmu saat ini dan siap untuk menyantapmu.”

Tikus pun segera terbangun dari tidurnya. Sambil ia berpura – pura menguap ia mulai memutar otak supaya bisa
lolos dari jerat cengkraman sang ular.

Tikus berkata, “Tunggu dulu ular sahabatku. Kalau kamu ingin memakanku kamu harusnya berpikir dulu. Kita
hanya berdua di sini tak ada hewan lain. Kalau kau memakanku maka artinya kau akan hidup sendirian setelahnya.
Kau tidak akan punya teman yang bisa kau ajak cari makan. Kalau begitu kau tidak akan makan dan akhirnya kau
juga akan mati sendirian.”

Ular pun sejenak terdiam. Ia pun mencoba untuk merenungi nasehat yang diungkapkan si tikus.

Ular berkata, “Jadi kita tidak bisa hidup sendiri ya Tikus?”

Tikus menjawab, “ya tentu saja. Bukankah kita bisa berteman dan kita dapat mencari makan bersama nanti?
Bukankah itu jadi lebih menyenangkan daripada setelah kau memakanku kemudian kau akan hidup sendiri dan
kesepian?”

Ular mengangguk tanda setuju. Ular pun meminta maag kepada tikus dan meminta agar Tikus bisa menjadi
temannya serta mengajak ular mencari makan bersama – sama. Mereka pun berpelukan dan memutuskan untuk
berteman.

Cerita tentang hewan cerdik lainnya adalah kancil. Namun cerita tentang kancil ini bukan sebuah dongeng
kecerdikan menumbuhkan kebaikan. Melainkan dongeng tentang kecerdikan yang digunakan untuk
memanfaatkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai